• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI ISLAM; Sebuah Kajian Teoritis

Dalam dokumen STRATEGI INTELEKTUALISASI DAN PROGESIFITAS M (Halaman 195-200)

Oleh:

Joli Afriyani

Ekonomi Islam juga memiliki tujuan yang sangat penting yaitu menciptakan kesejahteraan umat manusia khususnya terpenuhinya kebutuhan setiap individu dengan cara yang disahkan oleh Undang-

Undang Pemerintah maupun hukum syariat (Agama). Pengertian Ekonomi

Ekonomi adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia mencukupi kebutuhan- nya hidupnya seperti produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang dan jasa. Kata ekonomi

berasal dari bahasa Yunani, yaitu (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan

νόμος (nomos) yang berarti “peraturan, aturan, hukum”. Jadi pengertian ekonomi pada dasarnya adalah ilmu yang mengatur rumah tangga.

Dari penggabungan kedua kata tersebut, juga dapat diartikan menunjukkan sebuah kondisi yang merujuk pada pengertian tentang aktivitas manusia. Terutama pada usaha agar mampu mengolah sumber daya di lingkungan sekitarnya. Ekonomi juga dikategorikan sebagai Ilmu Sosial. Karena terkait dengan masalah manusia yang menjadi pokok bahasan dalam kajian ilmu sosial.

Adapun defenisi Ekonomi menurut para ahli

Menurut Adam Smith. Adam Smith adalah seorang filsuf berkebangsaan Skotlandia. Teori

ekonomi yang diartikannya adalah laissez faire, yaitu teori ekonomi pasar bebas. Dan didalam

bukunya Pengertian Ekonomui adalah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.

Menurut Abraham Maslow. Abraham Maslow merupakan seorang psikolog dari Amerika.

Selain itu beliau juga terkenal akan pengertian ekonominya. Abraham Maslow membuat sebuah

teori hierarchy of needs. Didalam teorinya ia menyimpulkan ada lima kebutuhan dasar manusia

Pengertian Ekonomi Islam

Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan aturan agama Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun iman dan rukun Islam. Ekonomi Islam adalah ekonomi yang ber- dasarkan ketuhanan.Sistem ini bertitik tolak dari Allah, bertujuan akhir kepada Allah, danmenggunakan sarana yang tidak lepas dari syariat Allah.

Kata Islam setelah “Ekonomi” dalam ungkapan Ekonomi Islam berfungsi sebagai identitas tanpa mempengaruhi makna atau definisi ekonomi itu sendiri. Karena definisinya lebih ditentukan

oleh perspektif atau lebih tepat lagi worldview yang digunakan sebagai landasan nilai.

Teori Pembangunan Ekonomi

Teori pembangunan ekonomi dapat digolongkan menjadi lima golongan besar yaitu Klasik, Karl Marx, Neoklasik, Scumpeter, dan Post Keynesian. Aliran-aliran ini mengemukakan sebab- sebab pertumbuhan pendapatan nasional dan proses pertumbuhannya.

Macam-macam teori Pembangunan Ekonomi 1. Teori Aliran Klasik

2. Teori Karl Marx ( Pertumbuhan dan Kehancuran ) 3. Aliran Neo-Klasik

4. Teori Schumpeter 5. Analisa post-keynesian

a. Ekonomi Islam

Pada perekonomian Islam, sistem yang digunakan adalah sistem yang berlandaskan dari Alquran dan Hadis, baik aktifitasnya maupun barangnya. Dan ciri lainnya adalah larangan terhadap pengambilan riba, tidak adanya penguasaan tertentu oleh individu.

b. Ekonomi Kapitalisme

Sistem ini dikenal sebagai sistem perusahaan bebas, dibawah sistem ini seorang individu berhak menggunakan dan mengawal barang-barang ekonomi yang diperolehnya.

Sedangkan sifat utama sistem ini adalah menolak nilai-nilai aqidah dan syariat, peng- ambilan riba, faktor-faktor ekonomi dikuasai oleh individu tertentu secara terus-menerus, pemodal-pemodal bank yang besar mempunyai kuasa yang berlebih, dan memiliki unsur mengasas monopoli karena menjadi setiap pemodal untuk menguasai segalanya dan menghapuskan semua persaingan dengannya.

c. Ekonomi Sosialisme

Ciri utama pada prinsip ekonomi sosialisme adalah mengembalikan kuasa ekonomi dari pada golongan Borjuis (Kapitalis) kepada golongan Proliter (Petani dan buruh), menye- rahkan semua sumber alam dan sumber ekonomi kepada Negara untuk dialihkan sama rata kepada rakyat, Negara memiliki kuasa sepenuhnya atas pekerjaan yang dihasilkan oleh rakyat.

d. Ekonomi Komunisme

Ekonomi komunisme merupakan suatu sistem ekonomi sosialis yang radikal dan satu doktrin politik yang diasaskan oleh Karl Marx. Menerusi sistem ini, semua tanah dan modal sama ada yang asli dan buatan manusia, berada ditangan Negara sepenuhnya. Rakyat akan menerima pendapatan menurut keperluan mereka, bukan mengikut kebolehan mereka.

e. Ekonomi Campuran

Ekonomi campuran atau disebut juga dengan sistem “klon”, sedangkan ciri utama sistem ini adalah hak milik harta boleh berubah dari hak milik individu secara mutlak kepada hak milik Negara sepenuhnya.

SISTEM EKONOMI ISLAM

Pada sistem ekonomi Islam terdapat beberapa asas sistem ekonomi Islam yang dikemukakan oleh Zullum (1983), Az-Zain (1981), An-Nabhaniy (1990), dan Abdullah (1990), yaitu: 1. Kepemilikan (Al-Milkiyyah)

Pada asas pertama yaitu kepemilikan telah diuraikan pada prinsip dasar ekonomi Islam, dan sesungguhnya pemilik kepemilikan harta itu adalah Allah SWT dan sekaligus Dzat yang memiliki kekayaan tersebut, seperti dalam surat An-Nuur {24} : (33).

2. Pengelolaan Kepemilikan (At-Tasharrufi Al-Milkiyyah)

Secara garis besar, pengelolaan kepemilikan mencakup kepada dua kegiatan yaitu: a. PembelanjaanHarta

Pembelanjaan harta adalah “pemberian harta tanpa adanya kompensasi”, dalam pembelanjaan

harta milik individu yang ada, Islam memberikan tuntunan bahwa harta tersebut pertama- tama haruslah dimanfaatkan untuk nafkah wajib seperti nafkah keluarga, infaqfisabilillah,

membayarzakat, dan lainnya. Kemudian nafkah sunnah seperti sodaqoh, hadia, dan

lainnya. Dan setelah itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang mubah, dan hendaknya harta tersebut tidak dimanfaatkan untuk hal-hal terlarang seperti untuk membeli barangharam, minuman keras, dan lainnya.

b. PengembanganHarta

Pengembangan harta adalah kegiatan memperbanyak jumlah harta yang telah dimiliki. Seorang Muslim yang ingin mengembangkan harta yang telah dimiliki, wajib terikat dengan ketentuan Islam berkaitan dengan pengembangan harta. Secara umum Islam telah

memberikan tuntunan pengembangan harta melalui cara-cara yang sah seperti jual-

beli, kerja sama syirkah yang Islami dalam bidang pertanian, perindustrian, maupun perdagangan. Selain itu, Islam juga melarang pengembangan harta yang terlarang seperti jalan aktifitas riba, judi, serta aktifitas terlarang lainnya.

3. Distribusi Kekayaan ditengah-tengah Manusia

Karena distribusi kekayaan termasuk masalah yang sangat penting, maka Islam memberikan juga berbagai ketentuan yang berkaitan dengan hal ini. Mekanisme distribusi kekayaan

terwujud dalam sekumpulan hukum syara’ yang ditetapkan untuk menjamin pemenuhan barang dan jasa bagi setiap individu rakyat. Mekanisme ini dilakukan dengan mengikuti ketentuan sebab-sebab kepemilikan serta akad-akad mu’amalah yang wajar.

Namun demikian, perbedaan potensi individu dalam masalah kemampuan dan pemenuhan terhadap suatu kebutuhan, bisa menyebabkan perbedaan distribusi kekayaan tersebut diantara mereka. Selain itu perbedaan antar masing-masing individu mungkin saja menyebabkan terjadinya kesalahan dalam distribusi kekayaan. Kemudian kesalahan tersebut akan membawa konsekuensi terdistribusikannya kekayaan kepada segelintir orang saja, sementara yang lain kekurangan, sebagaimana yang terjadi akibat penimbunan alat tukar yang fixed, seperti emas dan perak. A. Teori marketing

Dalam berdagang, pemasaran adalah disipilin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari satu inisiator kepada stakeholder-nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.

Al-Quran juga mengatur kegiatan kehidupan atau muamalah. Juga etika perdagangan, penjualan atau pemasaran. Salah satu ayat Al-Quran yang dipedomani sebagai etika marketing adalah QS. Al-Baqarah. Surat kedua dalam Al-Quran ini terdiri atas 286 ayat, 6.221 kata dan 25.500 huruf, dan tergolong surat Madaniyah. Sebagian besar ayat dalam surat ini diturunkan pada permulaan hijrah, kecuali ayat 281 yang diturunkan di Mina saat peristiwa Haji Wada’.

Surat ini yang terpanjang dalam Al-Quran. Dinamakan Al-Baqarah yang artinya sapi betina karena

di dalamnya terdapat kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani

Israil (ayat 67-74). Surat ini juga dinamakan Fustatul Qur’an (Puncak Al-Quran) karena memuat

beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat yang lain. Dinamakan juga surat Alif Lam Mim karena dimulai dengan huruf Arab Alif Lam dan Mim. Ayat 1-2 Al-Baqarah berarti: “Kitab ini (Al-Quran) tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Ayat tersebut sangat relevan untuk dipedomani dalam pelaksanaan tugas marketing, sebab marketing merupakan bagian sangat penting dari mesin perusahaan. Dari ayat tersebut dapat kita ketahui pula,

Pertama, perusahaan harus dapat menjamin produknya. Jaminan yang dimaksud men- cakup dua aspek material, yaitu mutu bahan, mutu pengolahan, dan mutu penyajian; aspek non-material mencakup kehalalan dan keislaman dalam penyajian.

Kedua, yang dijelaskan Allah adalah manfaat produk. Produk bermanfaat apabila proses produksinya benar dan baik. Ada pun metode yang dapat digunakan agar proses produksi benar dan baik, menurut Al-Quran, sesuai petunjuk dalam QS. Al-An’am: 143, yang artinya, ”Beritahukanlah kepadaku (berdasarkan pengetahuan) jika kamu memang orang-orang yang benar.” Ayat ini mengajarkan kepada kita, untuk meyakinkan seseorang terhadap kebaikan haruslah berdasarkan ilmu pengetahuan, data, dan fakta. Jadi, dalam menjelaskan manfaat produk, nampaknya peranan data dan fakta sangat penting. Bahkan sering data dan fakta jauh lebih berpengaruh dibanding penjelasan.

Ketiga, penjelasan mengenai sasaran atau customer dari produk yang dimiliki oleh perusa- haan. Makanan yang halal dan baik yang menjadi darah dan daging manusia akan membuat kita menjadi taat kepada Allah. Sebab konsumsi yang dapat menghantarkan manusia kepada ketakwaan harus memenuhi tiga syarat: (1) Materi yang halal, (b) Proses pengolahan yang bersih (thaharah), dan (3) Penyajian yang islami.

Kesimpulam

Sistem ekonomi Islam atau dikenal sebagai mu’amalah adalah suatu sistem yang baik karena berdasarkan wahyu yang jelas dari Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT. Namun akhir-akhir ini menjadi compicated disebabkan karena terikut dengan rentak dan cara hidup serta pendidikan Barat yang mengabaikan aspek yang paling penting kepada manusia yaitu pembangunan manusia

hakiki berdasarkan paradigma Tauhid bagi menuju pengiktirafan Allah SWT bagi mencapai Al-Falah (kemenangan dan kejayaan) dan bukan semata-mata bangunan yang barangkali di diami oleh manusia-manusia yang tertandus jiwa dan akhlaqnya.

DAFTAR PUSTAKA

Najatullah,Siddiqi Muhammad .Aspek-aspek Ekonomi Islam,Solo:Ramadhani, 1991Qardhawi, Yusuf.

Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Muhammad. PRINSIP-PRINSIP EKONOMI ISLAM Edisi Pertama – Yogyakarta; Penerbit Graha Ilmu, 2007

Karim, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi 3, Jakarta.5.Muhammad Saddam, Ekonomi Islam, (Jakarta: Taramedia, 2003), h.156.Latumaerissa, Julius R., 2015.

Perekonomian Indonesia dan Dinamika Ekonomi Global (Indonesian Economy and Global Economic Dynamics). Mitra Wacana Media, Jakarta

Curiculum vitae

Joli Afriany, adalah dosen tetap pada program studi fakultas ekonomi dan bisnis Universitas Nahdlatul Ulama Sumatera Utara,Menyelesaikan pendidikan Sarjana di program studi Fakultas sastra Inggris Universitas Islam Sumatera Utara dan Magister Manajemen di Universitas Islam Sumatera Utara. Pengampu mata kuliah ekonomi Indonesia, pengantar bisnis, kewirausahaan, Bahasa Arab, kepemimpinan. Email: joliafriani@gmail.com.

ABSTRAKSI

NU dan dunia politik (siyasah), layaknya dua mata sisi uang. Bakhan dalam sejarahnya, lahirnya NU tidak lepas dari politik diplomasi yang terbentuk dalam “Komite Hijaz” guna memperjuangkan hak kebebasaan beribadah dalam bermazhab. Tentu politik di sini bukan

bermakna politik an sich seperti politisi, namun berbentuk politik kebangsaan. Terlebih

politik NU di dalam merebut kemerdekaan dan mempertahankan kehidupan berkebang- saan yang dapat kita rasakan sampai saat ini. NU begitu setia merawat, menjaga dan menyebarkan perdamaian di tengah serangan kelompok-kelompok radikalisme (trans-

nasional), yang jelas tidak sesuai dengan semangat “ukhuwah islamiyah, wathoniyah dan

insaniyah”, serta melanggar amanah konstitusi negara Indonesia.

Pasca orde-baru, kehidupan demokrasi kita oleh Presiden Jokwi dianggap telah “kebablasan”. Orang terlalu mudah menuduh tanpa bukti, menfitnah, mencaci maki, ujaran kebencian “hate speech” dan masih banyak lagi sikap dan perilaku yang tidak mencerminkan bangsa Indonesia. Padahal Islam secara gamblang menjelaskan bahwa “al fitnatu assadu minal qotli”. Aksi kekerasan, teror, pengkafirkan (takfiri), terhadap kelompok dan paham lain adalah sebuah sebuah fakta kehidupan sosial-kemasyarakatan yang cukup jelas, bahwa ada anak bangsa yang belum siap di dalam kehidupan bernegara “politik kebangsaan”, dan kebera- gaman dalam keberagamaan “politik keaswajaan”. Bahkan lebih tragis lagi, sikap itu terjadi dikalangan akademisi yang seharusnya menjunjung tinggi asas etika dan moralitas. Sebagai bagian dari organisasi yang memilih jalur kultural dari Nahdlotul Ulama, kehadiran ASDANU tidak lebih dari sebuah gerakan moral dan sosial berbasis pada lembaga pendidikan milik NU atau secara kultur dimiliki oleh orang-orang nahdliyin. Disatu pihak, liberalisasi politik memang sangat menguntungkan dengan banyaknya organasisasi masyarakat yang muncul, namun dipihak lain aksi kekerasan dan radikalisme atas nama agama oleh organisasi masyarakat telah menyasar kepada para pemuda terutama para mahasiswa. Idealisme keagamaan yang mereka usung seperti khilafatisme dan yang lain

Dalam dokumen STRATEGI INTELEKTUALISASI DAN PROGESIFITAS M (Halaman 195-200)