• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif

Dalam dokumen Vol.12 No.3 Oktober 2011 (Halaman 53-60)

Dalam Penelitian ini yang menjadi sampel adalah saham-saham yang aktif diperdagangkan dalam LQ45 selama bulan Januari 2006-Desember 2007. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Sampel awal yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 45 perusahaan, maka sampel akhir yang diperoleh dalam penelitian ini berjumlah 31 sampel perusahaan pada LQ45 dan

jumlah observasi sebanyak 15.097 selama periode pengamatan 2006-2007. Adapun statistik deskriptif rata-rata return harian tesebut disajikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Statistik Deskriptif Rata-rata return saham harian

Hari N Mean Minimum Maksimum Std. Dev

95% Confidence Interval for Mean Lower Bound Upper Bound Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at 2945 3069 3193 3038 2852 0.0007931 0.0024913 0.0031640 0.0025552 0.0025371 -0.19231 -0.10769 -0.14465 -0.80000 -0.39007 0.18056 0.62222 0.24545 0.18405 0.13793 0.03156738 0.02947394 0.02977892 0.03183241 0.02706368 -0.0003475 0.0014482 0.0021307 0.0014228 0.0015434 0.0019337 0.0035345 0.0041973 0.0036876 0.0035308 Total 15097 0.0023238 -0.80000 0.62222 0.03002014 0.0018449 0.0028027

Sumber: Data Sekunder Diolah

Dari tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata return terendah terjadi pada hari Senin sebesar 0,0007931. Pada hari Selasa rata-rata return sebesar 0,0024913. Setelah itu terjadi kenaikan rata-rata return yang cukup tajam pada hari Rabu , dimana return meningkat menjadi sebesar 0,0031640 (0,3164%). Kemudian terjadi penurunan pada hari Kamis sebesar 0,002552. Sedangkan rata-rata return pada hari Jum’at sebesar 0,0025371.

Berdasarkan nilai standar deviasi, dapat diketahui bahwa standar deviasi terbesar terjadi pada hari Senin dan Kamis yaitu 0,03156738 dan 0,03183241. Keduanya memiliki memiliki tingkat resiko tertinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Sedangkan standar deviasi terendah terjadi pada hari Jum’at sebesar 0,02706368. Hal ini membuktikan bahwa resiko pada hari Jum’at paling kecil jika dibandingkan dengan hari lainnya.

Tingkat kepercayaan interval untuk rata-rata return, pada hari Senin lower

bound lebih rendah atau negatif sebesar -0,0003475 dan upper bound sebesar

0,0019337. Hal ini menandakan bahwa rata-rata return Senin lebih rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Sedangkan nilai minimum terjadi pada hari Kamis sebesar -0,80000 dan nilai maksimum terjadi pada hari Selasa sebesar 0,62222.

Pengujian Hipotesis I

Dari tabel 2 dapat dilihat, bahwa nilai F hitung sebesar 2,646 lebih besar dibandingkan nilai F tabel sebesar 2,373363 dan nilai signifikan sebesar 0,032 < 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak. Secara empiris hal ini membuktikan bahwa hari perdagangan mempengaruhi return saham di Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima. Homogeneous Subset Tukey HSD ternyata terbentuk dua subset. Pada subset 1 berisi rata-rata return untuk hari Senin, Selasa, Jum’at, dan Kamis. Sedangkan pada subset 2 berisi nilai rata-rata return untuk hari Selasa, Jum’at, Kamis, dan Rabu. Perbedaan signifikan terjadi antara rata-rata return

hari Senin dan Rabu, dimana hari Senin rata-rata return bernilai 0,0007931 dan Rabu bernilai 0,0031640.

Tabel 2. Hasil pengujian ANOVA Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 0.010 4 0.002 2.646 0.032 Within Groups 13.595 15092 0.001 Total 13.605 15096

Hasil Homogeneous Subsets

HARI N Subset for alpha = .05

1 2 Tukey HSD(a,b) Senin 2945 0.0007931 Selasa 3069 0.0024913 0.0024913 Rabu 3193 0.0031640 Kamis 3038 0.0025552 0.0025552 Jum’at 2852 0.0025371 0.0025371 Sig. 0.152 0.908

Hasil Mutiple Comparisons (I) HARI J (HARI) Mean Difference

(I-J)

Sig. Tukey HSD Selasa Senin 0.00169822 0.182

Rabu Senin 0.00237092 0.017* Kamis Senin 0.00176204 0.155 Jum’at Senin 0.00174396 0.175 Bonferroni Selasa Senin 0.00169822 0.283 Rabu Senin 0.00237092 0.020* Kamis Senin 0.00176204 0.232 Jum’at Senin 0.00174396 0.270 Sumber: Data Sekunder Diolah

Bukti empiris lain yang memperkuat hasil pengujian pengaruh hari perdagangan terhadap return saham akan diperjelas dengan hasil multiple

comparisons, yakni dengan melihat perbedaan return diantara hari perdagangan.

Hasil Tukey HSD maupun Bonferroni menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata- rata return antara hari Senin dan Rabu sebesar 0,00237092 dan secara statistik signifikan sebesar 0,017 < 0,05. Perbedaan rata-rata return hari Senin dan Selasa sebesar 0,00169822 dan secara statistik tidak signifikan (p= 0,182 jauh di atas 0,05). Perbedaan rata-rata return hari Senin dan Kamis sebesar 0,00176204 dan secara statistik tidak signifikan (p=0,155 jauh di atas 0,05). Perbedaan rata-rata return hari

Senin dan Jum’at sebesar 0,00174396 dan secara statistik tidak signifikan (p=0,175 jauh di atas 0,05). Berdasarkan hasil analisis dari semua tabel , maka dapat disimpulkan bahwa terjadi Monday effect di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2006-2007.

Ada beberapa alasan yang mengakibatkan terjadinya fenomena Monday effect. Fenomena ini disebabkan oleh adanya kemungkinan bahwa perusahaan yang ingin menyampaikan informasi buruk (bad news) akan menunggu waktu yang tepat ketika perdagangan ditutup pada akhir pekan. Tujuan emiten menyampaikan informasi buruk (bad news) pada akhir pekan adalah agar para investor mempunyai waktu luang selama hari libur bursa (Sabtu dan Minggu) untuk mengevaluasi kembali kinerja emiten terhadap informasi yang ada tersebut. Selain itu, Monday effect juga dipengaruhi oleh psikologis investor (buy and hold). Penelitian ini membuktikan adanya kekonsistenan hasil dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lakonishok dan Maberly (1990), Choudry (2000), Cahyaningdyah (2005), Budileksmana (2005), Iramani dan Mahdi (2006) dan Budileksmana dan Hambayanti (2006) yang menunjukkan bahwa return terendah terjadi pada hari Senin dibandingkan dengan hari lainnnya.

Pengujian Hipotesis II

Pengujian yang kedua adalah untuk menguji apakah rata-rata return Senin minggu terakhir lebih rendah dari pada Senin minggu lainnya. Pengujian pada hipotesis kedua menggunakan Paired Sample t test. Ringkasan hasil pengujian Week

Four Effect disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Paired Sample t test untuk Week Four Effect

Mean Std.Deviation T Sig. (2- tailed)

MINGGU LAINYA - MINGGUTERAKHIR -0.00004696 0.03090313 -0.040 0.968 Sumber: Data Sekunder Diolah

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar -0,040 < 1,963459 dengan probabilitas (sig.2 tailed = 0,968). Karena probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Artinya tidak ada perbedaan rata-rata return Senin minggu terakhir dengan minggu lainnya atau dengan kata lain tidak terjadi

Week Four Effect. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak.

Penelitian ini tidak menemukan fenomena week four effect kemungkinan disebabkan oleh tidak adanya tuntutan likuiditas yang berkaitan dengan investasi di bursa, artinya dana yang diinvestasikan di bursa tidak digunakan untuk memenuhi tuntutan likuiditas pada setiap akhir bulan. Hasil Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningdyah (2005) yang menyatakan bahwa efek minggu keempat dan kelima tidak terjadi di BEJ. Akan tetapi, Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Iramani dan Mahdi (2006) dan Wang, et al (1997) yang menunjukkan bahwa rata-rata return hari Senin pada akhir bulan adalah negatif signifikan. Sedangkan rata-rata return hari Senin pada awal bulan tidak signifikan atau tidak berbeda dengan nol.

Pengujian Hipotesis 3

Pengujian terakhir dalam penelitian ini untuk membuktikan bahwa rata-rata

return hari Senin pada bulan April lebih besar dibandingkan rata-rata return hari

Senin pada bulan lainnya. Pengujian pada hipotesis ketiga menggunakan Paired

Sample t test. Hasil penelitian pada hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 4 sebagai

berikut:

Tabel 4. Hasil Pengujian Paired Sample t test untuk Rogalski Effect Mean Std.Deviation T Sig. (2-

tailed) BULAN APRIL – BULAN

LAINYA

0.00340154 0.01075961 2.489 0.016* * Signifikan pada level 5%

Sumber: Data Sekunder Diolah

Dari tabel 4, dapat diketahui bahwa nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel sebesar 2,489 < 1,9996 dengan probabilitas (sig.2 tailed = 0,016). Karena probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima. Artinya rata-rata

return hari Senin bulan April lebih tinggi dari pada rata-rata return hari Senin pada

bulan lainnya.

Penelitian ini membuktikan bahwa Rogalski effect terjadi di Bursa Efek Indonesia. Dalam kondisi ini, return saham pada bulan April lebih tinggi dibandingkan return saham pada hari Senin bulan lainnya sehingga Monday effect akan menghilang. Fenomena Rogalski effect ini kemungkinan disebabkan oleh adanya kewajiban para emiten untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan yang diisyaratkan oleh Bapepam selambat-lambatnya 120 hari setelah periode tutup buku yang jatuh pada bulan April.

Hasil penelitian ini berhasil membuktikan adanya Rogalski effect di Bursa Efek Indonesia, konsisten dengan penelitian Rogalski (1984) yang menemukan fenomena Rogalski effect di pasar modal Amerika. Perbedaannya pada penelitian Rogalski (1984) fenomena tersebut terjadi pada bulan Januari, sedangkan pada penelitian ini Rogalski effect terjadi pada bulan April. Penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cahyaningdyah (2005) yang menyatakan bahwa

return April cenderung lebih tinggi dibanding return di bulan lain (non April). Akan

tetapi, penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Iramani dan Mahdi (2005) yang menyatakan bahwa Rogalski effect tidak terjadi pada bulan April di Bursa Efek Jakarta.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan Monday effect terjadi di Bursa Efek Indonesia, dimana return terendah terjadi pada hari Senin dan tertinggi terjadi pada hari Rabu selama periode pengamatan tahun 2006-2007.

2. Hasil penelitian ini tidak menemukan terjadinya Week four effect di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2006-2007.

3. Hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa terjadi Rogalski effect di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan tahun 2006-2007. Dalam hal ini,

return pada bulan April cenderung lebih tinggi dibandingkan return pada

bulan lainnya. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya Rogalski effect yang pada penelitian sebelumnya belum berhasil.

Saran

Saran penelitian yang dapat diberikan adalah:

1. Bagi Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel yang berbeda seperti volume perdagangan dan jumlah permintaan dan penawaran (bid/offer).

2. Bagi Peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya menguji anomali musiman seperti Monday effect, week four effect, dan rogalski effect akan tetapi bisa ditambahkan dengan anomali lainnya seperti holiday effect dan time of day. REFERENSI

Abraham, A., & Ikenbery, D. L. 1994. The Individual Investor and Weekend Effect.

The Journal of Financial and Quantitative Analysis, 29. (2); 263-277.

Budileksmana, A. 2005. Fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi 8 (September). Yogyakarta.

Budileksmana, A., & Hambayanti, S. 2006. Stabilitas Fenomena The Monday Effect di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Investasi, 7. (2); 63-83.

Cahyaningdyah, D. (2005). Analisis Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham: Pengujian Week-Four Effect dan Rogalski Effect di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 20. (2); 175-186.

Choudhry, T. (2000). Day of The Week Effect in Emerging Asian Stock Markets: Evidence from The GARCH Model. Applied Financial Economics,10; 235- 242.

Corrado, C. J. (2002). Fundamentals of Investments : Valuation and Management. Edisi Kedua. The McGraw-Hill Companies.

Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponogoro.

Hartono, J. M. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga.Yogyakarta: BPFE.

Husnan, S. (2005). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat. Yogyakarta: YKPN.

Iramani, Rr., & Mahdi, A. (2006). Studi Tentang Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham pada BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 8. (2); 63-70.

Indriantoro, N., & Supomo, B. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi

Jones, C. P. (2000). Invesment Analysis and Management. Edisi Ketujuh. John Wiley & Sons Inc.

Lakonishok, & Maberly. (1990). The Weekend Effect : Trading Patterns of Individual And Institutional Investors. The Journal of Finance, 45 (1); 231-243.

Rogalski, R. J. (1984). New Findings Regarding Day-of-The Week Returns Over Trading and Non-Trading Periods : A Note. The Journal of Finance, 39 (5); 1603-1614.

Santoso, S. (2000). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komptindo.

Scott, W. R. (2000). Financial Accounting Theory. Second Edition. Canada: ISBN University of Waterloo.

Tandelilin, E. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Wang, et al. (1997). A New Look at The Monday Effect. The Journal of Finance, 52 (5) ;2171-2186.

www.idx.co.id

ANALISIS POTENSI PENDAPATAN ASLI DAERAH PEMERINTAH

Dalam dokumen Vol.12 No.3 Oktober 2011 (Halaman 53-60)