SISWA KELAS XI IPS.3 SMA 1 SRAGI SEMESTER 2 TAHUN 2012/
2. Kajian Teori 1 Belajar
4.1. Hasil Penelitian Siklus
Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan menerapkan metode mind mapping, peneliti dan observer melakukan analisis terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis dilakukan berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan oleh observer dengan menggunakan panduan instrumen lembar observasi. Selain itu observer juga mencatat hal-hal yang diamati baik aktivitas guru (pengelolaan pembelajaran) maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4.1.1
Pengelolaan Pembelajaran
Tabel 4. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru
Aspek yang diamati Skor Siklus I Skor Siklus II Kegiatan Belajar Mengajar
Pendahuluan
Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3
Menyampaikan apersepsi 3 4
Memotivasi siswa 3 3
Kegiatan Inti
Membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok 3 4 Memberikan gambaran tentang langkah-langkah dan
kegiatan yang akan dilakukan
3 3
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk kerja kelompok
2 3
Mengingatkan siswa untuk bekerja sama dan menghargai pendapat dari anggota kelompok
2 3
Membimbing siswa, jika ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan LKS dan membuat mind mapping
3 4
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
1 3
Memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi kelompok yang tampil
1 3
Melengkapi dan menjelaskan hal-hal yang kurang jelas selama presentasi kelompok
2 4
Menjelaskan mind mapping yang benar dari suatu konsep 4 4 Memberikan penghargaan kepada siswa 4 4 Kegiatan Penutup
Melakukan refleksi pembelajaran. (apa yang telah dipelajari, pemahaman materi, kesan dan kendala yang dialami saat pembelajaran)
4 4
Membimbing siswa untuk membuat rangkuman tentang materi yang telah dipelajari
3 4
Pengelolaan Waktu 2 3
Jumlah Skor 45 56
Rata-rata Skor (R) 3,0 3,7
Dari Tabel 4 di atas dapat dilihat bahwa jumlah skor pada siklus I mencapai 45 dan rata- rataskor 3,0 sehingga aktivitas guru pada siklus I mencapai kriteria baik. Sedangkan pada siklus II mencapai skor 56 dan rata-rata skor 3,7 sehingga aktivitas guru mencapai kriteria sangat baik.
4.1.2
Aktivitas Siswa
Tabel 5. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
No Aspek yang diamati Persentase Siklus I Persentase Siklus II 1 Berdiskusi dengan anggota kelompok untuk
mengerjakan LKS
72,41
82,76 2 Membuat mind mapping bersama kelompok 65,52 75,86 3 Membuat mind mapping dari penjelasan yang
diberikan guru di buku tulis
82,76
89,66 4 Mengajukan pertanyaan atau menyampaikan pendapat
pada saat diskusi
55,17
68,97 5 Menanggapi atau menyanggah pendapat siswa lain
pada saat diskusi
62,07
65,52
Jumlah 337,93 382,77
Rata-rata 67, 59 76,55
KRITERIA Tidak aktif Aktif
Dari Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I rata-rata persentase aktivitas siswa baru mencapai 67, 59 sehingga kriteria aktivitas siswa dikatakan tidak aktif. Sedangkan pada siklus II aktivitas siswa mencapai 76,55 sehingga kriteria aktivitas siswa adalah aktif.
4.1.3
Hasil Belajar Siswa
Data hasil belajar siswa yang diperoleh setelah pembelajaran, kemudian dianalisis untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa terdiri dari nilai hasil mengerjakan LKS, nilai membuat mind mapping, dan nilai kuis, kemudian dihitung rata- ratanya.
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa
Komponen Hasil Belajar Siklus I Hasil Belajar Siklus II
Nilai Tertinggi 78,33 91,67
Nilai Terendah 58,33 66,67
Rata-rata Nilai 69,60 80,80
Jumlah Siswa Tuntas 16 26
Persentase Ketuntasan 55,17% 89,66%
Data pada Tabel 6. menunjukkan bahwa siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari kiteria ketuntasan minimal (KKM) 70 sejumlah 16 siswa atau baru mencapai 55,17%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus I belum mencapai tarjet indikator kinerja yang diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi
dari kriteria ketuntasan minimal (KKM). Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus II. Sedangkan pada siklus II siswa yang mencapai nilai sama atau lebih tinggi dari kiteria ketuntasan minimal (KKM) 70 sejumlah 26 siswa atau sudah mencapai 89,66%. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah mencapai tarjet indikator kinerja yang diinginkan yaitu 80% siswa memperoleh nilai sama atau lebih tinggi dari kriteria ketuntasan minimal (KKM).
4.1.4
Respon Siswa
Data respon siswa yang diperoleh dengan memberikan angket pada siswa kemudian dihitung menurut skala yang telah ditentukan. Hasil analisis respon siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 7. Hasil Angket dan Analisis Respon Siswa
No Pernyataan Siklus I Siklus II
Persentase Kriteria Persentase Kriteria 1
Pembelajaran Matematika dengan metode mind mapping menarik
84,48 Kuat 89,66 Sangat
Kuat
2
Pembelajaran matematika menentukan nilai limit fungsi dengan metode mind
mapping menjadi lebih terarah
75,86 Kuat 79,31 Kuat
3
Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping lebih sukar dipahami
72,41 Kuat 78,45 Kuat
4
Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping memotivasi untuk belajar 86,21 Sangat kuat 93,10 Sangat kuat 5 Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping mendorong siswa lebih kreatif 92,24 Sangat kuat 94,83 Sangat kuat 6 Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping meningkatkan cara bernalar siswa
82,76 Kuat 87,93 Sangat
Kuat
7
Pembelajaran matematika dengan metode mind mapping membuat waktu belajar saya lebih efisien
80,17 Kuat 84,45 Kuat
Dari tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir pernyataan yang termasuk dalam kategori sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa pada siklus I dikatakan positif. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa persentase dari seluruh butir
pernyataan yang termasuk dalam kategori sangat kuat atau kuat 50% maka respon siswa pada siklus II dikatakan positif.
Selain dari angket siswa peneliti juga mengambil data respon siswa dari jurnal harian siswa. Jurnal harian siswa diberikan setelah satu siklus selesai. Dari jurnal harian siswa siklus I dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode mind mapping diantaranya yaitu: (1) pembelajaran menjadi lebih menarik, (2) mudah dipahami, (3) mudah dipelajari, (4) siswa menjadi lebih kreatif, (5) mudah diingat, (6) mudah untuk belajar, (7) siswa setuju metode
mind mapping diterapkan pada pembelajaran berikutnya.
4.2.
Pembahasan Hasil Penelitian
Secara keseluruhan bahwa proses penelitian telah dilakukan secara bertahap mulai dari siklus I dan siklus II. Perkembangan yang dicapai telah menunjukkan hasil yang signifikan, dilihat dari hasil belajar siswa dan aktivitas mengajar guru, aktivitas dan respon siswa. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran sudah terlihat lebih dinais dan ada usaha untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi, baik yang terkait dengan guru maupun siswa.
Untuk aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran terdapat perubahan yang cukup signifikan dari kualitas pembelajaran yang mengalami perubahan dari kriteria baik menjadi sangat baik berdasarkan pengamatan kolaborator. Demikian pula aktivitas siswa mengalami perubahan yang sangat bagus dari kriteria tidak aktif menjadi aktif. Untuk hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan yang bagus, ketuntasan belajar dari 55,17% menjadi 89,66%. Sedangkan untuk respon siswa pada siklus I dan II menunjukkan kriteria positif.
Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi limit fungsi pada siswa kelas XI IPS SMA 1 Sragi semester 2 tahun 2012/2013.