• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Rerata Skor Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Tabel 3 Hasil Analisis Data Statistik Kemampuan Pemahaman Matematis

MATEMATIS SISWA SMP

H. Pembahasan Hasil Penelitian

2. Data Rerata Skor Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematis Siswa Tabel 3 Hasil Analisis Data Statistik Kemampuan Pemahaman Matematis

Data Statistik

Pendekatan Pembelajaran

PMSR PMKv

Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain Mean 14,69 64,49 49,80 13,83 52,20 38,37 Mean Level Baik 18,24 68,47 50,23 19,00 53,01 34,01 Sedang 11,14 60,51 49,37 8,66 51,39 42,73 Mean KMA Tinggi 22,92 82,70 59,77 26,97 69,94 42,98 Sedang 16,82 73,45 56,63 18,34 56,86 38,52 Rendah 11,51 53,59 42,08 8,86 46,60 37,73

Data pada Tabel 3 diuji dengan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya diuji dengan uji perbedaan dua rata-rata dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Analisis Uji perbedaan Dua Rata-Rata Pemahaman Matematis (α = 5%)

BERDASARKAN HASIL

( Uji t ) dan Sig(2-tailed) INTERPRETASI

Pendekatan PSR dengan PKv t = 5,21 dan Sig.= 0,00 Terdapat Perbedaan Pendekatan dan KMA Siswa

Nilai t masing-masing KMA Tinggi = 2,83 KMA Sedang = 6,92; KMA Rendah = 1,35 Nilai Sig. masing-masing 0,03; 0,00; dan 0,18

Pada KMA Tinggi dan Sedang ada perbedaan. Pada KMA Rendah tidak ada perbedaan

Pendekatan dan Level Sekolah

Pada Level Baik Nilai t = 5,69 dan Sig.= 0,00 Level Sedang nilai t = 2,07 dan Sig. = 0,04

Pada sekolah level baik dan sedang terdapat perbedaan

Pendekatan, Level, dan KMA Siswa

Pada Sekolah Level Baik KMA Tinggi t =3,08 KMA Sedang t = 7,08; KMA Rendah t = 1,55 Masing-masing nilai Sig. 0,02, 0,00, dan 0,14

Pada sekolah level Baik KMA Tinggi dan sedang ada perbedaan. Pada KMA Rendah tidak ada perbedaan Pada Sekolah Level Sedang

KMA Tinggi t = -

KMA Sedang t = 2,61 KMA Rendah t = 0,85 Nilai Sig.-nya masing-masing tidak ada, 0,02

dan 0,40

Pada sekolah level Sedang KMA Tinggi tidak dapat ditentukan. Pada KMA Sedang ada perbedaan, dan pada KMA Rendah tidak ada perbedaan

Tabel 5. Hasil Analisis Data Statistik Kemampuan Penalaran Matematis ( α = 5% )

Data Statistik

Pendekatan Pembelajaran

PMSR PMKv

Pretes Postes Gain Pretes Postes Gain Mean 24,98 70,84 45,86 21,71 53,86 32,16 Mean Level Baik 28,04 76,27 49,23 23,69 54,55 30,86 Sedang 21,92 65,41 43,49 19,73 53,18 33,45 Mean KMA Tinggi 33,07 85,33 52,27 37,00 74,00 37,00 Sedang 30,18 76,62 46,45 28,57 63,19 34,62 Rendah 19,03 63,39 44,36 14,67 44,37 29,70

Data pada Tabel 5 diuji dengan uji normalitas dan homogenitas, selanjutnya di uji dengan uji perbedaan dua rata-ratam dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Hasil Analisis Uji perbedaan Dua Rata-Rata Kemampuan Penalaran (α = 5%)

BERDASARKAN HASIL

Uji Perbedaan dan Sig(2-tailed) INTERPRETASI

Pendekatan PSR dan PKv t = 7,91 dan Sig.= 0,00 Terdapat Perbedaan Pendekatan dan KMA Siswa

Nilai t masing-masing KMA Tinggi = 1,82 KMA Sedang = 4,81; KMA Rendah = 5,98 Nilai Sig. masing-masing 0,11; 0,00; dan 0,00

Pada KMA Tinggi tidak ada perbedaan. Pada KMA Sedang dan Rendah ada perbedaan

Pendekatandan Level Sekolah

Pada Level Baik Nilai t = 7,37 dan Sig.= 0,00 Level Sedang nilai t = 4,03 dan Sig. = 0,00

Pada sekolah level baik dan sedang terdapat perbedaan

Pendekatan, Level, dan KMA Siswa

Pada Sekolah Level Baik KMA Tinggi t =1,47 KMA Sedang t = 4,97; KMA Rendah t = 6,08 Masing-masing nilai Sig. 0,19, 0,00, dan 0,00

Pada sekolah level Baik KMA Tinggi tidak ada perbedaan. Pada KMA Sedang dan Rendah ada perbedaan Pada Sekolah Level Sedang

KMA Tinggi t = -

KMA Sedang t = 1,32 KMA Rendah t = 3,59 Nilai Sig.-nya masing-masing tidak ada, 0,20

dan 0,00

Pada sekolah level Sedang KMA Tinggi tidak dapat ditentukan. Pada KMA Sedang tidak ada perbedaan dan KMA Rendah ada perbedaan

I. Kesimpulan

Berdasarkan analisis hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan pemahaman dan penalaran matematis antara siswa yang pembelajarannya dengan PSR dan siswa PKv ditinjau secara keseluruhan hasilnya sebagai berikut:

a) terdapat perbedaan kemampuan matematis yang signifikan, yaitu rerata skor gain siswa PSR lebih tinggi daripada siswa PKv.

b) dan KMA siswa, terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan matematis pada siswa KMA sedang, dan rendah, sedangkan pada siswa KMA tinggi tidak ada perbedaan. Bila dilihat dari rerata skor gainnya siswa PSR tetap lebih tinggi dari siswa PKv.

c) dan level sekolah, terdapat perbedaan kemampuan matematis pada siswa sekolah level baik dan sedang. Bila didasarkan pada rerta skor gain, kemampuan matematis siswa PSR lebih tinggi daripada siswa PKv. Sedangkan antara siswa PSR, siswa pada sekolah level sedang lebih baik dari siswa sekolah level baik.

d) level sekolah, dan KMA, terdapat perbedaan kemampuan matematis pada siswa KMA sedang dan rendah yang ada pada sekolah level baik dan sedang. Sedangkan kelompok siswa KMA tinggi, baik siswa pada sekolah level baik dan maupun sedang tidak terdapat perbedaaan kemampuan matematis.

2. Pada kemampuan pemahaman, dan penalaran matematis masing-masing, ditinjau: a) Berdasarkan pendekatan pembelajaran, terdapat perbedaan yang signifikan dalam

kemampuan pemahaman dan penalaran matematis masing -masing. Bila dilihat rerata skor gainnya, siswa PSR lebih tinggi daripada siswa PKv.

b) Berdasarkan pendekatan pembelajaran dan KMA: (i) Pada kelompok siswa KMA tinggi tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan penalaran matematis antara siswa PSR dan siswa PKv, sedangkan untuk kemampuan pemahaman ada perbedaan. (ii) Pada kelompok siswa KMA sedang, ada perbedaan kemampuan matematis masing-masing, antara siswa PSR dengan siswa PKv. (iii) Siswa kelompok siswa KMA rendah, ada perbedaan dalam kemampuan penalaran antara siswa PSR dengan siswa PKv, sedangkan dalam kemampuan pemahaman tidak ada perbedaan kemampuan matematis.

c) Berdasarkan level sekolah dan pendekatan pembelajaran, maka: (i) Pada siswa sekolah level baik, ada perbedaan skor gain dalam kemampuan pemahaman dan penalaran antara siswa PSR dengan siswa PKv. ( ii) Pada siswa sekolah level sedang, ada perbedaan kemampuan penalaran matematis antara siswa PSR dengan siswa PKv.

d) d) Berdasarkan level sekolah, pendekatan pembelajaran, dan KMA siswa, maka: (i) Pada sekolah level baik, untuk siswa KMA tinggi, tidak ada perbedaan dalam kemampuan penalaran matematis, antara siswa PSR dengan siswa PKv, dan dalam kemampuan pemahaman matematis terdapat perbedaan. Pada kelompok siswa KMA sedang, ada perbedaan dalam kemampuan pemahaman dan penalaran matematis, antara siswa PMSR dengan siswa PMKv. Pada kelompok siswa KMA rendah, hanya terdapat perbedaan dalam kemampuan penalaran matematis, sedangkan dalam kemampuan pemahaman tidak terdapat perbedaan kemampuan matematis antara siswa PSR dengan siswa PKv. (ii) Pada sekolah level sedang untuk siswa KMA tinggi, perbedaannya tidak dapat ditentukan. Pada siswa KMA sedang, ada perbedaan dalam kemampuan pemahaman matematis antara siswa PSR dengan siswa PKv, sedangkan dalam kemampuan penalaran tidak ada perbedaan. Pada siswa KMA rendah, ada perbedaan kemampuan penalaran matematis, sedangkan dalam pemahaman matematis tidak terdapat perbedaan kemampuan matematis antara siswa PMSR dengan siswa PMKv.

Secara umum bila dilihat berdasarkan rerata gain, kemampuan pemahaman dan penalaran matematis siswa PSR lebih baik daripada siswa PKv.

J. Saran

Bagi guru, bila guru akan mengajar dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman, dan penalaran matematis dalam satu kesatuan yang komprehensif, maka pembelajaran dengan strategi REACT dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran. Agar implementasinya dapat mencapai hasil yang memuaskan, dalam penerapannya guru perlu memperhatikan: (a) bahan ajar untuk siswa harus relevan dan tepat, selanjutnya bahan ajar tersebut harus dirancang secara khusus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, sehingga terjadi proses belajar pada siswa yang mampu mengoptimalkan

peningkatan kemampuan pemahaman, dan penalaran matematis, (b) pada waktu siswa sedang berusaha memecahkan persoalan yang dihadapinya, guru jangan terlalu cepat memberikan jawaban, tetapi berusaha memberikan arahan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang mengarah pada penyelesaian persoalan, dan (c) perlu penguasaan yang memadai baik secara teoritik maupun aplikatif, tentang pendekatan pembelajaran dengan strategi REACT ini.

Daftar Pustaka

Crawford. 2001. Teching Contextuallly. Texas: CCI Publishing, Inc.

Hudoyo, H. 2003. Pembelajaran Matematika Menurut Pandangan Konstruktivistik. Makalah Seminar Nasional, tanggal 27-28 Maret 2003. PPS IKIP Malang. Malang: Tidak Diterbitkan. Keedy, M.L. 1963. A Modern Introduction to Basic Mathematics. USA: Addison-Wesley Publishing

Company, Inc.

Kusumah, Y.S. 2005. Peranan Matematika dalam Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi: Studi Tentang Penerapan Model Pembelajaran Interaktif Tipe Permainan untuk meningkatkan Pemahaman Matematik dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA. Prosiding Seminar Nasional Matematika, 20 Agustus 2005. Bandung: UPI.

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. USA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.

NCTM. 1989. Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. USA: The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.

Ruseffendi, E.T. 2006. Pengantar kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.

Sabandar, J. 2001. Aspek Kontekstual dalam Soal Matematika dalam Soal Realistic Mathematics Education. Makalah Disampaikan pada Seminar Realistic Mathematics Education, tanggal 4 April 2001. UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Setiawan, I. dan Sitompul, I. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center.

Skemp, R.R. 1975. The Psychology of Learning Mathematics. England: Penguin Books. Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M. 2001. Teaching Mathematics. USA: Pearson Education Limited.

Suherman, E. dan Winataputra, U. 1993. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sukestiyarno. 2003. Operasional Penerapan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Bidang Matematika di Sekolah Sesuai Tuntutan KBK. Makalah Seminar Nasional, tanggal 27-28 Maret 2003. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Tidak Diterbitkan.

Sumarmo, U. 2003. Pembelajaran Keterampilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. Makalah Seminar Nasional , tanggal 25-26 Agustus 2003. FPMIPA-UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Zulkardi. 2001. Realistic Mathematics Education (RME): Teori, Contoh Pembelajaran dan Taman Belajar di Internet. Makalah Disampaikan pada Seminar Realistic Mathematics Education, tanggal 4 April 2001. UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

APAKAH MODEL PEMBELAJARAN