• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA SMA?

2. Kepercayaan Dir

Remaja membutuhkan percaya diri dalam hidupnya. Kepercayaan diri merupakan sifat pendukung dalam kemajuan bagi seseorang, salah satunya dalam prestasi. Menurut Jean Yoder dan William Proctor dalam Nur Ghufron dan Rini S (2010 : 34), “self-confidence is the active, effective expression of inner feeling of self-worth, self esteem and self-

understanding”. Uraian ini dapat diasumsikan bahwa kepercayaan diri adalah aktif, ekpresi

efektif dari perasaan dari harga diri, konsep diri dan pemahaman diri. Kepercayaan diri didukung dengan menghargai diri sendiri, penghargaan dari orang lain, dan pemahaman tentang diri sendiri.

Willis dalam Nur Ghufron dan Rini S (2010 : 34). mengatakan bahwa kepercayaan diri adalah keyakinan bahwa seeorang mampu menanggulangi suatu masalah dengan situasi terbaik dan dapat memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain. Dengan kepercayaan diri, seseorang apabila menghadapi masalah dapat terselesaikan dengan baik apabila mempunyai rasa percaya diri serta dapat memberikan sesuatu yang berharga bagi orang lain.

Lauster mengungkapkan bahwa kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 34). Seseorang yang percaya pada kemampuan diri sendiri akan dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dan diperoleh dari pengalaman hidup sehari- hari.

Anthony berpendapat bahwa kepercayaan diri merupakan sikap pada diri seseorang yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri, berfikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai segala sesuatu yang diinginkan (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 34). Kepercayaan diri seseorang memberikan peluang bagi seseorang tersebut untuk mengembangkan diri untuk mencapai segala sesuatu yang diinginkan.

Kepercayaan diri adalah keyakinan untuk melakukan sesuatu pada diri subjek sebagai karakteristik pribadi yang di dalamnya terdapat keyakinan akan kemampuan diri, optimis objektif, bertanggung jawab, rasional, dan realistis (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 35). Dalam mendukung prestasi siswa, diperlukan rasa percaya diri agar siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh dirinya sehingga prestasi dapat dicapai sesuai dengan keinginan siswa tersebut.

Dari beberapa definisi di atas, kepercayaan diri adalah percaya pada kemampuan diri sendiri, optimis, bertanggungjawab, dan tidak terpengaruh oleh orang lain agar dapat mengatasi atau menghadapi masalah-masalah yang sedang dihadapi dalam kondisi yang sesuai.

Lauster (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 34) menyatakan bahwa aspek-aspek kepercayaan diri adalah sebagai berikut.

a. Keyakinan kemampuan diri

Sikap positif seseorang tentang dirinya merupakan keyakinan kemampuan diri. Seseorang benar-benar mampu dengan akan apa yang dilakukannya.

b. Optimis

Sikap positif yang ada pada seseorang, selalu berpandangan positif dalam menghadapi segala hal tentang kemampuan dan dirinya.

c. Objektif

Seseorang yang memandang sesuatu atau permasalahan bukan menurut dirinya sendiri, akan tetapi sesuai kebenaran yang semestinya.

d. Bertanggung jawab

Segala sesuatu yang ditanggung seseorang yang telah menjadi konsekuensinya merupakan tanggung jawab seseorang terhadap sesuatu hal.

e. Rasional dan realistis

Rasional dan realistis ialah pemikiran yang digunakan untuk menganalisis sesuatu hal, suatu kejadian, dan suatu masalah di mana pemikiran tersebut dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan kenyataan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang ialah sebagai berikut.

a. Konsep diri

Calhaoun dan Acocella mendefinisikan konsep diri ialah gambaran mental diri seseorang (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 13). Hurlock sependapat dengan Calhaoun dan Acocella, bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional asparatif, dan prestasi yang mereka capai. Anthony menyatakan bahwa kepercayaan diri diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan seseorang dalam suatu kelompok. Konsep diri dihasilkan dari interaksi yang terjadi (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 37).

b. Harga diri

Lerner dan Spanier berpendapat tingkat penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan konsep diri seseorang merupakan pengertian dari harga diri (Nur Ghufron dan Rini S, 2010 : 39-40). Harga diri yang positif dibentuk dari konsep diri yang positif. Harga diri seseorang akan mempengaruhi tingkat kepercayaan dirinya. c. Pengalaman

Pengalaman dapat menjadi faktor muncul serta menurunnya rasa percaya diri seseorang. Pengalaman masa lalu menjadi sangat berharga apabila dapat dijadikan untuk mengembangkan diri.

d. Pendidikan

Kepercayaan diri seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan seseorang yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah.

3.

Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009:15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni (2009: 15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Anita Lie (2007: 29) mengungkapkan bahwa model pembelajaran cooperative learning tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada lima unsur dasar pembelajaran cooperative learning

yangmembedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif dengan benar akan menunjukkan pendidik mengelola kelas lebih efektif. Johnson (Anita Lie,2007: 30) mengemukakan dalam model pembelajaran kooperatif ada lima unsur yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota, dan evaluasi proses kelompok. Cooperative learning

menurut Slavin (2005: 4-8) merujuk pada berbagai macam model pembelajaran di mana para siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari berbagai tingkat prestasi, jenis kelamin, dan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok karena dalam model pembelajaran ini harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadi interaksi secara terbuka danhubungan-hubungan yang bersifat interdependensi efektif antara anggota kelompok.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya bersifat heterogen, terdiri dari siswa dengan prestasi tinggi, sedang, dan rendah, perempuan dan laki-laki dengan latar belakang etnik yang berbeda untuk saling membantu dan bekerja sama mempelajari materi pelajaran agar belajar semua anggota maksimal. Terdapat beberapa tipe pembelajaran kooperatif, antara lain: jigsaw, think-pair-share, Numbered Head Together, Group Investigation, Two Stay Two Stray, Make a match, Listening team, Inside-Outside Circle, Team accelerated Intruction dan sebagainya