• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PERMAINAN KARTU DOMINIK DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR BILANGAN BERPANGKAT DAN

BENTUK AKAR DI KELAS IX UPTD SMPN 18

TANGERANG

Dyah Sinto Rini

UPTD SMPN 18 Tangerang, Perum Poris Indah Blok G Cipondoh Tangerang;dyahsintorini@gmail.com

Abstrak.Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membuat siswa lebih

menyenangi pelajaran matematika serta untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan

“Apakah penggunaan permainan kartu dominik (domino matematika atau domino

matematik) dapat meningkatkan hasil belajar materi Bilangan Berpangkat dan Bentuk

Akar kelas IX UPTD SMPN 18 Tangerang?”. Penelitian ini dilakukan di kelas IX.6

dengan subyek 40 siswa dan terdiri dari tiga siklus dengan masing-masing dua pertemuan setiap siklusnya. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang berfokus pada perbaikan proses dan kegiatan pembelajaran. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengamatan, lembar kerja siswa, tes tertulis dan angket. Analisis data menunjukkan bahwa 70% siswa menyatakan bahwa penggunaan permainan kartu dominik dalam pembelajaran matematika sangat menarik. Siswa-siswa sangat antusias selama proses pembelajaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata pembelajaran siklus kedua dibandingkan dengan siklus pertama sebesar 1,12 atau 26,29%, dan peningkatan antara nilai rata-rata siklus ketiga dan siklus kedua sebesar 1,67 atau 31,04%. Dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan permainan kartu dominik dapat meningkatkan hasil belajar materi bilangan berpangkat dan bentuk akar di kelas IX UPTD SMPN 18 Tangerang.

Kata kunci: permainan kartu, kartu domino matematik

1.

Pendahuluan

Di UPTD SMPN 18 Tangerang, hasil belajar matematika siswa masih jauh dari yang diharapkan, baik oleh guru, siswa maupun orang tua siswa. Hal ini dapat dilihat dari nilai- nilai hasil belajar matematika siswa. Arsip Kurikulum UPTD SMPN 18 Tangerang mencatat bahwa nilai rata-rata ulangan harian siswa untuk pelajaran matematika pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah 57,01, nilai rata-rata ulangan tengah semester 59,24 (Tangerang, Perangkat Kerja Kurikulum, 2011). Pada tahun pelajaran 2011/2012, nilai rata-rata ulangan harian matematika adalah 59,97 dan nilai rata-rata ulangan tengah semesternya 60,05. (Tangerang, Perangkat Kerja Kurikulum, 2012). Ini adalah pencapaian prestasi matematika yang masih rendah.

Rendahnya hasil belajar matematika di UPTD SMPN 18 Tangerang ini disebabkan karena proses pembelajaran sering diberikan secara klasikal melalui metode ceramah dan jarang menerapkan metode lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan, akibatnya siswa kurang

berminat, tidak tertarik dan bahkan merasa bosan sehingga tidak ada motivasi dari dalam dirinya untuk berusaha memahami apa yang diajarkan oleh guru. Siswa mengikuti pembelajaran matematika hanya sekedar rutinitas untuk mengisi daftar absensi, mencari nilai tanpa diiringi kesadaran untuk menambah wawasan maupun keterampilan matematika. Menurut Ismail (Ismail, 2002), dibutuhkan tujuh komponen utama dalam pembelajaran berbasis Contextual Teaching and Learning yaitu constructivism, questioning, inquiry, learning community, modeling , authentic assessment and joyful learning. Jadi salah satu faktor yang juga sangat mendukung keberhasilan dalam belajar matematika adalah terciptanya lingkungan atau suasana belajar yang nyaman agar siswa mengalami kegembiraan belajar. (Meier, 2004) “Kegembiraan” bukan berarti menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, dan terciptanya makna, pemahaman dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa. Siswa tidak akan mengalami pengalaman belajar yang menjemukan, monoton, mengerutkan dahi dan pikiran serta menyiutkan nyali karena merasa dipaksa mengikuti pelajaran matematika. Sebaliknya siswa mengalami kegembiraan melahirkan sesuatu yang baru dalam proses belajar sehingga dapat diharapkan meningkatnya hasil belajar matematika.

Permasalahan yang muncul selanjutnya adalah bagaimana caranya agar guru dapat membuat suasana kelas menjadi hidup (lightening the learning climate) untuk mendukung proses belajar matematika yang menyenangkan. Guru sebagai fasilitator harus selalu merasa tergugah untuk terus berkreasi sehingga dapat memberikan kegiatan-kegiatan belajar yang menarik bagi siswa. Untuk itu guru dapat menggunakan berbagai bahan ajar dari berbagai sumber yang tentunya didukung oleh penggunaan media yang tepat yang dapat menarik minat siswa, merangsang rasa ingin tahu serta menimbulkan respon balik yang positif dan mampu mengembangkan kemampuan belajar siswa.

Khusus dalam pembelajaran materi “Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar”, sebagian besar siswa di UPTD SMPN 18 Tangerangbelum memahami konsep bilangan berpangkat dan bentuk akar, sifat-sifat bilangan berpangkat, arti pangkat positif dan pangkat negatif, operasi bilangan berpangkat dan bentuk akar, juga siswa-siswa masih kesulitan dan banyak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi tersebut. Materi bilangan berpangkat dan bentuk akar merupakan salah satu materi yang penting dalam kurikulum SMP dan merupakan materi prasyarat dalam mempelajari beberapa materi matematika di sekolah menengah, karena itu penguasaan materi tersebut bagi siswa menjadi suatu keharusan.

2.

Kajian Pustaka

2.1 Permainan Sebagai Media Pembelajaran

Siapa yang tidak tertarik dengan permainan? Di tengah permainanlah kita paling dekat dengan kekuatan penuh kita. Kesenangan bermain yang tidak terhalang dapat melepaskan segala macam endorfin positif dalam tubuh, melatih kesehatan, daya pikir dan nalar kita menjadi lebih hidup. Ungkapan kehidupan dan kecerdasan kreatif sering kali muncul dalam sebuah permainan. Demikian pula dengan “permainan belajar (learning games)”, menurut

Dave Meier (Meier, 2004), mempunyai dampak menyingkirkan “keseriusan” yang menghambat, menghilangkan stress dalam lingkungan belajar, mengajak siswa terlibat penuh dan meningkatkan proses belajar.

Permainan bukanlah tujuan pembelajaran itu sendiri, melainkan sekedar media pembelajaran untuk mencapai tujuan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa. Sehubungan dengan inilah maka peneliti menggunakan permainan kartu domino matematika atau kartu domino matematik yang selanjutnya disebut kartu dominik sebagai media untuk membantu siswa agar dapat lebih memahami materi bilangan berpangkat dan bentuk akar di kelas IX UPTD SMPN 18 Tangerang.

2.2 Kartu Dominik

Dalam kehidupan sehari-hari pasti sudah banyak orang mengenal kartu domino, termasuk siswa-siswa kita. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media seperangkat kartu yang hampir sama dengan kartu domino yang kita kenal sehari-hari. Karena digunakan dalam proses pembelajaran matematika, maka kartu domino ini disebut kartu domino matematika yang untuk selanjutnya disebut kartu dominik.

Kartu dominik dibuat dari kertas manila, kertas karton atau kertas buffalo dengan ukuran 5 cm  8 cm, dan masing-masing sudah diberi garis tengah seperti kartu domino. Untuk membuat satu set (seperangkat) kartu dominik kita harus menentukan materi pembelajarannya lebih dulu. Jumlah kartu dominik untuk setiap satu set ini bervariasi, jumlah kartu bisa 16 lembar, 25 lembar, 36 lembar , atau sejumlah fungsi yang akan dibedakan.

Dalam penelitian ini, materi pembelajarannya adalah “Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar” (kelas IX semester II) dengan standar kompetensi “Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana”. Contoh seperangkat kartu dominiknya adalah:

Selanjutnya semua bilangan berpangkat di kolom sebelah kiri dapasangkan dengan nilai-nilai pada kolom sebelah kanan:

( I, A ), (I ,B), ( I, C), (I, D) ( II, A ), (II ,B), ( II, C), (II, D) ( III, A ), (III ,B), ( III, C), (III, D) ( IV, A ), (IV ,B), ( IV, C), (IV, D)

Masing-masing pasangan nilai tersebut kita tuliskan ke dalam kartu-kartu yang sudah kita siapkan. Perhatikan contoh berikut.

Demikian seterusnya sehingga jumlah kartu seluruhnya ada 4  4 = 16 lembar kartu.

Kartu dominik dapat dimainkan oleh 2,3,4, atau 6 orang pemain. Cara memainkan kartu dominik adalah dengan cara acaklah kartu dominik, bagikan sampai habis terbagi untuk masing-masing pemain. Pemain pertama meletakkan sebuah kartu di meja (yang menjadi pemain pertama bisa diundi atau secara langsung adalah pemain yang mengacak kartu). Dengan urutan sesuai arah jarum jam para pemain menjatuhkan satu kartu pada setiap gilirannya, nilai kartu yang dijatuhkan harus sesuai dengan nilai kartu yang ada (yang sudah dijatuhkan pemain sebelumnya), demikian seterusnya sampai pemain tidak memiliki kartu lagi. Jika pemain tidak bisa “jalan” ketika tiba gilirannya, maka ia kehilangan satu giliran tersebut. Pemenangnya adalah pemain yang pertama kali dapat menghabiskan kartunya.(PPPPTK, 2005).

3.

Metode Penelitian

3.1 Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di UPTD SMPN 18 Tangerang pada awal semester genap tahun pelajaran 2012/2013 yaitu minggu ketiga bulan Januari 2013 sampai dengan minggu keempat bulan Februari 2013. Penelitian ini difokuskan pada materi “Bilangan Berpangkat dan Bentuk Akar” dengan Kompetensi Dasar “Memahami sifat-sifat bilangan berpangkat dan bentuk akar serta penggunaannya dalam pemecahan masalah sederhana” . Pelaksanaannya dalam 3 siklus di mana setiap siklus terdiri dari 2 sampai 3 kali tatap muka, alokasi waktu 16 jam pelajaran (8 kali pertemuan). Subyek penelitian adalah siswa kelas IX.6 yang berjumlah 40 orang.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan (action research) yang bertujuan pada perbaikan proses dan hasil akhir pembelajaran.(Nazir, 2005). Guru berperan sebagai peneliti dengan dibantu oleh rekan-rekan guru matematika di UPTD SMPN 18 Tangerang yang bertindak sebagai observer.Pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), yaitu pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai jadwal yang sudah ada pada kegiatan pembelajaran di UPTD SMPN 18 Tangerang.

3.2 Prosedur Penelitian

Perencanaan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:

1. Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), lembar pengamatan proses pembelajaran, instrumen tes hasil belajar, angket respon siswa serta menyiapkan media pembelajaran yaitu beberapa set(perangkat) kartu dominik sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Mengadakan diskusi dengan guru-guru mata pelajaran matematika di sekolah dan di forum MGMP.

3. Sebagai tindak lanjut hasil diskusi, peneliti mengadakan perbaikan RPP, LKS dan instrumen lainnya.

Pelaksanaan

1. Peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan permainan kartu dominik sesuai RPP. Selama pembelajaran berlangsung, dilaksanakan observasi/pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan proses pembelajaran. Pada setiap akhir siklus, dilakukan tes hasil belajar.

2. Setelah pembelajaran selesai, peneliti melakukan evaluasi berdasarkan analisis data untuk dijadikan bahan acuan tindakan pada siklus berikutnya.