• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Intimas

Dalam dokumen Women and Breast 2. (Halaman 120-125)

segala binatang yang merayap di bumi.” (Kej 1:28)

Tujuan 3: Hubungan Intimas

Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari sumurmu yang membual. Patutkah mata airmu meluap ke luar seperti batang- batang air ke lapangan-lapangan? Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain. Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya

(Ams. 5:15–19)

Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan buah dadamu gugusan- nya. Kataku: “Aku ingin memanjat pohon korma itu dan memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan nafas hidungmu seperti buah apel (Kid. 7:7–8)

Kidung Agung memberi gambaran yang jelas mengenai kerinduan laki-laki untuk menikmati keindahan serta kehangatan buah dada perempuan, yaitu kekasihnya. Tubuh kekasihnya digambarkan sebagai pohon korma dan buah dadanya sebagai gugusannya. Pohon dipanjat untuk mendapatkan buahnya. Di sana ia menikmati manisnya buah yang memberinya gairah dan kekuatan. Demikian juga buah dada digambarkan sebagai gugusan buah anggur yang akan menghangatkan dan menggairahkan cinta. Betapa ia menyukai keranuman buah dada seorang yang dikasihinya. Dalam ayat itu juga dikatakan, “Nafas hidungmu seperti buah apel.” Napas hidung adalah

Mereka Memiliki Tujuan 0 bagian dari bahasa rahasia yang keluar dari kekasihnya yang sedang menikmati hubungan intimasi.

Keberadaan payudara tidak hanya untuk keindahan dan kesem- purnaan tubuh atau sebagai organ penghasil susu untuk bayi, tetapi menjadi bagian penting dalam kenikmatan hubungan intimasi. Selama payudara berada di dada perempuan, ia menjadi bagian keindahan dan kesempurnaan tubuh. Namun, ia tidak selamanya berfungsi untuk menyusui. Ia akan berhenti berfungsi untuk memberi susu sejalan dengan berhentinya kelahiran. Selebihnya waktu yang ada untuk kekasih yang dicintainya, bahkan sebelum ia mengandung dan memfungsikan payudaranya untuk kelahiran. Bayi hanya menikmati air susu selama masa menyusui. Perasaan dalam konteks menyusui anak akan sangat berbeda bagi perempuan dibandingkan dengan konteks kekasih yang “menyusu”. Ada perasaan yang tajam dan merangsang dalam gairah hangatnya berahi cinta. Perempuan dimampukan untuk membedakan sentuhan mulut bayi dengan sentuhan kekasih pada payudara yang sama.

Kekasih telah menikmatinya sebelum anak dilahirkan baginya dan selanjutnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan selama hidup suami istri. Luar biasa apa yang telah Tuhan ciptakan. Tuhan telah memberi gairah seks kepada manusia. Hal itu bukan buatan manusia. Hal itu pun bukan karena hormon yang banyak dalam tubuh Anda, melainkan anugerah untuk keindahan dan kenikmatan intimasi. Mengapa hal itu terjadi? Mengapa seks nikmat lebih nikmat dari segala yang ada di bumi? Itu pun saya tidak mengerti. Hal itu sudah ada sejak awal penciptaan manusia.

Tuhan telah mengaruniakan hal itu sejak semula dan melihat semua itu sangat baik. Sebagaimana hangatnya bayi dalam dekapan ibu di antara buah dadanya, demikian juga laki-laki rindu berada di antara buah dada kekasihnya. Ia merasakan kehangatan dan gairah dalam pelukan dan indahnya buah dada. Payudara menghangatkan cinta. Payudara perempuan juga merupakan organ intimasi. Di manakah Tuhan menaruh sensasi seks dalam tubuh manusia? Bukankah Tuhan telah menenun semua organ seks untuk kepentingan intimasi?

Women and Breast 1

0

Sayang sekali, semua ini menjadikan Tuhan menyesal men- ciptakan manusia. Bukan karena Tuhan menyesal mengaruniakan seks kepada manusia, melainkan manusia telah menyalahgunakan seks yang kudus itu. Dengan seks manusia melakukan kejijikan dihadapan TUHAN dan melahirkan generasi-generasi yang jahat. Lihatlah dan baca dalam kitab Kejadian 6. Oleh karena kejahatan seks, dimana seks menjadi satu-satunya jalan untuk menurunkan generasi. Seks yang jahat menurunkan generasi yang jahat.

Ketika manusia itu mulai bertambah banyak jumlahnya di muka bumi, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, maka anak- anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan- perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka. Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja.” Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia, dan perem- puan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka; inilah orang- orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata, maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: “Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka” (Kej. 6:1–7)

Betapa tidak hati Tuhan menjadi sakit karena manusia menurunkan atau melahirkan generasi-generasi jahat, generasi yang hatinya selalu membuahkan kejahatan. Generasi milik siapakah mereka? Itulah generasi milik Si Jahat. Dari buahnyalah kita mengenal mereka. Iblis adalah jahat dari mulanya dan ia menurunkan generasi- generasi jahat melalui hubungan seks yang jahat. Seks menjadi alat yang sangat potensial dan menjadi satu-satunya untuk mendapatkan

Mereka Memiliki Tujuan generasi. Apakah itu generasi milik Tuhan dari benih Tuhan atau generasi milik Iblis dari benih Iblis? Generasi tidak pernah dilahirkan dengan perkataan manusia, tetapi dari benih yang ditabur dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Keadaan manusia sekarang tidak ada bedanya dengan manusia pada zaman Nabi Nuh. Bahkan keadaan manusia akhir jaman jauh lebih jahat daripada keadaan nenek moyang kita.

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia (Mat. 24:37–39)

Tahukah Anda bahwa tubuh manusia, terutama perempuan, telah ditenun oleh Tuhan penuh dengan sensasi seks? Oleh karena itu, setiap laki-laki memandang perempuan dengan bergairah. Hubungan intimasi bukan hanya berhubungan melalui alat-alat kelamin. Tidak sama seperti binatang. Hubungan seks pada binatang terbatas hanya hubungan seks. Hubungan intimasi bukan sekadar hubungan seks. Intimasi menjadi hubungan yang lebih jauh dari sekadar hubungan seks.

Dapatkah seorang perempuan melakukan hal yang sama, yaitu merangsang dan menikmati payudaranya sendiri? Hal itu bisa saja. Ada perempuan yang melakukan masturbasi dengan merangsang payudaranya sendiri. Intimasi gaya lesbian, itulah mereka. Bagaimana dengan payudara laki-laki? Tampaknya hal itu tidak banyak mem- pengaruhi rangsangan intimasi. Rangsangan payudara akan me- rangsang gairah untuk intimasi. Payudara adalah anugerah Tuhan bagi perempuan. Banyak perempuan mempercantik payudaranya untuk tampil lebih seksi dan menarik gairah laki-laki.

Women and Breast 1

12

>>

Dibentuk untuk

Dalam dokumen Women and Breast 2. (Halaman 120-125)