• Tidak ada hasil yang ditemukan

Payudara selalu hidup dalam perubahan, respons yang benar adalah kunci hidup tetap sehat.

Dalam dokumen Women and Breast 2. (Halaman 93-105)

A

ku adalah gadis yang sedang bertumbuh dewasa. Usiaku bertambah, ukuran tubuh dan payudaraku pun bertambah. Satu hal yang kurenungkan, aku harus mengucap syukur kepada Tuhan yang telah membentukku seperti sekarang. Aku percaya aku sehat, begitu juga payudaraku. Payudaraku akan berfungsi manakala ia suatu saat harus difungsikan. Aku harus mengenali perubahan-perubahan yang terjadi pada payudaraku setiap bulan. Tuhan yang memberiku payudara dan aku bertanggungjawab menjaganya untuk generasi mendatang.” Itu adalah sepenggal cerita dari Jamine, yang ingin mengenal payudaranya secara lebih mendalam.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, payudara adalah organ yang selalu diperhadapkan dengan perubahan. Payudara menjadi organ tubuh yang

Women and Breast 1

8

sangat rentan terhadap munculnya kelainan atau penyakit akibat perubahan-perubahan yang tidak bisa mereka antisipasi. Mereka menjadi mesin kehidupan yang kompleks dan sangat rumit. Mereka menjadi organ yang dapat memengaruhi dan dipengaruhi dari tingkat tertinggi sampai terendah.

Perubahan-perubahan fisiologis dapat menjadi perubahan yang bersifat patologis.

Secara fisiologis payudara mengalami perubahan-perubahan karena perubahan-perubahan hormonal yang berperan dan memenga- ruhi payudara. Payudara menjadi organ yang sangat bergantung dari peran organ lain. Ia berada dalam gelombang hormonal tubuh perempuan. Selama berada dalam gelombang hormonal, ia akan mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis. Namun, perubahan-perubahan fisiologis dapat menjadi perubahan yang patologis. Beberapa kondisi yang mengharuskan payudara berubah secara fisiologis adalah masa siklus menstruasi setiap bulan, kehamilan, dan menyusui. Perubahan payudara terakhir adalah degenerasi pada masa menopause. Payudara mengalami 3 fase perubahan dasar, yaitu perubahan pada fase pertumbuhan, perubahan pada fase reproduksi, dan perubahan pada fase involusi atau degenerasi. Semua payudara perempuan akan berubah selama ia hidup. Bersiap, berjaga, dan tentunya berdoalah dalam segala hal untuk kesehatan payudara Anda.

Bagaimana dengan payudara laki-laki? Payudara laki-laki adalah cerminan dari payudara perempuan. Ia berasal dari sel-sel yang sama, dibangun dan dijadikan dalam pola yang sama. Namun, kemudian keduanya terpisah dalam pertumbuhan dan pendewasaan. Payudara laki-laki tidak mengalami pertumbuhan yang berarti karena telah ditetapkan demikian sejak semula. Sebaliknya, payudara perempuan bertumbuh sesuai fungsinya pada kemudian hari. Payudara laki- laki tidak dapat difungsikan. Ia adalah bayangan dari payudara perempuan. Perbedaan ini terjadi karena Tuhan telah menetapkan perbedaan hormon antara laki-laki dan perempuan yang mengatur seluruh sistem kehidupan payudara. Oleh karena perbedaan hormon

Perubahan Fisiologis Payudara 8 inilah, yaitu estrogen dan progesteron, payudara perempuan lebih besar daripada laki-laki.

Perempuan Pada Masa Menstruasi

Payudara berhubungan sangat erat dengan siklus menstruasi. Seorang perempuan normal akan mengalami siklus menstruasi setiap bulan. Setiap perempuan memiliki keteraturan dalam siklus menstruasi. Setiap perempuan dapat mengalami siklus menstruasi yang berbeda. Ada perempuan yang mengalami siklus secara teratur, tetapi ada juga yang tidak teratur. Semua itu tidak masalah, asal bukan karena faktor penyakit. Secara fisiologis, keadaan ini sering terjadi karena perubahan hormonal secara tidak seimbang. Nah, masalahnya adalah payudara selalu mengikuti perubahan sesuai dengan pola menstruasi.

Menarche menjadi awal payudara mendapatkan sentuhan per- tumbuhan awal karena hormonal. Sejak itu, saat payudara terangsang, ia bisa bertambah besar atau kecil. Perubahan jaringan payudara terjadi setiap bulan akibat siklus menstruasi. Payudara akan dipersiapkan jika kehamilan terjadi. Baik menikah maupun tidak menikah, payudara perempuan akan berubah sesuai siklus menstruasi.

Menyusui adalah tugas penting yang diemban payudara.

Ada banyak orang yang merasakan perubahan yang terjadi pada payudaranya selama siklus menstruasi. Namun, ada juga yang tidak merasakan adanya perubahan yang berarti pada payudaranya. Tempat- tempat tertentu dalam jaringan payudara akan dirasakan lebih nyeri pada setiap siklus menstruasi. Demikian juga perubahan-perubahan yang telah terjadi pada payudara akan berakhir pada fase menstruasi. Payudara akan mengalami perubahan yang sama pada bulan berikutnya. Demikianlah seterusnya, bila menstruasi terjadi, kehamilan pun tidak terjadi. Bila kehamilan terjadi, pertumbuhhan dan perubahan pada payudara akan berlanjut untuk persiapan kelahiran yang akan datang. Menyusui adalah tugas penting yang diemban payudara.

Women and Breast 1

8

Ada gadis berusia 13 tahun memiliki payudara selayaknya perempuan dewasa. Dalam waktu kurang dari 2 tahun sejak ia mengalami menarch

atau menstruasi awal, payudaranya mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, tidak selayaknya pada usia seperti itu. Sejak menarch, payudara akan mendapatkan dorongan hormonal untuk bertumbuh menjadi sempurna dan dewasa. Payudara bertumbuh secara perlahan dan akan mencapai ukuran dewasa dalam waktu tahunan. Tidak semua jaringan payudara memiliki respons yang sama terhadap hormon pertumbuhan dari setiap perempuan. Apakah yang menyebabkan pertumbuhan payudara seperti itu? Tampaknya tidak mudah menjelaskannya, barangkali karena perubahan genetik yang diturunkan dengan rangsangan hormonal yang dapat mempercepat pertumbuhan payudara.

Dalam pertumbuhannya, terjadilah penyimpangan pertumbuhan jaringan payudara seperti yang dialami oleh gadis tersebut. Ada benjolan cukup besar pada payudara kirinya yang menjadikan payudara itu lebih besar daripada yang kanan. Foto di samping adalah tumor yang dikeluarkan dari payudara tersebut. Benjolan ini pun mengalami percepatan pertumbuhan dalam hitungan bulan. Pada kondisi normal pertumbuhan benjolan atau tumor mengikuti pertumbuhan payudara itu sendiri, artinya sangat tergantung dari rangsangan hormon pertumbuhannya. Secara klinis benjolan ini dapat berkembang menjadi lebih besar, bahkan seukuran payudaranya. Adanya benjolan ini akan memengaruhi bentuk dan volume yang sesungguhnya dari payudara itu. Ada bagian jaringan payudara yang terambil posisinya dan memengaruhi pertumbuhan payudara.

Perubahan-perubahan ini dapat terjadi pada tingkat histo- pathologi yang berdampak pada kelainan morfologi payudara. Perubahan-perubahan histologi ini terjadi akibat rangsangan hormon- hormon yang bekerja pada siklus menstruasi. Di bawah pengaruh FSH dan LH selama fase folikuler pada siklus menstruasi, meningkatkan level estrogen yang disekresikan oleh folikel de Graaf dan merangsang proliferasi epithelial payudara. Selama fase proliferasi terjadi epithelium

Perubahan Fisiologis Payudara 8

sprouting, dengan penambahan mitosis sel, sintesa RNA, penambahan densitas inti, pembesaran dari inti, dan perubahan-perubahan organel- organel intercellular lainnya; terutama apparatus Golgi, ribosum, dan mitochondria. Dua fase menstruasi pada perempuan yang subur adalah fase folikuler dan fase luteal.

Payudara pada fase folikuler.

Fase folikuler dari siklus menstruasi adalah fase dari mulainya menstruasi sampai terjadinya ovulasi. Fase ini terjadi karena naiknya hormone FSH (Follicular Stimulating Hormone) pada hari pertama dalam siklus menstruasi. FSH merangsang pertumbuhan folikel dan sekresi estrogen. Pada payudara, peningkatan kadar estrogen akan menginisiasi atau merangsang mitosis sel, sintese RNA, densitas inti meningkat dan perubahan-perubahan lain dalam sel epitel. Sebagai tambahan, estrogen memiliki efek seperti histamin pada mikrosirkulasi jaringan payudara. Hal ini akan meningkatkan aliran darah dalam payudara pada hari ke-3 hingga ke-4 sebelum menstruasi. Kerja hormon ini akan berefek pada peningkatan volume payudara menjadi berkisar 15–30 cm3. Peningkatan volume ini terjadi karena pengaruh

dari peningkatan edema interlobular dan adanya peningkatan proliferasi sel-sel.

Estrogen menghambat sekresi FSH yang berakibat terjadi penurunan kadar FSH dalam sirkulasi. Kadar atau level estrogen mencapai puncaknya sampai akhir dari fase folikuler dalam siklus menstruasi dan berdampak positif bagi hormon Luteinizing (LH). LH mencapai puncak dan segera turun untuk memberi kesempatan ovulasi terjadi. LH menyebabkan edema folikel dan segera pecah agar ovum atau “oocyte” bisa dilepaskan atau dikeluarkan ke cavum peritoneum dan diteruskan ke tuba ovarium. Selama fase folikel terjadi pelepasan ovum saat sintese estrogen maximal pada pertengahan siklus menstruasi.

Demikian juga progestogens merangsang perubahan dalam epithelium payudara pada fase luteal. Pada masa premenstrual payudara terasa penuh karena meningkatnya edema interlobular

Women and Breast 1

8

dan meningkatnya proliferasiductus dan acinar di bawah pengaruh estrogen dan progestogen. Setelah menstruasi edema jaringan mulai menyusut dan proliferasi berhenti untuk memulai siklus yang baru. Minimum perubahan ukuran volume payudara terjadi pada hari 5–7 setelah menstruasi bersih.

Payudara pada fase luteal.

Fase ini diinisiasi oleh turunnya level LH dengan tajam. Selama fase luteal produksi progesterone menjadi maksimal. Pada titik ini terjadi peningkatan level progesteron dan sementara estrogen menu- run. Dalam jaringan payudara hormon progesteron merangsang terjadinya pelebaran atau delatasi duktus dan sel-sel epithel alveolar berdiferensiasi menjadi sel-sel sekretorius. Proliferasi sel-sel epithel payudara meningkat pada fase luteal dalam siklus menstruasi. Semua ini diperuntukkan sebagai persiapan segala sesuatu yang dibutuhkan jaringan payudara untuk memproduksi air susu. Terjadi peningkatan ukuran dan kepadatan jaringan payudara. Payudara menjadi lebih kencang dan tegang. Nyeri menjadi salah satu keluhan yang sering dijumpai pada fase ini. Namun, tidak semua bagian payudara menda- pat rangsangan yang sama sehingga ada bagian tertentu yang masih dalam keadaan normal.

Payudara pada fase menstruasi.

Fase ini menjadi fase akhir dari siklus menstruasi dan akan memulai siklus baru. Fase ini menjadi fase yang pendek, kurang dari seminggu. Keluhan payudara justru lebih jelas pada akhir fase menstruasi dan masuk ke fase menstruasi yang baru. Kadar progesteron yang tinggi akan memberi efek negatif terhadap GnRH sehingga terjadi penurunan sekresi estrogen dan progesteron. Penurunan ini akan mengubah kembali terjadinya peningkatan FSH untuk siklus menstruasi berikutnya. Dalam jaringan payudara terjadi penurunan aktivitas sekresi dari sel-sel epitel jaringan payudara. Efek perubahan ini menyebabkan edema jaringan payudara menurun. Proses proliferasi berhenti dan payudara kembali ke ukuran semula.

Perubahan Fisiologis Payudara 8 Demikianlah volume payudara menurun hingga 5–7 hari setelah menstruasi.

PEREMPUAN PADA MASA KEHAMILAN

Payudara pada masa kehamilan mengalami banyak perubahan, baik dalam bentuk dan ukuran. Adanya perubahan pigmentasi dan vaskularisasi yang tampak jelas di kulit payudara. Selama kehamilan, terjadi pertumbuhan yang jelas dari duktus atau saluran air susu, lobular, dan alveolus sebagai akibat rangsangan hormon luteal

dan placental sex steroid, placental lactogen, prolactin

dan chorionic gonadotropin. Hormon prolactin selama kehamilan dilepaskan dalam jumlah besar yang akan merangsang pertumbuhan epitel dan sekresi susu (Going JJ, Anderson TJ, Battersby S, et al, 1988; Soderqvist G, Isaksson E, Schowltz BV, et al, 1997).

Pada kehamilan minggu 3–4 terjadi peningkatan pertumbuhan duktus atau saluran susu dan terbentuk cabang-cabang dan lobular

karena rangsangan hormon estrogen. Namun, pembesaran nyata payudara terlihat pada kehamilan minggu 5–8. Tampak adanya pelebaran pembuluh darah perifir di daerah dada dan payudara dan adanya penambahan pigmentasi kulit payudara, terutama pada

“nipple areola complex”. Pada kehamilan semester kedua, progesteron merangsang pertumbuhan lobular untuk menambahkan jumlah tunas- tunas duktus. Dalam alveoli akan mulai terbentuk kolostrum yang disekresikan oleh pengaruh prolaktin. Dari kehamilan minggu ke-12 dan selanjutnya terjadi peningkatan ukuran besar payudara karena terbentuknya kolostrum-kolostrum dalam alveoli-alveoli.

Selama kehamilan sangat nyata terjadi adanya pertumbuhan ductular, lobular, dan alveolar sebagai akibat dari pengaruh luteal dan placental sex steroids, placental lactogen, prolactin, dan choriogonadotropin. Prolactin dalam kehamilan dilepaskan sangat progresif dan memengaruhi pertumbuhan epithelial dan sekresi. Pada minggu 3–4 masa kehamilan terjadi ductular sprouting dengan pembentukan cabang-cabangnya, pembentukan dari lobular di bawah pengaruh estrogen.

Women and Breast 1

88

Pada minggu 5–8 kehamilan payudara bertambah dalam ukuran yang signifikan dengan pelebaran pembuluh darah vena di kulit atasnya dan bertambah berat, serta meningkatnya pigmentasi di areola mamma

(nipple areola complex). Trimester kedua pertumbuhan lobular melebihi pertumbuhan ductus oleh pengaruh hormon progesteron.

Alveoli dipenuhi kolostrum-kolostrum tanpa lemak yang disekresikan karena pengaruh prolaktin. Dari setengah waktu kehamilan dan selanjutnya terjadi peningkatan ukuran payudara bukan akibat

proliferai epithelial payudara, melainkan karena penambahan delatasi alveoli dengan kolostrum-kolostrum, sebagaimana juga oleh hypertrofi sel myoepithel, jaringan ikat dan lemak. Dalam colostrum fase akhir didapatkan sel-sel epitel yang terkelupas. Bentukan akumulasi atau

agregasi sel lymphocyte, round cells, phagocytic alveolar cell (foams cell) didapatkan dalam kolostrum, dikenal dengan nama Donne corpuscles.

PAYUDARA PADA MASA LAKTASI

Setelah kelahiran dengan segera terjadi penurunan hormon

placental lactogen dan sex steroid. Hormon lactogen mulai bekerja dengan kuat langsung kepada payudara. Selama hari 4–5 terjadi pembesaran payudara karena akumulasi produksi susu dalam alveolus

dan ductus. Kolostrum adalah cairan susu yang pertama kali keluar dari payudara. Kolostrum mengandung lactoglobulin yang identik dengan immunoglobulin dalam darah. Setelah colustrum dikeluarkan, berikutnya dikeluarkan susu transisi, kemudian susu yang mature. Hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan payudara masa kehamilan dan laktasi adalah:

o Hormon estrogen, berperan dalam pertumbuhan duktus dan

lobular alveolar kelenjar payudara.

o Hormon progesteron, sangat dibutuhkan untuk diferensiasi dan

pertumbuhan lobuloalveolar kelenjar payudara.

o Hormon glucocorticoid, sangat berperan pada pertumbuhan

duktus pada masa muda dan meningkatkan pertumbuhan lobulo alveolar pada masa laktasi atau menyusui.

Perubahan Fisiologis Payudara 8

o Hormon pertumbuhan (GH) menjadi penting dalam proses

pertumbuhan duktus pada masa pubertas dan merangsang payudara untuk laktasi serta mempertahankan kehidupan sel epitel payudara.

o Hormon insulin, diperlukan untuk meningkatkan pertumbuhan

sel epitel kelenjar payudara dan meningkatkan pertumbuhan

ductus alveolus.

o Hormon prolaktin, berperan dalam pertumbuhan payudara masa

pubertas dan pembentukan susu serta mempertahankan laktasi.

o Hormon thyroxin, menjadi penting untuk meningkatkan respons

epitel kelenjar terhadap hormon prolaktin.

o Hormon oxytocin, sangat dibutuhkan untuk kontraksi sel myoepitel

dan pancaran air susu.

PAYUDARA MENOPAUSE

Fase ini menjadi fase yang sangat mengkhawatirkan bagi ke- banyakan perempuan karena fase ini berarti kemunduran dan ber- hentinya fungsi payudara untuk memproduksi makanan bagi bayi. Bagaimanakah dengan fungsi payudara sebagai organ intimasi? Dapatkah ia menghangatkan dan menggairahkan gairah saat hubungan intimasi? Sedikit banyak hal itu masih dapat terjadi, tergantung respons setiap pribadi dalam memberikan yang terbaik.

Tidak seorang pun dapat menolak fase menopause. Suatu saat organ berhenti dalam fungsinya kalau segala sesuatu telah selesai. Ia pun akan mengatur dirinya melalui sistem yang ada dalam tubuh seseorang. Fungsi payudara berhenti dengan sendirinya setelah waktu pengabdiannya habis. Payudara mempunyai waktu untuk beristirahat. Ia telah memberi tugasnya untuk memberi makanan dan pertumbuhan bayi.

Women and Breast 1

0

Adanya penurunan fungsi ovarium akan berdampak pada regresi dari struktur epithel dan stroma

payudara.

Menopause dapat terjadi minimal pada akhir usia 40-an dan awal 50-an. Menopause ditandai dengan berakhirnya masa menstruasi. Gejala atau simptom menopause terjadi karena penurunan estrogen dan progesteron. Gejala termasuk rasa panas (hot flashes), berkeringat pada malam hari, gangguan mood atau emosi, gangguan tidur, vagina kering. Perubahan dimulai pada tingkat organ diikuti perubahan emosional, perubahan sensasi, dan perubahan dalam gairah. Namun ingatlah, semua itu terjadi secara alamiah dan tidak menakutkan seperti yang dikhawatirkan kebanyakan perempuan. Berikan respons yang benar, semua akan bekerja dan berjalan dengan benar.

Semua payudara perempuan akan mengalami masa menopause. Tentu Anda masih ingat bahwa payudara sangat erat hubungannya dengan aktivitas menstruasi. Menstruasi menjadi sahabat bagi per- ubahan payudara. Ia tidak akan dapat berjalan bersama lagi seiring dengan masa menstruasi habis. Perubahan-perubahan tampak lebih dulu terjadi pada aktivitas payudara jauh sebelum menopause terjadi karena penurunan fungsi ovarium sangat berdampak pada penurunan level atau konsentrasi hormon seks. Adanya penurunan fungsi ovarium akan berdampak pada regresi dari struktur epitel dan stroma payudara. Sistem duktus tetap, tetapi lobul dan lobulus akan mengerut dan kolaps. Hilangnya rangsangan hormonal memberi efek penurunan secara absolut dari sejumlah lobular unit dan atropi dari unit yang tersisa.

Hilangnya kekuatan jaringan ikat berefek kepada bertambahnya ukuran dan perubahan payudara.

Akibatnya, terjadi penurunan jaringan glandular diganti jaring- an lemak. Penurunan densitas payudara membuat lebih mudah untuk mendeteksi kanker payudara pada pemeriksaan mamogram.

Perubahan Fisiologis Payudara Sistem duktus masih utuh. Jaringan ikat longgar paralobular dan intralobular mulai diganti dengan jaringan kolagen dengan sedikit sel. Hilangnya kekuatan jaringan ikat berefek pada bertambahnya ukuran dan perubahan payudara. Namun, perubahan atropi terjadi tidak seluruhnya dan bervariasi. Beberapa perempuan usia 60–70-an masih memiliki sistem lobular seperti usia premenopause. Dampak lainnya adalah payudara akan jatuh terkulai atau breast saging karena hilangnya jaringan penopang dan elatisitas semua jaringan pada masa tua. ***

10

>>

Perubahan Patologis

Dalam dokumen Women and Breast 2. (Halaman 93-105)