• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Analisa Level Persepsi

B.3. Persepsi Strategi Secara Umum

B.3.4 Identitas Perempuan Kompeten

Sebagaimana dijelaskan pada tahap analisa level teks, identitas perempuan kompeten digambarkan sebagai sosok yang memiliki kecakapan, cerdas, dan memiliki kemampuan di bidang tertentu. Pada analisa level persepsi ini muncul tiga hal yang memunculkan identitas kompeten, yaitu karena menunjukkan daya kritis, menunjukkan keahlian ilmu, menunjukkan bidang pekerjaan.

1. Menunjukkan daya kritis

Memiliki daya kritis merupakan suatu bukti seseorang itu kompeten. Karena daya kritis tak akan muncul tanpa didasari dengan kepemilikan pengetahuan yang cukup. Kondisi ini tampak pada narasumber Senja Yustitia dan Aik Manuhoro Sadja. Dua narasumber tersebut dalam pernyataannya baik terkait material facebook maupun penulisan status, sengaja tidak ingin mengekspos dirinya namun memilih menunjukkan pemikirannya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“Untuk nama akun karena itu namaku, nama asliku…untuk pp sengaja ga pasang foto diri biar orang liatnya ga dari foto tapi dari status..info diri buat aku ga penting penting banget, di FB ga perlu orang tahu detail info kita kaya apa..status bagi saya buat mengungkapkan apa yang saya pikirkan, atau ada yang saya lihat harus saya share..soal sosial, politik dan yang lain..sekalian lihat reaksi orang gmn nanggapi pikiran ktitis ” (sumber: wawancara narasumber Senja Yustitia, tanggal 25 Juli 2012)

“aik itu sebenarnya nama panggilan sayang dari anakku, manuhoro itu bagian dari namaku yang sesungguhnya…foto pucuk daun itu melambangkan kesegaran, kebaruan, dan harapan, kalo di terjemahkan dengan rileks barangkali bisa dimaknai bahwa hidup harus dinafasi

commit to user 228

dengan semangat kemudaan, yang full ide-ide baru, dengan pasang PP itu saya masih bisa menampilkan something inside me….untuk info diri bagi saya, saya lebih nyaman dengan identitas yang saya tulis di info seperti itu saja. soalnya bagi saya tidak semuanya perlu diketahui umum…tulis status yang tiba2 mengemuka di otak dengan spontan, kadang saya juga nulis status untuk ungkapkan kegelisahan pada apa yang terjadi di sekitar saya. Ya sokur-sokur status saya bisa memancing daya kritis dari kawan2” (sumber : wawancara narasumber Aik Manuhoro Sadja, tanggal 6 Juli 2012)

Melalui pernyataannya, narasumber nampak menunjukkan identitas diri secara mendasar untuk dikenali saja. Tidak semua hal terkait dirinya dibuka untuk diketahui orang lain. Hal ini sengaja dilakukan agar orang tidak memfokuskan pengenalan akan dirinya pada tampilan namun pada pemikiran yang dimiliki. Pernyataan-pernyataan dari dua narasumber diatas, terutama pada penulisan status, tampak menunjukkan bahwa narasumber memiliki daya pemikiran kritis yang ingin dibaginya dengan orang lain. Sehingga tepatlah kiranya identitas kompeten melekat pada mereka.

2. Menunjukkan keahlian ilmu

Mampu menunjukkan keahlian ilmu merupakan suatu bukti seseorang itu kompeten. Kondisi ini tampak pada narasumber Lantip Abimanyu. Narasumber tersebut baik dalam material facebook maupun dalam penulisan status sengaja tidak ingin mengekspos dirinya namun memilih menunjukkan bidang keilmuan yang dikuasainya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“ bukan nama saya.. lantip itu artinya pintar, abimanyu memiliki arti tak kenal takut..ya kalo digabungin, artinya pintar dan tak kenal takut… PP yang ada tulisan linguistic, karena itu bidang ilmu dan bidang kerja saya juga..dan saya mencintai linguistic dengan amat sangat..ya saya pengen menunjukkan passion saya…saya cantumin cuma tanggal lahir dan agama..bukan apa apa..karena saya merasa cukup segitu saja yang saya

commit to user 229

share di FB…status saya gunain buat sharing..tentang apa yang berkesan dan memberi inspirasi..contohnya bacaan yang saya telah baca dan itu bagus..lainnya itu ya buat sharing hasil pemikiran saya” (sumber: wawancara narasumber Lantip Abimanyu, tanggal 25 Juli 2012)

Pernyataan-pernyataan dari narasumber diatas jelas menunjukkan bahwa narasumber ingin mengidentifikasikan dirinya berdasar bidang keilmuan yang dikuasainya. Sehingga tepatlah kiranya identitas kompeten melekat pada mereka.

3. Menunjukkan bidang pekerjaan

Menunjukkan pencapaian pada suatu pekerjaan merupakan suatu bukti seseorang itu kompeten pada suatu bidang kerja tertentu. Kondisi ini tampak pada narasumber kemilau Hukum dan Ellen Karismariyanti. Kedua narasumber tersebut, terutama pada material facebook, sengaja mengekspos dirinya dan pencapaiannya pada bidang kerja yang dijalaninya guna mendukung tampilan kompeten yang dimilikinya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“1. krna mnggunakan nama saya : Kemilau Mutik..2. krna bidang keahlian saya : hukum..“klo pic yg besar: skalian promosi hasil karya diri sendiri..klo pic yg kecil: skalian promosi diri sendiri, mmperkenalkan kita itu siapa..info diri kurang cukup mewakili karena kurang disediakan tempat oleh FB..kalau masalah status, selalu saya pilih yang berdampak posistif bagi banyak orang, kalau status itu memberkati saya, dan bisa memberkati orang lain maka saya akan update status” (Sumber: wawancara narasumber Kemilau Hukum, tanggal 5 Juni 2012)

“nama itu karena dikenal lebih banyak orang dengan panggilan Ellen.. kalo karismariyanti is my real last name..pp itu wisuda oktober 2010, wisuda pertama setelah kami ber4 menjabat sebagai kaprodi(lagi) dan kajur..public information aku masing2 group di setnya beda2, apa lagi dalam hal view foto..aku tetap pengen teman dalam arti sebenarnya yang memang bisa melihat info di fb ku..jadi yah bisa dibilang privacy…untuk status yang penting saja misal pengumuman untuk mahasiswa ” (Sumber: wawancara narasumber Ellen Karismariyanti, tanggal 4 Juni 2012)

commit to user 230

Pernyataan-pernyataan dari narasumber diatas jelas menunjukkan bahwa narasumber ingin mengidentifikasikan dirinya berdasar pencapaian dalam bidang pekerjaan yang dijalaninya. Karena itu yang diekspose lebih pada hasil karya kerja mereka. Kedua narasumber tampak sangat memiliki keyakinan untuk menampilkan diri dan memiliki pilihan kuat untuk menetukan bagaimana identitas diri yang ingin ditampilkannya. Sehingga tepatlah kiranya identitas kompeten melekat pada mereka.