• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Analisa Level Persepsi

B.1.1 Identitas Terberi

2. Kebanggaan akan keluarga

Sebagaimana kebanggaan akan anak, alasan lain yang juga muncul dari pemasangan profile picture adalah didasarkan pada kebanggaan akan keluarga bahagia yang dimiliki (lihat Gambar IV.5 dan IV.1). Penampilan keluarga, sebagaimana diungkap narasumber, dilakukan dengan dua cara, yaitu menampilkan gambar keluarga dan menampilkan moment bahagia bersama keluarga

 Menampilkan gambar keluarga

Menampilkan gambar keluarga disini yang dimaksdkan adalah narasumber memang sengaja menampilkan gambar keluarganya, yang merupakan suatu kebanggaan yang baginya bisa dipamerkan kepada orang lain (lihat Gambar IV.5). Hal ini sebagaimana diungkap narasumber berikut:

“apa ya mba ... menunjukkan kluarga kecil ... anak lucu ... istilahnya sekalian pamer anak wedok .. hehehehee” (sumber: wawancara narasumber Riza Siagian (Bunda Keyke), tanggal 4 Juni 2012)

Dijelaskan diatas bahwa narasumber secara sengaja memang sengaja menggunakan profile picture yang menampilkan gambar dirinya dan keluarganya untuk menunjukkan dan mempamerkan apa yang dimiliki dan menjadi kebanggaannya. Kesengajaan menampilkan gambar yang demikian menunjukkan bagaimana narasumber tersebut menganggap keluarga merupakan bagian kuat dari identitas dirinya untuk ditampilkan.

commit to user 160

 Menampilkan moment bahagia bersama keluarga

Menampilkan moment bahagia bersama keluarga yang dimaksudkan disini adalah narasumber sengaja menampilkan suatu kejadian yang menggambarkan keadaan bahagia terkait saat kebersamaan bersama keluarganya, sehingga nampak keluarga bahagia yang dimilikinya (lihat Gambar IV.1). Hal ini sebagaimana diungkap narasumber berikut:

“Ohh..Itu dipilih karena seneng mbak itu moment saya sama keluarga liburan bareng..ya buat nunjukin juga saya punya keluarga bahagia..” (sumber: wawancara narasumber Buk Ida, tanggal 23 Juli 2012)

Dijelaskan diatas bahwa narasumber memang sengaja memasang gambar moment liburannya bersama keluarga, yang merupakan moment bahagia baginya. Narasumber mamang sengaja memilih gambar tersebut untuk menunjukkan bahwa dirinya memiliki keluarga yang bahagia. Hal ini menandakan bahwa keluarga bahagia merupakan satu kebanggaan yang dimilikinya dan menjadi bagian yang dianggapnya merupakan bagian dari identitas dirinya untuk ditunjukkan dan dipamerkan pada orang lain.

Dengan demikian terlihat bahwa memang ada narasumber yang pemasangan profile picturenya identitas terberi yang dimilikinya. Yaitu terkait dengan statusnya sebagai seorang anggota suatu keluarga. Sehingga memang ada kaitan antara identitas terberi dengan profile picture yang dipasang. Hal ini menunjukkan bahwa memang profile picture menjadi bagian identitas yang memang diakui dan disadari secara penuh menjadi bagian dari penunjukkan identitas oleh narasumber. Identitas terberi yang dimiliki terlihat muncul dengan

commit to user 161

memasang gambar keluarga bahagia yang dimiliki. Kondisi ini sesuai dengan temuan yang didapat pada analisa level teks.

Kondisi pemasangan profile picture oleh perempuan terkait identitas terberi ini, jelas menunjukkan kebanggaan yang lebih dari pemilik akun akan status terberi yang dimilikinya. mereka merasa lebih nyaman dan senang untuk memasang profile picture yang menggambarkan identitas terberi tersebut, alih-alih memasang foto dirinya sendiri. Padahal, akun facebook sejatinya adalah akun pribadi seseorang, untuk menunjukkan dirinya sendiri. Di titik ini, tampak kondisi muted tanpa disadari ada pada pemilik akun yang bersangkutran, karena orang akan melihat yang menonjol adalah bukan dirinya sebagai pribadi melainkan hal lain terkait identitas terberi yang dimilikinya.

Namun demikian kondisi ini tidak ditemukan pada semua akun dengan idnetitas terberi. Ternyata tidak semua pemilik akun dengan identitas terberi menggunakan profile picture dengan mengkaitkannya dengan identitas terberi yang dimiliki. Terlihat bahwa ada pula yang telah berani untuk menunjukkan dirinya, karena memang ingin menampilkan dirinya.

b.1. Menggunakan Profile picture Tak Terkait Identitas Terberi

Setelah dilakukan wawancara, ditemukan bahwa dalam pemasangan

profile picture, terdapat pula narasumber dengan identitas terberi yang

menggunakan profile picture yang lepas dari identitas terberi yang dimilikinya. Mereka menampilkan dirinya memang dengan tujuan untuk menunjukkan dirinya sebagai seorang pribadi yang utuh (lihat pada gambar IV.3, IV.4, dan IV.7).

commit to user 162 Menggunakan Gambar Diri Sendiri

Menggunakan gambar diri sendiri disini menunjukkan bahwa narasumber dalam pemasangan profile picture sengaja memilih menggunakan gambar dirinya sendiri tanpa mengkaitkannnya dengan anak maupun keluarga sebagai bagian dari identitas dirinya. ada dua alasan yang muncul disini, yaitu karena pengetahuan akan aturan dalam facebook dan karena kesadaran akan identitas diri

 Pengetahuan akan aturan dalam Facebook

Pengetahuan akan aturan dalam facebook disini dimaksudkan bahwa narasumber melihat bahwa karena akun tersebut benar merupakan akun pribadinya, maka dia memasang profile picture yang menunjukkan dirinya sendiri, sesuai dengan pengetahuannya akan aturan dalam facebook (lihat Gambar IV.4). Hal ini sebagaimana terlihat pada narasumber berikut :

“hahaha, kalau soal itu..lha ini kan facebook saya, jadi ya saya pakai foto saya sendiri. Kan memang gitu harusnya jadi jelas.” (sumber: wawancara narasumber Henny Indriyawati Pulunggono, tanggal 25 Juli 2012)

Dijelaskan diatas, bahwa penggunaan gambar diri dalam profile

picture didorong dari pengetahuan narasumber akan aturan dalam facebook,

bahwa suatu akun hendaknya menggunakan gambar diri sendiri sehingga identitas diri menjadi lebih jelas. Disini menunjukkan bahwa pemasangan gambar diri dalam profile picture bukanlah sepenuhnya karena kepercayaan dirinya menampilkan dirinya, namun lebih pada kemauannya untuk mengikuti pengetahuannya akan aturan dalam facebook.

commit to user 163  Kesadaran akan identitas diri

Kesadaran akan identitas diri yang dimaksudkan disini adalah bahwa narasumber tampak melihat bahwa gambar diri merupakan bagian yang kuat untuk mengenalkan dan menunjukkan dirinya (lihat Gambar IV.3 dan IV.7). Hal ini sebagaimana terlihat pada pernyataan narasumber berikut:

“identitas aja..itu lah saya..nunjukin diri” (sumber : wawancara narasumber Bu Tephy, tanggal 29 Mei 2012)

“Pp itu adalah cerminan gambar diri saya yang terupdate saja, nunjukin siapa saya” (sumber: wawancara narasumber Aunty Ocie, tanggal 27 Juli 2012)

Dijelaskan diatas bahwa karena narasumber melihat gambar sebagai alat untuk menunjukkan dirinya, maka mereka menggunakan profile picture dalam facebook untuk menampilkan dirinya, dengan cara memasang foto dirinya. Dengan keberanian memasang foto diri sendiri, maka tampak bahwa narasumber diatas telah mulai memiliki kepercayaan diri untuk menampilkan dirinya sendiri.

Dengan demikian terlihat bahwa ada narasumber dengan identitas terberi yang sengaja memasang profile picture dengan menggunakan gambar dirinya, tidak mengkaitkannya dengan identitas terberi yang dimilikinya. Berdasar alasan yang diungkap narasumber, tampak bahwa ada narasumber yang memasang gambar dirinya karena untuk mengikuti aturan dalam facebook sebagaimana yang dipahaminya. Pernyataan tersebut menunjukkan walau telah memasang gambar dirinya sendiri, namun narasumber masih terikat dalam kondisi muted, karena pilihan menampilkan gambar diri bukan karena keinginan dirinya untuk

commit to user 164

menampilkan identitas dirinya, tapi lebih katena untuk menikuti aturan yang dipahaminya. Disisi lain, nampak pula ada narasumber yang yang memang menampilkan gambar dirinya dalam profile picture untuk menampilkan identitas dirinya. Kondisi ini menunjukkan pula bahwa narasumber telah memilki kepercayaan diri untuk menampilkan dirinya, menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya, dan tanpa harus mengikatkan diri dengan tampilan yang makin menghubungkannya dengan identitas terberi yang dimiliki. Pada titik ini, jelas bahwa kondisi muted yang sebelumnya ada pada narasumber dengan identitas terberi, telah mulai hilang. Kesadaran untuk menampilkan identitas dirinya sebagai seorang pribadi yang utuh, kepercayaan diri untuk menampilkan diri tanpa terkait identitas terberi dalam profile picture merupakan bukti mulai menghilangnya kondisi muted pada narasumber sebagian narasumber dengan identitas terberi. Hal ini menunjukkan bahwa memang profile picture menjadi bagian identitas yang memang diakui dan disadari secara penuh menjadi bagian dari penunjukkan identitas oleh narasumber. Hanya saja apa yang ditunjukkannya dalam profile picture tidak konsisten dengan identitas terberi pada nama akun. Kondisi ini sesuai dengan temuan yang didapat pada analisa level teks.

c. Pencantuman Informasi Diri Jujur dan Terbuka

Mengenai informasi diri, semua narasumber mengatakan bahwa memang informasi diri yang dicantumkannya semuanya adalah benar dan bisa mewakili identitas terberi yang dimilikinya. Berdasar pernyataan narasumber kejujuran dan

commit to user 165

keterbukaan informasi yang mereka ungkap ada yang cukup memberi informasi mengenai dirinya dan ada pula yang memberi informasi detail terkait dirinya.

 Jujur Menggambarkan Diri

Jujur menggambarkan diri yang dimaksudkan disini adalah narasumber diatas melihat kejujuran dalam mencantumkan informasi merupakan satu hal penting untuk dilakukan dalam Facebook. Hal ini sebagaimana terlihat pada pernyataan narasumber berikut :

“itu di info semua yang saya cantumin benar, nyata. Buat apa juga dibuat buat. Jadi yang begitulah saya. Pokoknya gambarin saya banget.” (sumber: wawancara narasumber Henny Indriyawati Pulunggono, tanggal 25 Juli 2012)

“Identitas diri itu pasti, krn semua yang ditulis tanpa rekayasa (boleh dicek tingkat akurasinya loh)” (sumber: wawancara narasumber Aunty Ocie, tanggal 27 Juli 2012)

“Bisa banget gambarin diri saya ... informasi diri yang saya cantumkan itu terbuka dan sangat apa adanya ...” (sumber: wawancara narasumber Riza Siagian (Bunda Keyke), tanggal 4 Juni 2012)

“soal informasi diri yang saya tulis itu, apa adanya, jujur. Jadi cukup bisa lah untuk menggambarkan diri saya.” (sumber: wawancara narasumber, tanggal 29 Mei 2012)

“Info diri..wahh..bener..itu ya pokoknya jujur apa adanya, ga dibuat buat, nunjukin saya byanget.. ” (sumber: wawancara narasumber Gracia Bundanya Hera, tanggal 25 Juli 2012)

Dijelaskan bahwa dalam penulisan informasi diri oleh narasumber diatas mengandung kejujuran dan keterbukaan. Kejujuran dan keterbukaan dalam pencantuman informasi diri, sebagaimana dinyatakan narasumber diatas terlihat sebagai cara untuk menampilkan identitas dirinya yang

commit to user 166

dilakukan secara sadar. Kesengajaan jujur menampilkan informasi diri untuk mendukung identitas diri yang dilakukan narasumber diatas menunjukkan mulai beraninya narasumber membuka dan menampilkan dirinya, serta kesadaran narasumber akan dampak apa yang akan didapat dari apa yang dilakukannya, yaitu bahwa identitas dirinya akan terbentuk dari apa yang dicantumkannya dan orang akan lebih mengenal dirinya.

 Jujur Memberi Detail Informasi

Jujur memberi detail informasi diri disini pada dasarnya juga akan memberikan gambaran diri yang lebih lengkap pada orang lain yang membaca. Hanya saja penekanan disini adalah mereka menunjukkan detail informasi dalam informasi diri yang mereka cantumkan. Dalam hal ini kejujuran juga menjadi bagian tak terlupakan dalam pencantuman informasi diri. Hal ini sebagaimana terlihat pada pernyataan narasumber berikut:

“yup, everything my place of work, my interest, my phone number” (sumber: wawancara narasumber Bu Nopie, tanggal 4 Juni 2012)

“Oh iya..menurut saya cukup bantu saya untuk menggambarkan siapa saya..kan disana ada info saya kerja dimana..saya udah nikah atau belum..saya sekolah dmn aja..tanggal lahir saya.. (sumber: wawancara narasumber Buk Ida, tanggal 23 Juli 2012)

Dijelaskan bahwa dalam penulisan informasi diri oleh narasumber diatas dilakukan secara mendetail, hal-hal terkait dirinya. Dengan kesadaran akan pencantuman detail informasi diri ini, menunjukkan kesadaran diri narasumber akan hal apa yang dilakukannya, bahwa dalam mencantumkan informasi diri, mereka tidak hanya asal menulis namun mereka menunjukkan

commit to user 167

kejujuran yang bisa dipertanggungjawabkan atas segala informasi yang mereka cantumkan. Kondisi ini juga menunjukkan bahwa narasumber telah berani membuka dan menampilkan dirinya.

Dijelaskan bahwa memang informasi diri menjadi bagian penting yang memang diakui dan disadari secara penuh menjadi bagian dari penunjukkan identitas oleh narasumber dnegan idenitas terberi. Narasumber dengan identitas terberi melengkapi informasi diri yang dicantumkan dalam Facebook secara jujur dan sadar. Narasumber dnegan identitas terberi melihat informasi diri adalah hal yang harus dibuka untuk menampilkan dirinya. Keterbukaan informasi menjadi hal yang dianggap sudah seharusnya ada. Mereka tidak ada yang melihat terbukanya informasi yang ditampilkan bisa menjadi ancaman.

Secara keseluruhan, berdasar perpaduan antara nama akun, profile picture dan identitas diri, banyak narasumber yang menunjukkan kurang konsisten akan identitas yang hendak ditampilkan. Bisa jadi nama akun terkait identitas terberi, namun profile picture tidak terkait identitas terberi, dan sebaliknya. Namun untuk informasi diri, umumnya keterbukaan informasi diri merupakan hal yang jamak ditemui pada mereka dengan identitas terberi. Kondisi ini sesuai dengan temuan yang didapat pada analisa level teks. Akan tetapi, justru kondisi ini menunjukkan bahwa sejatinya perempuan dalam facebook, telah mulai melepaskan dirinya dari kondisi muted. Meski memang masih ada yang nama akun dan profile picture konsisten tidak menampilkan dirinya, namun tak sedikit ternyata yang mulai melepaskan diri dari kondisi muted, dengan membuka identitas dirinya pada sedikitnya satu diantara nama akun, profile picture, ataupun identitas diri.

commit to user 168 B.1.2. Identitas Netral

Dari pemaparan analisa pada level teks, identitas netral muncul dengan indikator bahwa dalam nama akun yang digunakan tidak mengindikasikan adanya identitas yang otomatis melekat maupun identitas yang dicapai karena suatu pencapaian atau prestasi. Sehingga nama akun untuk identitas netral, bisa dikatakan lebih menunjukkan dirinya secara pribadi tanpa ditambahi embel embel tertentu. Pada profile picture yang dipasang, baru separuh diantaranya yang telah memasang foto yang benar-benar menampilkan dirinya, sedang separuh yang lainnya masih menampilkan hal lain yang bukan dirinya. Terkait informasi diri sebagai indikator ketiga, sama seperti profile picture, separuh diantaranya sudah melengkapi data pada informasi diri, sedang separuh lainnya masih menutupi sebagian atau bahkan semua datanya.

Setelah dilakukan wawancara, didapatkan variasi sebagai berikut: a. Penggunaan Nama

a.1 Menggunakan nama sendiri

Setelah dilakukan wawancara dengan narasumbet, ditemukan bahwa pada penggunaan nama akun dari narasumber dengan identitas netral, ternyata dalam pemilihan nama akun, memang sengaja menggunakan namanya sendiri. Nama sendiri yang dimaksudkan disini terbagi menjadi dua kategori, yaitu nama asli secara lengkap yang dimilikinya dan nama panggilan kesayangannya. Gambaran pernyataan tersebut terlihat pada pernyataan narasumber berikut:

commit to user 169 1. Nama Asli Secara Lengkap

Nama asli secara lengkap yang dimaksudkan disini adalah narasumber dalam menggunakan nama akun secara sadar menggunakan nama lengkapnya yang asli. Berdasarkan pernyataan yang didapat dari narasumber, pada analisa level persepsi ini, penggunaan nama asli memiliki tiga alasan, yaitu, karena kebanggaan, karena alasan pergaulan dan karena alasan jaringan kerja. Hal ini sebagaimana terlihat dari pernyataan narasumber berikut:

 Kebanggaan

Penggunaan nama lengkap asli sebagai nama akun, dengan alasan karena memiliki kebanggaan akan nama lengkap yang dimilikinya sejak lahir, menunjukkan bahwa narasumber bersangkutan memang sengaja mengadosi nama aslinya sebagai nama akun, tanpa merasa perlu mengkaitkannya dengan identitas lain yang mungkin juga dimilikinya. Hal ini sebagaimana yang diungkap narasumber berikut:

“Pertimbangan?? Lha ya karena itu namaku..nama asliku ya kaya gitu..lha mau gimana lagi..kan nama asli dicantumin biar lebih gampang dikenali..bangga donk sama nama sendiri..hehe” (sumber: wawancara narasumber Senja Yustitia, tanggal 25 Juli 2012)

Dijelaskan diatas, bahwa narasumber merasa bangga akan nama yang dimilikinya. Dengan menggunakan nama lengkapnya yang asli narasumber sudah merasa cukup dikenal tanpa perlu mengkaitkannya dengan identitas yang lainnya. Kepercayaan diri narasumber jelas terlihat melalui pernyataannya terkait alasan penggunaan nama akunnya.

commit to user 170  Mendukung pergaulan.

Penggunaan nama lengkap asli sebagai nama akun dengan alasan guna mendukung pergaulan, nampak juga menjadi salah satu alasan yang muncul dari penggunaan nama asli sebagai nama akun pada narasumber. Alasan ini menunjukkan bahwa narasumber melihat bahwa namanya sudah dikenal banyak orang, sehingga dengan menggunakan nama tersebut maka pergaulannya dalam Facebook akan menjadi lebih lancar. Hal ini sebagaimana diungkap narasumber berikut:

“itu nama saya lengkap. Alasannya ga ada ya karena itu nama saya orang kenal saya dengan nama itu jadi saya pakai” (sumber: wawancara narasumber Erna Wulandari, tanggal 25 Juli 2012)

“iya itu nama lengkapku selengkap lengkapnya..hahahaha..lebih banyak orang yang tahu nama itu. Dan aku memang lebih suka buat nampilin nama asli aja..udah ga pantes pake nama alay..hahahaha” (sumber: wawancara narasumber Budhi Arsita Kurniawati, tanggal 26 Juli 2012)

Dijelaskan diatas, bahwa narasumber merasa dengan menggunakan nama aslinya, maka dia akan lebih mudah dikenali. Alasan ini menunjukkan kepercayaan diri yang dimiliki narasumber bersangkutan terkait pengenalan orang lain atas nama aslinya, namun disisi lain juga menunjukkan ketakutan narasumber bahwa jika menggunakan nama lain narasumber akan mengalami kesulitan dalam pergaulan pada Facebook.

 Kebutuhan jaringan kerja

Penggunaan nama asli sebagai nama akun dengan alasan untuk kebutuhan jaringan kerja, menunjukkan bahwa narasumber sudah mulai sadar akan kemungkinan perluasan kesempatan kerja yang dimilikinya melalui

commit to user 171

akun facebooknya. Hal ini sebagaimana tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“alasannya apa? Jadi simple saja. saya kerja pakai nama itu. Facebook juga saya gunakan untuk membangun jaringan saya. Kerja saya kan di finance. Jadi saya pakai nama asli saya. Biar mudah dikenali. Simple.” (sumber: wawancara narasumber Cleopatra Salindri Pramundari, 24 Juli 2012)

Dijelaskan diatas, bahwa narasumber menggunakan nama aslinya sebagai nama akun memang dilakukan secara sadar dan sengaja, tentunya agar mudah dikenali. Namun mudah dikenali baginya bukan saja untuk alasan demi pergaulan namun sudah diperluas untuk memperluas jaringan kerjanya. Konsisi ini menunjukkan bahwa narasumber terkait memiliki kepercayaan diri tinggi dan kemampuan mengoptimalkan segala apa yang dimilikinya untuk lebih menampilkan dirinya.

Dengan demikian, pada narasumber dengan identitas netral ditemukan bahwa ada narasumber yang secara sadar dan sengaja menggunakan nama akun sesuai dengan nama aslinya, walau dengan alasan yang berbeda-beda. Namun dari semua alasan yang ada, memiliki satu kesamaan yaitu agar lebih mudah dikenali orang lain. Kenyataan ini jelas menunjukkan kepercayaan diri untuk menampilkan identitas diri secara jelas pada narasumber dengan identitas netral. Pencantuman nama asli sebagai nama akun oleh narasumber dengan identitas netral ini sesuai dengan apa yang didapatkan pada analisa level teks. Diungkapkan bahwa dirinya bangga menggunakan nama aslinya dan merasa lebih mudah dikenali. Pada titik ini menggambarkan bahwa kondisi muted telah mulai menghilang pada narasumber dengan identitas terberi, dimana mereka telah berani menampilkan

commit to user 172

identitas dirinya, bahkan ada yang secara sengaja memperluas manfaat dari akun facebooknya untuk kepentingan pekerjaan.