• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Analisa Level Persepsi

B.3. Persepsi Strategi Secara Umum

B.3.1 Identitas Perempuan Lemah

Sebagaimana dijelaskan pada tahap analisa level teks, identitas perempuan lemah merupakan idnetitas yang menggambarkan posisi perempuan yang lemah dan subordinat. Pada analisa level persepsi ini muncul tiga penyebab identitas lemah ini muncul, yaitu lemah karena penuh pertimbangan, karena butuh pengakuan diri dan karena banyak mengeluh.

1. Lemah karena penuh pertimbangan

Lemah karena penuh pertimbangan muncul pada narasumber Henny Indriyawati Pulunggono. Narasumber ini dalam pernyataannnya kurang memiliki ketetapan hati dalam menentukan putusan. Dalam pernyataannya terkait alasan penggunaan material facebook, narasumber menunjukkan kurangnya ketetapan hati, dengan selalu menampilkan pembenaran yang dipilihnya. Dalam penulisan status pun, narasumber menunjukkan banyak pertimbangan dalam pembuatan

commit to user 219

status, agar statusnya bisa diterima orang lain. Sebagaimana terlihat pada pernyataan-pernyataannya berikut:

“itu nama akun saya gabungan nama saya dan nama suami mbak, nama suami itu baru saya cantumin setelah saya nikah kok mbak… saya pakai foto saya sendiri. Kan memang gitu harusnya jadi jelas…di info semua yang saya cantumin benar, nyata. Buat apa juga dibuat buat…status yang jelas selalu perhatiin etika, jadi ga nyinggung, ga bikin marah, berguna, ga ngerusak citra (sumber: wawancara narasumber Henny Indriyawati Pulunggono, tanggal 25 Juli 2012)

Dengan mengatakan “Nama suami itu baru saya cantumin setelah saya nikah kok mbak. “; “Kan memang gitu harusnya jadi jelas”; “Buat apa juga dibuat buat”, seolah narasumber berusaha mendapatkan pembenaran dari pihak lain atas apa yang dilakukannya. Dengan mengatakan “selalu perhatiin etika, jadi ga nyinggung, ga bikin marah, berguna, ga ngerusak citra”, narasumber menunjukkan banyaknya pertimbangan yang digunakannya dalam membuat status. Pernyataan – pernyataan diatas seolah menunjukkan bahwa narasumber haruslah mendapatkan pembenaran akan setiap pilihannya. Narasumber tampak terlalu penuh dengan pertimbangan dalam melangkah. Kondisi ini menunjukkan posisi lemah yang dimilikinya, yang jika melakukan kesalahan seolah tak mampu lagi memperbaikinya.

2. Lemah karena butuh pengakuan diri.

Orang yang pada posisi lemah, subordinat akan berusaha mencari pengakuan diri lebih agar keberadaannya diperhitungkan orang lain. Kondisi ini muncul pada narasumber Bu Nopie. Narasumber dalam pernyataannya tentang material facebook, sengaja melakukan hal-hal yang membuat orang lebih

commit to user 220

memperhatikannya. Dan dalam pernyataan tentang penulisan status, narasumber seolah berusaha selalu menceritakan hal dialaminya, sehingga nampak berusaha menarik orang untuk memperhatikannya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“Biar ngasih tau ke org2nya gampang, biar mudah diingat…pic pake nya krn seneng aja having my lil son…info everything my place of work, my interest, my phone number…status paling sering ttg keluarga dan kuliner yg emg srg bgt dialami didunia nyataku hehehe, didunia nyata jarang ngmgin itu to many people ” (sumber : wawancara narasumber Bu Nopie, tanggal 4 Juni 2012)

Dengan mengatakan “biar ngasih tau ke org2nya gampang, biar mudah diingat “; “krn seneng aja having my lil son”; “yup, everything my place of work, my interest, my phone number “, narasumber ingin menunjukkan keberadaannya dan ingin meraih pengakuan atas dirinya. Dengan mengatakan “ttg keluarga dan kuliner yg emg srg bgt dialami didunia nyataku hehehe, didunia nyata jarang ngmgin itu to many people “, narasumber makin menegaskan bahwa lewat status dia bisa mengungkapkan banyak hal, dimana kesempatan mengungkapkan banyak hal ini tak dia dapat di dunia nyata. Pernyataan-pernyataan diatas seolah menunjukkan keinginannya untuk dilihat, diperhatikan, dianggap orang lain. Narasumber lemah karena tidak berani menampilkan dirinya sendiri dan makin lemah dengan pernyataannya bahwa hal-hal yang diunggahnya sebagai status di facebook kebanyakan hal yang tak bisa diungkapkannya di dunia nyata.

3. Lemah karena banyak mengeluh

Keluhan jelas menunjukkan kondisi lemah dan subordinat yang dialami. Kondisi ini muncul pada narasumber Gracia Bundanya Hera. Narasumber dalam

commit to user 221

pernyataannya terutama tentang pemilihan nama akun dan penulisan status tampak menggambarkan kekurangyakinan pada diri sendiri dan ketidakpuasan keadaan yang dialaminya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“ga ada alasan sich..bikin namanya juga asal kok, pas bikin keingetnya itu yasudah saya pake itu…itu pic hera anak saya…Info diri..wahh..bener..itu ya pokoknya jujur apa adanya, ga dibuat buat….nulis status jadi cara luapin perasaan. Ngeluh, ngedumel di status kan ga papa, kalau ada yang nanggapi syukur, siapa tahu bisa kebantu, atau minimal biar ga jadi penyakit soalnya disimpen sendiri” (sumber: wawancara narasumber Gracia Bundanya Hera, tanggal 25 Juli 2012)

Dengan mengatakan “ga ada alasan sich..bikin namanya juga asal kok”; “itu pic hera anak saya”; “itu ya pokoknya jujur apa adanya, ga dibuat buat” menunjukkan bahwa narasumber merasa tak punya pilihan lain untuk ditampilkan dalam material Facebook. Bahkan apa yang ditampilkannya adalah satu-satunya yang dipikirkannya. Jelas ini menunjukkan posisi lemah, karena berusaha bersembunyi dibalik sesuatu yang lain. Dalam penulisan status, dengan mengatakan “nulis status jadi cara luapin perasaan. Ngeluh, ngedumel di status kan ga papa”, narasumber menunjukkan posisi lemahnya, bahwa melalui status dia bisa mengeluh dan mencari penguatan untuk dirinya. Pernyataan diatas seolah menunjukkan kondisi narasumber yang kurang memiliki kebanggaan akan dirinya sendiri dan terutama pada status sangat menunjukkan kondisi kurang puas yang sering dirasakannya. Narasumber lemah karena tidak berani menampilkan dirinya sendiri dan makin lemah dengan pernyataannya bahwa status dalam facebook digunakannya untuk meluapkan perasaan dan keluhan.

commit to user 222

B.3.2 Identitas Ibu Rumah Tangga Ideal

Sebagaimana dijelaskan pada tahap analisa level teks, identitas ibu rumah tangga ideal digambarkan tabah, tekun dan sayang pada keluarganya. Pada analisa level persepsi ini muncul dua hal yang memunculkan identitas ibu rumah tangga idela, yaitu karena sangat berorientasi pada keluarga dan karena selalu berusaha menunjukkan citra positif.

1. Sangat berorientasi pada keluarga

Sosok ibu rumah tangga yang ideal tentunya ditengah kesibukanya, keluarga adalah hal yang tidak mungkin dilupakannya. Segala hal yang bisa menunjang peningkatan kualitas keluarganya akan dilakukan. Kondisi ini tampak pada narasumber Riza Siagian (Bunda Keyke). Narasumber dalam pernyataannya seolah menunjukkan bahwa keluarga adalah prioritas utamanya. Pernyataan ini sangat tampak pada pernyataan terkait material facebook. Sedang pada penulisan status tampak bahwa hubungan yang terjalin baik dengan orang lain juga turut diperjuangkannya, sehingga hubungan yang selama ini terjalin tak akan terganggu. Pastinya hal ini juga berimbas pada kebahagiaan keluarganya, karena keluarganya tetap tenang tak terganggu oleh orang yang mungkin tersinggung atas status yang dibuatnya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

“nama itu untuk ngasih tau klo saya udh punya anak... pic menunjukkan kluarga kecil, anak lucu..informasi diri yang saya cantumkan itu terbuka dan sangat apa adanya.. saya tetep ngasih batasan utk bikin status ataupun komentar ..sekiranya ga penting ya ga bikin status atau komen mba...jadi hubungan dengan teman pun sama persis dgn pas di dunia nyata... (sumber: wawancara narasumber Riza Siagian (Bunda Keyke), tanggal 4 Juni 2012)

commit to user 223

Dengan mengatakan “klo bunda keyke, itu untuk ngasih tau klo saya udh punya anak”; “menunjukkan kluarga kecil ... anak lucu”; “saya cantumkan itu terbuka dan sangat apa adanya ...” menunjukkan bahwa orientasi oerhatian utama narasumber adalah pada keluarga, bahwa keluarganya adalah kebanggaan utama yang dimilikinya. Dengan mengatakan “saya tetep ngasih batasan utk bikin status ataupun komentar .. sekiranya ga penting ya ga bikin status atau komen mba ... jadi hubungan dengan teman pun sama persis” menunjukkan narasumber yang mengutamakan hubungan baik dengan pihak lain, otomatis secara tidak langsung hal ini akan mendukung ketenangan hidup keluarganya. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa keluarga merupakan perhatian utama bagi dirinya dan hubungan baik dengan orang lain juga menjadi hal yang turut diperjuangkannya. Dua hal ini lah yang mendukung terbentuknya identitas ibu rumah tangga ideal. Karena ditengah kesibukan kerjanya dia tetap mempertibangkan dua hal tersebut.

2. Selalu berusaha menunjukkan citra positif.

Disamping tentunya tetap memperhatikan keluarga, seorang ibu rumah tangga yang ideal tentunya akan selalu berusaha menunjukkan citra yang positif. Kondisi ini tampak pada narasumber Bu Tephy. Melalui material facebook, narasumber tampak menunjukkan dirinya dengan baik dan jujur. Disamping itu narasumber dalam pernyataannya seolah menunjukkan bahwa disamping keluarga, citra positif juga menjadi pertimbangannya sehingga narasumber senantiasa mengungkapkan hal-hal yang positif dalam statusnya. Hal ini tampak pada pernyataan narasumber berikut:

commit to user 224

“nama itu karena anak saya panggil saya bu tephy…pp itu untuk identitas aja..itu lah saya..nunjukin diri… soal informasi diri yang saya tulis itu, apa adanya, jujur… nulis status ya buat macem macem..cerita kerjaan, pengalaman sehari hari, yang positif positif gitu dech” (sumber : wawancara narasumber Bu Tephy, tanggal 29 Mei 2012)

Dengan mengatakan “cerita kerjaan, pengalaman sehari hari, yang positif positif gitu dech” dalam pernyataannya terkait penulisan status, narasumber menunjukkan bahwa dirinya senantiasa berusaha menampilkan hal-hal positif dalam akunnya. Sementara dengan mengatakan “anak saya panggil Bu Tephy”; “Identitas aja..itulah saya”; “soal informasi diri yang saya tulis itu, apa adanya, jujur” terkait pembuatan material facebook, menunjukkan bahwa narasumber selain berusaha menampilkan siapa dirinya, juga berusaha menunjukkan bagaimana pentingnya posisi keluarga baginya. Dalam material facebook, panggilan dari anak menjadi bagian dari identitas dirinya. Hal ini memperlihatkan identitas Ibu Rumah Tangga Ideal yang dimiliki.