• Tidak ada hasil yang ditemukan

Syawaluddin

A. PENDAHULUAN

Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi globa telah mendorong manusia untuk terus berpikir dan meningkatkan kemampuan. Adapun dampak negatif dari globalisasi adalah (1). Keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik-jahat dan benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara dan adiktif seperti penggunaan obat-obat terlarang.

Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebut perlu dipersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang bermutu yaitu manusia yang sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu penge-tahuan dan teknologi secara profesional, serta dinamis dan kreatif.

Hal ini sejalan dengan pendapat Prayitno (2004:13-14) keberadaan dan kehidupan manusia baik perseorangan maupun kelompok, tampak gejala-gejala mendasar sebagai berikut:

1. Antara orang yang satu dengan orang-orang lainnya terdapat berbagai perbedaan yang kadang-kadang bahkan sangat besar.

2. Semua orang memerlukan oranglain.

3. Kehidupan manusia tidak bersifat acak ataupun sembarangan, tetapi mengikuti aturan-aturan tertentu.

4. Dari sudut pandang agama, kehidupan tidak semata-mata kehidupan di dunia fana, melainkan juga menjangkau kehidupan di akhirat.

dan para lulusannya dapat berpartisipasi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tanpa meninggalkan nilainilai karakter mulia.

Untuk membangun manusia yang memiliki nilai-nilai karakter yang mulia memerlukan usaha keras dalam mewujudkannya. Dan penguatan karakter siswa dapat dilakukan dengan adanya program pembinaan dan pemberian bantuan pada siswa yaitu program bimbingan dan konseling. Dalam aktualisasi pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling perlu disadari bahwa berbeda dengan guru bidang studi yang lain yang sudah terjadwal secara rinci dan jelas. Perbedaan inilah yang menuntut program bimbingan dan konseling perlu dilaksanakan dengan manajemen yang baik agar tersusun program secara sistematis dan terarah. Maka, dengan manajemen bimbingan pendidikan dalam konseling Islam yang baik akan menjadi upaya penguatan pendidikan karakter siswa.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenal dan memahami potensi, kekuatan dan tugas-tugas perkembangannya, (2) mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya, (3) mengenal dan menetukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut, (4) memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri, (5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan tempat lembaga bekerja dan masyarakat, (6) menyesuikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya; dan (7) mengembangkan segala potensi dan kekuatannya yang dimiliki secara tepat dan teratur secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Dalam satuan pendidikan dibantu oleh tenaga pendidik, salah satunya adalah Guru BK/Konselor. Guru Bimbingan dan Konseling/ Konselor adalah seorang guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan Bimbingan dan Konseling terhadap sejumlah siswa secara profesional. Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan kegiatan membantu siswa dalam upaya menemukan dirinya, penyesuaian terhadap lingkungan serta dapat merencanakan masa depannya.

Selain itu Guru BK/Konselor harus meyakini bahwa membantu dan melayani peserta didik mengatasi masalahnya merupakan suatu ibadah kepada Allah SWT. Pelayanan bimbingan dan konseling yang turut menjaga harkat dan martabat manusia memiliki sepuluh jenis layanan. Dan salah-satu layanan dalam bimbingan dan konseling adalah layanan informasi. Prayitno (2004:260) menyatakan bahwa layanan informasi adalah salah satu layanan dari sepuluh layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Layanan informasi dimaksudkan sebagai pemberian informasi tentang hal-hal yang dibutuhkan oleh peserta layanan dalam pemenuhan kebutuhannya tentang data dan keterangan yang aktual dalam kehidupan sehari-hari dan perencanaan masa depannya.

Perserta didik sebagai manusia hakekatnya diciptakan dalam keadaan terbaik, termulia, tersempurna, dibandingkan makhluk lainnya, tetapi sekaligus memiliki hawa nafsu dan perangai atau sifat tabiat buruk, misalnya suka menuruti hawa nafsu, lemah, aniaya, terburu nafsu, membantah dan lain-lain, karena manusia dapat terjerumus ke dalam lembah kenistaan, kesengsaraan dan kehinaan. Dengan kata lain, manusia bisa bahagia hidupnya di dunia maupun di akhirat, dan bisa pula sengsara atau tersiksa.

Mengingat berbagai sifat seperti, maka diperlukan adanya upaya untuk menjaga agar manusia tetap menuju ke arah bahagia, menuju ke citranya terbaik, Berkenaan dengan apa yang telah diuraikan di atas, manusia seutuhnya

mengacu kepada kualitas manusia sebagai makhluk yang paling indah dan paling tinggi derajatnya, serta kepada perkembangan yang optimal. Manusia seutuhnya itu adalah mereka yang mampu menciptakan dan memperoleh kesenangan dan kebahagiaan bagi dirinya sendiri dan bagi lingkungannya berkat pengembangan segenap potensi yang dimiliki individu.

Perkembangan potensi individu tidak akan terlepas dari proses pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses untuk mendewasakan manusia. Atau dengan kata lain pendidikan merupakan suatu upaya unuk “memanusiakan’ manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan “sempurna” sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya sebagai manusia. Pendidikan dapat mengubah manusia dari tidak tahu menjadi tahu. Dari tidak baik menjadi baik. Pendidikan mengubah semuanya. Begitu penting pendidikan dalam Islam, sehingga merupakan kewajiban perorangan.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda: Menuntut ilmu itu diwajibkan

atas tiap orang Islam (HR. Ibnu Barri)

Pendidikan Islam merupakan upaya manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dalam Al-Qur’an, Allah Meminta manusia agar tidak mewariskan generasi yang lemah, hal in terdapat dalam Surat An-Nisa:9), yang artinya:

Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.

Menurut Abdurrahman An-Nahlawy, proses pendidikan Islam berupaya mendidik manusia ke arah sempurna, sehingga manusia tersebut dapat memikul tugas kehilafahan di bumi ini dengan perilaku amanah. Maka upaya melahirkan manusia yang amanah tersebut adalah sebuah amal pendidikan Islam (Syafri, 2014: 35-36).

Hal ini juga sesuai dengan pendapat Yusuf dan Juntika (2010: 13-14) tentang tujuan bimbingan dalam pelayanan konseling, yaitu tujuan pemberian layanan bimbingan ialah agar individu dapat (1) merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan di masa yang akan datang; (2) mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; (3) menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat, serta lingkungan kerjanya; (4) mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

W.S Winkel (2007:317) ada 3 alasan perlunya layanan informasi dilaksanakan, yaitu:

a. Siswa membutuhkan informasi yang relevan sebagai masukan dalam mengambil ketentuan mengenai pendidikan lanjutan

b. Pengetahuan yang tepat dan benar membantu siswa untuk berpikir lebih rasional tentang perencanaan masa depan

c. Informasi yang sesuai dengan daya tangkapnya menyadarkan siswa akan hal-hal yang tetap dan stabil, serta hal-hal yang akan berubah dengan betambahnya umur dan pengalaman.

Dari pemaparan para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan utama pemberian informasi adalah untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri. Adapun fungsi layanan Informasi menurut Prayitno (2004:196) “Konselor Sekolah harus merealisasikan 5 fungsi Bimbingan dan Konseling yaitu fungsi pencegahan, pamahaman, pengentasan, pemeliharaan, serta pengembangan.

a. Fungsi Pemahaman

Menurut Prayitno (2004:202) fungsi pemahaman paling dominan dan paling langsung di emban oleh layanan informasi. Berdasarkan pendapat Prayitno di atas bahwa tujuan pemberian layanan informasi ini membuat siswa memahami pentingnya informasi yang diberikan serta memahami isi dari informasi yang diberikan. Dengan pemahaman ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan informasi yang diperoleh.

b. Fungsi Pencegahan

Menurut Prayitno dan Eman Amti (2004:204) upaya pencegahan adalah: 1) Mencegah adalah menghindari timbulnya atau meningkatnya kondisi bermasalah

pada diri klien, dalam hal ini siswa

2) Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan faktor organik dan stress 3) Mencegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian

positif terhadap diri sendiri dan dukungan kelompok.

c. Fungsi Pengentasan

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 210) bahwa “Fungsi pengentasan pada dasarnya menggunakan kekuatan-kekuatan yang berada pada diri klien ke arah “ahsanitaqwim” dan tidak terjerumus ke keadaan yang hina atau ke

“Asfala Safilin”.

B. PEMBAHASAN

1. Sekilas tentang Layanan Informasi

Layanan informasi adalah salah-satu jenis layanan dari sepuluh jenis layanan dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Sukardi (2007:61) layanan informasi merupakan layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan memahami informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan mengambil keputusan. Dari pernyataan ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa layanan informasi adalah layanan yang memberikan informasi yang membantu peserta didik sebagai bahan pertimbangan dalam menganmbil suatu keputusan.

Dalam menyelenggarakan setiap layanan tentunya ada tujuan pada masing-masing layanan. Begitu juga dengan layanan informasi. Tujuan umum layanan informasi menurut Prayitno (2012:50) adalah “Dikuasainya informasi layanan informasi tertentu oleh peserta layanan”. Informasi yang diperoleh peserta didik kemudian digunakan untuk keperluan hidupnya sehari-hari sehingga peserta didik dapat menjalani kehidupan efektif sehari-hari.

Layanan informasi juga memiliki tujuan khusus yang terkait dengan fungsi-fungsi konseling. Menurut Prayitno (2004:2) “Fungsi pemahaman paling dominan dan paling di emban oleh layanan informasi”. Adapun yang dimaksuddengan fungsi pemahaman adalah fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik.

Melalui layanan informasi peserta didik juga dapat mencegah timbulnya masalah, memecahkan masalah, memungkinkan peserta yang bersangkutan membuka diri dalam mengatualisasikan hak-haknya serta mengembangkan dan memelihara potensi yang ada. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2012:51) bahwa:

Layanan informasi bertujuan untuk membekali individu dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat

adalah bagaimana seorang Guru BK/Konselor mengintegrasikan nilai-nilai keimanan setiap memberikan layanan informasi kepada peserta layanan.

Secara harfiah, iman berasal dari Bahasa Arab yang mengandung arti Faith (Kepercayaan) dan belief (Keyakinan). Iman Juga berarti kepercayaan (yang berkenaan dengan agama), yakin percaya kepada Allah, keteguhan hati dan keteguhan batin (Nata, 2011:128).

Dalam islam, iman atau kepercayaan yang asasi selanjutnya disebut aqidah bersumberkan Al-Qur’an dan merupakan segi teoritis yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari segala sesutu untuk dipercayai dengan suatu keimanan yang tidak boleh dicampuri oleh keragu-raguan dan dipengaruhi oleh persangkaan. Aqidah dalam Bahasa Arab berasal dari kata “aqada”, ya’kidu, aqiidatan artinya ikatan, sangkutan. Disebut demikian, karena ia mengikat dan menjadi sangkutan atau gantungan seluruh ajaran Islam. Aqidah Islam (Aqidah Islamiyah) karena itu ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Kedudukannya sangat sentral dan fundamental. Aqidah Islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudNya. Kemaha Esaan Allah dalam zat, sifat, perbuatandan wujudNya itu disebut Tauhid. Tauhid menjadi inti rukun iman dan prima causa seluruh keyakinan Islam (Ali, 2006:200)..

Menurut Daud Ali kedudukan aqidah dalam seluruh ajaran Islam sebagai berikut: kalau orang sudah menerima Tauhid sebagai prima causa yakni asal yang pertama, asal dari segala-galanya dalam keyakinan Islam, maka rukun iman yang lain adalah akibat logis (masuk akal) saja penerimaan tauhid tersebut. Kalau orang yakin bahwa (1) Allah mempunyai kehendak, sebagian dari sifatNya, maka orang yakin pula adanya (para) (2) Malaikat yang diciptakan Allah (melalui perbuatan-Nya) untuk melaksanakan dan menyampaikan kehendak Allah yang dilakukan oleh Malaikat Jibril kepada Para Rosulnya yang kini dihimpun dalam (3) Kitab-kitab Suci. Namun perlu dicatat dan diingat bahwa kitab suci yang masih murni dan asli memuat kehendak Allah hanyalah Al-Qur’an.

Kehendak Allah itu disampaikan kepada Manusia melalui manusia pilihan Tuhan yang disebut Rasulullah atau utusanNya. Konsekuensi logisnya kita meyakini pula adanya para (4) Rasul yang menyampaikan dan menjelaskan kehendak Allah kepada manusia, untuk dijadikan pedoman dalam hidup dan kehidupan. Hidup dan kehidupan itu pasti akan berakhir pada suatu ketika, sebagaimana dinyatakan dengan tegas oleh kitab-kitab suci dan oleh para Rosul itu, akibat logisnya adalah kita yakin adanya (5) Hari Akhir, tatkal seluruh hidup dan kehidupan seperti yang ada sekarang ini akan berakhir.

sendiri”. Kekuatan-kekuatan itu dibangkitkan, dikembangkan dan digabungkan untuk sebesar-besarnya dipakai menanggulangi masalah yang ada.

d. Fungsi Pengembangan dan Pemeliharaan

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004:215) fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri individu baik hal itu berupa pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang telah dicapai selama ini.

Adapun komponen layanan informasi menurut Prayitno (2012:52) menyatakan beberapa komponen yang terlibat dalam pelaksanaan layanan informasi yaitu: a. Konselor

Konselor sebagai ahli dalam pelayanan konseling adalah penyelenggara layanan informasi. Konselor menguasai sepenuhnya informasi yang menjadi isi layanan dan kebutuhan akan informasi.

b. Peserta

Peserta layanan informasi dapat berasal dari berbagai kalangan, siswa sekolah, mahasiswa, anggota organisasi, bahkan narapidana. Pada dasarnya seseorang bebas untuk mengikuti layanan informasi sepanjang isi layanan terbuka dan tidak menyangkut pribadi-pribadi tertentu. Kreteria seseorang menjadi peserta layanan informasi adalah menyangkut pentingnya isi layanan bagi peserta yang bersangkutan.

c. Materi Layanan

Jenis, luas dan kedalaman informasi yang menjadi isi layanan info sangat bervariasi, tergantung pada kebutuhan para peserta layanan. Dalam hal ini, identifikasi keperluan akan penguasaan informasi tertentu yang dilakukan oleh peserta, konselor, maupun pihak ketiga menjadi sangat penting.

2. Integrasi Nilai-nilai Keimanan dalam Pelaksanaan Layanan Informasi

Dalam menjalani kehidupannya, juga perkembangan dirinya, individu memerlukan berbagai informasi, baik untuk keperluan kehidupannya sehari-hari sekarang maupun untuk perencanaan kehidupannya ke depan.

Layanan informasi berusaha memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Dalam layanan ini, kepada peserta layanan disampaikan berbagai informasi. Adapun integrasi nilai-nilai keislaman dalam tulisan ini

mereka itulah orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Pada ayat tersebut keimanan tampak perpaduan antara teosentris dan antroposentris, yakni ditujukan hanya kepada Allah SWT dan hal-hal yang harus diimani lainnya (hari kiamat, malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi), yang selanjutnya dihubungkan dengan kepedulian kepada manusia yang kurang mampu, yakni para kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, musafir, orang yang meminta-minta, serta dihubungkan pula dengan mengerjakan ibadah individual dan sosial, serta menunjukkan akhlak yang mulia, seperti menepati janji, bersabar dalam kesempitan dan penderitaan.

Berdasarkan penjelasan di atas, Guru BK/Konselor hendaknya mampu mengintegrasikan antara nilai-nilai keimanan dalam pelaksanaan layanan informasi, ini tujuannya tidak lain bahwa segala sesuatu masalah manusia akan selesai apabila masalah tersebut kembali kepada ajaran agama. Karena sesungguhnya agama, khususnya agama Islam adalah pedoman dan tuntunan manusia dalam mencari kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

C. PENUTUP

Layanan informasi adalah salah-satu jenis layanan dari sepuluh jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Layanan informasi yang diintegrasikan dengan nilai-nilai keimanan dapat digunakan dalam membantu mencegah ataupun mengentaskan permasalahan manusia di era globalisasi ini, dimana dampak negatif dari era globalisasi itu diantaranya: (1). Keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan dan frustasi; (2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik-jahat dan benar-salah secara lugas; (3) adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis tetapi juga konflik fisik; dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara dan adiktif seperti penggunaan obat-obat terlarang.

Adapun nilai-nilai keimanan yang diintegrasikan dalam pelaksanaan layanan informasi adalah (1) Iman Kepada Allah; (2) Iman Kepada Malaikat; (3) Iman Kepada Kitab Allah; (4) Iman Kepada Rasul; (5) Iman Kepada Qada dan Qadar; (6) Iman Kepada Hari Kiamat.

Apabila Guru BK/Konselor dalam pelaksanaan layanan informasi mampu mengintegrasikan dengan nilai-nilai keimaman dan diaplikasikan dalam kehidupan peserta layanan, diperkirakan peserta layanan akan mendapatkan kehidupan Dalam pelaksanaan layanan informasi apapun materi yang diberikan oleh

Guru BK/Konselor selalu bisa dikaitkan dengan rukun Iman. Dalam hal ini Allah SWT menjelaskan dalam Surat Al-Anfal: 2- 4, yang artinya: Sesungguhnya

orang-orang yang beriman adalah apabila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah Iman mereka KarenaNya, dan mereka bertawakkal kepada Allah, yaitu orang-orang yang mendirikan Shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami karuniakan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat (Kehormatan) di sisi Tuhannya, ampunan dan rezeki yang mulia.

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa iman dapat berfungsi: a. Iman berfungsi sebagai faktor motivasi, kreatif, produktif, inovatif, inspiratif,

sublimatif, dan evaluatif.

b. Iman mendorong manusia melakukan amal shaleh, yaitu perasaan, pikiran dan perbuatan yang baik menurut Allah, Rasul, dan pendapat akal sehat manusia dan bermanfaat bagi umat manusia.

c. Iman melahirkan optimisme dan rasa percaya diri d. Iman melahirkan sikap jujur

e. Iman melahirkan sikap amanah

f. Iman melahirkan visi transendental, yaitu sikap yang menganggap bahwa apapun perbuatan yang dilakukan senantisa didasarkan semata-mata karena Allah SWT, serta beribadah kepadaNya

g. Iman melahirkan semangat juang yang gigih dalam rangka jihad di jalan Allah, yaitu sikap yang senantiasa bergelora jiwanya dalam mengabdi kepada Allah SWT.

h. Iman Melahirkan Akhlak yang mulia (Nata, 2011:129:134).

Manusia yang memiliki nilai keimanan akan berusaha menjadi lebih dari sebelumnya. Hal ini juga sesuai dengan Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 177, yang artinya: Bukankah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan

barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikatnya, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang-orang-orang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan Zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan,

HUBUNGAN EFIKASI DIRI DENGAN