• Tidak ada hasil yang ditemukan

’Îû;οuθôfsù

E. KEBUTUHAN PENDIDIKAN ISLAM TERHADAP KONSELING ISLAMI

Belajar merupakan kegiatan inti dalam proses pendidikan. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor (keterampilan). Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh bebrbagai faktor, baik internal maupun eksternal (Yusuf dan Nurihsan, 2009: 222). Penjelasan lebih lanjut yaitu sebagai berikut:

1. Faktor internal. Faktor internal meliputi fisik dan psikis. Diantara contoh faktor internal ini yaitu: ketidakseimbangan mental atau gangguan fungsi mental, gangguan fisik seperti kurangnya fungsi organ perasaan, alat bicara, dan lain, gangguan emosi seperti merasa tidak aman, cemas dan lain-lain.

2. Faktor eksternal. Faktor ini meliputi aspek sosial dan non sosial. (meliputi factor aspek sosial yang berhubungan dengan manusia secara langsung atau tidak dan non-sosial yang berkaitan engan suhu, waktu, tempat dan sebagainya). Salah satu contoh layanan yang seharusnya diberikan kepada peserta didik adalah bimbingan belajar yang bersifat preventif dan kuratif.

1. Adapun layanan yang bersifat preventif adalah sikap dan kebiasaan belajar yang positif, cara menbaca buku efektif, cara membuat catatan pelajaran, dan lain-lain.

2. Adapun layanan yang bersifat kuratif adalah layanan yang membantu mereka dalam menyelasaikan masalah yaitu dengan cara mengidentifikasi kasus, mengidentifikasi letaknya masalah, mengidentifikasi faktor penyebab kesulitan belajar, prognosis, dan treatment (Yusuf dan Nurihsan, 2009: 224-225). Menurut Lahmuddin Lubis (2011: 71) secara umum dapat dikatakan bahwa hubungan yang sangat dekat antara bimbingan konseling dengan pendidikan, lebih khususnya antara bimbingan dengan pendidikan. Demikan juga halnya kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan, terlihat pada tiga kegiatan pendidikan dimana ketiganya juga merupakan bagian dari konseling, yaitu: 1. Bidang intruksional dan kurikulum. Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan, ketrampilan dan sikap kepada peserta didik;

7. Menyadari klien/konseli akan potensinya dan kemampuan ikhtiarnya agar dapat melakuakan self counseling;

8. Membantu klien/konseli menumbuhkembangkan kemampuannya agar dapat mengantisipasi masa depannya dan jika mungkin dapat pula menjadi konselor bagi orang lain;

9. Menuntun klien agar secara mandiri dapat membina kesehatan mentalnya dengan menghindari atau menyembuhkan penyakit /kotoran hati, sehingga memiliki mental/hati sehat/bersih dan jiwa tentram;

10. Menghantarkan klien/konseli kearah hidup yang tenang dalam suasana kebahagiaan hakiki (dunia dan akhirat).

Apabila dihubungkan dengan fungsinya, maka tujuan konseling islami menurut Saiful Akhyar Lubis (2015: 90) dengan rumusan yang bertahap yaitu: 1. Secara preventif membantu konseli (klien) untuk mencegah timbulnya masalah pada dirinya. Konseling islami membantu individu manjaga atau mencegah timbulnya masalah bagi dirinya. Pada tahap ini setiap konselor diharapkan dapat memberikan nasihat kepada klien, agar klien dapat melak-sanakan tugas dan tangungjawabnya baik sebagai hamba Allah (‘abdullah) maupun sebagai pemimpin di bumi ini (khalifatun fiil ardi).

2. Secara kuratif/korektif membantunya untuk memecahkan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi. Jika ada individu yang mempunyai masalah dan ia ingin keluar dari masalahnya, maka konselor sebaiknya memberikan bantuan kepada klien agar dapat menyadari kesalahan dan dosa yang ia lakukan, sehingga pada akhirnya klien tersebut kembali ke jalan yang benar yaitu

ihdinassirotol mustaqim sesuai dengan ajaran agama (Islam).

3. Secara perseveratif membantunya menjaga situasi dan kondisi dirinya yang telah baik agar jangan sampai kembali tidak baik (menimbulkan kembali masalah yang sama). Konseling islami membantu individu untuk menjaga agar situasi dan kondisi yang pada awalnya tidak baik karena ada masalah menjadi baik dengan terpecahkan atau teratasi masalah yang terjadi. Pada tahap ini konselor berusaha memberikan motivasi kepada klien agar klien tetap mempunyai kecenderungan untuk melaksanakan yang baik itu dalam kehidupannya. Situasi yang baik itu tentunya sesuai dengan kaedah ajaran Islam sesuai dengan Alquran dan hadis.

4. Secara developmental membantunya menumbuh kembangkan situasi dan kondisi dirinya yang telah baik agar baik secara berkesinambungan, sehingga menutup kemungkinan untuk munculnya kembali masalah dalam kehidupannya.

Dapat dipahami secara eksplisit bahwa konseling adalah salah satu bentuk upaya mensukseskan tujuan pendidikan yang mulia. Tujuan konseling islami pada dasarnya adalah agar klien (konseli) lebih baik dalam keberagamannya, berbudi luhur, berpengetahuan dan berketerampilam yang memadai sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan pengembangan dirinya, sehat jasmani dan rohaninya, mandiri serta memiliki tanggung jawab sosial kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal tersebut merupakan bagian tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan tersebut pada prakteknya disinkronisasikan dengan permasalahan yang dihadapi oleh klien pada saat pelayanaan konseling yang menghendaki dan mengacu kepada kehidupan yang beragama.

Konseling merupakan bentuk upaya pendidikan. Dalam arti yang sempit, konseling meliputi berbagai teknik, yang memungkinkan individu menolong dirinya sendiri. Untuk dapat berkembang dengan baik dan mandiri, tentulah individu memerlukan pengetahuan dan keterampilan, jasmani dan rohani yang sehat, serta kemampuan penerapan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Integrasi konseling dalam pendidikan juga tampak dari dimasukkanya secara terus-menerus program-program konseling ke dalam program-program yang ada di madrasah atau sekolah.

Konseling mengembangan proses belajar yang dijalani oleh peserta didik. Konseling merupakan proses yang berorientasi pada belajar, yakni belajar untuk memahami lebih jauh tentang diri sendiri (‘arafa nafsah), belajar untuk mengem-bangkan dan menerapkan secara efektif berbagai pemahaman. Melalui belajar klien (konseli) memperoleh berbagai hal yang baru bagi dirinya, dan dengan memperoleh hal-hal yang baru itulah klien (konseli) dapat berkembang.

Konseling islami yang sukses dapat dilihat dari kemampuan peserta didik melakukan bimbingan terhadap diri sendiri yang akan menjadi daya dukung yang lebih memungkinkan kesuksesan pendidikan yang dijalani individu lebih lanjut. Kegiatan konseling di madrasah atau sekolah memberikan dampak positif yang sangat urgen terhadap perkembangan pendidikan dan pribadi peserta didik. Konseling individual dan kelompok, bimbingan dalam kelas, dan kegiatan konsultasi lainnya memberikan kontribusi langsung kepada keberhasilan madrasah atau sekolah dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

F. PENUTUP

Konseling merupakan salah satu komponen penting dalam pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Konseling merupakan bantuan dan tuntunan 2. Bidang administrasi dan kepemimpinan, bidang ini merupakan bidang kegiatan

yang menyangkut masalah-masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efektif dan efisien;

3. Bidang pembinaan pribadi, bidang ini mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan agar peserta didik memproleh kesejahtraan lahiriah da batiniah dalam prosespendidikan yang sedang ditempuhnya;

Pendidikan yang bermutu menurut Yusuf dan Nurihsan (2009: 4-5) adalah pendidikan yang memiliki kriteria dapat mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utama secara efektif, yaitu: bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional dan kurikulum, dan bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling).

a. Bidang administratif dan kepemimpinan. Bidang ini merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah administrasi dan kepemimpinan, yaitu masalah yang berhubungan dengan cara melakukan kegiatan secara efesien. b. Bidang pengajaran dan kurikuler. Bidang ini bertanggung jawab dalam kegiatan

pengajaran dan bertujuan untuk memberikan bekal, pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada pesertadidik. Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staff pengajar. c. Bidang pembinaan siswa (bimbingan dan konseling). Bidang ini terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada peserta didik dalam upaya mencapai perkembangannya yang optimal melalui interaksi yang sehat dengan lingkungannya.

Tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, selain memperkuat tujuan-tujuan pendidikan juga menunjang proses pendidikan pada umumnya. Hal ini dapat dimengerti karena berbagai program konseling islami yang meliputi aspek-aspek tugas perkembangan individu, khususnya yang menyangkut kematangan pendidikan dan karir, emosional, dan kematangan sosial, semuanya diperuntukkan bagi peserta didik baik di berbagai jenjang pendidikan.

Pelayanan konseling di madrasah atau sekolah lebih difokuskan kepada peserta didik. Peserta didik merupakan manusia yang berkembang, yang terus-menerus berusaha mewujudkan keempat dimensi kemanusiaannya menjadi manusia seutuhnya. Wahana paling utama untuk terjadinya proses dan tercapainya tujuan perkembangan potensi peserta didik tidak lain adalah pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan Islam membutuhkan konseling islami dalam mensukseskan tujuan pendidikan Islam yang diharapkan.

Syafaruddin et. al. 2012. Ilmu Pendidikan Islam: Melejitkan Potensi Budaya

Umat, Jakarta: Hijri Pustaka Utama.

Tafsir, Ahmad. 2011. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Rosda. Usiono. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Jakarta: Hijri Pustaka. Yusuf, Syamsu dan Juntika A. Nurihsan. 2009. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Remaja Rosdakarya. yang diberikan kepada peserta didik di madrasah atau sekolah dalam rangka

meningkatkan proses pembelajaran. Konseling di madrasah atau sekolah dibentuk untuk memenuhi perkembangan peserta didik dalam proses pengembangan potensi-potensi yang dimilikinya di madrasah atau sekolah.

Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam mengem-bangkan potensi-potensi yang diberikan Allah swt. kepada dirinya. Dengan bantuan konseling islami diharapkan tujuan pendidikan Islam dapat tercapai dengan baik sesuai dengan tujuan penciptaan peserta didik yaitu terwujudnya peserta didik yang memiliki kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam.

G. DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Hamdani B. 2002. Konseling Dan Psikoterapi Islam. Yogyakarta: Fajar Pustaka.

Al Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. 2015. Tafsir Jalalain, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Al-Rasyidin. 2012. Falsafah Pendidikan Islami: Membangun Kerangka Ontologi,

Epistimologi, dan aksiologi Praktik Pendidikan. Bandung: Citapustaka Media

Perintis.

Amin, Samsul Munir. 2010. Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah. Arifin, Muhammad. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Sinar Grafika Omset.

Arifin, Muhammad. 2003. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Interdisipliner. Jakarta: Sinar Grafika Omset.

Faqih, Aunur R. 2001. Bimbingan Dan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta: UII Press.

Lubis, Lahmuddin. 2011. Landasan Formal Bimbingan Konseling Indonesia, Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Lubis, Syaiful Akhyar. 2017. Konseling Islami dalam Komunitas Pesantren, Medan: Perdana Publishing.

Lubis, Syaiful Akhyar. 2011. Konseling Islami dan Kesehatan Mental, Bandung: Ciptapustaka Media Perintis.

Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. 2014. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana. Siddik, Dja’far. 2006. Konsep Dasar Pendidikan Islam. Bandung: Citapustaka Media.

memanfaatkan program pendidikan yang akan ditempuh mulai dari SD, SMP/ Sederajat, SMA/Sederajat, dan Perguruan Tinggi.

Dalam berbagai teori yang telah banyak dipelajari, memang banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu, diantaranya adalah sosial, budaya, ekonomi, politik, kebijakan, dukungan orangtua dan lain sebagainya. Tetapi dari berbagai teori tersebut, tidak kalah pentingnya juga pendidikan memiliki andil yang sangat penting dalam menentukan karir manusia.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari berbagai lembaga menyebutkan bahwasanya saat ini, di Indonesia jumlah pengangguran menurut data Statistik Tenaga Kerja Indonesia (2011) adalah sebesar 8.012.000 orang. Di antara pengangguran tersebut, jumlah pengangguran terdidik (pengangguran lulusan D3 dan S1) mencapai 21%. Meskipun masih menunjukkan proporsi lebih kecil dari pada pengangguran tidak terdidik, namun dalam lima tahun terakhir jumlah pengangguran terdidik makin meningkat signifikan.

Bila dihitung berdasarkan data pengangguran terdidik tahun 2004-2009 yang bertambah sebanyak 529.662 jiwa (585.358 pada tahun 2004 menjadi 1.115.020 pada tahun 2009) maka rerata jumlah pengangguran berpendidikan tinggi per tahun bertambah 106.000 jiwa. Hal ini bisa dimengerti mengingat jumlah lulusan PT (perguruan tinggi) per tahun sekitar 655.012 orang yang berasal dari lebih 3000 PT (perguruan tinggi) di Indonesia (Statistik Pendidikan Tinggi Indonesia, 2010).

Berdasarkan data yang telah dijelaskan di atas maka upaya yang dapat dilakukan untuk mengangkat dan menunjang karir manusia maka dibutuhkan jasa individu yang siap memberikan bantuan dan berbagai alternatif solusi terhadap problematika yang dihadapi oleh individu saat manusia berada pada masa pendidikan sebagai awal dari rencana karir atau yang berada pada dunia kerja.

Salah satu jasa yang dapat digunakan adalah jasa konselor, baik itu jasa konselor yang ditugaskan di sekolah sebagai pelayanan karir dalam bentuk persiapan dan perencanaan karir, konselor yang bertugas pada dunia kerja sebagai pelayanan karir dalam bentuk pemecahan berbagai masalah yang dihadapi karyawan dan pengembangan-pengambangan karir dan kinerja serta konselor yang bertugas di masyarakat sebagai pelayanan karir dalam bentuk membantu mencari kerja dan pemberdayaan masyarakat.

Kehidupan yang semakin hari semakin rumit apalagi akhir-akhir ini dunia sedang dihebohkan dengan istilah globalisasi yang memberikan peluang dan membuka pintu yang sebesar-besarnya kepada seluruh masyarakat dunia untuk

BIMBINGAN DAN KONSELING KARIR