• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jenis Transformasi Sematan

Dalam dokumen ILMU JATI PENGUAT JATI DIRI (Halaman 145-150)

SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN

C. Temuan Penelitian

2. Jenis Transformasi Sematan

Berdasarkan analisis ditemtukan beberapa transformasi sematan pada teks terjemahan Al Quran. Transformasi yang dimaksud adalah transformase sematan klausa relative, Pelengkap frase nomina, pelengkap frase verba, dan pelengkap frase ajektiva Adapun pelengkap frase numeralia/preposisi tidak ditemukan dalam penelitian ini.

a. Klausa relatif Data (6)

―Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut” (Terjemahan SuratAl-Baqarah (2): 40).

Bagian yang mengandung transformasi sematan adalah bagian yang tercetak miring. Data (6) berasal dari proses transformasi berikut.

(6a) Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku.

(6b) Nikmat-Ku itu telah Aku anugerahkan kepadamu.(6c) Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu, dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut.

Frase nikmat-Ku pada (6b) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Itulah sebabnya transformasi ini termasuk transformasi sematan klausa relatif. Pada data (6) terjadi proses transformasi rapatan pada (6a) dahulu, baru dilakukan proses transformasi sematan pada (6a dan 6b), kemudian dilakukan penggabungan dengan transformasi pada (6c). Fungsi klausa relatif atau sematan ini untuk membatasi terhadap kata nikmat-Ku.

Data (7)

―Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia penantang yang paling

keras” Terjemahan Surat Al-Baqarah (2): 204 Data (7) berasal dari data (7i) dan (7ii).

(7i) “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu

dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya”. Data (7i) berasal dari proses transformasi berikut.

(7ia) Dan di antara manusia ada orang.

(7ib) Orang itu ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu. (7ic) Ucapannya tentang kehidupan dipersaksikannya kepada Allah.

Kata ―orang‖ pada (7ib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Itulah sebabnya transformasi ini termasuk transformasi sematan klausa relatif. Fungsi sematan pada klausa ini adalah untuk membatasi.

(7ii) “Padahal ia penantang yang paling keras”. Data (7ii) berasal dari proses transformasi berikut. (7iia) Ia penantang.

(7iib) Penantang itu paling keras.

Penantang pada kalimat (7iib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Itulah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan klausa relatif. Pada data (7i) terjadi proses transformasi sematan pada (7ia dan 7ib) dahulu, baru dilakukan penggabungan dengan transformasi pada (7ic). Transformasi (7iia) dan (7iib) dilakukan terlebih dahulu, setelah itu baru dipertentangkan dengan gabungan (7ia+7ib) dan (7ic). Fungsi sematan pada klausa ini adalah untuk menjelaskan atau atributif.

Data (8)

“Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan. ….” Terjemahan Surat

An-Nissa’ (4): 5.

(8i) “Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya”, Data (8i) berasal dari proses transformasi berikut.

(8ia) Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang. (8ib) Orang-orang itu belum sempurna akalnya.

Kata ulang ―orang-orang‖ pada (8ib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Penyematan ini dilakukan dengan menempatkan unsure yang disematkan berada di belakang unsur yang disemati. Inilah yang disebut dengan transformasi sematan klausa relatif. Fungsi unsur sematan ini sebagai

penjelas frase nomina orang-orang yang pada klausa matrik merupakan keterangan/atribut.

(8ii)―Harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan”. Data (8ii) berasal dari proses transformasi berikut.

(8iia) Harta kamu sebagai pokok kehidupan. (8iib) Harta kamu itu dijadikan Allah untuk kamu.

Frase harta kamu pada (8iib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Inilah yang disebut dengan transformasi sematan klausa relatif. Walaupun sama-sama termasuk sematran klausa relatif, data (8i) dengan (8ii) berbeda. Penyematan data (8i) dilakukan dengan menempatkan unsur sematan di belakang klausa matrik, sedangkan penyematan pada (8ii) dilakukan dengan menempatkan unsur sematan di tengah klausa matrik. Tepatnya, di antara S dan P. Dengan demikian, fungsi unsur sematan pada klausa itu sebagai keterangan tambahan yang berfungsi juga untuk member fokus. Artinya, unsur yang dijadikan Allah untuk kamu merupakan penekanan terhadap harta kamu.

Pada data (8i) terjadi proses transformasi sematan pada (8ia dan 8ib). Transformasi sematan pada (8iia dan 8iib) dilakukan terlebih dahulu, setelah itu baru digabungkan dengan transformasi pada (8ia dan 8ib).

Klausa relatif yang berfungsi sebagai atribut terlihat pada data (8i). Klausa relatif yang berfungsi membatasi seperti terdapat pada data (7). Adapun klausa relatif sebagai keterangan tambahan terdapat pada data (8ii).

Data (7)

(7) ―Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu

dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia penantang yang paling kerasTerjemahan Surat Al-Baqarah (7): 704

(8i) “Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya”,

(8ii)―Harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan”.

Jumlah data yang ada adalah 49, sedangkan yang mengandung sematan klausa relatif berjumlah 46. Dilihat dari perbandingan tersebut, dapat dsimpulkan bahwa jenis sematan klausa relatif lebih banyak dibandingkan jenis sematan yang lain.

b. Pelengkap frase nomina

Data yang merupakan jenis transformasi pelengkap frase nomina, yaitu yang menggunakan penyemat bahwa berjumlah 7. Dalam analisis telah ditemukan data yang menggunakan penyemat

yang. Jika dilihat dari penyematnya, data itu mestinya termasuk dalam jenis sematan klausa relatif, namun dilihat dari konteks kalimatnya data itu termasuk dalam jenis sematan pelengkap frase nomina.

Data (9)

“…Mereka itu adalah orang-orang yang Allah hendak mensucikan hati mereka”. (Terjemahan Surat Al-Maidah (5): 46).

Data (9) berasal dari proses transformasi berikut. (9a) Mereka itu adalah orang-orang.

(9b) Yang Allah hendak mensucikan hati mereka.

Transformasi pada kalimat di atas dilakukan dengan menyematkan kalimat (9b) di belakang kalimat (9a) dengan menggunakan penyemat yang. Inilah yang disebut dengan transformasi sematan pelengkap frase nomina. Pada data (9) terjadi proses transformasi sematan pada (9a dan 9b).

Data (10)

"Dan ketika suatu umat diantara mereka berkata: 'Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau menyiksa mereka dengan siksaan yang amat keras? Mereka

menjawab: 'Agar kami mempunyai alasan kepada Tuhan kamu dan supaya mereka bertakwa."

Terjemahan Surat Al-A’raf (7): 94

Bagian berikut adalah sematan yang terdapat pada ayat tersebut, “…Mengapa kamu menasehati

kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau menyiksa mereka dengan siksaan yang amat

keras?...”.

Data (10) berasal dari proses transformasi berikut. (10a) Mengapa kamu menasehati kaum.

(10b) Allah akan membinasakan mereka.

(10c) Allah akan menyiksa mereka dengan siksaan. (10d) Siksaan itu amat keras.

Transformasi itu dilakukan dengan menyematkan KD (10b) di belakang KD (10a) dengan menggunakan perapat yang. Inilah yang disebut dengan transformasi sematan pelengkap frase nomina. Fungsi sematan itu adalah memberikan atribut terhadap nomina kaum dan siksaan. Pada data (10) terjadi proses transformasi sematan pada (10a dan 10b) dahulu, setelah itu baru digabungkan (pilihan) dengan (10c), kemudian dilakukan proses transformasi sematan pada (10a+10b+10c dan 10d).

Konstruksi yang Allah akan membinasakan mereka ini tidak lazim dalam BI. Konstruksi yang lazim dalam BI, jika terdapat klausa atributif seperti itu kata yang diikuti dengankonstruksi pasif

yang akan dibinasakan Allah. Ketidaklaziman itu didukung bukti terjemahan yang diterbitkan oleh penerbit di Indonesia. Konstruksi ini menunjukkan perbedaannya dengan terjemahan Ahmad Hatta

(7009:677) berikut, ―…Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah

dengan azab yang keras…‖ (Terjemahan Al A‘raf (7): 94, oleh Ahmad Hatta, 7009:677).

Dari analisis sematan pelengkap frase nomina dapat diketahui adanya konstruksi klausa atributif

yang + S+P+O, sementara konstruksi klausa seperti itu dalam BI yang lazim adalah yang + P (pasif). Dalam BI partikel yang menggantikan O pada klausa di depannya dan menduduki S pada klausa berikutnya. Jika setelah ada yang masih ada S, berarti partikel yang tidak menggantikan fungsi S.

Sematan pada kedua data itu sebenarnya bermakna sebagai penjelas atau atribut. Tetapi, karena strukturnya yang tidak lazim, fungsi sebagai atribut itu menjadi tidak mantap.

c. Pelengkap frase verba

Sematan pelengkap frase verba adalah sematan yang berada di belakang frase verba yang bermakna melengkapi frase verba.

Data (11)

“…Dan janganlah kamu bera’zam (bertetap hati) untuk beraqad nikah” (Terjemahan surat Al-Baqarah (7): 785.

Data (11) berasal dari proses transformasi berikut. (11a) Dan janganlah kamu bera‘zam (bertetap hati).

(11b) Dan janganlah kamu beraqad nikah.

Klausa dan janganlah kamu pada (11b) dilesapkan dan diganti dengan partikel untuk. Pelesapan itu dilakukan terhadap unsur partikel penanda larangan dan subjek klausa. Klausa yang kedua setelah dilesapkan berubah fungsinya menjadi pelengkap frase verba. Inilah yang disebut dengan transformasi sematan pelengkap frase verba.Pada data (11) terjadi proses transformasi sematan pada (11a dan 11b).

Data (12)

“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang” Terjemahan Surat Al-Balad (90): 67.

(12i) Dan dia termasuk orang-orang yang beriman.

Data (12i) berasal dari proses transformasi berikut. (12ia) Dan dia termasuk orang-orang.

Kata ulang ―orang-orang‖ pada (12ib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Inilah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan klausa relatif.

(12ii)―saling berpesan untuk bersabar”

Data (12ii) berasal dari proses transformasi berikut. (12iia) Orang-orang itu saling berpesan

(12iib) Orang-orang itu bersabar.

Kata ulang orang-orang pada (12iib) dilesapkan dan diganti dengan partikel untuk. Fungsinya dalam klausa itu untuk melengkapi verba berpesan. Inilah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan pelengkap frase verba.

(12iii)dan saling berpesan untuk berkasih sayang.

Data (12iii) berasal dari proses transformasi berikut. (12iiia) Orang-orang itu saling berpesan.

(12iiib) Orang-orang itu berkasih sayang.

Kata ulang orang-orang pada (12iiib) dilesapkan dan diganti dengan partikel untuk. Fungsinya dalam klausa itu untuk melengkapi verba berpesan. Inilah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan pelengkap frase verba. Kaidah transformasi pada data (12i) terjadi proses transformasi sematan pada (12ia dan 12ib). Transformasi sematan pada (12iia dan 12iib) dilakukan terlebih dahulu, setelah itu baru digabungkan dengan transformasi pada (12iiia dan 12iiib), dan digabungkan lagi dengan transformasi pada (12ia dan 12ib).

Pada kedua pelengkap itu kategorinya sama-sama ajektiva dan keduanya menggunakan imbuhan -ber. Pada data (12) terdapat konstituen yang diulang, yakni saling berpesan untuk. Data ―…dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mengapa bagian ayat itu tidak dinyatakan, “…dan saling berpesan untuk bersabar dan berkasih saying. Bukankah maknanya sama? Karena maknanya sama, tanpa pengulangan saling berpesan untuk mestinya lebih efektif. Tentu pengulangan itu bukan tanpa maksud. Pengulangan itu dalam ayat ini berfungsi untuk memberikan penekanan pada saling berpesan.

data (12)

“…Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada

mereka) perkataan yang ma’ruf…” Terjemahan Surat Al-Baqarah (7): 7115. (12i) “…Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka”….

(12ii) “Dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia”.

(12iii) “Kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf”. Data (12i) berasal dari proses transformasi berikut.

(12ia) Allah mengetahui.

(12ib) Kamu akan menyebut-nyebut mereka.

Transformasi pada kalimat di atas dilakukan dengan menyematkan KD (12ib) di belakang KD (12ia) dengan menggunakan perapat bahwa. Klausa kamu akan menyebut-nyebut mereka

berfungsi untuk melengkap verba mengetahui. Itulah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan pelengkap frase verba.

Setelah transformasi sematan pada (12ia dan 12ib), barulah digabungkan dengan transformasi pada (12ii) dan (12iii).

d. Pelengkap frase ajektiva

Terdapat 7 data yang di dalamnya terdapat transformasi sematan pelengkap frase ajektiva. Data dimaksud di antaranya data (13)

Data (13)

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan

pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul” Terjemahan Surat Al-Mujadalah (58): 9

.

(13i) Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu.

a. Data (13i) berasal dari proses transformasi berikut. (13ia) Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang.

(13ib) Orang-orang itu telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia. (13ic) Mereka kembali (mengerjakan) larangan itu.

Kata ulang orang-orang pada (13ib) dilesapkan dan diganti dengan partikel yang. Inilah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan klausa relatif.

(13ii) Mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul.

Data (13ii) berasal dari proses transformasi berikut. (13iia) Mereka mengadakan pembicaraan rahasia. (13iib) Mereka berbuat dosa.

(13iic) Mereka mengadakan permusuhan, mereka durhaka kepada Rasul.

Kata ―mereka‖ pada (13iib) dilesapkan dan diganti dengan partikel untuk. Itulah sebabnya transformasi ini disebut transformasi sematan pelengkap frase ajektiva.

Pada data (13i) terjadi proses transformasi sematan pada (13ia dan 13ib) dahulu, setelah itu baru dilanjutkan dengan transformasi pada (13ic). Transformasi sematan pada (13iia dan 13iib) dilakukan terlebih dahulu, setelah itu baru digabungkan dengan transformasi pada (13iic), lalu digabungkan dengan transformasi pada (13ia+13ib dan 13ic).

Transformasi sematan pelengkap frase ajektiva ini konstruksinya berupa: verba + nomina + ajektiva + untuk + verba berimbuhan ber-.

Dalam dokumen ILMU JATI PENGUAT JATI DIRI (Halaman 145-150)