• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Sematan pada Teks Terjemahan Al Quran

Dalam dokumen ILMU JATI PENGUAT JATI DIRI (Halaman 151-155)

SEMATAN PADA TEKS TERJEMAHAN AL QURAN

C. Temuan Penelitian

4. Karakteristik Sematan pada Teks Terjemahan Al Quran

Dari beberapa analisis yang dipparkan di muka ditemukan beberapa karakteristik transformasi sematan pada teks terjemahan Al Quran dan hal-hal yang terkait dengan yang perlu dicatat. a. Sematan memisahkan S dengan P

(8ii)―Harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan”. Data (8ii) berasal dari proses transformasi berikut.

(8iia) Harta kamu sebagai pokok kehidupan. (8iib) Harta kamu itu dijadikan Allah untuk kamu.

Penyematan pada (8ii) dilakukan dengan menempatkan unsur sematan di tengah klausa matrik. Tepatnya, di antara S dan P. Dengan demikian, makna unsur sematan pada klausa itu sebagai keterangan tambahan yang berfungsi juga untuk memberi focus, atau menandai unsure yang dipentingkan. Artinya, unsur yang dijadikan Allah untuk kamu merupakan penekanan terhadap

harta kamu.

b. Sematan Memisahkan P dengan O

Pada data (8) itu terdapat distribusi unsur kalimat yang menarik untuk dicermati. Unsur kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya”, seharusnya berada pada posisi akhir. Tetapi, pada data (8) unsur itu dipindahkan sehingga memisahkan unsur P dengan O. Struktur fungsional data (8) tampak pada tabel 1

Tabel 1: Struktur fungsional data (8)

Negasi S P K O

Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya

harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok

kehidupan”

Struktur fungsional tabel 1 menunjukkan bahwa fungsi O ternyata dipisahkan oleh K dengan fungsi P. Struktur semacam ini tidak lazim dalam Bahasa Indonesia (BI). Salah satu ciri O adalah bahwa O itu berada langsung di belakang verba aktif transitif. Struktur yang lazim dalam BI adalah struktur pada tabel 2.

Tabel 2: Struktur fungsional yang lazim dalam BI untuk data (8)

Negasi S P O K

Dan janganlah kamu menyerahkan harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan

kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya

Terjemahan Surat An-Nissa’ (4): 5 dari kerajaan Arab Saudi itu berbeda dengan terjemahan Ahmad Hatta (2009:77) berikut.

“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang

dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan” (Terjemahan Surat A

n-Nissa’ (4): 5, versi Ahmad Hatta, 2009:77).

Tabel 3: Struktur fungsional Terjemahan Surat An-Nissa’ (4): 5, versi Ahmad Hatta, 2009:77

Negasi P K S

Dan janganlah Kamu serahkan

kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya

harta (mereka yang dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan

Jika dicermati terdapat perbedaan struktur fungsional antara kalimat pada tabel 2 dengan tabel 3. Kalimat pada tabel 2 strukturnya SPKO, sementara kalimat pada tabel 2 berstruktur PKS. Kalimat pada tabel 2 termasuk kalimat aktif, sedangkan kalimat pada tabel 3 adalah kalimat pasif. Namun, kalimat aktif dalam tabel 2 termasuk kalimat aktif yang tidak lazim dalam BI, karena dalam BI, O tidak lazim dipisahkan oleh unsur lain dengan P.

Jika diperhatikan kalimat itu tidak hanya mengalami transformasi sematan, tetapi juga mengalami transformasi fokus dengan memindahkan negasi dan P ke awal kalimat. Sebelum terjadi transformasi fokus strukturnya sebagai berikut.

“Dan harta (mereka yang dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan janganlah kamu serahkan kepada orang yang belum sempurna akalnya,” (Ubahan terjemahan

Surat An-Nissa’ (4): 5, versi Ahmad Hatta, 7009:77).

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, telah ditemukan 49 kalimat transformasi sematan. Data tersebut telah diidentifikasi jenis sematannya berdasarkan penyemat yang ada. Data yang merupakan jenis transformasi sematan klausa relatif, yaitu yang menggunakan penyemat yang.

Yang pada tansformasi sematan itu menggantikan nomina yang ada di mukanya. Adapun unsur yang di belakang partikel yang ada yang berupa frase ajektiva; ada yang berupa frase verba, ada yang berupa frase nomina.

c. Terdapat Konstruksi Yang Tidak Lazim dalam BI

Konstruksi yang Allah akan membinasakan mereka ini tidak lazim dalam BI. Konstruksi yang lazim dalam BI, jika terdapat klausa atributif seperti itu kata yang diikuti dengankonstruksi pasif

yang akan dibinasakan Allah. Ketidaklaziman itu didukung bukti terjemahan yang diterbitkan oleh penerbit di Indonesia. Konstruksi ini menunjukkan perbedaannya dengan terjemahan Ahmad Hatta

(2009:77) berikut, ―…Mengapa kamu menasihati kaum yang akan dibinasakan atau diazab Allah

dengan azab yang keras…‖ (Terjemahan Al A‘raf (7): 94, oleh Ahmad Hatta, 2009:77).

Dari analisis sematan pelengkap frase nomina dapat diketahui adanya konstruksi klausa atributif

yang + S+P+O, sementara konstruksi klausa seperti itu dalam BI yang lazim adalah yang + P (pasif). Dalam BI partikel yang menggantikan O pada klausa di depannya dan menduduki S pada klausa berikutnya. Jika setelah ada yang masih ada S, berarti partikel yang tidak menggantikan fungsi S.

d. Terdapat Perbedaan Distribusi Penyemat bahwa dan untuk

Sematan pelengkap frase verba yang menggunakan partikel bahwa didahului verba aktif transitif, diikuti klausa yang berstruktur S+P+O. Adapun transformasi sematan pelengkap frase verba yang menggunakan partikel untuk didahului oleh verba berimbuhan ber- dan diikuti dengan P yang berupa verba berimbuhan ber-. Perhatikan data. Pada data (12) verba saling berpesan diikuti untuk bersabar dan untuk berkasih saying.

Data (12)

“Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang” Terjemahan Surat Al-Balad (90): 67.

(12i) “…Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka”….

Penyemat untuk yang diikuti verba berimbuhan ber- juga terjadi pada sematan pelengkap frase ajektiva. Transformasi sematan pelengkap frase ajektiva konstruksinya berupa: ajektiva + untuk + verba berimbuhan ber-. Perhatikan juga data (13ii).

kepada Rasul.

D. Simpulan

Dari hasil penelitian dapat dinyatakan tiga simpulan berikut. Pertama, dilihat dari posisinya, unsure sematan ada yang terdapat pada awal ayat saja, ada yang terdapat pada akhir ayat saja. Di samping itu, terdapat sematan yang terdapat pada awal dan tengah ayat dan ada juga yang terdapat pada tengah dan akhir ayat.

Kedua, jenis sematan yang ditemukan pada data ada beberapa macam. Jenis sematan yang dimaksud adalah adalah sematan klausa relatif, sematan pelengkap frase nomina, sematan pelengkap frase verba, dan sematan pelengkap frase nomina.

Ketiga, makna sematan yang ditemukan dinyatakan berikut ini. Pada sematan klausa relatif unsur sematan bermakna: (1) menjadi pembatas nomina yang berada di depanya, (2) menjadi atribut atau penjelas bagai nomina di depannya, dan (3) menjadi keterangan tambahan bagi nomina di depannya. Pada sematan pelengkap frase ajektiva dan unsur sematan bermakna sebagai keterangan bagi ajektiva yang ada di depannya.

Keempat, arakteristik sematan yang ditemukan pada teks terjemahan Al Quran dinyatakan berikut ini. Karakteristik itu adalah: (1) sematan memisahkan S dengan P, (2) sematan memisahkan P dengan O, (3) terdapat konstruksi yang tidak lazim dalam BI, terdapat perbedaan distribusi penyemat bahwa dan untuk .

Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Hatta, Ahmad. 2009. Terjemahan Al Quran Per Kata. Jakarta: Magfirah. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Mataram: PT Rajagrafindo Persada.

Markhamah dkk. 2008a. Kompendium Himpunan Ayat-ayat Al Quran yang Berkaitan dengan Etika Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

_______2008b. Kompendium Himpunan Hadis yang Berisi Etika Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

______ 2009. ―Partisipan Tutur dalam Teks Terjemahan Al Quran‖. Dalam Dwi Purnanto,

Kundharu Saddhono, Harun Joko Prayitno (ed.). Panorama Pengkajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Surakarta: Program S2 dan S3 dan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret.

_______2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran Dalam Klausa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

_______ 2011. Analisis Kesalahan dan Karakteristik Bentuk Pasif. Surakarta:m Jagad Abjad. Maryadi, dkk. 2010. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: BP-FKIP UMS.

Moleong, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rosyadi, Imron. 2003. Berislam Menuju Keshalehan Individual Dan Sosial. Surakarta: LPID UMS.

Sabardila, Atiqa. dkk. 2003. Etika Berbahasa Dalam Islam: Kajian Secara Sosiolinguistik. ( Laporan Penelitian). Surakarta: FKIP UMS.

Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Inonesia. Jakarta: Sastra Budaya.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Yayasan Penyelenggara Penerjemah Alquran. 2005. Alquran dan Terjemahannya Departemen Agama RI. Semaarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.

Dalam dokumen ILMU JATI PENGUAT JATI DIRI (Halaman 151-155)