• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN ASAHAN Mayang Sari Yeanny

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi USU 2016 (Halaman 81-86)

Departemen Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara

Jl. Bioteknologi No.1 Kampus USU Medan - 20154 Telp. 061-8223564 Email : mayang_sy@yahoo.com

Abstrak

Sungai Asahan banyak terdapat berbagai macam aktivitas masyarakat menyebabkan kondisi perairan tersebut menurun sepanjang tahun. Penurunan kondisi perairan juga diakibatkan rencana pembangunann PLTA IV yang berada dilokasi tersebut. Pendekatan dilakukan dengan mengidentifikasi jenis-jenis ikan, dan Pengukuran kualitas air yaitu, suhu, penetrasi cahaya, intensitas cahaya, pH, DO, BOD5, COD, mengunakan metode Purposive Random Sampling dengan 3 stasiun. Hasil penelitian yang didapatkan ada 13 jenis ikan yaitu Tor sp, Pangasius pangasius, Macrones nemurus, Puntius javanicus, Rasbora sp, Puntius Wandersii, Macrobranchium rosenbergii, Hampala macrolipidota, Cyptopterus sp, Tilapia mosambica, Clarias batracus, Gambusia sp, Cyperinus carpio.

Kata kunci:Ikan, Kualitas Air, Sungai Asahan, Kabupaten Asahan

PENDAHULUAN

Sungai Asahan berada di provinsi Sumatera Utara. Sungai Asahan menpunyai hulu di Danau Toba sebagai pusat utamanya. Panjang Sungai Asahan = 147 km, dengan enam anak sungai utama dan masih banyak lagi aliran yang dilalui oleh anak sungai hingga mencapai ke pemukiman masyarakat yang ada di kota maupun di perkampungan . Luas Sungai Asahan mencapai 3.741 km2. Danau toba sebagai hulu dan mengalir hingga sampai ke teluk Nibung selat malaka. Rata- rata curah hujan yang ada di sungai asahan berkisar 2.112 mm per tahun. Kota utama yang di lalui oleh Sungai Asahan adalah Parapat, Porsea, Balige, Kisaran dan Tanjung balai. Ketinggian tertinggi adalah gunung dolok sibutan dengan tinggi 2.457 mdpl sedangkan yang terendah ada di tanjung jumpul dengan tinggi 0 mdpl. http://uniqpost.com/29829/11-sungai-di-indonesia-untuk-arung-jeram/

Sungai Asahan pada saat ini merupakan sungai yang mengalami penurunan keseimbangan ekosistem, yang ditandai terjadinya penurunan tangkapan ikan bagi nelayan di daerah ini. Hal ini karena kawasan ini telah mengalami perkembangan pemanfaatannya oleh berbagai aktifitas manusia, seperti areal pemukiman, pabrik, PLTA dan potensi parawisata.

Sungai Asahan di Desa Marjanji Aceh dan Lubu Ropa Kabupaten Asahan merupakan daerah yang akan dibangun PLTA Asahan IV. Dengan adanya aktivitas tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan perairannya. Pemanfaatan sungai sebagai tempat pembangunan PLTA tersebut merupakan dampak dari aktivitas masyarakat terhadap

keanekaragaman biota air. Kepadatan dan keanekaragaman ini sangat tergantung pada toleransi dan sensitivitasnya terhadap perubahan lingkungan.

Perubahan terhadap kualitas perairan erat kaitannya dengan potensi perairan ditinjau dari kepadatan ikan. Keberadaan ikan disuatu perairan dapat memberikan informasi mengenai kondisi perairan. Ikan dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas suatu perairan.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat jenis-jenis ikan dan kualitas air di Sungai Asahan dengan berbagai pendekatan yaitu :

(1) mengetahui jenis – jenis ikan yang terdapat di Sungai Asahan (2) mengetahui kualitas air sungai Asahan.

BAHAN DAN METODE

Pengambilan sampel dilakukan pada bulan 12-13 Juli 2014. Dalam penentuan daerah sampling diambil 3 lokasi dengan 3 kali ulangan, dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Lokasi penelitian di Sungai Asahan

Lokasi Penelitian Nama Desa

Stasiun 1 Desa Marjanji Aceh

Stasiun 2 Perbatasan Desa Marjanji Aceh dan Desa Lubu Ropa

Stasiun 3 Desa Lubu Ropa

1. Pengambilan Sampel Ikan

Pengambilan sampel ikan dilakukan di 3 (tiga) lokasi yang telah ditentukan berdasarkan aktivitas masyarakat. Pada pengambilan sampel ikan mengunakan metode purposive random sampling. Selanjutnya pada setiap titik sampel dilakukan pengambilan sampel menggunakan jala/jaring ikan dengan mata jaring 1 cm. Pengambilan sampel ikan secara kualitatif. Sampel ikan yang diperoleh dimasukkan dalam kantung plastik, diawetkan dengan formalin 4 % dan diberi label. Di laboratorium, sampel dicuci dari formalin, direndam dalam air selama lebih kurang satu hari satu malam untuk kemudian dimasukkan dalam botol yang sudah diisi alkohol 70 % selanjutnya dilakukan identifikasi. Identifikasi ikan dilakukan berdasarkan Kottelat et al. (1993).

2. Pengambilan Sampel Kualitas Air

Dari kualitas air yang diukur dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kualitas air, alat yang digunakan dan tempat pengukuran.

No Kualitas Air Alat Tempat Pengukuran

1. Temperatur Termometer In-situ

2. Kecepatan Arus Bola pingpong In-situ

3. Penetrasi Cahaya Keping Seechi In-situ

4. Intensitas Cahaya Luxmeter In-situ

5. pH pH air In-situ

6. DO {Oksigen Terlarut) Metode Winkler In-situ

7. BOD Metode Winkler & inkubasi Laboratorium

8. COD Metode Refluks Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Jenis –jenis ikan yang ditemukan di Desa Marjanji Aceh dan di Desa Lubu Ropa Sungai Asahan.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan jenis-jenis ikan di Sungai Asahan Desa Marjanji Aceh dan di Desa Lubu Ropa pada dilihat pada Tabel 1.

Tabel 3. Jenis-jenis ikan yang ditemukan di desa Desa Marjanji Aceh dan di Desa Lubu Ropa

No Nama Daerah Nama Ilmiah St I St II St III

1. Jurung Tor sp + + -

2. Patin Pangasius pangasius + - -

3. Baung putih Macrones nemurus + - -

4. Tawes Puntius javanicus + + +

5. Pora-pora Rasbora sp + + +

6. Lembeduk/Kafiat Puntius Wandersii + - +

7. Hampala, Sembarau Hampala macrolipidota + - +

8. Lais Cyptopterus sp + - -

9. Mujair Tilapia mosambica + + +

10. Lele Clarias batracus + - +

11. Gobi Gambusia sp + + +

12. Ikan Mas Cyperinus carpio - + -

Stasiun I : Tidak ada aktivitas Stasiun II : Aktivitas domestik Stasiun III : Pariwisata

Dari Tabel 3 dilihat bahwa ditemukan 12 jenis ikan yang hidup di sungai Asahan hamper semua ikan yang ditemukan di Sungai Asahan Marjanji Aceh dan di Desa Lubu Ropa Sungai Asahan adalah ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sekitarnya kecuali ikan Gobi (Gambusia sp).

Dari jenis-jenis ikan yang ditemukan di sungai Asahan ada 4 jenis ikan yang terdapat di ketiga stasiun yaitu ikan Tawes (Puntius javanicus), Ikan Pora-pora (Rasbora sp), ikan Mujair (Tilapia mosambica), ikan Gobi (Gambusia sp). Keberadaan ikan tersebut berada disemua stasiun karena makanan ikan tersebut sangat banyak di lokasi penelitian karena ikan- ikan tersebut termasuk ikan omnivore yaitu ikan pemakan segalanya.

Jenis ikan yang hanya ditemukan di satu stasiun yaitu stasiun II adalah ikan mas (Cyperinus carpio), dimana stasiun II merupakan stasiun yang mempunyai aktivitas domestik sehingga sehingga banyak terdapat bahan-bahan organik yang merupakan sumber makanan ikan tersebut.

Jenis ikan yang paling banyak ditemukan adalah stasiun I yaitu ikan Tor sp, Pangasius pangasius, Macrones nemurus, Puntius javanicus, Rasbora sp, Puntius Wandersii, , Hampala macrolipidota, Cyptopterus sp, Tilapia mosambica, Clarias batracus, Gambusia sp, Cyperinus carpio, dimana stasiun ini tidak ada aktivitas masyarakat dan kualitas air sungai seperti temperatur 26 o C, kecepatan arus 24 dtk/m, pH 7,1, Do 7,8 mg./l danlain-lain masih menunjukkan kondisi yang baik, sehingga ikan lebih memilih untuk berdiam dilokasi tersebut.

2. Pengambilan Sampel Kualitas Air

Berdasarkan hasil penelitian kualitas air di Sungai Asahan Desa Marjanji Aceh dan di Desa Lubu Ropa pada dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Nilai rata-rata kualitas air di sungai Asahan.

No Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III

1. Temperatur ( o C) 26 26 28 2. Kecepatan Arus (dtk/m) 24 71 24 3. Intensitas Cahaya (Cd) 244 267 228 4. Penentrasi Cahaya (cm) 51 74 62 5. pH 7,1 7,1 7,5 6. DO (Mg/l) 7,8 9,3 8,6 7. BOD5 (Mg/l) 1,58 1,76 1,70 8. COD(Mg/l) 5,58 6,43 10,34

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa Temperatur air di keempat stasiun berkisar 26- 280C, dengan suhu tertinggi pada stasiun III , namun secara keseluruhan suhu relatif sama.

Kecepatan arus berkisar 24-71 dtk/m. Intensitas cahaya berkisar 244-267 Candela dengan

intensitas cahaya tertinggi di stasiun II, hal ini karena kemampuan cahaya untuk mengabsorbsi cukup tinggi.Penetrasi cahaya berkisar 51-74 cm dengan penetrasi cahaya tertinggi di stasiun II, hal ini disebabkan daerah tersebut lebih terbuka (sedikit ditumbuhi tumbuhan), yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi cahaya lebih mudah masuk ke badan air. pH berkisar 7,1 – 7,5 dengan pH yang tertinggi distasiun III yang namun secara keseluruhan pH hampir sama.

Oksigen terlarut (DO) berkisar 7,8 – 9,3 mg/l dengan oksigen terlarut tertinggi di stasiun II, hal ini disebabkan kondisi lingkungan yang cukup mendukung sehingga fotosintesis berjalan baik untuk menyumbangkan banyak oksigen di perairan tersebut.

Biologycal Oxygen Demand (BOD)5 berkisar 1,58 – 1,76 mg/l dengan BOD5 tertinggi di stasiun II yang merupakan daerah pemukiman padat penduduk banyak mengeluarkan limbah domestik berupa bahan organik sehingga oksigen digunakan mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik tersebut. Chemycal Oxygen Demand (COD) berkisar5,58- 10,34 mg/l dengan COD tertinggi di Stasiun III merupakan tempat berkumpulnya substrat dari hulu sungai menyebabkan kandungan organik lebih tinggi sehingga oksigen untuk menguraikan organik tersebut secara kimia juga tinggi.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan tentang Jenis-jenis ikan di Sungai Asahan Desa Marjanji Aceh dan Lubu Ropa Kabupaten Asahan, dapat disimpulkan bahwa :

1.Jenis-jenis ikan yang ditemukan adalah sebanyak 12 jenisyaitu Tor sp, Pangasius pangasius, Macrones nemurus, Puntius javanicus, Rasbora sp, Puntius Wandersii, Hampala macrolipidota, Cyptopterus sp, Tilapia mosambica, Clarias batracus, Gambusia sp, Cyperinus carpio.

2.Kualitas air Sungai Asahan masih dalam kondisi yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Cetakan ke-2 UGM Press, Yogyakarta. 10-14.

http://uniqpost.com/29829/11-sungai-di-indonesia-untuk-arung-jeram/, Kamis, 8 November 2012

Kottelat, M., A.J. Whiterrn, S.N. Kartikasari, dan S. Wirjoatmodjo.1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Darat dan Sulawesi. Dwi Bahasa Inggris Indonesia: Periplus Editions (HK) Ltd.

Lalli,C.M. & T.R. Persons. 1993. Biological Oceanographi : An Introduction. Pergamon Press, New York. pp.186-187

Odum, E. P. 1994. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 373,397.

Rudiyanti, S., 2009. Kualitas Perairan Sungai Banger Pekalongan Berdasarkan Indikator Biologis. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 4, No.2, 2009 : 46-52.

Sastrawijaya, A.T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta. 35,83-87. Saanin, H. 1968. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan I dan II. Bogor: Bina Cipta.

Whitten, A. J, N. Hisyam, J. Anwar & S. J. Damanik. 1987. The Ecology of Sumatera. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 192,209.

POLA DISTRIBUSI SPASIAL DAN HABITAT PREFERENSIAL Rusa

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi USU 2016 (Halaman 81-86)