• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi USU 2016 (Halaman 172-175)

ECOLOGICAL AND DISTRIBUTION OF KEPUNDUNG (Baccaurea Racemosa Muell Arg) IN SOUTHERN NORTH SUMATERA

METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2014 sampai April 2015. Lokasi penelitian dilaksanakan di Sumatera Utara pada kota Padangsidimpuan dengan 6 kecamatan yaitu kecamatan Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Hutaimbaru, Padangsidimpuan Utara dan Padangsidimpuan Batunadua, kabupaten Tapanuli Selatan dengan 7 kecamatan, yaitu Batang Angkola, Sayur Matinggi, Arse, Batangtoru, Angkola Barat, Angkola Timur dan Sipirok. Kabupaten Mandailing Natal di 5 kecamatan yaitu Kotanopan, Siabu, Panyabungan Utara, Kota Panyabungan dan Panyabungan Timur dan tumbuh di kabupaten Padanglawas di kecamatan Ulu Barumun.

Pelaksanaan Penelitian a. Di Lapangan

Eksplorasi dilakukan di beberapa lokasi di Sumatera Utara dengan mencatat variabel-variabel biofisik setiap jenisnya. Titik berat lokasi yang akan dikunjungi adalah lokasi yang diyakini memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi.

Dilakukan pengukuran faktor fisik dan kimia lingkungan berupa suhu tanah, pH tanah, intensitas cahaya, dan ketinggian. Pengamatan faktor kimia tanah adalah pengambilan sampel tanah dengan menggunakan bor tanah, tanah sampai kedalaman 20 cm. tekstur tanah yang diamati dihomogenkan, kemudian diambil cuplikan tanah sebanyak 1 kg untuk dianalisis berupa kandungan hara N (Nitrogen), P (Posfor), dan K (Kalium).

b. Di Laboratorium

Analisa Tanah. Dalam analisis tanah, pengambilan contoh harus mewakili suatu areal tertentu. Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara (kesuburan tanah) menggunakan system composite sample, yaitu percampuran contoh yang diambil dari areal yang dikehendaki. Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil contoh tanah berupa irisan sedalam sekitar 20 cm (daerah perakaran). Proses analisis dan perhitungan kandungan unsur hara Nitrogen (N), Posfor (P), dan Kalium (K) pada tanah mengacu pada Mukhlis (2007). Sampel tanah dikeringkan di ruang berfentilasi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung. Pengeringan di ruang terbuka dapat dilakukan dengan menempatkan sampel tanah pada wadah yang luas permukaannya, misalnya baki (talam). Wadah dilapisi dengan plastik agar tidak terkontaminasi. Sampel tanah ditabur secara merata agar lebih cepat kering. Temperatur udara tidak lebih dari 35o C selanjutnya sampel tanah di anaisis di laboratorium.

Penetapan Nitrogen (N) dengan Metode Kjeldhal

Pengukuran kandungan nitrogen pada tanah ada beberapa tahap, destruksi, dan titrasi. Pada tahapan destruksi dimulai dengan menimbang 2 g sampel tanah dan ditempatkan pada tabung digester, ditambahkan 2 g katalis campuran (sebanyak sampel tanah) dan ditambahkan 10 ml H2O, ditambahkan 10 ml H2SO4-asam salisilat dan dibiarkan selama 24 jam. Didestruksi secara bertahap hingga larutan menjadi jernih (temperatur < 200oC), setelah larutan jernih suhu dinaikkan dan dilanjutkan selama 30 menit, didinginkan dan diencerkan dengan menambahkan 15 ml H2O.

Pada tahapan destilasi, ditempatkan tabung destruksi pada alat destilasi, ditambahkan 25 ml H3BO3 4% yang ditempatkan pada erlenmeyer 250 cc dan ditambahkan 3 tetes indikator campuran, yang ditempatkan sebagai penampung hasil destilasi. Ditambahkan 25 ml NaOH 40% ke tabung destilasi dan langsung didestilasi. Amoniak hasil destilasi ditampung pada erlenmeyer yang berisi H3BO3, destilasi dihentikan jika larutan pada erlenmeyermenjadi berwarna hijau dan volumenya mencapai ± 75 ml. Pada tahapan titrasi, dipindahkan erlenmeyer hasil destilasi dan dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi merah.

Penetapan P dengan Metode Bray II

Sampel tanah ditimbang 2 g lalu dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 cc, ditambahkan larutan Bray II sebanyak 20 ml dan digoncang dengan shaker selama 30 menit

reaksi lalu ditambahkan 10 ml pereaksi fosfat B lalu ukur transmitan pada spectronic dengan panjang gelombang 660 nm.

Penetapan Kalium Tukar Tanah

Hasil per lokasi (perkolat) dari penetapan kapasitas tukar kation pada Erlenmeyer ditampung dan diukur absorban perkolat pada Flamephotometer atau Atomic Absorbtion Spectrophometer (AAS). Diukur larutan standar K dengan konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, ppm K pada Flamephotometer atau Atomic Absorbtion Spectrophometer (AAS).

b. Morfologi Tanah

(1). Perhitungan kandungan Nitrogen (N)

N% =

(2). Perhitungan Kandungan Posfor (P)

P avl (ppm) = P lrt x Faktor Pengencer

Ket: P lrt: P larutan

(3). Perhitungan Kandungan Kalium (K)

K tukar = K lrt x Faktor Pengencer

Ket : K lrt: K larutan

Ekologi dan Distribusi Kepundung

Untuk menampilkan data dalam bentuk peta harus melalui beberapa tahapan berikut: (1). Persiapan data ordinat menggunakan MicrosoftExcel [ ver 2007]

 Dibuka Excel dan dibuat lembar kerja baru

 Dimasukkan data pada masing-masing kolom

 Data lintang dan bujur yang tercatat dalam GPS adalah data dalam bentuk derajat, menit, dan detik.

 Dilakukan perubahan data tersebut ke dalam bentuk desimal dengan cara: (Derajat) + (Menit/ 60) + (Detik/3600), kemudian data akan berubah ke dalam bentuk desimal.

 Untuk dapat dipergunakan dalam perangkat lunak ArcView 3.3 data ordinat harus

tersimpan dalam bentuk ―(DBF)‖. Untuk itu pada Microsoft Excel harus ditambahkan Extension DBFIV.

 Dilakukan penyimpanan dengan mengklik Save As, lalu pilih extension DBF, lalu OK. Maka file akan tersimpan dalam bentuk ―DBF‖, dan data siap digunakan pada ArcView 3.3.

(2). Membuat Peta dengan ArcView3.3

Dibuka ArcView 3.3 kemudian klik OK pada ―Open a New Project‖, ―Open a New View‖ kemudian pilih add themedan buat ―layer‖ dengan nama Sumatera. Shp.

Diinput data ordinat ke dalam ArcView dengan cara, minimize view dan buka Table lalu pilih Adddan klik OK, pada file ―(DBF)‖ dengan nama Kepundung.

Lalu beri tanda centang pada Layer Kepundung dan Layer Sumatera, lalu akan terlihat daerah persebaran kepundung sesuai data yang ada pada GPS.

Dilakukan OverLay pada masing-masing peta dengan titik ordinat. OverLay Sumatera curah hujan dengan Kepundung DBF, Sumatera Land cover dengan Kepundung DBF, dan Sumatera Soil FAO dengan Kepundung DBF.

Dilakukan perubahan warna peta mengikuti ketentuan yang berlaku, untuk peta tutupan lahan curah hujan, pilih warna sesuai dengan jenis warna yang dikeluarkan BAKOSURTANAL, untuk peta jenis tanah pilih warna sesuai dengan FAO- UNESCO Soil Map.

Di-LayOut masing-masing peta, klik menu View dan pilih sub menu LayOut. LayOut Sumatera curah hujan dengan Kepundung DBF. Eksport dalam format JPEG, dan LayOut Sumatera Soil FAO dengan Kepundung DBF. Eksport dalam format JPEG.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen Prosiding Seminar Nasional Biologi USU 2016 (Halaman 172-175)