• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kawasan Penunjang

Kabupaten Banyuasin merupakan Kabupaten yang relatif baru akan tetapi telah melangkah maju dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya. Kawasan Tanjung Api-Api sebagai salah satu wilayah Kabupaten Banyuasin merupakan kawasan strategis sebagai sumberdaya alam yang potensial untuk kawasan pelabuhan samudra.

Oleh karena itu, pembangunannya telah diprogramkan guna mengangkat dan meningkatkan sumberdaya Kabupaten Banyuasin sebagai Kabupaten yang mampu mengembangkan dirinya sendiri, melalui Kawasan Tanjung Api-api sebagai titik tumbuh pembangunan terutama sektor perekonomian dan lapangan kerja baru. Ditetapkannya Kawasan Tanjung Api-api dengan Pelabuhan Samudra dan semua fasitas penunjangnya diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lokal yang mampu menumbuh kembangkan berbagai sektor pembangunan dan pelayanan regional, jalur Timur Sumatra Selatan, maupun Kabupaten Banyuasin pada khususnya (Gambar 2.1).

Pengaruh dari Pembangunan Kawasan Tanjung Api-api dengan fasilitas pelabuhan samudra dan semua fasilitas penunjangnya akan berpengaruh positif terhadap laju pertum-buhan pembangunan pada berbagai sektor di wilayah Kabupaten Banyuasin, tetapi juga akan menimbulkan pengaruh negatif yang harus segera dapat diidentifikasi guna mengantisipasi agar pengaruh negatif tersebut dapat ditekan dan bahkan dihindari. Jalan Raya Tanjung Api-Api merupakan jalan utama dari kota Palembang menuju titik tumbuh Kawasan Tanjung Api-Api melalui wilayah Kabupaten Banyuasin. Wilayah ini merupakan suatu kawasan yang bersinggungan langsung dengan kota Palembang. Oleh karena itu kawasan ini akan menjadi arah tumpuan limpasan perkembangan dari perkembangan kota Palembang maupun menunjang Kawasan Tanjung Api-Api. Oleh karena itu Kawasan Ekonomi Khusus yang dilalui oleh jalan raya Tanjung Api-api dipersiapkan menjadi kawasan penyangga kawasan Tanjung Api-api.

Tumpuan limpasan transportasi tersebut akan berpengaruh langsung pada perkembangan dan pertumbuhan berbagai lini kegiatan yang akan menyebabkan

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 4

pergeseran dan perubahan penggunaan lahan. Situasi ini harus segera diantisipasi untuk mengindari segala permasalahan penggunaan lahan dan tata ruang, melalui suatu upaya penataan ruang perkotaan dalam skala Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Dengan demikian Kasawan Ekonomi Khusus yang ada di Jalan Raya Tanjung Api-Api merupakan kawasan penyangga Tanjung Api-Api.

Gambar 2.1. Alur pikir RDTR Kawasan Penyangga Kawasan Ekonomi Khusus Muara Sungsang (Sumber: RDTR Kawasan Penyangga, Bappeda, 2006)

B. Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Api-api

Secara umum pengembangan kawasan ekonomi khusus dapat dikelompokan menjadi tiga tahapan kegiatan yakni: pra konstruksi (perencanaan kawasan), konstruksi (pembangunan kawasan), dan operasi (pemeliharaan kawasan). Adapun ringkasan aktivitas pengembangan yang termasuk dalam

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 5

ketiga tahapan tersebut disajikan pada Tabel 2.2. Uraian terperinci dari setiap tahapan kegiatan tersebut dikemukakan pada sub bab berikutnya. Uraian tahapan kegiatan ini diintisarikan dari dokumen Aglomerasi Kawasan Industri Kabupaten Banyuasin (Bappeda Banyuasin, 2007 dan studi kelayakan KEK, 2011).

Tabel 2.2. Ikhtisar Tahapan Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

Tahapan Aktivitas Pengembangan

Pra Konstruksi (Perencanaan

Kawasan)

I. Penyusunan Aglomerasi Kawasan Ekonomi Khusus Kabupaten Banyuasin.

Dokumen Aglomerasi berisikan tahap kegiatan berikut: 1.1. Pra Desain Pengembangan Kawasan Industri

a. Zona/kawasan Reklamasi yang merupakan kawasan reklamasi terdiri dari 1 blok peruntukan.

b. Zona/kawasan Darat yang merupakan kawasan Banyuasin Valley terdiri dari 8 (delapan) blok peruntukan.

Fungsi dari masing-masing blok peruntukan yang terdapat di dalam Kawasan KEK tersebut adalah:

a. Kawasan Reklamasi:

- Peruntukkan industri batu bara dan pupuk. b. Kawasan Darat :

- Peruntukan Industri karet;

- Peruntukan Industri minyak dan lemak nabati;

- Peruntukan Industri olahan minyak dan lemak nabati; - Peruntukan Industri semen;

- Peruntukan Industri pupuk kimia; - Peruntukan Industri kimia;

- Peruntukan Industri kayu dan gabus;

1.2. Pra Rencana Tata Bangunan Kawasan Ekonomi Khusus 1.2.1. Sasaran Penataan

Sasaran penataan bangunan kawasan ekonomi khusus adalah menciptakan kawasan ekonomi khusus yang tertata, asri, dan manusiawi dengan pengaturan wujud bangunan industri dan fasiliatas pendukungnya untuk menghindarkan kejadian kecelakaan akibat pembangunan dan konstruksi/struktur bangunan yang kurang kuat di kawasan, menciptakan suasana yang menarik melalui penataan bangunan dan lingkungannya serta menciptakan image/citra tersendiri pada kawasan ekonomi khusus.

1.2.2. Acuan Perancangan

a. Penataan bangunan dan lingkungan harus memenuhi ketentuan wujud bangunan dan intensitas pemanfaatan

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 6

Tahapan Aktivitas Pengembangan

lahan di kawasan.

b. Struktur dan konstruksi bangunan harus kokoh, kuat, dan tahan terhadap gempa.

c. Pemilihan bahan bangunan mempertimbangkan kondisi angin, letak bangunan dan sifat bahan bangunan.

d. Pembangunan baru mengikuti karakter alami kawasan dan menyatu dengan penataan vegetasi.

e. Bentuk dan warna bangunan disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekelilingnya.

f. Tampak bangunan didominasi oleh pemakaian bidang transparan yang memadai misalnya dengan tampilan elemen teras/beranda, balkon, pintu, dan jendela.

g. Pembangunan sedapat mungkin tidak mengubah kontur melainkan mengikuti kontur secara alam.

1.2.3. Ruang Terbuka Hijau

Penataan ruang terbuka hijau (RTH) dimaksudkan untuk memberikan ruang bersantai yang nyaman (teduh dan sejuk), membantu mengurangi polusi udara, polusi suara dan panas terik matahari di kawasan pergudangan, sebagai pengarah ke suatu tempat serta menciptakan image tersendiri pada kawasan.

1.2.4. Jaringan Utilitas

Sasaran penataan jaringan utilitas adalah untuk mewujudkan lingkungan yang tertata dan aman dari banjir.

1.2.5. Pra Desain Kawasan Industri

a. Kapling sangat besar dengan luas kapling 20.000 m2. b. Kapling besar dengan luas kapling 10.000 m2.

c. Kapling sedang dengan luas kapling 5.000 m2. d. Kapling kecil dengan luas kapling 2.500 m2.

II. Penyusunan Master Plan Kawasan Ekonomi Khusus Konstruksi

(Pembangu-nan Kawasan)

I. Pembentukan Badan Pengelola Kawasan Industri (Estate

Management)

a. Peran badan pengelola adalah mengelola kawasan berdasarkan kebijakan dan koordinasi dengan pemerintah kabupaten.

b. Mengusahakan terselenggaranya kerjasama yang baik antara pemerintah kabupaten, pengelola kawasan, para

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 7

Tahapan Aktivitas Pengembangan

penghuni serta pihak lain yang terkait di dalam kawasan. Tugas administratif dan teknis konstruksi dilakukan oleh Badan

Pengelola

II. Tugas Administratif Konstruksi

Menyusun pedoman dan peraturan pengembangan dan pengelolaan kawasan atau estate management guideline (EMGL).

III. Tugas Teknis Konstruksi 3.1. Perizinan

 Permohonan SP3L (Surat Persetujuan Prinsip Pembebasan Lahan) kepada pemerintah kabupaten.  Permohonan SIPPT (Surat Ijin Peruntukan dan

Penggunaan Tanah) kepada pemerintah untuk membebaskan kawasan sebagai areal kerja.

 Penetapan/pengesahan Rencana Induk Kawasan (Master Plan) dari kawasan yang akan dibangun dan dikelola.

 Penetapan/pengesahan rancang bangun kota (Urban

Design Guideline) dari kawasan yang akan dibangun

dan dikelola.

3.2. Pembangunan Kawasan

Pembebasan dan penguasaan tanah.

Pematangan bidang tanah kawasan dan penyiapan prasarana, drainase, utilitas, dan fasilitas umum.

Penyiapan blok/sub blok/kapling siap bangun.

Pembangunan sarana teknis dan penunjang meliputi: Jalan utama (lebar 10 m dan ROW 33 m), Jalan madya (lebar 7 m dan ROW 18 m), Kabel listrik, Kabel telkom, Pipa air bersih, Sistem drainase, Kolam penampung limbah cair terpadu, Kantor Pos pembantu, Bank, Poliklinik, Unit Pemadam Kebakaran, Bengkel peralatan pabrik, Jasa pemeliharaan dan rancang bangun, Fasilitas training, Fasilitas perbelanjaan, Pergudangan, Pelabuhan, Sarana olahraga (golf, tenis, dll).

Operasional (Pemelihara-an Kawas(Pemelihara-an)

Pemeliharaan kawasan ekonomi khusus dilakukan oleh Badan Pengelola

I. Tugas Administratif Pemeliharaan

Pengelolaan sistem keamanan, ketertiban masyarakat dan umum untuk menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan tertib bagi penghuni dan pengunjung.

Penyediaan jasa dalam rangka mempermudah pelaksanaan layanan administrasi pemerintahan

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 8

Tahapan Aktivitas Pengembangan

termasuk pelayanan pengurusan perizinan yang diperlukan oleh pengguna kawasan dan pembayaran retribusi atau pajak.

Kegiatan pemasaran dan pemanfaatan blok-blok bangunan serta pelaksanaan pembangunan, pengoperasian, dan perawatan lingkungan, bangunan, prasarana, utilitas, dan sarana umum lingkungan.

Koordinasi dalam pengaturan lalu lintas, dan pengaturan sistem perparkiran.

Pengelolaan kawasan yang dilakukan berdasarkan fungsi pelayanan oleh pengelola kawasan dengan pertimbangan ekonomi dan sosial.

II. Tugas Teknis Pemeliharaan

Pemeliharaan prasarana jalan kendaraan, setapak/gang/trotoar/ pedestrian, jembatan, dan tempat parkir.

Pemeliharaan saluran pembuangan air limbah dan kolam oksidasi.

Pemeliharaan sistem pengolahan limbah cair dan saluran pembuangan air hujan: saluran tertutup dan saluran terbuka.

Pemeliharaan utilitas: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon, terminal angkutan umum, pembuangan sampah, dan pemadam kebakaran.

Pemeliharaan fasilitas umum dan fasilitas sosial: poliklinik, warung/toko, pelayanan umum, peribadatan, taman/ruang terbuka hijau/rekreasi, sarana olahraga dan lapangan terbuka, serta keamanan dan ketertiban.

Sumber : Studi Kelayakan KEK (2011).

Berdasarkan studi literatur dan kajian Fisibiliti Studi, rencana kegiatan pembangunan KEK diuraikan dalam paragraf di bawah ini. Untuk kebutuhan dan penyederhanaan studi Andal, diskripsi rencana kegiatan diuraikan secara umum setelah uraian detail dari studi literatur.