• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah (1) Perkiraan Kapasitas Air Limbah

Gambar 2.20. Peta Rencana Jaringan Air Bersih KEK Tanjunga Api Api

N. Rencana Sistem Pengelolaan Air Limbah (1) Perkiraan Kapasitas Air Limbah

Besar aliran limbah industri menurut jenis dan ukuran industri yang ada, tingkat penggunaan air dan metoda pengolah air limbah terpadu. Untuk industri tanpa kegiatan recycling atau reuse didalamnya, dapat diasumsikan 60 - 80% dari kebutuhan air yang dipergunakan dalam berbagai operasi dan proses menjadi limbah. Berdasarkan kebutuhan air bersih, maka air limbah yang dihasilkan adalah 2.426,76 liter/hari, dengan pembuangan air limbah pada kawasan reklamasi adalah sebesar 1.209,07 liter/hari dan pada kawasan darat sebesar 1.217,69 liter/hari.

Gambar 2.20 Peta Rencana Jaringan Air Bersih KEK Tim Studi Andal KEK

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 52

(2) Sistem Pengolahan Air Limbah

Mengingat sifat limbah industri yang kompleks dan memberikan dampak terhadap lingkungan maka penanganan air limbah industri harus disesuaikan dengan sifat limbah industri tersebut. Tujuan pengolahan air limbah industri di Kawasan KEK untuk meningkatkan kesehatan masyarakat sekitar kawasan dan kebersihan lingkungan dengan menghilangkan unsur pencemar dari limbah untuk mendapatkan effluent dari pengolahan yang sesuai dengan standar kualitas badan air penerima dan peruntuk-kannya seperti tercantum pada PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelola Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Dalam perencanaan instalasi pengolahan air limbah di kawasan KEK, air limbah dan industri-industri yang ada perlu diketahui dulu karaktersitik air limbahnya baik kualitas maupun kuantitasnya untuk menentukan jenis pengolahan yang tepat bagi setiap industei baik secara individual maupun collective. Jika air limbah industri yang ada di wilayah KEK mempunyai karakteristik air limbah yang berbeda-beda maka penanganan air limbah dilakukan secara individual (tabel 2.11).

Tabel 2.11. Karakteristik Limbah Cair dan Pengolahannya Berdasarkan Kelompok Industri

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 53

Pengumpulan air limbah dari setiap industri dilakukan dengan pemipaan menuju IPAL terpadu. Bahan pipa yang digunakan adalah beton dengan diameter pipa 800 mm. Instalasi pengolahan limbah cari di kawasan dilengkapi dengan bangunan pengoperasian yang terdiri dari kamar pengoperasian dengan sebuah panel peragaann pengatur proses utama, sebuah kantor, laboratorium, fasilitas kesehatan dan kawasan untuk staf yang bertugas serta bangunan bahan kima yang fasilitas-fasilitas untuk pembuatan dan pemberian bahan kimua dan juga penyimpanan dalam jumlah besar. Sebagai penambahan terdapat suatu bengkel, gudang umum dan generator pembantu untuk fungsi-fungsi penting dari instalasi pegolahan selama waktu pemutusan aliran listrik (gamar 2.21.).

Fungsi dari unit pengolahan IPAL terpadu adalah :

 Pengolahan tingkat pertama bertujuan menyisakan bahan-bahan yang dapat mengganggu proses maupun perawatan peralatan pada tahap pengolahan selanjutnya.

Grit Chamber untuk menyingkirkan kircak anorganik/ partikel-partikel kasar yang cukup berat untuk mengendap secara gravitasi sehingga tidak mengganggu proses pengolahan selanjutnya.

Tangki (buffer tank) untuk meratakan konsentrasi sehingga mengurangi beban organic dan mencegah terjadinya shock loading pada pengolahan selanjutnya.

 Unti koagulasi – flokulasi berfungsi untuk menggumpalkan proses pengolahan selanjutnya.

 Unit pengendap pertama berfungsi untuk mengendapkan suspenden solid yang terbawa aliran.

 Pengolahan tingkat kedua bertujuan untuk pengolahan biologis dan kimiawi untuk mengurangi bahan polutan utama dan mengurangi beban pada tahap pengolahan selanjutnya.

 Unit lumpur berfungsi menguraikan zat-zat organic yang terkandung dalam air buangan secara aerob dengan suplasi oksigen ke dalam air.

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 54

Unit pengendap kedua (clarifier) berfungsi mengendapkan zat-zat padat yang terbentuk pada pengolahan tingkatan kedua.

 Pengolahan tingkat ketiga bertujuan agar effluent air limbah mempunyai kriteria sesuai dengan baku mutu badan air penerima dengan unti desinfeksi dengan klorinasi untuk menurunkan konsentrasi bakteri pathogen yang ada pada air limbah.

Rangkaian unit pengolahan lumpur dimulai dari unit anaerobic digester yang berfungsi menstabilkan kondisi lumpur dari IPAL, dilanjutkan dengan pengeringan lumpur di unit sludge dewatering. Lumpur yang diolah dapat diaplikasikan sebagai pupuk organik dan dijual di pasaran atau dipertanian dan perkebunan.

Gambar 2.21. Diagram Unit-Unit Pengolahan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Industr Terpadu

Untuk pengolahan limbah B3 diatur dalam PP No. 74 Tahun 2001. Secara umum sebagian besar limbah yang berkategori B3 merupakan bahan kimia baik organik maupun anorganik. Semakin berkembangnya pemakaia bahan kimia dalam proses industri juma memperbesar kemungkinan keberadaan limbah B3 sebagai bagian dari limbah industri. Konsep pertumbuhan KEK yang memperhatikan eksternalitas lingkungan untuk memenuhi pengkondisian lingkungan yang bersih dan sehat serta memerlukan perencanaan sistem

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 55

pengelolaan limbah B3 yang optimal. Prosedur identifikasi limbah yang tergolong dalam B3 dijabarkan dalam gambar 2.22..

Gambar 2.22. Prosedur Identifikasi Limbah B3 di Indonesia

(3) Kualitas Air Buangan dari IPAL

Limbah cair yang dikeluarkan tiap-tiap industri di salurkan ke saluran drainase terbuka. Namun kualitas air limbah yang boleh dibuang tersebut harus memenuhi mutu limbah cair yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. Kep-03/MENKLH/II/1991 tentang baku

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 56

mutu limbah cair bagi kegiatan yang sedang beroperasi, seperti terlihat pada Tabel. Untuk industri-industri yang limbahnya belum memenuhi baku mutu limbah cair tersebut, harus dilakukan Treatment terlebih dahulu pada masing-masing industri.

Limbah cair domestik karyawan disalurkan dalam Septic Tank yang dibangun oleh masing-masing industri. Demikian pula dengan limbah cair dari fasilitas kegiatan rumah tangga, nantinya akan disalurkan ke Septic Tank yang bersifat komunal. Mutu limbah yang diperkenankan tertuang dalam tabel 2.12.

Tabel 2.12. Baku Mutu Air Limbah Berdasarkan Keputusan Menteri KLH No. Kep- 03/MENKLH/II/1991

No PARAMETER SATUAN GOL. BAKU MUTU LIMBAH I II III IV

FISIKA

1 TEMPERATUR oC 35 38 40 45 2 ZAT PADAT LARUT mg/L 1500 2000 4000 5000 3 ZAT PADAT TERSUSPENSI mg/L 100 200 40 500 KIMIA

1 pH 9-Jun 9-Jun 9-Jun 9-Jun 2 Besi Terlarut (Fe) mg/l 1 5 10 20 3 Mangan Terlarut (Mn) mg/l 0,5 2 5 10 4 Barium (Ba) mg/l 1 2 3 5 5 Tembaga (Cu) mg/l 1 2 3 5 6 Seng (Zn) mg/l 2 5 10 15 7 Krom Heksavalen (Cr6+) mg/l 0,05 0,1 0,5 1 8 Krom Total (Cr) mg/l 0,1 0,5 1 2 9 Kadmium (Cd) mg/l 0,01 0,05 0,1 0,5 10 Raksa (Hg) mg/l 0,001 0,002 0,005 0,01 11 Timbal (Pb) mg/l 0,03 0,1 1 2 12 Stanum (Sn) mg/l 1 2 3 5 13 Arsen (As) mg/l 0,05 0,1 0,5 1 14 Selenium (Se) mg/l 0,01 0,05 0,5 1 15 Nikel (Ni) mg/l 0,1 0,2 0,5 1 16 Cobal (Co) mg/l 0,2 0,4 0,6 1 17 Sianida (Cn) mg/l 0,02 0,05 0,5 1 18 Sulfida (H2s) mg/l 0,01 0,05 0,1 1 19 Fluorida (F) mg/l 1,5 2 3 5 20 Klorin Bebas (Cl2) mg/l 0,5 1 2 5 21 Amoniak Bebas (NH3-H) mg/l 0,02 1 5 20 22 Nitrat (NO3-H) mg/l 10 20 30 50 23 Nitrit (NO2-H) mg/l 0,06 1 3 5 24 BOO5 mg/l 20 50 150 300 25 COD mg/l 40 100 300 600 26 Senyawa Aktif Biru Mentilen mg/l 0,5 5 10 15 27 Fenol mg/l 0,.01 0,5 1 2 28 Minyak Nabati mg/l 1 5 10 20 29 Minyak Mineral mg/l 1 10 50 100 30 Radioktifitas ** mg/l 31 Pestisida termasuk PC3 *** mg/l

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 57

Keterangan

* Kadar Bahan limbah yang memenuhi persyaratan baku mutu air limbah tersebut tidak diperbolehkan dengan cara pengenceran yang airnya secara langsung dari sumber air. Kadar bahan limbah tersebut adalah kadar maksimal yang diperbolehkan, kecuali pH yang meliputi juga kadar yang minimal.

** Kadar radioaktif mengikuti peraturan yang berlaku

*** Limbah pestisida yang berasal dari industri yang memformulasi atau memproduksi dan dari konsumen yang mempergunakan untuk pertanian dan lain-lain, tidak boleh menyebabkan pencemaran air yang mengganggu pemanfaatannya.

(4) Badan Air Penerima

Badan air penerima pembuangan air limbah kawasan adalah sungai. Sungai akan selalu menanggung beban pencemaran, apabila setiap industri yang membuang limbahnya tidak sesuai dengan persyaratan/baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu sebelum disalurkan menuju badan air penerima, maka kualitas air buangan limbah industri terlebih dahulu melalui pengujian kualitas air seperti yang tercantum pada tabel sebelumnya.