• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.5. Rencana Jaringan Jalan Arteri Primer

No. Uraian Volume

1. Jaringan Jalan

- Panjang Jalan 11.359,87

- Lebar Jalan 2 x 7 m

- Jenis Perkerasan Aspal

2. Penerangan

- Tiang Tinggi 10 m

- Jarak Antar Tiang 50 m

Sumber : Hasil Rencana, Tahun 2011.

F. Ruang Terbuka Hijau

Kawasan hijau adalah ruang terbuka hijau yang terdiri dari kawasan hijau lindung dan hijau binaan. Ruang Terbuka Hijau yang selanjutnya disebut RTH adalah Kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi olehtumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan atau sarana kota/lingkungan, dan ataupengaman jaringan prasarana, dan atau budidaya pertanian.

Dengan hadirnya sebuah kawasan industri yang disertai dengan dampak-dampak yang mengikutinya maka diperlukan ruang terbuka hijau yang dapat menanggulangi masalah lingkungan tersebut. Hal tersebut yang mendasari dilakukannya penelitian mengenai perencanaan ruang terbuka hijau di kawasan industri ini. Rencana ruang terbuka hijau yang diharapkan dapat berfungsi sebagai penyangga dampak negatif dari perkembangan pabrik terhadap lingkungan sekitar. Dampak negatif pencemaran adalah pengaruh limbah yang ditimbulkan dari keberadaan pabrik. Selain itu, ruang terbuka hijau juga direncanakan berfungsi untuk meningkatkan kenyamanan bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Ruang terbuka hijau yang ditentukan termasuk daerah penyangga dalam Kawasan Industri Minimum 10% dari luas kawasan Industri.

Dalam kepentingan perencanaan pengembangan KEK di bagi dalam kawasan hijau lindung dan binaan. Kawasan Hijau Lindung adalah Bagian dari kawasan hijau yang memiliki karakteristik alamiah yang perlu dilestarikan untuk tujuan perlindungan habitat setempat maupun untuk tujuan perlindunganwilayah yang lebih luas. Sementara Kawasan Hijau Binaan adalah bagian dari kawasan hijau di luar kawasan hijau lindung untuk tujuan penghijauan yang dibina melalui

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 20

penanaman, pengembangan, pemeliharaan maupun pemulihan vegetasi yang diperlukan dan didukung fasilitasnya yang diperlukan baik untuk sarana ekologis maupun sarana sosial kota yang dapat didukung fasilitas sesuai keperluan untuk fungsi penghijauan tersebut.

Pengembangan Kawasan hijau binaan dapat dilakukan dengan upaya:

 Memanfaatkan peran dan fungsi dari lahan tak terbangun dengan luas area sekitar 78,11 Ha. Kawasan tersebut meliputi, areal/fasilitas umum seperti taman, hutan kota, sarana olahraga, koridor jalan dan fasilitas lainnya);

 Memberdayakan taman mangrove sebagai unsur ekowisata;

 Pengendalian dan pemanfaatan hutan hijau kota dan Taman

Mangrove sebagai Green Overspace yang merupakan daerah pengembangan kawasan;

 RTH berbentuk areal dengan fungsi sebagai fasilitas umum dan rekreasi taman;

 RTH berbentuk jalur untuk fungsi pengaman, peneduh, penyangga dan atau nilai estetika lingkungan.

Pada kawasan sekitar pengembangan tanah untuk industri, harus disediakan ruang terbuka hijau yang cukup yakni dengan ketentuan KDB kegiatan industri maksimum adalah 60 % sedangkan 40% sisanya adalah untuk sirkulasi dan ruang terbuka hijau. Pada pengembangan tanah industri ini juga disyaratkan bahwa jenis tanaman yang dikembangkan sebaiknya adalah tanaman yang mempunyai fungsi buffer terhadap polusi baik udara maupun suara.

Tipe kawasan industri adalah hutan kota yang dibangun di kawasan industri yang berfungsi untuk mengurangi polusi udara dan kebisingan, yang ditimbulkan dari kegiatan industri. Karakteristik pepohonannya: pohon-pohon berdaun lebar dan rindang, berbulu dan yang mempunyai permukaan kasar/berlekuk, bertajuk tebal, tanaman yang menghasilkan bau harum.

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 21

Jenis tanaman yang dipilih harus dapat memenuhi fungsinya untuk memberikan keteduhan dalam arti mengurangi sengatan dan penahan sinar matahari. Persyaratan yang dikehendaki adalah :

 Ditempatkan pada jalur tanaman (minimal 1,5 m)

 Percabangan 2 m di atas tanah

 Bentuk percabangan batang tidak merunduk

 Bermasa daun padat dan ditanam tidak berbaris

Adapun jenis tanaman peneduh antara lain adalah Kiara Payung (Filicium Decipies), Tanjung (Mimusops Elengi), Angsana (Ptherocarphus Indicius) dan sebagainya.

 Fungsi Tanaman Sebagai Penyerap Polusi Udara (gambar 2.4.)

Terdiri dari pohon, perdu/semak; Memiliki kegunaan untuk meyerap udara; Jarak tanam rapat dan Bermassa daun padat. Contoh Jenis tanaman:

 Angsana (Ptherocarphus indicus)  Akasia daun besar (Accasia mangium)  Oleander (Nerium oleander)

 Bogenvil (Bougenvillea Sp)

 Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 22

 Fungsi Tanaman Sebagai Peredam Kebisingan (gambar 2.5)  Terdiri dari pohon, perdu/semak.

 Membentuk massa.  Bermassa daun rapat.  Berbagai bentuk tajuk.  Contoh Jenis tanaman:

 Tanjung (Mimusops elengi)  Kiara payung (Filicium decipiens)  Teh-tehan pangkas (Acalypha sp)

 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)  Bogenvil (Bogenvillea sp)

 Oleander (Nerium oleander)

Gambar 2.5. Jalur Tanaman Tepi Penyerapan Kebisingan

 Tanaman Sebagai Pengarah, Penahan dan Pemecah Angin (gambar 2.6.) Berdasarkan filosofi gerakan dan kecepatan angin, maka untuk suatu perencanaan lansekap jalan di daerah yang terbuka perlu memperhatikan ketentuan mengenai peletakan dan pemilihan jenis tanaman yang dapat berfungsi sebagai pemecah angin.

 Tanaman tinggi, perdu/semak;  Bermassa daun padat;

 Ditanam berbaris atau membentuk massa;  Jarak tanam rapat < 3m.

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 23

 Cemara (Cassuarina equisetifolia)  Mahoni (Swietania mahagoni)  Tanjung (Mimusops elengi)  Kiara Payung (Filicium decipiens)

 Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)

Gambar 2.6 Jalur Tanaman Tepi Pemecah Angin

 Fungsi Tanaman Sebagai Pembatas, Pengarah dan Pembentuk Pandangan (gambar 2.7.)

Peletakan tanaman pada jalur tanaman baik di median jalan maupun di jalur tepi jalan dengan memperhatikan kepentingan pemakai jalan antara lain:

 Bilamana ada daerah yang kurang baik pemandangannya, perlu diberi pembatas dengan tanaman agar dapat memberikan kesan yang lebih baik. Persyaratan: Tanaman tinggi, perdu/semak; Bermasa daun padat; Ditanam berbaris atau membentuk masa; Jarak tanam rapat.

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 24

Contoh tanaman pembatas ini adalah bambu (Bambusa sp), cemara (Cassuarina equisetifolia), kembang sepatu (Hibricus rosa sinensis) dan sebagainya.

 Bilamana ada jalan yang berbelok, perlu dibuat pengarah dengan tanaman. Persyaratan: Tanaman dapat berbentuk pohon atau perdu dengan ketinggian > 2 meter; Ditanam secara masal dan berbaris; Jarak tanam rapat; Untuk tanaman perdu/semak digunakan tanaman yang memiliki warna daun hijau muda dan dapat dilihat pada malam hari.

Contoh tanaman tersebut adalah cemara (Cassuarina equisetifolia), mahoni (Switenia mahagoni), Bambu (Bambusa sp), Kembang sepatu (Hibiscus rosa sinensis), Oleander (Nerium oleander).

 Fungsi Tanaman Penahan Silau Lampu Kendaraan (gambar 2.8.)  Tanaman perdu/semak, ditanam rapat.

 Ketinggian 1,5 m.  Bermassa daun padat.

Contoh Jenis tanaman:  Bogenvil (Bogenvillea sp).

 Kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis).  Oleander (Netrium oleander).

 Nusa Indah (Mussaenda sp).

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 25

Gambar 2.8 Jalur Tanaman Pada Median Jalan Penahan Silau Lampu Kendaraan

 Tanaman Sebagai Konservasi Tanah (gambar 2.9.)

Konservasi perlu dilakukan terutama pada DAMIJA dan sempadan sungai yang mempunyai kemiringan. Pemilihan jenis tanaman harus mempunyai sistem perakaran yang dapat mengikat butiran-butiran tanah agar tidak mudah longsor. Lokasi yang dikonservasi adalah di sempadan sungai Telang, parit-parit dan sistem drainase, serta anak-anak sungai. Tidak luput pula, konservasi dilakukan di sekitar pinggiran kolam retensi.

Bab 2. Rencana Kegiatan 2 – 26