• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan pendidikan dan modernisasi mewarnai budaya komunitas Adat Senaru

LOMBOK, BERDASAR LATAR BELAKANG ETNOGRAFINYA

2. Keberadaan pendidikan dan modernisasi mewarnai budaya komunitas Adat Senaru

Jalinan pendidikan (formal) dan modernisasi mewarnai komunitas adat Senaru: Dari sisi jumlah keberadaan pendidikan formal pada masyarakat Desa Senaru tidak perlu diragukan. Namun pengaruhnya secara kualitatif terhadap tradisi budaya tidaklah terlampau besar. Hal ini didasarkan pada tradisi-tradisi asli Sasak yang masih berlangsung hingga kini. Ketika ada keyakinan secara umum, bahwa bertambahnya tingkat pendidikan seseorang akan menjadi faktor penyebab tertundanya usia kawin, maka terhadap komunitas Sasak Senaru dapat dikemukakan, bahwa dari sejak dahulu mereka menikah di usia tua, karena mahalnya harga mahar yang harus mereka bayar. Jika kini banyak perempuan tua di wilayah Bayan, khususnya di Bayan Timur, hal itu bukanlah pengaruh keberadaan pendidikan formal, namun lebih karena sulitnya melaksanakan pernikahan akibat tuntutan tradisi.

Adapun penglihatan terhadap modernisasi yang sudah terjadi pada komunitas Senaru, yang ditunjukkan dengan masuknya berbagai teknologi modern, khususnya di bidang transportasi dan telekomunikasi menunjukkan peningkatan yang drastis. Kepemilikan alat komunikasi sudah menjangkau ke

80|

SeNaRi “Mengawal Pelaksanaan SDGs”28 Juli 2016-Prodi Sosiologi FISH Unesa

seluruh pelosok Senaru, dan digunakan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk kegiatan yang bernilai sosial-ekonomi. Alat-alat komunikasi tersebut digunakan untuk memudahkan mereka dalam melakukan transaksi-transaksi keuangan maupun jaringan kerja dalam memajukan bisnis seperti guide wisata, pusat informasi wisata, transportasi, penginapan. Di samping itu transportasi seperti mobil dan sepeda motor menjadi alat yang umum digunakan untuk keperluan bisnis wisata. Mobil-mobil yang ada digunakan untuk menjemput dan mengangkut para turis, khususnya turis asing, demikian juga dengan sepeda motor digunakan untuk ojek. Nampaknya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan tourism sudah sangat akrab dengan mereka. Hal ini merupakan suatu identitas yang luar biasa dari gejala-gejala modernitas yang sangat penting. Kehidupan tourism tersebut terintegrasi dengan jaringan web yang menggejala dalam menawarkan suatu pelayanan wisata secara digital. Ia mengintegrasikan banyak hal dan bagian dari profesi-profesi tertentu, seperti: porter, pemandu wisata, warung penyedia alat kebutuhan makan, penginapan, hotel, pusat-pusat informasi wisata, dan lain-lain. Dengan kata lain, modernisasi dalam arti hadirnya teknologi-teknologi maju seperti alat transportasi, informatika dan mekanisasi dalam dunia pertanian dan industri rumah tangga sudah masuk dan mempengaruhi tata kerja mereka, mempengaruhi tingkat pendapatan dan mengubah status sosial mereka, namun semua itu lebih banyak digunakan untuk keperluan-keperluan pragmatis berkaitan dunia kerja: bersifat sosio-ekonomi dan tidak sampai mengubah akar mereka sebagai komunitas adat yang masih kukuh menjaga tradisi.

Hal ini persis yang digambarkan oleh Dube (1988), bahwa manusia modern ditentukan oleh struktur, institusi, sikap dan perubahan nilai pada pribadi, sosial dan budaya. Masyarakat modern mampu menerima dan menghasilkan inovasi baru, membangun kekuatan bersama serta meningkatkan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Oleh karenanya modernisasi sangat memerlukan hubungan yang selaras antara kepribadian dan sistem sosial budaya. Sifat terpenting dari modernisasi adalah rasionalitas. Kemampuan berpikir secara rasional sangat dituntut dalam proses modernisasi, dan menjadi sangat penting dalam

SeNaRi “Mengawal Pelaksanaan SDGs”28 Juli 2016-Prodi Sosiologi FISH Unesa

|81

menjelaskan berbagai gejala sosial yang ada. Masyarakat modern tidak mengenal lagi penjelasan yang irasional seperti yang dikenal oleh masyarakat tradisional. Rasionalitas menjadi dasar dan karakter pada hubungan antar individu dan pandangan masyarakat terhadap masa depan yang mereka idam-idamkan.

Hal yang sama disampaikan oleh Schoorl (1980), walaupun tidak sebegitu mendetail seperti Dube. Namun demikian terdapat ciri penting yang diungkapkan Schoorl yaitu konsep masyarakat plural yang diidentikkan dengan masyarakat modern. Masyarakat plural merupakan masyarakat yang telah mengalami perubahan struktur dan stratifikasi sosial. Secara fisik rumah-rumah adat Sasak- Senaru sudah banyak yang berubah, dan hanya tinggal 19 buah di satu kampung Senaru, yang lain sudah berubah menjadi rumah-rumah gedung yang modern. Namun tradisi budaya mereka masih bertahan.

SIMPULAN

1. Komunitas Senaru memiliki lembaga pendidikan formal yang sangat lengkap. Umumnya komunitas-komunitas adat yang asli seperti itu memiliki ketertutupan (eksklusif) terhadap komunitas asing, termasuk tidak mudah menerima berbagai inovasi yang di bawa dari luar komunitas, khususnya yang disampaikan lewat pendidikan formal. Di Senaru terdapat elemen-elemen penting yang menyebabkan dinamika sosial penting, yang tidak sama dengan tempat komunitas adat asli lainnya. Keberadaan Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak serta masjid tua Bayan Beliq yang menjadi destinasi wisata, memerlukan hadirnya sarana transportasi dan telekomunikasi, dan itu sangat mempengaruhi dinamika sosial yang terjadi, termasuk masuknya pendidikan formal dalam kehidupan sosial yang sangat penting. Pendidikan informal dalam keluarga dan masyarakat ternyata berjalan beriringan dengan kemajuan pendidikan formal. Hanya saja titik tekan dari pendidikan informal dalam mewarnai dan memberikan identitas generasi muda dengan bekal tradisi sebagai anggota komunitas adat Sasak yang kental nuansa Islam setempat. Dengan model kedua macam pendidikan itu bekerja, maka pada masa kini

82|

SeNaRi “Mengawal Pelaksanaan SDGs”28 Juli 2016-Prodi Sosiologi FISH Unesa

terlihat dengan padu, anak-anak Senaru yang berpendidikan relatif tinggi, namun dengan tetap memelihara adat dan tradisi “Watau Telu”.

2. Jalinan pendidikan (formal) dan modernisasi mewarnai komunitas Senaru. Pengaruhnya secara kualitatif terhadap tradisi budaya tidaklah terlampau besar. Hal ini didasarkan pada tradisi-tradisi asli Sasak yang masih berlangsung hingga kini. Pengaruh modernisasi ditunjukkan dengan masuknya berbagai teknologi modern, khususnya di bidang transportasi dan telekomunikasi yang digunakan untuk berbagai keperluan, khususnya untuk kegiatan yang bernilai sosial-ekonomi. Secara fisik rumah-rumah adat Sasak-Senaru sudah banyak yang berubah, dan hanya tinggal 19 buah di satu kampung Senaru, yang lain sudah berubah menjadi rumah-rumah gedung yang modern. Namun tradisi budaya mereka masih bertahan.

DAFTAR PUSTAKA

Cotton, K. (1990). School-Community Collaboration to Improve the Quality of Life for Urban Youth and Their Families, dalam School Improvement Research Series, pp1-28.

Dube, S.C. (1988). Modernization and Development: The Search for Alternative Paradigms. London, England: Zed Books Ltd.

Hadi, N. Dkk. (2013). Aplikasi Pendidikan untuk Semua (PUS) pada Masyarakat Adat Bali Aga di Terunyan. Malang, Indonesia: LP2M dan FIS UM. Mils, M.B dan Huberman. A.M. (2002). Analisis Data Kualitatif. Jakarta,

Indonesia: UI Press.

Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution. S. (1998). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung, Indonesia: Tarsito.

Pidarta, M. (2007). Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta, Indonesia: Rineka Cipta.

Saripudin, D. (2008). Pendidikan Yang Berwawasan Lingkungan Masyarakat Terasing: Beberapa Pengalaman di Indonesia. Makalah disajikan dalam International Conference Indigenous Pedagogies, Malaysia, 10-12 Nopember 2008.

Schoorl, J.W. (1980). Modernisasi: Pengantar Sosiologi Pembangunan Negara- Negara Sedang Berkembang. Jakarta, Indonesia: PT. Gramedia.

Soekmono, R. (1993). Pengantar Sejarah Kebudayaan Jilid 1, 2 dan 3. Yogyakarta, Indonesia: Kanisius.

SeNaRi “Mengawal Pelaksanaan SDGs”28 Juli 2016-Prodi Sosiologi FISH Unesa

|83

POLA PENGEMBANGAN GURU GARIS DEPAN SEBAGAI

PEMBERDAYA MASYARAKAT DAN BERWAWASAN NASIONAL