• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

1) Kekerasan Fisik Non Seksual

Fokus dalam analisis mengenai tindak kekerasan fisik melibatkan secara langsung pada fisik tokoh perempuan yang menjadi korbannya. Tokoh-tokoh yang mengalami kekerasan fisik non seksual dalam novel Tabularasa adalaha Violet dan Krasnaya.

a) Krasnaya

Kekerasan fisik non seksual dalam novel Tabularasa di alami oleh Kasnaya ketika berhubungan dengan Galih seorang pemuda negara Indonesia yang tinggal di Rusia. Sementara Krasnaya warga negara asli Rusia. Kedua negara tersebut memiliki ideologi yang berbeda. Indonesia waktu itu sama sekali tidak bisa menerima paham dengan idiologi komunis, sedangkan Rusia dimana Krasnaya lahir dan dibesarkan dengan gencar-gencarnya semangat untuk menumbuhkan kembali komunisme..

Sebelum terjadi pembunuhan terhadap diri Krasnaya dan Ayahnya oleh orang suruhan dari paham komunis, Ayahnya terlebih dahulu pada waktu sebelumnya telah mendapatkan ancaman dan pukulan sampai terjadi pendarahan pada bibirnya.

Hubungan cinta Krasnaya dengan Galih ternyata berakibat buruk pada keselamatan Ayah Krasnaya dan Krasnaya sendiri. Beberapa orang suruhan komunis Yelt shin sengaja datang ke apartemen Krasnaya atas perintah pimpinan komunis agar memberikan peringatan kepada warga negara Rusia yang berhubungan dengan warga asing. Hal ini dilakukan untuk menghindari kecerobohan rahasia-rahasia dari partai komunis. Galih adalah warga negara Indonesia yang memiliki idologi yang sangat bertentangan dengan idiologi paham komunis. Apalagi Galih anak seorang duta besar perwakilan Indonesia untuk negara Rusia sehingga sangat di curigai pihak komunis.

Ayah Krasnaya menutupi hubungan cinta Galih dan Krasnaya. Hal ini dilakukan demi keselamatan anak gadis satu-satunya. namun hubungan cinta kedua insan berbeda jenis itu pada akhirnya tidak dapat ditutup-tutupi lagi. Banyak tersebar di Rusia dengan berbagai cara untuk memantau warga negara Rusia maupun asing yang tidak mematuhi aturan-aturan dari Paham komunis. Dimana-mana telah di pasang orang-orang dan alat pemantau, bahkan telepon pun siap disadap untuk memantau informasi-informasi yang dapat menghalangi cita-cita paham komunis di Rusia.

… “ Anakku hanya berteman, kumohon…jangan kau sakiti mereka. Jangan kau sakiti anakku.” Kemudian salah satunya menyuruh sosok ayah itu untuk mencari informasi tentang keadaan komunis dalam lingkup rakyat Indonesia lewat anaknua(Tabularasa.2004.hal:32).

Krasnaya mengalami kekerasan fisik akibat kecurigaan pemerintahan komunis kepada Krasnaya dan Ayahnya. Ayahnya seorang pegawai administrasi di KGB dan Ayah Galih seorang duta pemerintahan Indonesia . Hubungan cinta keduanya di khawatirkan berhubungan erat dengan pemerintahan dan kedutaan Indonesia yang akan dapat menganggu cita-cita membentuk dan mengobarkan lagi semangat komunis di Rusia.

Ayah Krasnaya dipukul oleh beberapa orang laki-aki yang tidak dikenalnya. Ia mengingginkan Krasnaya anak perempuannya menjauh dari Galih pemuda Indonesia.

“Oni tol”ko budut drugom…”( Mereka hanya berteman).Dan, melayanglah atu ampran kee pipinya. Darah mengalir dari ujung bibirnya. Ia dapat mengecap asinnya diantara ludah dan enzim. Merasakan memar dan sobek pada mulut bagian dalam diantara bibir atas dan bawahnyaLlalu salah satunya menjelaskan dengan suara rendah datar yang dingin bahwa bagaimanapun juga Partai Komunisme indonesi tidak bersalah (Tabularasa.2004.hal:31).

Setelah peristiwa itu, gerak-gerik Krasnaya dengan Galih dipantau oleh orang-orang komunis. Kabar yang diperoleh terakhir Krasnaya dan ayahnya telah ditemukan dalam keadaan sudah meninggal dunia. Mayatnya ditinggalkan begitu saja di taruh di depan pintu Panti Jompo dengan luka tembak menembus bagian kepalanya.

“ Mereka sudah meninggal. Dibunuh, “ kata beliau dengan air mata terurai dan suara parau. Sepetinya beliau mennangis berhari-hari.

Katanya, hari itu di pantai jompo, ada orang bermobil meninggalkan bungkusan dua mayat di depan pintu. Tidak ada yang beerani membukanya, kecuali salah seorang petugas panti. Aku terkejut saat tahu mereka adalah anak dan cucu katanya. Bagian belakang kepala bolong oleh peluru kelihatannya peluru telah menembus dari dalam rongga mulut (Tabularasa.2004.hal:51-53).

b) Violet

Violeta memilki kekasih bernama Burhan, laki-laki yang telah melakukan kekerasan non fisik non seksual. Kekerasan tersebut dilakukan dengan cara memberikan suntikan morfin di lengan tangannya. Dengan setengah memaksa dan rayuan Burhan melalui menjadikan violet sebagai kekasihnya sehingga mempermudah memperoleh tujuannya yaitu mempengaruhi secara halus Violet menjadi seorang pecandu.

Violet sebagai kekasih Burhan harus mau mmperlihatkan rasa cinta kepada Burhan. Maka violet tidak akan pernah menolak apapun pemberian dari Burhan terhadapnya. Apakah pemberian itu akan berakibat baik atau buruk sama sekali tidak terpikirkan.

Sudah seminggu Burhan tidak menghubungi Violet. Tetapi juga sulit dihubungi. Dalam keadaan sakau Raras menghadapi Violet sendiri. Setelah Raras merasa tidak mampu menghadapi, datang dua pembantu Violet untuk membantu Raras mengikat tangannya. Kemudian papa Violet datang dengan kemarahan sambil menyiram kapalanya dengan air dingin sementara mamanya menangis tersedu-sedu terus-menerus.

… Kucucup merahnya dan kunikmati yang bukan unsur darah merah di antara kelirnya. Ada kenikmatan di dalamnya.

Tiba-tiba pintu terbuka. Selanjutnya yang kutahu aku melihat Pak Man dan Mbok Nah. Bersama dengan Raras mereka mencoba mengendalikan aku, aku berontak, aku diikat di tempat tidur…( Tabularasa.2004.hal: 80).

Saat aku membuka mata ternyata kepalaku disiram air kamar mandi oleh papi yang marah besar tetapi takku gubris. Aku tau malam itu mami menangis tersedu-sedu. Yang ku dengar adalah suara papi yang berdengung seperti tawon, mengomel dan menyumpahi anaknya yang tak tahu di untung. Aku tak peduli . Entah beberapa saat atau hari atau jam kemudian , tiba-tiba aku sudah di tempat yang kusebut penjara. Penjara yang disiplinernya

mereka sebut dengan ‘sahabat’. Bagiku sama saja, selama empat bulan berikutnya aku tak bisa dan tak boleh keluar dari tempat itu(Tabularasa.2004.hal:90).

Ketika Violet dibawa ke tempat rehabilitasi ia memperoleh kekerasan fisik nonseksual berupa perlakuan para petugas terhadap dirinya saat melakukan terapi. Pagi itu pukul 04:00 Violet diantar ayah dan ibunya, Raras,dan mang Diman supirnya. Violet didudukan disuatu tempat lalu di gerojoki air disebuah sumur. Mata Violet saat itu langsung terbuka dan berteriak-teriak berontak karena kedinginan. Ditempat rehabilitasi tidak sendiri tetapi banyak laki-laki dan perempuan. Satu orang menyira, satu yang lainnya disiram. Hal itu terus dilakukan setiap malam dimulai pukul 03:30. Perlakuan terapi air bagi violet sangat terasa berat.

Raras menemukan Violeta sedang ‘pake’ morfin lagi. Raras menampar wajah violet sambil menangis, tetapi Violet tidak terpengaruh dengan tamparannya. Raras menunggu sampai kesadaran Violet pulih kembali. Pada waktu yang berbeda Raras menemukan Violet lagi sedang ‘pake’ morfem bersama Burhan. Kali ini mengakibatkan Violet dalam keadaan OD ( Over Dosis).

2) Kekerasan Fisik Seksual