• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepribadian Tokoh Perempuan dalam Novel Tabularasa

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

2. Kepribadian Tokoh Perempuan dalam Novel Tabularasa

Struktur analisis tentang kepribadian manusia menurut Ewald, diawali dari kepribadian yang terbagi menjadi dua yaitu temperamen (buruk) dan karakter (baik). Temperamen adalah disposisi yang sangat erat hubungannya dengan faktor-faktor biologis atau fisiologis. Peranan keturunan lebih besar sehingga dalam perkembangannya sedikit sekali mengalami perubahan. Karakter/watak sebagai totalitas dari keadaan dan cara bereaksi terhadap perangsang. Areaksi yang bersifat normatif. Dalam perkembangannya dapat dipengaruhi lingkungan dapat pula di perolehnya dorongan keadaan fisiologis (susunan syaraf) menunjukan arti normatif.

Gambar 3. Struktur Kepribadian Menurut Gewald (Sumber: Sumadi Suryabrata, 1985: 90)

Kepribadian superior merupakan kepribadian yang berorientasi pada perbaikan-perbaikan. Kepribadian superior cenderung merupakan kepribadian yang baik. Kepribadian superior yang dimiliki oleh tokoh perempuan dalam novel ini dipengaruhi oleh diri sendiri dan dipengaruhi oleh orang lain. Yaitu, pertahanan ego, percaya diri, rela berkorban, konsekwen, selektif, tepat janji, dan inovatif.

Kepribadian Inferior mempunyai kecenderungan tidak baik karena merugikan diri sendiri juga orang lain. Yaitu, depresi,tidak disiplin,pelupa,sulit membuat keputusan, tak acuh, bersikap negative, dan tidak konsisten. Tokoh-tokoh yang dianalisis berdasarkan kepribadiannya adalah, Raras, Krasnaya, Violet, Ibu Raras, Yu Warsih, dan Walla.

TEMPERAMEN (Buruk) (TIDAK BERUBAH) KARAKTER/WATAK(Baik) (BERUBAH) WATAK GENOTIP (SEJAK LAHIR) KEPRIBADIAN WATAK PHAENOTIPIS (PENGARUH LINGKUNGAN)

Tabel: 2. Kepribadian Tokoh perempuan dalam Novel Tabularasa Menurut Psikologi Kepribadian

Jenis Kepribadian

Superior / Baik Inferior/ Buruk NO Nama Tokoh P e P d R b K W I d S b I v D p T d P l S k T a B n T k 1. 2. 3. 4. 5. 6. Raras Krasnayaa Violet Ibu Raras Yu Suwarsih Walla Keterangan:

Pe: Pertahanan ego Dp: Depresi Pd: Percaya diri Td: Tidak disiplin Rb: Rela Berkorban Pl: Pelupa

Kw: Konsekwensi Sk: Sulit membuat keputusan Id: Idealis/Perfeksionisme /selektif Ta: Tak acuh

Tj: Sabar Bn: Bersikap Negatif

Iv: Inovatif Tk: Tidak konsisten/terpengaruh

a. Raras

Tokoh perempuan yang memilikike pribadian yang paling kompleks adalah Raras. Kepribadiannya penuh dengan rasa ego yang kuat, mandiri, dan kepribadian ganda. Pertahan ego yang kuat terjadi karena pengaruh dari kehidupan masa lalunya yang tidak menyenangkan. Gambaran perlakuaan seorang laki-laki yang buruk terhadapnya dan terhadap saudara kembarnya membuat ia harus terus bertahan untuk dirinya dengan laki-laki.

Krisis identitas pada kepribadian diri Raras dialami selama dalam perjalanan cintanya. Hal itu berawal dari permasalahan yang ia hadapi yang berasal dari dirinya sendiri. Sebagai perempuan dewasa yang memiliki kepribadian yang

berbeda dengan perempuan pada umumnya yaitu perasaan tertarik bukan pada lawan jenis tetapi rasa tertarik dalam dirinya hanya pada sesama perempuan. Penampilannya yang tenang menyamarkan keresahan yang berkecamuk dalam hatinya.

” Kalau memang kaum kami berdosa besar, lalu kenapa kaum kami harus diciptakan? Apakah dulu malaikat salah taruh jiwa laki-laki ke tubuh perempuan dan jiwa perempuan ke jiwa laki-laki. Kalu iya, berarti aku terjebak di tubuh ini. Aku sudah mencoba menjadi heteroseksual Tapi entah kenapa, Tubuh perempuan selalu lebih menarik daripada tubuh laki-laki. Tubuh perempuan jauh lebih indah dan lekuknya lebih indah daripada laki-laki. Bilanglah dulu aku heteroseksual predominan, tapi entah kenapa lambat laun berkembang jadi heteroseksual perdominan dan biseksual, tapi percayalah, itu aku lakukan karena dalam diriku, aku masih ingin menjadi manusia normal (Tabularasa.2004.hal: 158).

b. Krasnaya

Seorang perempuan dengan kepribadian rela berkorban demi menolong tanpa meminta balas jasa., mandiri, konsisten dengan janji.. Sebagai perempuan yang memiliki kepribadian yang baik, ia tidak menolak orang lain yang meminta bantuannya. Sebagai Perempuan yang memiliki kepribadian mandiri ia bekerja untuk memenuhi kebuthannya sendiri. Pada saat melakukan pekerjaan sebagai karyawan di pusat perbelanjaan. Krasnaya menerima permintaan Galih membantu untuk menemaninya jalan-jalan di negara yang baru dikenalnya, Rusia. Membantu memperkenalkan bagian-bagian kota di Moskwa. Perasaaan ingin menolong dengan mengorbankan waktu dilakukannya demi membantu Galih.

“ Do you free after work? I need you to be my interpret city to show this.”( Apa kamu ada acara setelah pulang kerja ? Maksudku …aku butuh guide untuk tur keliling kota) Senyum Krasnaya bertambah lebar, “ Okey, “ katanya singkat, ia benar-benar dapat membacaku. Aku sedikit lega dengan tanggapannnya.( Tabularasa.2004.hal:23 )

Kepribadian yang tanpa pamrih terlihat pada saat Krasnaya memberikan lukisan kepada Galih yang ditawar dengan harga oleh Galih. Tetapi Krasnaya tidak akan menjual lukisan kapada Galih. Ia merasa lebih baik menyerahkan apa yang ia sukai untuk orang lain bukan demi uang tapi demi nilai. Nilai lukisan bagi Krasnaya lebih tinggi harganya dari dibandingkan dengan harga uang yang tinggi.

”Kamu mau lukisan yang aku buat?” tanyamu.

”Kremlin? Tanyaku, kamu mengangguk seraya tersenyum. ”of course! Do I have to pay? ( tentu saja mau, apa aku harus bayar?) Aku benar-benar tidak keberatan jika memang harus bayar.

”No, no pay. It is my gift to you” ( Tak perlu bayar, hadiah dariku) ( Tabularasa.2004.hal: 41 )

Krasnaya masuk ke kamar Zdenka sambil menangis ketika mengetahui Galih pulang ke Indonesia menghindari keadaan bahaya yang melanda Rusia. Krasnay kecewa tidak bisa berkencan lagi dengan Galih. Bahkan harus menunggu sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Ia semakin kecewa karena telah berjanji untuk bertemu siang itu sekalian memberikan hasil lukisannya kepada kekasihnya.

“ Galih harus pulang ke Indonesia sebab di sini berbahaya,” katanya. “ Tapi dia berjanji akan kembali. Lukisanku belum sempat aku beri untuknya, aku sudah berjanji.”

“ kau bisa memberikannya setelah dia kembali,” kataku (Tabularasa.2004.hal:50).

c. Violet

Satu-satunya tokoh perempuan dalam Tabularasa yang banyak memiliki pribadi yang lemah adalah Violet. Gadis keturunan Cina memiliki kecantikan fisik tetapi jiwanya sangat rapuh. Kecemasan selalu di rasakan Violet manakala Burhan

tidak segera datang menemuinya. Apapun yang ada di hadadapannya akan ia hancurkan sampai ia dapatkan apa yang dibutuhkannya dan rasa cemas akan hilang. Violet yang sudah terlanjur menjadi perempuan yang kecanduan morfin.

Aku mondar-mandir sambil mengusap-usap lenganku mencari kehangatan sebab aku kedinginan. Dingin. Tambah dingin. Aneh, aku harus dapat barang itu, pikirku. Kugapai telepon. Raras masih ngedumel. Ku pencet nomor telepon Titto, tiba-tiba teleponku disepak tangan Raras. Kami mulai bertengkar hebat. Raras tahu aku akan cari barang itu, dia tidak setuju. Sekarang aku mulai tidak bisa mengontrol tubuhku, aku kalap, marah, ngamuk. Raras coba mengendalikan aku, tenaga perempuan yang sia-sia. Kulempar barang-barang. Raras takut lalu keluar kamar. ( Tabularasa.2004.hal: )

Kepribadian yang Konsisten tidak pernah dimiliki Violet. Bersama Gale sudah ia putuskan untuk berhenti dari obat-obat terlarang dan menjadi gadis baik-baik, tiba-tiba berubah pikiran untuk tetap mengkonsumsinya. Ia bahkan mudah melupakan niatnya untuk berhenti dari morfin. Pada saat dekat bersama Raras berniat untuk sembuh dan mengakui dosa-dosanya. Demikian juga ketika dekat bersama Gale keingginan untuk sembuh dan bersih dari pil-pil haram itu sangat besar. Akan tetapi begitu Burhan datang mendekatinya dan menawarkan barang haram itu, apa yang sudah menjadi keputusan dan kemantapan hatinya dengan mudah terlupakan begitu saja. Pribadi yang mudah terpengaruh di dorong rasa cinta secara total kepada Burhan membuat Violet terjerumus ke jalan yang tersesat yang disebabkan oleh pilihannya sendiri.

” Kenapa sih kamu bisa sampai pake?” tanya Raras waktu itu. ”Nggak tahu...”

”Lho kok ”

”Mungkin aku kena oppresio diabolica.”

”Apaan tuh? Diabolica artinya kalau nggak salah kerasukan setan kan? ” Mungkin ada setan yang menggendalikan jadi aku katagihan bikin dosa”

Raras tertawa,dia senang Violet sudah sadar,” Nama setannya sabu-sabu, putaw, ekstasi. Tiga serangkai, alias The Three Stooges”.( Tabularasa.2004.hal:91).

d. Ibu Raras

Tokoh perempuan muslim sejati dengan kepribadian perfektif, selalu melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim yang melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Sikap itu sangat dikagumi Raras sehingga sangatlah ia hormat pada ibundanya itu. Sebelum matahari terbit, setiap pukul dua malam, ibunya Raras menganjurkan untuk berdoa karena saat itu malaikat akan mudah membewa kita kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Suatu saat Raras memimpikan Rimbang datang dalam kehidupannya kemudian duduk di tempat tidurnya. Ketika Raras menyampaikan mimpinya pada ibunya, Ibundanya memberikan nasehat agar melakukan solat lail dan membacakan Qur’an surat Yaa Siin. Hal itu membantu pikiran dan hati Raras tenang kembali.

Suara angin, kadang begitu jelas sampai Raras berpikir ada malaikat turun ke bumi sebab disambung dengan kokok ayam jago pukul dua pagi, hari gini belum lagi matahari mengintip. Kata Ibu, lantunkanlah doa agar malaikat membawanya kepada Yang Kuasa. (Tabularasa.2004.hal:73 )

Tingkah laku ayahnya yang selalu mengenakan sandal atau sepatu dengan cara diseret sangat tidak disukai ibunya. Hal itu sangat tidak nyaman di dengar ditelingga juga akan dapat mempercepat rusak tumit sandal dan sepatu serta mempercepat bolongnya kaos kaki pada bagian bawah. Apalagi kebiasaan merokok ayahnya yang akan memperparah batuk paru-parunya.

Sebagai ibu rumah tangga, Ibunya Raras melaksanakan kewajibannya melengkapi berbagai kegiatan dalam wilayah domestik dibantu Yu Suwarsih

sebagai pembantunya. Hal itu ia tularkan kepada Raras, perempuan harus bisa masak. Raras menuruti apa yang diingginkan ibunya meskipun ia merasakan kurang enak ketika harus membantu memasak daging kambing yang dirasakan baunya terlalu menusuk hidungnya.

Ibu menyuruhku membantu masak. Katanya, “anak wedhok kudu isa masak, gelem ‘ra gelem wong wedhok kodrate ning pawon; ngladeni swami” (anak perempuan harrus bisa masak, mau tidak mau perempuan kodratnya di dapur, melayani suami). Lalu dengan jijik-jijik aku akan memotong daging jadi kecil-kecil untuk kemudian dijadikan terik atau tengkleng. Setelah makanan berkuah kental itu masak aku benar-benar tak nafsu makan, baunya yang terlampau sedap menyengat telah menyumpal syaraf nafsu makanku. Tekstur daging mentah, merah segar yang ginjir-ginjir telah berubah menjadi lebih padat dan akan lebih mudah untuk disobek dengan gigi geraham. Aku telah melihat dan mencium aromanya saat mentah, jadi sekarang tak nafsu makan matangnya. (Tabularasa.2004.hal:102 )

e. Ibu Galih

Seorang istri duta besar Indonesia untuk pemerintahan Rusia. Memiliki kepribadian superior tetapi juga memiliki sedikit kepribadian yang inferior. Suaminya sebagai seorang yang bekerja di kantor kedutaan Indonesia untuk Rusia. Suaminya selalu mematuhi tugas dinas dari pemerintah di negara manapun ditugaskan. Sebagai istri ia akan selalu menemani dan merawat suami dengan penuh kesetiaan, perhatian, dan pengabdian. Kepada kedua anaknya, rasa sayang dan inggin melindungi anaknya dari segala kesulitan maupun bahaya yang dapat mencelakainya sangat tinggi. Hal itu menumbuhkan rasa kecemasan pada diri ibunda Galih yang berlebihan. Akan tetapi Pribadi yang sering mengalami khawatiran itu dapat menumbuhkan perfeksionis dan selektif. Dimanapun suaminya ditugaskan akan selalu mengikuti suami bersama anak-anaknya. Ketika hari-hari pertama Rusia. Keluarga Galih sedang melihat-lihat tempat-tempat

bersejarah .Galih tidak diperbolehkan antri biar ayahnya saja. Galih diajak ibunya ke tempat lain yang tidak perlu antri.

“ Lih! Galih! Suara bunda memangil sambil melambaikan tangan. “ Sini aja, gak usah ikutan antre. “Ayah bias sendiri.” Dari kejauhan aku bias melihat Bunda dan Dian nyengir.

Dian lalu lari menghampiriku, menarikku keluar antrean.

“Ayo ikut, lihat prajurit saja.” Setiap satu jam selama 24 jam sehari. 7 hari seminggu, prajurit Rusia bergantian menjagai pintu

masuk(Tabularasa.2004.hal: 6).

Sifat terlalu melindungi pada diri ibunda Galih sangat terlihat manakala Ayah Galih menelpon istrinya menyampaika berita bahwa ia telah menerima instruksi dari presiden, semua pegawai kedutaan dan diplomat Indonesia di Sovyet herus kembali ke Indonesia secepatnya.

“ Ooh…and, you and your sister can’t go out today. It’s too dangerous out there. I don’t want you two make me worried( Kalian berdua tidak boleh keluar ke mana pun hari ini karena di luar terlalu berbahaya). Bisa-bisa aku jantungan menunggu kalian pulang kalau kalian kelur,” samnung Bunda. Y a a a …,”keluhan spontan panjangku dan adikku berbarengan tidak digubris, protes atas’dikurungnya’ kami di rumah.

“ Tapi kuliahku gimana? Sambungku.

“ Kamu lebih mementingkan kuliah daripada keselamatanmu sendiri?”( Tabularasa.2004.hal:43)

f. Yu Suwarsih

Kelembutan pribadi Yu Suwarsih dan pribadi yang berorientasi pada orang lain mendukung kedudukannya sebagai pembantu. Pekerjaan rumah tangga diselesaikan termasuk merawat Raras sejak kecil. Setelah dewasa pun tetap memiliki kewajiban merawat Raras ditunjukan dengan menyisir rambutnya yang sudah memanjang. Pengabdian Yu Suwarsih kepada keluarga Raras bukan hanya sampai pada melayani dan merawat keluarga tetapi juga memberi nasehat pada Raras. Yu Suwarsih menasehati Raras agar mau menikah. Sebagai seorang

perempuan perlu mengenl calon suaminya dan tidak harus berpacaran terlebih dahulu. Jika sudah mengenal dengan sendirinya akan timbul rasa sayang. Menikah dianggapnya sebagai kodrat manusia. Setelah punya suami harus mau mengabdikan dirinya kepada suami. Secara tidak langsung Yu Suwarsih telah menasehati Raras melalui “Dandang Gula” yang di kumandangkan saat menyisir rambutnya.

“ Mulutnya berlagu tanpa syair dengan nada tertentu. Bermaksud nembang ‘Dandang Gula”tembang yang biasa dilagukan sinden-sinden saat resepsi pernikahan sekaligus nasehat untuk mempelai…( Tabularasa.2004.hal:108). “ Karena kau perempuan, nduk. Cah ayu yo kudune menikah, punya suami lantas mengabdi, Kuwi kodrate wong wedok.” Itulah kodratnya perempuan(Tabularasa.2004.hal:108).

g. Walla

Fisiknya yang gemuk sekali tidak mempengaruhi Kepribadian yang penuh percaya diri dan sifat merawat dengan memijat pada pasiennya. Walla memilih pekerjaan sebagai ahli fisioterapi karena selain tidak terlalu menguras pikiran dan membebani pikiran, juga dapat menjalin hubungan dengan orang lain melalui jasanya. Memijat merupakan pekerjaan yang disenangi tidak berat sekaligus menolong orang lain. Hal itu sudah menjadi kebiasaan Walla sebagai pemijat yang dilakukan kepada orang-orang di kedutaan.

Ternyata, menurut bunda, pijatan Walla enak sekali. Walla tahu bagian mana yang harus dipijat dan frekuensi tekanan pijatannya. Walla lulusan Akademi Fisioterapi, spesialis keahlian memijat. Ia sudah biasa memijat orang-orang dari kedutaan (Tabularasa.2004.hal: 19).

3. Hubungan Tokoh Perempuan dengan Tokoh Lain

Hadirnya tokoh utama dengan berbagai permasalahannya yang kompleks, mengharuskan hadirnya tokoh lain. Dalam hal ini hubungan tokoh utama perempuan dengan tokoh lain/laki-laki dapat diketahui dari beberapa segi dan menjadi penting untuk dikaji. Adapun tokoh lain/laki-laki yang akan dikaji adalah tokoh-tokoh yang diangggap penting dan sangat mempengaruhi dalam kehidupan Raras sebagai tokoh utama perempuan, antara lain Galih, Ayah Raras, Gale, Burhan, dan Argus.

Tabel: 3. Hubungan Tokoh Utama Perempuan dengan Tokoh Laki-laki Hubungan Tokoh Utama Perempuan dengan Tokoh

Laki-laki No. Tokoh

Laki-laki

Mendominasi Sejajar Didominasi

1. 2. 3. 4. 5. Galuh Ayah Raras Gale Argus Burhan

a. Hubungan Raras dengan Galih

Galih adalah Dosennya di perguruan tingggi ternama UGM di jogjakarta sekaligus laki-laki yang telah mengisi kehidupan Raras sejak meninggalnya Violeta. Perjuangann yang keras untuk melupakan kekasih gelapnya, Violeta dari kehidupannya raras bertekad bulat untuk menjadi perempuan sejati dengan mencintai Galih. Raras rela melupakan apa yang ada dalam dirinya demi membuktikan kebenaran dirinya bahwa ia mampu mencintai orang lain yang lebih nyata dan pasti, mencintai antara perempuan dengan laki-laki.