• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

2) Tokoh Kontra Feminisme a)Ibu Raras

Ibunda Raras seorang yang memiliki pola hidup yang tertib memiliki rasa kewajiban penuh dalam melayani suami terutama dalam dunia memasak, yaitu dunia di dapur. Kepandaiannya memasak ditularkan kepada anaknya, Raras.

Ibu menyuruhku membantu masak. Katanya, “anak wedhok kudu isa masak, gelem ‘ra gelem wong wedhok kodrate ning pawon; ngladeni swami” (anak perempuan harrus bisa masak, mau tidak mau perempuan kodratnya di dapur, melayani suami). Lalu dengan jijik-jijik aku akan memotong daging jadi kecil-kecil untuk kemudian dijadikan terik atau tengkleng. Setelah makanan berkuah kental itu masak aku benar-benar tak nafsu makan, baunya yang terlampau sedap menyenggat telah menyumpal syaraf nafsu makanku. Tekstur daging mentah, merah segar yang ginjir-ginjir telah berubah menjadi lebih padat dan akan lebih mudah untuk disobek dengan gigi geraham. Aku telah melihat dan mencium aromanya saat mentah, jadi sekarang tak nafsu makan matangnya.

b) Yu Marsini

Yu Warsih membujuk Raras dengan mengatakan bahwa perempuan harus menikah dengan laki-laki yang di pilihnya, baik, keluarga terpandang, dan pendidikan tinggi. Yu Suwarsih pada saat menikah tidak ada rasa cinta dengan suaminya tetapi setelah menikah dengan sendirinya akan tumbuh rasa cinta atau tresna. Perasaan tresna dianggapnya sebagai ujud rasa sayang.

Raras terdiam.Tak bisakah perempuan ini memberi jawaban yang memuaskan? Jawaban yang tidak terlalu klise. Terlalu Timur, terlalu Jawa, tak diungkapkannya, Raras meras lebih baik diam.

”Dia dari keluarga terpandang. Anak lelaki baik-baik.Yu dengar, kuliahnya di uar negri,” sambung perempuan itu.

” Ah...cinta. Cinta itu apa tho? Yu dulu nikah sama suami ndak pake’ cinta-cintaan. Ndak pake yang-yangan. Bocah zaman sak iki kok mesti pake’ yang yangan tho? ( anak-anak zaman sekarang kok mesti pake pacar-pacaran sih?) padahal di TV Yu lihat banyak artis yang selingkuh, cerai. Tapi suwe-suwe yo... Yu tresno sama suami.” (Tabularasa.2004.hal:108).

Yu Suwarsih memiliki pemikiran lugu yang dimiliki secara umum oleh perempuan-perempuan timur yang kurang memiliki pengetahuan dan umumnya tidak memiliki pendikan tinggi. Pemikiran lugu itu ada karena memang Yu Suwarsih sebagi pembantu hanyalah mengurusi pekerjaan membantu, merawat, da memelihara keluarga majikannya.

Ah...lugu sekali pemikiran orang-orang ini, tak tahukah zaman sudah baolak-balik? (Tabularasa.2004.hal:108).

c) Burhan

Burhan tidak bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia lakukan kepada Violet. Sudah dua minggu Burhan memberi suntikan morfin pada Violet, dan setelah dua minggu ternyata juga tidak datang menemuinya. Burhan membiarkan saja keadaan Violet yang sedang mengalami sakau.

Aku sudah tidak tahan lagi! Seminggu sudah dia tidak telepon setelah dua minggu sebelumnya Burhan memperkenalkanku pada suntikan olahan candu mentah alias morfin yang merupakan alkaloid utama opium. Dia menusukkan tajamnya pada lenganku. Kini , aku gemetar, mulai dingin ada yang aneh pada tubuhku.( Tabularasa.2004.hal:78)

Violet yang sedang mengalami sakau membutuhkan barang bernama morfin untuk menyembuhkan sakaunya. Burhan tidak menuruti keingginan Violet memberikan morfin tetapi menyuruhnya untuk mencari sendiri ke Titto saudara

Burahan. Burhan tidak dapat bertemu lagi dengan Violet karena harus menikahi gadis lain pilihan orang tuanya.

Burhan diam, aku juga diam.

Lalu kataku, ” Han, badanku kenapa ya? Kok nggak enak, kelihatannya kau butuh barang lagi...mungkin aku sakaw.”

Aku disuruhnya cari barang itu sendiri.

” Di mana?” tanyaku. Katanya, cari saja, tanya Titto, mungkin dia punya barangnya.

” Terus...kita gimana? Dia bilang mungkin dirinya akan menikahi gadis itu, aku diam sedetik ,dua detik , tiga detik, sambil menahan tubuhku yang rasanya mulai kebat-kebit.

” Aku giman? Dia bilang, kita harus berpisah karena dia harus kawin dengan gadis itu. Aku disuruh melupakan dia karena dia sudah melupakan aku, lalu aku disuruhnya cari cowok lain saja(Tabularasa.2004.hal: 79).

c) Ayah Krasnaya

Ayah Krasnaya melarang Krasnaya dekat apalagi berpacaran dengan Galih. Krrasnaya merasa keberatan karena selama ini ayahnya tidak melarang tapi tiba-tiba melarangnya tanpa alasan yang masuk akal.

” Apa kamu akan ke Kremlin lagi hari ini ?” tanya ayahnya .

”tidak” aku akan beristrahat. Lukisan Red Square ku akan kuberikan pada Galih ”. Gadis itu lalu tersenyum.

” Krasnaya ... , ” Ia ragu meneruskan ” yaa , papa ? ”

” Papa Pikir kau jangan terlalu dekat dengan Galih. Papa percaya dia anak baik, tetapi...” mereka lalu menghentikan langkahnya. Krasnaya tergelitik penasaran.

” Kenapa, Papa? Papa tidak suka pada Galih?”

”Bukan itu maksudku....”, Ia mencoba mencari kalimat yang tepat untuk menjelaskan pada putri satu-satunya” kau tahu aku tak keberatan kau berteman dengannya.... tapi... aku tidak bisa berbahasa inggris. Akan sulit bagiku untuk mengerti segala perkataanya, atau mengenalnya lebih jauh.” (Tabularasa.2004.hal:116-117).

Krasnaya melihat bibir ayahnya berdarah. Hal itu membuat rasa penasaran Krasnaya, apa yang telah terjadi dengan diri ayahnya dan siapa yang melakukan nya. Secara tidak wajar ayahnya melarangnya berhubungan dengan Galih.

Padahal sewaktu belum sedekat ini ayahnya tidak pernah melarangnya. Krasnaya melihat bibir ayahnya berdarah dengan luka memar. Krasnaya mengkhawatirkan hal itu.

”Papa... itu bukan alasan, itu konyol,” sekilas Krasnaya melihat bengkak kemerahan di ujung bibir kiri ayahnya.

”Otec...”, Ia menyentuh dagu ayahnya, mencoba memperjelas apa yang dilihatnya ujung bibir ayahnya terluka.

”Apa yang terjadi? Siapa yang berbuat ini?”

” Bukan siapa-siapa! Jangan sentuh aku, aku tidak apa-apa, hanya tersandung,” pria setengah baya itu berusaha melindungu diri sendiri( atau berusaha melindungi putrinya?). Lalu ia berlalu, mempercepat langkahnya meninggalkan krasnaya di belakang yang kemudian berlari kecil menyemai langkah ayahnya (Tabularasa.2004.hal:116)

Ayah Krasnaya telah menerima perlakuan buruk dari orang-orang pemerintahan Rusia yang berpihak pada komunis. Begitu juga dengan Krasnaya dan Galih. Secara sembunyi-sembunyi gerak-gerik dua remaja yang sedang memadu cinta selalu diawasi. Keduanya telah menikmati white nights di St. Petersburg tepatnya di Hotel Leningrad. Di sebelahnya terlihat pemandangan kapal yang dulunya pernah dipakai untuk perang sekarang dijadikan sebagi musium.

Orang-orang komunis mengetahui beberapa waktu lalu mereka berdua ke St. Petersburg. Ayahnya seorang duta, ia sedikit banyak pasti mengetahui keadaan komunisme di Indonesia.

” Krasnaya, dengar ... jangan terlalu dekat dengan Galih ! papa tidak inggin kau terlalu dekat denagan Galih. Aku menyayangimu, kamu adalah hidupku! Hidup matiku. Mereka ...,” ia tidak bisa meneruskan kata-katanya tetapi Krasnaya lalu mendesak ayahnya. Akhirnya orang tua itu mengatakan hal yang sebenarnya. Orang-orang yang mungkin dari kantor KGB mencurigai hubungan Krasnaya dan Galih. Alasan yang dilontarkan adalah karena sat ini tengah memasuki transisi politik negara, semua khawatir karena hal itu. KGB , sebagai orang dalam pemerintahan Sofyet, jelas mengetahui lebih banyak mengenai urusan dan masalah

internal negara. Mereka mencurigai semua orang, memasang mata-mata di mana-mana, mencari kemungkinan-kemungkinan baru yang lama yang mungkin bisa diperbaharui untuk memperkuat keadaan negara lagi dan mempertahankan, jika mungkin mengobarkan kembali komunisme. (Tabularasa.2004.hal:117).

Perlakuan lebih buruk lagi ketika mulainya muncul gejolak politik Rusia. Banyak pihak-pihak yang menjadi penghalang akhirnya di bunuh dan mayatnya di letakkan begitu saja di sembarang tempat. Salah satu korban adalah Krasnaya dan ayahnya. Krasnaya sebagai perempuan Rusia yang sama sekali tidak dekat dengan politik. Hanya karena menjalin hubungan asmara dengan anak salah satu negara anti komunis, ia harus menerima kekerasan fisik dari pihak komunis pemerintahan Rusia.

d) Ayah Galih

Ayah galih bekerja di kedutaan Indonesia untuk Rusia, Ia memilki wawasan yang sangat luas, dan memiliki pola pikir modern sesuai dengan perkembangan Zaman. Akan tetapi melihat perkembangan politik masyarakat Rusia, Ayah Galih merasakan kekecewaan dan kekawatirannya terhadap keselamatan Galih.

Hubungan Galih dengan Krasnaya yang semakin dekat, Ayah Krasnaya memberikan nasehat agar Galih berhati-hati dengan orang-orang Rusia. Cauvinisme( kesombongan) merupakan sifat buruk orang-orang Rusia yang sangat dibangga-banggakan. Hal itu tidak disukai ayahnya dan pada akhirnya justru Cauvinismelah yang mengakibatkan hancurnya pemerintahan unisovyet. Ayah Galih memberikan gambaran pada ayahnya bahwa gadis di dunia sangat banyak , lebih banyak perempuan dari pada laki-laki. Sehingga akan mudah bagi laki-laki untuk mencari perempuan sebagi istri. Ia berharap Galih dapat membuka mata hatinya untuk memilih gadis selain Krasnaya.

Berkali-kali aku tanya pada ayah, kapan kita akan kembali ka Moskwa dengan alasan perkuliahanku.

Seperti bisa menebak, ” kamu kangen sama Krasnaya,” kata ayah suatu hari.Mungkin karena dulu beliau pernah muda. ”

” Hati-hati dengan orang Rusia, ” sambung ayah.

”Kelak cauvinisme” dengan kesombongan akan membawa mereka pada kehancuran. Banyak gadis di dunia ini, jangan kuatir ...bahkan jumlahnya lebih banyak dari laki-laki. Hal ini juga sudah tersurat di kitab-kitab suci. Sejak dulu. ” Begitu nasihatnya. (Tabularasa.2004.hal:147).

e) Violeta

Violeta adalah salah satu tokoh yang menjadi pusat perhatian antara Raras, Gale, dan Burhan sekaligus menjadi korban kesewenang-wenangan Burhan kekasihnya. Salah satu tokoh yang memliki sifat inferior adalah Violeta. Sikap mendiri sama sekali tidak dimiliki pada diri Violet yang sudah menjadi pecandu morfin, sesaat ia telah menyadari kekeliruannya lewat Raras yang terus menyadarkannya. Tetapi dalam diri Violet sendiri tidak ada kekuatan untuk merubah dirinya bahkan mudah sekali terpengaruh untuk kembali ke dunia morfinnya. Janji untuk kembali bersih bersama Gale mudah dilupakannya. Ketergantungan pada Burhan juga menjadi kelemahan Violet sebagai seorang perempuan yang lemah tidak memiliki kekuatan fisik dan psikis dalam melawan kekeliruan dirinya dalam melangkahkan kaki.

Minggu berikutnya Violet menelpon Raras. Lapor bahwa ia sudah

melakukan exorcismus simplex et privatus, penusiran setan yang dilakukan secara pribadi, tanpa izin Uskup.

Raras bilang ”Alhamdulillah…”

Tapi sekarang Raras menampar wajah Violet sekali lagi. Orang-orang di sini teler semua. Burhan juga teler (Tabularasa.2004.hal: 92)