• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teoretis 1. Kajian tentang Novel

3) Kepribadian Perempuan

Kartini-Kartono, (2006: 9) menyampaikan tentang Hakikat perempuan yang memiliki kepribadian matang jika mampu membuka diri sendiri untuk orang lain, suami, atau anak, yaitu,

”Hakikat perempuan hanya bisa berkembang dengan dan Kontak dengan Aku – yang – lainnya. Jadi perempuan adalah pribadi sosial yaitu pribadi psikofisik yang memerlukan antara relasi jasmaniah dan psikis dengan manusia lain. Perempuan juga ingin dicintai, ingin di hargai dan di akui, ingin di hitung dan mendapatkan status dalam kelompoknya maka hanya dalam komunikasi dengan aku lain perempuan bisa berkembang dan melengkapi dirinya”.

Menurut Saleh, (dalam Yuni Lestari, 2004: 14) menjelaskan tentang kepribadian itu terdiri dari dua kelompok yaitu kepribadian superior dan kepribadian inferior. Kepribadian superior merupakan bentuk kepribadian yang berorientasi pada perbaikan-perbaikan kualitas hidup. Karakteristik kepribadian ada tujuh yaitu: (1) pertahanan ego, mempunyai sikap seperti mudah menerima keadaan, terus-menerus bekerja. Kemandirian yang tinggi dengan mengandalkan

kemampuan dan penilaian; (2) percaya diri, mempunyai sikap tidak bergantung pada orang lain, tegas (tidak berubah) cepat menentukan sikap, mengambil keputusan dengan perhitungan yang matang dan memiliki sifat yang persuasif sehingga memperoleh banyak dukungan; (3) rela berkorban, bersedia mengorbankan dirinya demi orang lain; (4) sabar merupakan sifat tidak tergesa-gesa dalam memetik hasil dan mengambil jalan untuk memecahkan masalah, tidak berpengaruh penundaan dan bersedia saat yang tepat untuk menerapkan strategi; (5) idealistik, sikap selektif, dan berorientasi pada kesempurnaan standar tertentu; (6) konsisten dengan janji dan sikap dan pemikiran dan kesepakatan yang dibuat bersama orang lain. Bila ingkar janji ia akan merasa bersalah, dan; (7) inovatif, mempunyai kecenderungan untuk melakukan sesuatu dan mencoba melakukan perubahan-perubahan.

Kepribadian inferior merupakan kepribadian individu yang cenderung tidak diharapkan karena sifat jeleknya yang berpeluang besar merugikan diri sendiri dan orang lain. Ciri-ciri kepribadian inferior adalah: (1) depresi, salah satu bentuk gangguan metal yang menyebabkan emosi terganggu keseimbangannya sehingga yang bersangkutan menjadi cepat marah, sulit menggunakan akal sehat; (2) pamer, sering memperlihatkan atau menunjukkan sesuatu kapada orang lain baik keahlian, kepandaian, kepemilikan, padahal hal tersebut tidak dibutuhkan atau diminta orang lain; (3) tidak disiplin, bersikap tidak mau mengeahui aturan yang telah ditetapkan serta mempunyai tujuan memperoleh sesuatu yang menguntungkan; (4) pelupa, lupanya individu terhadap sesuatu hal disebabkan terlalu banyak jadwal atau kurang disiplin dalam mencatat agenda; (5) sulit

membuat keputusan, individu tersebut membutuhkan waktu untuk memikirkan setiap keputusan yang sempurna; (6) acuh tak acuh, kurang peduli terhadap hal-hal di sekitarnya dan cenderung sibuk dengan dirinya sendiri; (7) bersikap negatif, individu cenderung bersikap hanya melihat sisi buruk atau kelemahan dari suatu situasi dan kondisi tertentu biasanya timbul hanya untuk menutupi kekurangan yang justru dimilikinya; (8) tidak konsisten, refliksi dari tidak adanya rasa percaya diri, tidak adanya moral kejujuran atau mudah dipengaruhi orang lain.

Psikologi kepribadian dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah yang mempelajari kekuatan-kekuatan psikologis yang membuat masing-masing individu unik. Untuk lebih jelasnya, kita bisa mengatakan bahwa kepribadian mempunyai delapan aspek kunci, yang secara keseluruhan membantu kita memahami inti dari kompleksitas individual. Pertama, individu dipengaruhi oleh aspek ketidaksadaran, dorongan-dorongan yang tidak setiap saat muncul dalam alam sadar. Sebagai contoh, kita mungkin mengatakan atau melakukan hal-hal sama seperti yang dikatakan atau dilakukan orang tua kita terhadap kita sendiri, tanpa sadar bahwa kita didorong oleh keinginan untuk serupa dengan orang tua kita. Kedua, individu dipengaruhi oleh kekuatan ego yang memberikan rasa identitas atau ”diri (self)”. Sebagai contoh, kita sering berusaha untuk menjaga rasa penguasaan dan konsistensi dalam perilaku kita. Ketiga, seorang individu adalah makhluk biologis, dengan hakikat genetik, fisik, fisiologis, dan tempramental yang unik. Spesies manusia telah berkembang selama jutaan tahun, tapi masing-masing dari kita adalah sistem biologis yang unik. Keempat, setiap orang dikondisikan dan dibentuk oleh pengalaman dan lingkungan disekitar diri

kita masing-masing. Artinya, lingkungan melatih kita untuk berespons dengan cara tertentu, dan kita tinggal dalam bentuk yang berbeda-beda. Budaya adalah aspek kunci dari identitas kita.

Kelima, setiap orang memiliki sebuah dimensi kognitif-berpikir mengenai dunia sekitar mereka dan secara aktif mencoba mengartikannya. Orang-orang berbeda akan mengartikan kejadian-kejadian disekitar mereka dengan secara yang berbeda pula. Keenam, seorang individu merupakan suatu kumpulan trait, kemampuan dan kecenderungan yang spesifik. Tidak dapat disangkal bahwa masing-masing dari kita mempunyai kemampuan dan keinginan tersendiri. Ketujuh, manusia mempunyai dimensi spiritual dalam hidup mereka, yang memungkinkan dan mendorong mereka untuk mempertanyakan arti keberadaan mereka. Orang lebih dari sekedar robot yang diprogram oleh komputer. Mereka mencari kebahagiaan dan pemenuhan diri. Kedelapan, dan yang terakhir, hakikat dari seorang individu adalah senantiasa berinteraksi dengan lingkungannya. Secar bersama-sama, kedelapan aspek ini membantu kita mendevinisikan dan memahami kepribadian; kepribadian adalah apa yang akan kita bahas dalam buku iHoward S. Friedman dan Miriam W. Schustack (2006: 3).

Menurut F. G. Robin, terdapat lima faktor yang menjadi dasar perkembangan kepribadian tersebut, yaitu sebagai berikut: (1) sifat dasar; (2) lingkungan pranatal; (3) perbedaan perorangan; dan (4) lingkungan.

Lingkungan yaitu kondisi disekitar individu yang mempengaruhi proses sosialisasinya. Lingkungan dapat dikategorikan sebagai berikut: (a) lingkungan alam, yaitu keadaan tanah, iklim, flora, dan fauna di sekitar individu; (b)

kebudayaan, yaitu cara hidup masyarakat tempat individu itu berada. Kebudayaan mempunyai aspek material (rumah, perlengkapan hidup dan hasil teknologi lainnya) dan aspek nonmaterial (nilai-nilai dan pandangan hidup); (c) Manusia lain dan masyarakat di sekitar individu, pengaruh manusia lain dan masyarakat dapat memberi stimulasi atau membatasi proses sosialisasi; (d) motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang menggerakkan individu untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dorongan dan kebutuhan. Dorongan adalah ketidakseimbangan dalam diri individu karena pengaruh yang datang dari dalam mapun luar individu, yang mempengaruhi dan mengerahkan perbuatan individu dalam rangka mencapai keseimbangan kembali.

Setiap individu dalam masyarakat adalah pribadi yang unik, tetapi karena mereka memperoleh tipe-tipe sosialisasi yang sangat mirip, baik yang berasal dari rumah maupun sekolah, akan banyak ciri kepribadian yang hampir serupa. Kepribadian merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, dan nilai yang mempengaruhi seseorang agar berbuat sesuai dengan tata cara yng diharapkan.

Ada empat faktor penting dalam menentukan kepribadian, yaitu sebagai berikut: (1) kekayaan; (2) warisan biologis; sifat-sifat biologis manusia yang bersifat warisan, seperti perbedaan laki-laki dan perempuan memberikan andil besar pada tahap pertama perkembangan kepribadian seseorang. Hal itu menentukan batas-batas yang tidak mungkin dilampaui oleh setiap individu. Batas-batas tersebut berpengaruh pada perkembangan sosialnya.

Ada dua macam keragaman yang terdapat pada manusia, yaitu perbedaan yang nyata, misalnya pria dan perempuan, serta perbedaan yang kontinu, misalnya

tinggi dan berat badan. Hubungan yang terjadi antara keragaman dan pembentukan kepribadian dapat dilihat sebagai berikut: kecantikan atau ketampanan seseorang akan menempatkan seorang individu lebih beruntung daripada mereka yang kurang memperoleh kecantikan atau ketampanan.

Pada kebudayaan tertentu, terlihat bahwa ciri biologis tertentu yang lebih diinginkan dibandingkan ciri-ciri yang lainnya. Misalnya pria dianggap lebih diutamakan daripada perempuan serta mereka yang berkulit putih lebih diutamakan daripada yang berkulit hitam,

(3) pengalaman kelompok pribadi sebagian besar perkembangan kepribadian manusia merupakan produk pengalaman pribadi yang diperoleh dalam suatu kelompok. Nilai, norma dan kepercayaan yang ada dalam suatu kelompok juga membantu terbentuknya suatu kepribadian. Tanpa adanya pengalaman kelompok ini, kepribadian tidak akan berkembang. Meskipun para individu menjadi anggota kelompok yang sama namun pengalaman mereka dalam kelompok tersebut tidaklah sama. Perbedaan pengalaman inilah yang selanjutnya mempengaruhi dalam batas-batas tertentu variasi kepribadian.

(4) Lingkungan, Lingkungan fisik mempengaruhi terhadap kepribadian seseorang karena dalam banyak hal lingkungan mempengaruhi tingkat kebutuhan yang harus dicapai seseorang jika ia ingin memiliki kebutuhan pokok untuk mempertahankan hidup. Lingkungan geografis menimbulkan pengalaman yang berbeda bagi setiap individu dalam menyesuaikan diri dan membentuk kepribadian. Mereka yang tinggal dan berkembang di dalam perkotaan akan cenderung lebih berani menonjolkan dirinya dibandingkan mereka yang tinggal

dan berkembang di daerah pedesaan. Individu yang berkembang dan hidup di lingkungan perkotaan dengan sifat individualistisnya akan berbeda perkembangannya dengan individu yang hidup dan berkembang di daerah pedesaan yang mengutamakan kebersamaan dan gotong-royong.

http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/02/kepribadian.html.

Renee Baron dan Elizabeth Wagele, menjelaskan kesembilan tipe kepribadian. Kesembilan tipe kepribadian tersebut adalah: (1) tipe 1 perfeksionis adalah orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah; (2) tipe 2 penolong tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindar kesan membutuhkan; (3) tipe 3 pengejar prestasi Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan; (4) tipe 4 romantis orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra diri yang biasa-biasa saja; (5) tipe 5 pengamat orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki jawaban; (6) tipe 6 pencemas orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak; (7) tipe 7 petualang termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita dan

duka cita; (8) tipe 8 pejuang Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah; (9) tipe 9 pendamai para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari konflik.

http://popsy.wordpress.com/2007/06/16/mengenal-9-tipe-kepribadian-manusia-dengan-lebih-asyik/

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah organisasi dari berbagai ciri-ciri watak yang dinamis dan konsisten yang berupa merupakan gabungan utuh dari sikap, sifat, emosi, dan nilai yang mempengaruhi seseorang, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas berbeda dengan individu yang lain dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya sesuai dengan tata cara yang diharapkan.

4) Peran Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat