• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

24) Pulau Yef

5.4 Deliniasi dan kesesuaian kawasan konservas

5.4.3 Kesesuaian pemanfaatan ekowisata pancing

Pemancingan ikan di Teluk Weda merupakan kegiatan yang umum dilakukan oleh nelayan setempat, baik untuk kebutuhan hidup maupun untuk kebutuhan ekonomi. Sedangkan pemancingan dalam bentuk ekowisata merupakan kegiatan dalam bentuk kesenangan yang dilakukan oleh penggemar pancing. Adapun parameter kesesuaian ekowisata pancing yaitu kelompok jenis ikan, kecepatan arus, tinggi gelombang, kecerahan perairan, suhu perairan, salinitas, kedalaman perairan serta jarak dari alur pelayaran dan kawasan lainnya.

Hasil penelitian ikan karang untuk kelompok ikan target diperoleh sebanyak 164 spesies dari 17 famili (Tabel 43) dengan 5 peringkat kehadiran spesies terbanyak berturut-turut dari famili Labridae (27 jenis), Scaridae dan Serranidae masing-masing 19 jenis, Acanthuridae (18 jenis) dan famili Lutjanidae dan Caesionidae masing-masing 10 jenis. Hasil perhitungan kelimpahan individu ikan target (Dartnall and Jones 1986) umumnya berada dalam kategori cukup (1000 – 2000 ekor) hingga tinggi (> 2000 ekor) kecuali pada lokasi Tanjung Ulie dalam kategori rendah (< 1000 ekor). Berdasarkan data hasil penelitian dan merujuk dan memodifikasi kriteria Dartnall and Jones (1986) terhadap jumlah spesies dan jumlah individu ikan dapat dikatakan bahwa jumlah spesies ikan target sangat sesuai (< 150 spesies) sedangkan untuk jumlah invidu ikan target dalam kategori sesuai (< 1000 – 2000 ekor) dan sangat sesuai (< 2000 ekor).

Kecepatan arus dan tinggi gelombang sangat penting dalam keberhasilan dan keselamatan pemancingan (Sugiharti 2000). Kondisi dimaksud bahwa makin besar kecepatan arus dan gelombang maka ikan target akan berlindung dan hasil pemancingan akan makin sedikit serta keamanan sekaligus juga kelamatan,

kenyamanan bagi wisatawan akan terganggu. Dari data pengukuran kecepatan arus berkisar 0,07 – 0,49 m/detik dengan kecepatan arus rata-rata 0,26 m/detik sedangkan tinggi gelombang signifikan berkisar 0,7 – 4,8 m. Kecepatan arus yang diperoleh menunjukkan parameter kecepatan arus sesuai untuk kegiatan minawisata pancing sesuai kriterian Polanunu (1998), untuk parameter tinggi gelombang berada dalam kategori sesuai bersyarat dengan tinggi gelombang berkisara 50 – 100 cm (Sugiharti 2000). Tinggi gelobang signifikan > 100 cm terjadi pada musim timur sekaligus pada musim tersebut parameter kesesuaian untuk kegiatan minawisata pancing dalam kategori tidak sesuai.

Parameter kecerahan perairan terhadap kegiatan ekowisata pancing erat kaitannya pada upaya identifikasi lokasi pemancingan, makin cerah perairan maka makin jelas obyek dasar perairan termasuk ikan target untuk dijadikan lokasi pemancingan. Dari hasil pengukuran kecerahan perairan Teluk Weda rata-rata sebesar 68 % dengan kedalaman penetrasi cahaya dapat mencapai kedalaman 10,2 m. Dengan nilai kecerahan tersebut berada pada kategori sesuai untuk kegiatan ekowisata pancing menurut Yulianda et al. (2010). Selain parameter kecerahan, parameter suhu dan salinitas juga memberi kontribusi pada kegiatan ekowisata pancing. Perubahan suhu dan salinitas secara langsung menyebabkan ikan target beruaya untuk mencari habitat yang sesuai dalam batas nilai toleransinya pada suhu dan salinitas perairan. Sumber variasi salinitas dapat berasal dari perubahan iklim baik secara lokal (hujan) maupun secara regional (ENSO).

Salinitas perairan Teluk Weda dari hasil pengukuran berkisara 26 - 35o/oo dan disekitar muara sungai bersalinitas 00 – 15o/oo . sedangkan nilai suhu perairan hasil pengukuran berkisar 28,80 - 31,40oC. Berdasarkan kriteria parameter suhu untuk kegiatan minawisata pancing termasuk dalam kategori sesuai (25 - 28oC) dan sesuai 28 – 32oC sebagaimana yang disyarat oleh Nybakken (1988) dan Mulyanto (1992). Dari tiga kriteria kesesuaian ekowisata pancing untuk parameter salinitas oleh Romimohtarto dan Juwana (1999) menunjukkan bahwa ketiga kriteria kesesuaian tersebut dijumpai pada perairan Teluk Weda. Kategori tidak sesuai dijumpai pada lokasi sekitar muara sungai dengan salinitas < 20o/oo dan kategori sesuai dan sesuai bersyarat dijumpai di wilayah lainnya pada Teluk Weda.

Penyebaran gugusan karang di perairan Teluk Weda menyebabkan variasi kedalaman perairan. Hamparan gugusan karang tersebut membentuk alur-alur antara gugusan karang dan antar pulau-pulau kecil. Berdasarkan peta batimetri teluk weda diketahui bahwa kedalaman perairan di bagian selatan dan utara teluk lebih curam dibandingkan pada bagian tengah dari Teluk Weda. Kedalaman 50 m umumnya terdapat pada jarak kurang dari 800 m dari garis pantai untuk wilayah utara dan selatan Teluk Weda sedangkan pada bagian tengah Teluk Weda berada pada jarak lebih dari 1 km dari garis pantai. Berdasarkan kriteria kesesuaian parameter kedalaman untuk ekowisata pancing oleh Sugiharti (2000), maka perairan bagian tengah Teluk Weda dalam kategori sesuai akibat luas areal kedalaman < 10 m lebih luas (jauh dari garis pantai) dibandingkan pada bagian utara dan selatan sekaligus wilayah tersebut berada dalam kategori sesuai bersyarat.

Kesesuaian parameter jarak dari alur pelayaran dan kawasan lainnya yang merujuk kriteria Bengen (2008) untuk kegiatan ekowisata pancing secara

keseluruhan wilayah Teluk Weda dalam kategori sesuai (jarak > 500 m) dan sesuai bersyarat (jarak 300 – 500 m). Keseuaian tersebut didasarkan pada :

Alur pelayaran yang dilakukan masyarakat umumnya berada jauh dari garis pantai (< 1 km) dengan tujuan menghindari gelombang pantul dari pantai dengan profil pantai yang curam.

Bentuk Teluk Weda yang relatif melengkung, maka alur pelayaran masyarakat berupaya memperpendek jarak tempuh dengan memotong jalur terdekat (tidak mengikuti profil pantai).

Masyarakat mencegah kandasnya armada mereka dengan menghindar untuk melintas pada hamparan gugus karang dan pulau-pulau kecil yang terdapat di dalam Teluk Weda.

Alur masuk dan keluar pelabuhan Kota Weda telah ditetapkan, yaitu alur tersebut berada di bagian utara Pulau Kuleyevo (Pulau Imam) yang juga melintas di antara gugusan karang.

Hasil analisis kesesuaian untuk pemanfaatan ekowisata pancing dengan kriteria Jenis ikan karang, Kecepatan arus, Tinggi gelombang, Kecerahan perairan, Suhu perairan, Salinitas, Kedalaman perairan Jarak dari alur pelayaran dan kawasan lainnya disajikan pada Gambar 28.

Gambar 28 Kesesuaian pemanfaatan kawasan ekowisata pancing

Hasil analisis kesesuaian pemanfaatan ekowisata pancing di Teluk Weda yang sesuai (S) adalah 439,56 Ha, sesuai bersyarat (SB) adalah 114,25 Ha dan tidak sesuai (TS) adalah 71,78 Ha dari total luas kesesuaian kawasan ekowisata pancing. Peta kesesuaian pemanfaatan ekowisata pancing di Teluk Weda disajikan pada Lampiran 18, 19, 20 dan 21.

Hasil analisis kesesuaian pemanfaatan ekowisata pancing di Teluk Weda berdasarkan parameter kesesuaian ekowisata pancing sebesar 34,92 Ha juga terlihat pada jumlah jenis dan jumlah alat tangkap perikanan yang melakukan penangkapan ikan pada perairan Teluk Weda. Berdasarkan data alat tangkap (BPS 2012) jenis dan jumlah alat tangkap nelayan yang bermukin di sekitar perairan Teluk Weda yakni armada pancing tonda sebanyak 178 unit, rawai tetap sebanyak 111 unit dan 26 unit pancing lainnya, sedangkan jumlah bubu sebanyak 25 unit.

Dari alat tangkap tersebut digunakan oleh nelayan tetap sebanyak 1.836 jiwa dengan jumlah armada motor tempel 218 unit serta perahu tanpa motor sebanyak 899 unit. Dari kondisi tersebut menunjukkan keterlibatan masyarakat dalam membangun minawisata pancing sangat potensial.