• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dekomposisi Efek Peubah Laten yang Berpengaruh terhadap Kompetensi dan Kinerja Pamong Belajar

Penelitian ini menggunakan analisis structural equation modelling (SEM) untuk melihat dekomposisi efek faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan dan pelatihan, pengembangan diri, kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan pengrajin industri kecil. Alat pengolah data yang digunakan adalah Program Lisrel 8.30. Mengacu kepada pendapat Solimun (2002), Ferdinan (2006), dan Supranto (2004), asumsi-asumsi yang digunakan dalam pendekatan SEM adalah : (1) hubungan berbentuk linear, (2) didasarkan pada teori dan konsep, (3) antar unit pengamatan saling bebas, yaitu pengambilan sampel secara random, (4) tidak tejadi missing data, dan (5) data tidak mengandung pencilan, (6) data berdistribusi normal, dan (7) sampel lebih dari 100.

Berdasarkan Tabel 27 yang menjelaskan dekomposisi efek peubah laten yang mempengaruhi pendidikan dan pelatihan, pengembangan diri, kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dapat diketahui besar pengaruh langsung dan tidak langsung antar sesama peubah laten eksogen dan sesama peubah laten endogen.

Total pengaruh merupakan penjumlahan dari pengaruh langsung dan pengaruh tak langsung antar dua peubah laten.

Berdasarkan Tabel 27 dapat pula dijelaskan bahwa diklat yang diikuti Pamong Belajar dipengaruhi secara langsung oleh lingkungan eksternal (p = 0,42), dan secara langsung oleh karakteristik individu (p = 0,04). Pengembangan diri Pamong Belajar dipengaruhi secara langsung oleh diklat (p = 0,31), lingkungan eksternal (p = 0,29), dan secara langsung oleh karakteristik individu (p = -0,06). Pengembangan diri Pamong Belajar juga dipengaruhi secara tidak langsung oleh lingkungan eksternal melalui diklat (p = 0,13), dan secara tidak langsung oleh karakteristik individu melalui diklat (p = 0,01).

Kemudian faktor kompetensi dan kinerja Pamong Belajar secara berturut- turut dipengaruhi secara langsung oleh kompetensi (p = 0,29), lingkungan eksternal (p = 0,26), dan pengembangan diri (p = 0,17). Secara tidak langsung oleh lingkungan eksternal melalui diklat dan pengembangan diri (p = 0,13) dan secara tidak langsung oleh diklat melalui pengembangan diri (p = 0,05), dan tidak ada pengaruh langsung dan tidak langsung dari karakteristik individu baik melalui diklat maupun pengembangan diri. Hasil perhitungan rinci dengan menggunakan Program Lisrel dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 27. Dekomposisi Efek Peubah Laten yang Berpengaruh terhadap Kompetensi dan Kinerja Pamong Belajar (N=124)

No. Peubah Laten Total

TE DE IE 1 Diklat PB (η2) – R2 = 0,17 Karakteristik Individu (η1) .04 .04 .00 Lingkungan Eksternal (ξ1) .42 .42 .00 2 Pengembangan Diri PB (η3) – R2 = 0,26 Karakteristik Individu (η1) -.05 -.06 .01 Diklat PB (η2) .31 .31 .00 Lingkungan Eksternal (ξ1) .42 .29 .13

3 Kompetensi dan Kinerja PB (η4) – R2 = 0,32

Karakteristik Individu (η1) .00 .00 .00 Diklat PB (η2) .34 .29 .05 Pengembangan Diri PB (η3) .17 .17 .00 Lingkungan Eksternal (ξ1) .45 .26 .19 Keterangan : TE = Efek Total. DE = Efek Langsung. IE = Efek Tidak Langsung. PB = Pamong Belajar.

Berdasarkan hubungan langsung dan tidak langsung sesuai Tabel 27 di atas, dapat ambil beberapa pengertian, yaitu: (1) untuk meningkatkan kompetensi

dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan industri kecil, faktor individu kecil berpengaruhnya baik secara langsung maupun tidak langsung, malah faktor individu negatif pengaruhnya terhadap pengembangan diri, (2) untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja Pamong Belajar dalam pembinaan industri kecil, faktor- faktor yang perlu ditingkatkan adalah faktor lingkungan eksternal dan diklat karena kedua faktor tersebut berperan dalam meningkatkan pengembangan diri sekaligus meningkatkan kompetensi dan kinerja Pamong Belajar, artinya faktor lingkungan dapat dikatakan menjadi faktor kunci dalam peningkatan kompetensi dan kinerja Pamong Belajar.

Temuan di atas sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu tentang kompetensi dan kinerja yang membuktikan bahwa terdapat tiga faktor dominan yang mempengaruhi kompetensi dan kinerja seseorang dalam menjalankan tugasnya. Namun faktor yang paling dominan pengaruhnya terhadap kompetensi dan kinerja pada masing-masing penelitian tersebut adalah berbeda sesuai dengan kasus yang diteliti. Misalnya, Sudirah (2008) membuktikan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan faktor yang berpengaruh terbesar terhadap kompetensi Tutor pada Universitas Terbuka. Marius (2007) membuktikan bahwa ada tiga faktor yang paling mempengaruhi kompetensi dan kinerja penyuluh pertanian yaitu pendidikan non formal, lingkungan eksternal penyuluh, dan motivasi kerja penyuluh. Kemudian Nuryanto (2008) membuktikan bahwa faktor-faktor determinan yang berpengaruh terhadap rendahnya kompetensi penyuluh adalah rendahnya efektifitas pelatihan, rendahnya tingkat pengembangan diri, dan rendahnya motivasi intrinsik dan ekstrinsik penyuluh. Sedangkan faktor-faktor determinan pada kinerja penyuluh adalah kompetensi itu sendiri, kekosmopolitan, dan dukungan faktor eksternal. Model Analisis Empiris Pengaruh

antar Peubah dengan Kompetensi dan Kinerja Pamong Belajar

Kerangka berpikir dalam penelitian ini merupakan konstruksi dari teori dan konsep, maka karakteristik individu, diklat, pengembangan diri, dan lingkungan merupakan peubah bebas (independent variable), sedangkan kompetensi dan kinerja merupakan peubah terikat (dependent variable), sedangkan kompetensi merupakan peubah antara (intervening variable). Peubah-peubah tersebut dibagi lagi atas peubah laten exogenus dan laten endogenus. Selanjutnya untuk mendapatkan model yang sesuai atau fit dengan data, maka kerangka berpikir tersebut dimodifikasi menjadi model analisis empiris penelitian dengan

menyederhanakan komposisi peubah endogenous dan tata letak indikatornya, tanpa mengubah kerangka berpikir asli. Beberapa peubah yang dianggap mempunyai kesamaan indikator diklaster menjadi peubah baru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai kaidah analisis SEM sehingga dapat dihasilkan model yang lebih sederhana dan sesuai dengan data.

Berdasarkan model analisis empiris (Gambar 5) dapat dilihat pengaruh antar peubah laten dan sekaligus merupakan hasil pengujian analisis. Dari gambar tersebut juga dapat diketahui bahwa garis panah menunjukkan hubungan langsung antar peubah. Arah panah menunjukkan arah peubah yang dipengaruhi. Besarnya pengaruh langsung ditunjukkan oleh nilai koefisien beta dan gamma yang tertera pada garis tersebut.

KARAK. INDIVIDU η1 LINGKUNG. EKSTERNAL ξ1 DIKLAT η2 PENGEMB. DIRI η3 KOMPETENSI & KINERJA η4 Y4 Y2 Y1 X1 Y3 Y5 Y6 Y7 γ =,42 γ = ,29 β =-,06 β =,04 β =,31 β = ,29 β = ,17 ,01 ,99 ,99 ,99 ,99 ,05 -,37 Y8 ,99 X2 (p) = 43,71 (0,008) df = 24 GFI = 0,93 CFI = 0,90 RMSEA = 0,08 n = 124 (Coefisien Beta & Gamma

menunjukkan efek langsung)

γ = ,26

,64

Keterangan : Y1 = Umur (Tahun)

Y2 = Pendidikan Formal (Tahun) Y3 = Kursus (Skor)

Y4 = Kekosmopolitan (Skor)

Y5 = Diklat PB (Skor: Perencanaan, materi, metode, nara sumber, sarana prasarana, sistem evaluasi & tindak lanjut)

Y6 = Pengembangan Diri PB (Skor: Kemandirian Belajar, motivasi berprestasi, pengembangan karir) Y7 = Kompetensi PB (Skor: Menganalisis masalah-kebutuhan industri-sumberdya industri kecil, kemampuan

berinteraksi sosial dengan industri kecil & lintas sektoral- instruksional kewirausahaan -mengakses teknologi informasi-riset dan pengembangan program pembinaan).

Y8 = Kinerja PB (Skor: Penyusunan disain kegiatan pembedayaan industri kecil, penumbuhan dan pengembangan produk industri kecil, penumbuhan jejaring dan kemitraan usaha industri kecil, pembentukan kelembagaan ekonomi industri kecil, pembentukan kemandirian dan keberlanjutan usaha industri kecil, dan evaluasi, pelaporan & tindak lanjut kegiatan pembinaan industri kecil).

X1 = Lingkungan PB (Skor: Lingk. kerja fisik, lingk. sos. keluarga, organisasi kerja, kebijakan pemerintah)

Gambar 5. Model Lengkap Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kompetensi dan Kinerja Pamong Belajar (N=124).

Selanjutnya model yang ditemukan di atas dilakukan pengujian kesesuaian model dengan beberapa ukuran kesesuaian model GFT (Goodness-of-Fit-Test). Menurut Joreskog dan Sorbon (Ferdinan, 2006:277; Solimun,2002:80; Kusnendi: 2008:15), suatu model struktural dikatakan sesuai atau fit bila memenuhi tiga jenis GFT, yaitu: (1) uji khi kuadrat dengan p-value > 0,05; (2) RMSEA (Root Means Square Error of Approximation) < 0,08; dan 3) CFI (Comparative Fit Index) > 0,90, dan (4) GFI (Goodness of Fit Index) = > 0,90.

Hasil uji GFT pada model yang dikembangkan di atas diperoleh nilai X2

Untuk menjelaskan strategi pengembangan kompetensi dan kinerja Pamong