• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan oleh orangtua terhadap anak - anaknya secara terus menerus, penanaman nilai - nilai dan norma agama/adat, pemberian sifat sosial pada anak, pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, disiplin waktu, yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak – anaknya. Itu semua merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh lembaga keluarga untuk mengatasi perilaku yang tidak diinginan atau menyimpang pada remaja. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu warga yang tinggal di jalan Balai Desa No.1 Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan yaitu bapak Samsudi, SE.

“...Mengontrol anak itu tidak gampang dan tidak sulit, tergantung bagaimana kita menghadapi mereka, salah satu kontrol yang selalu saya tekankan pada anak - anak mencegah perilaku mereka yang tidak saya inginkan adalah: (1) Menanamkan kejujuran pada diri sendiri, artinya saya sebagai orang tua mereka selalu berusaha untuk menekankan pada batin mereka bahwa jujur itu adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama jujur pada diri sendiri, karna dengan jujur pada diri sendiri maka insya Allah segala kegiatan yang mereka akan lakukan dapat mereka pertanggung jawabkan, karna tanggung jawab itu adalah penting. (2) Disiplin waktu, artinya bahwa mereka saya berikan kebebasan tanpa ada batasan sejauh kegitan mereka tidak negatif dan tidak melebihi jam 10 malam. (3) Memberikan sifat sosial, saya juga selalu berusaha mengajak mereka untuk merasakan kesusahan orang lain karena dengan merasakan kesusahan orang lain maka sifat egoisme mereka juga akan terkikis dan yang paling penting tindakan mereka dalam segala hal termasuk dalam belajar juga akan semakin bersungguh sungguh. (4) Menanamkan nilai - nilai dan norma, dalam hal ini norma yang paling saya tekankan adalah norma agama dan ahlak, karena dengan menghayati norma agama maka perilaku mereka yang di laur rumah bisa di kontrol sendiri oleh mereka sendiri dengan selalu berpatokan pada ajaran - ajaran agama sebelum bertindak dan juga dengan ahlak mereka akan lebih menghargai orang yang lebih tua dari dirinya. Disini juga saya selalu menekankan pada mereka untuk berpadai - pandailah membawa diri karna rambut sama hitam kita tidak ada yang tau,

jadi dalam segi berbicara saya juga selalu menekankan pada mereka untuk berhati - hati....”.

Hasil wawancara di Desa Bandar Khalipah, 2 Juni 2013

Dari hasil wawancara dengan bapak Samsudi, dapat diketahui bahwa kontrol sosial yang dilakukan oleh bapak Samsudi terhadap anak - anaknya adalah dengan pengawasan secara terus menerus, penanaman nilai - nilai dan norma agama/adat, pemberian sifat sosial pada anak, pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, disiplin waktu, merupakan salah satu upaya yang dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan dan mencegah anaknya bergabung dengan kelompok sosial yang menyimpang seperti Geng Motor.

Hasil wawancara dengan bapak Samsudi sesuai dengan teori yang diungkapakan oleh Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang menyatakan bahwa, ada empat unsur utama didalam kontrol sosial internal, yaitu: attachement (kasih sayang), commitment (tanggung jawab), involment (keterlibatan atau partisipasi), dan bilieve (kepercayaan dan keyakinan). Keempat unsur tersebut dianggap merupakan social bonds yang berfungsi untuk mengendalikan perilaku individu.

Bila tindakan kontrol yang dilakukan oleh bapak Samsudi terhadap anak-anaknya dilakukan oleh semua orangtua, maka besar kemungkinan masalah banyaknya perilaku menyimpang yang banyak terjadi dikalangan remaja yang banyak terjadi ahir - ahirnya, seperti misalnya tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh kelompok sosial seperti Geng Motor, akan teratasi secara tidak langsung.

Namun peneliti melihat bahwa sekarang ini, khususnya di daerah perkotaan kontrol sosial yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak - anaknya cendrung tidak sesuai dengan kontrol yang sebagaimana seharusnya yang dijelaskan dalam teori - teori sosiologi tentang tahap - tahap yang harus dilakukan dalam mengendalikan perilaku menyimapang dikalangan remaja. Itu semua dapat diterima karena mungkin melihat banyaknya kesibukan dan juga tingginya stres orangtua diluar rumah untuk mencari nafkah keluarganya, khususnya orangtua yang bekerja di sektor - sektor tertentu. Akitbatnya adalah anak - anak mereka merasa bahwa dirinya kurang mendapatkan perhatian dan juga kasih sayang dari orangtuanya, sehingga sering sekali karena dengan perasaan kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya anak remaja tersebut melampiasan perilaku mereka ke hal - hal yang negatif.

Dari hasil wawancara dengan bapak Samsudi dan juga teori yang diungkapkan oleh Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang menyatakan bahwa, ada empat unsur utama didalam kontrol sosial internal, yaitu: attachement (kasih sayang), commitment (tanggung jawab), involment (keterlibatan atau partisipasi), dan bilieve (kepercayaan dan keyakinan), maka peneliti berasumsi bahwa banyaknya perilaku Geng Motor yang sangat meresahkan masyarat ahir - ahir ini, dimana kebanyakan anggotanya merupakan pelajar remaja yang masih labil adalah suatu fenomena sosial yang menunjukkan bahwa banyak orangtua sekarang rentan kurang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak - anak mereka. Banyak diantara orangtua sekarang hanya tau bahwa kewajiban mereka terhadap anak - anaknya adalah memberikan materi saja, namun menurut

peneliti bahwa sesunggunya anak - anak remaja tidak hanya butuh materi saja, kasih sayang dan perhatiaan dari orangtua adalah sesuatu kebutuhan pokok bagi mereka selain materi.

Peneliti melihat bahwa tindakan yang dilakukan oleh informan penelitian dari kepala keluarga yang telah diwawancarai yaitu bapak Samsudi dalam mengendalikan dan mengawasi anak - anaknya dari agar tidak melakukan perilaku menyimpang dan juga tidak terpengaruh dengan kelompok sosial yang menyimpang adalah dengan cara, seperti: pengawasan secara terus menerus dan juga penanaman nilai -nilai dan norma agama/adat, pemberian sifat sosial pada anak, pembentukan tanggung jawab yang kuat pada diri anak, penanaman sifat jujur pada diri sendiri dan pada orang lain, disiplin waktu adalah salah satu bentuk perhatian dan kasih sayang yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak - anaknya.

Sejalan dengan bapak Samsudi, salah satu kepala keluarga yang tinggal di Jalan Balai Desa No.1A Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Tarmizi juga mengatakan bahwa kontrol yang dia lakukan terhadap anak - anaknya agar tindakan mereka tidak menyimpang dari nilai- nilai sosial seperti narkoba, mabuk - mabukan dan terlebih - lebih bergabung dengan kelompok sosial yang menyimpang yang ahir - ahir ini sering sekali menjadi pembicaraan masyarakat karna tindakan mereka yang sangat meresahkan masyarakat yaitu Geng Motor. Bapak Tarmiji mengatakan bahwa pengawasan orang tua, kasih sayang orangtua menjadi faktor yang sangat penting dalam membentuk perilaku yang baik pada anak. Selain itu, bapak Tarmiji juga mengatakan bahwa penanaman nilai - nilai

agama pada anak juga menjadi hal yang tidak kalah penting, menurutnya dengan pembekalan nilai - nilai agama pada diri anak adalah salah satu cara dapat dilakukan untuk mengendalikan tindakan menyimpang dikalangan remaja. Hal ini dikarenakan, bahwa menurut bapak Tarmiji ajaran agama itu sendiri sangat berpengaruh dalam membentuk kontrol batin dalam diri seorang anak. Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan hasil wawancara saya dengan bapak Tarmiji.

“....sebenarnya untuk mencegah perilaku anak yang menyimpang ada beberapa hal penting yang harus kita lakukan sebagai orang tua, hal-hal tersebut berkaitan dengan kontrol internal dan external terhadap anak. Berkaitan dengan kontrol tersebut maka saya sebagai orang tua mengambil langkah-lagkah berikut: (1) Pengawasan, Saya sebagai orang tua selalu berusaha semaksimal mungkin untuk mengawasi segala aktifitas mereka baik diluar maupun dirumah, dalam artian kalau dia di luar rumah dengan siapa, apa tujuannya, dan sama siapa. Dengan mengetahui yang sebutin diatas maka mudah-mudahan tingkah laku mereka akan tetap jauh dari hal - hal yang tidak baik. (2) Memberikan teguran dan nasehat, kalau perilaku mereka tidak sesuai dengan harapan saya atau anak - anak saya melakukan kesalahan, maka peran yang saya ambil sebagai orang tua adalah menegur, menasehati mereka dalam arti memberikan pengajaran pada mereka tentang mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Terus terang seumur anak saya saya tidak pernah memukul dan memarahi meraka, kalaupun saya marah ya paling diam-diam aja melototin mereka dan ketika saya melakukan hal seperti ini anak-anak saya pun mengerti bahwa ayahnya sedang marah. Selanjutnya yang tidak pernah lupa saya lakukan adalah menasehati mereka, hampir setip hari ketika semua ngumpul atau pada saat makan saya menasehati mereka. Kenapa saya menasehati mereka pada saat lagi ngumpul semua? Hal itu saya lakukan dengan tujuan agar adek-adeknya juga bisa sekalian dinasehati, nasehat untuk kakaknya bukan bererati seolah-olah hanya untuk kakaknya tetapi untuk adek-adeknya juga. (3) Menanamkan nilai-nilai agama pada diri mereka, Sebagai orang tua mereka, saya sering mengajak mereka untuk sholat sama-sama bahkan hal itu saya lakukan hampir setiap malam selagi saya ada dirumah, kalau nilai-nilai adat atau kebudayaan mungkin saya jarang mengajarkan mereka, karna saya sebagai perantau disini juga sebenarnya sudah tidak mengerti lagi adat - adat Minangkabau, hal ini mingkin karena sudah kelamaan merantau..ucap bapak Tarmiji sambil tersenyum.

(4) Membentuk tanggung jawab dalam diri mereka sejak dini, hal ini saya lakukan dengan memberikan praturan yang tegas pada anak-anak saya, seperti misalnya kalau udah jam 10 malam apapun alasannya mereka harus pulang kerumah. Dengan peraturan seperti itu maka mudah - mudahan mereka akan mempunyai kebiasaan yang akan terbawa kemana pun mereka pergi dan tentunya mereka akan lebih menghargai yang namanya waktu...”

Hasil wawancara di Desa Bandar Khalipah, 3 Juni 2013

Hasil wawancara dengan bapak Tarmiji membuktikan bahwa, peran orangtua untuk mengendalikan perilaku dari seorang anak remaja adalah sesutu yang sangat dominan. Untuk itu perlu adanya pembinaan yang dilakukan terhadap orang tua yaitu tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik, cara mengasuh anak secara ideal, dan cara meningkatkan prestasi anak di sekolah yang dilakukan oleh orangtua.

Melihat banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah satu contohnya adalah Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah anak remaja, maka peneliti berasumsi bahwa banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja tersebut adalah bukti nyata dari gagalnya orangtua dalam menjalankan perannya sebagai agen kontrol sosial, khususnya dalam hal ini sebagai agen kontrol sosial internal.

Peneliti melihat bahwa banyak diantara orangtua sekarang, khususnya mereka yang tinggal di perkotaan ataupun mereka yang tinggal di pinggiran kota khususnya mereka yang memiliki kesibukan yang padat untuk bekerja/berkrier mendapatkan nafkah keluarganya sering sekali mengabaikan waktu kebersamaan dengan anak - anaknya atau keluarganya, sehingga banyak orangtua masa kini sering sekali mengalami masalah dalam relasi dengan anak - anaknya. Jadi waktu

untuk berbicara berbagi rahasia, kasih sayang, memberikan pelajaran (komitmen), dan nilai - nilai penting lainya tidak tersampaikan pada anak - anaknya. Akibat dari kurangnya waktu kebersamaan, kasih sayang, perhatian dari orangtua terhadap anak - anaknya, maka pada ahirnya akan membawa seorang anak remaja untuk terlibat dalam hal - hal yang menyimpang, yang salah satu contohnya ,seperti perilaku Geng Motor.