• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengarahan/sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah, pembinaan secara terpadu yaitu umum menyeluruh yang dilakukan oleh sekolah terhadap siswa, pengamatan yang dilakukan oleh bidang kesiswaan bekerjasama dengan osis, wali kelas, guru BP (Budi Pekerti), dengan teknis bina mental pada waktu upacara bendera, jumat bersih, termasuk hari - hari penting di pagi hari, pengarahan terkait dengan bahaya Geng Motor, mensosialisasikan kepada siswa tentang sanksi yang akan diberikan terhadap siswa yang kedapatan bergabung dengan Geng Motor yang meresahkan masyarakat, terlebih - lebih mencemarkan nama baik sekolah, menghimbau orangtua siswa agar selalu mengawasi anak – anaknya. Itu semua merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh SMK I Percut Sei Tuan untuk mengatasi dan mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara penelti dengan Wakil Kepala Sekolah SMK 1 Percut Sei Tuan yaitu bapak Sukirman.

“...kebijaksanaan disini melalui tata tertip siswa, pelanggar, pengedar, pemakai narkoba kita tidak bisa mentolir lagi. Untuk Geng Motor cara yang kita lakukan untuk mengatasinya adalah dengan cara melakukan pembinanaan secara terpadu yaitu umum

menyeluruh, kemudian pengamatan yang itu dilakukan oleh bidang kesiswaan bekerja sama dengan osis kemudian guru BP, wali kelas, dan guru mata pelajaran. Teknis sosialisasi yang dilakukan lewat upacara bendera, bina mental pada waktu jumat bersih, termasuk hari-hari penting di pagi hari...itu seketika kita kumpulkan anak-anak di lapangan secara terpadu menyeluruh, kemudian kepala sekolah ataupun wakil, guru BP, ataupun wakil kepala kesiswaan memberikan pengarahan terkait dengan bahaya Geng Motor...lalu kita tindak lanjuti dalam langkah yang lebih real..kalau kedapatan siswa bergabung dengan Geng Motor, langkah pertama kita pastikan bahwa itu benar siswa kita, kemudian benar melakukan kegitan aktifitas Geng Motor..kemudian kita panggil orang tuanya..supaya kita sama - sama mengetahui bahwa anak didik kita yang kita asuh itu melanggar peraturan tata tertip yang diamanahkan oleh orang tuanya untuk kita bina dan kita asuh melanggar praturan tata tertip..karena Geng Motor itu selain secara lisan, publikasi itu juga sudah melakukan pelanggaran tata tertip..karna ada salah satu poin tata tertip di SMK I Percut Sei Tuan yaitu tidak dibenarkan melakukan hal - hal yang sifatnya anarkis..Geng Motor itu kami anggap salah satu akifitas yang anarkis...kalau kita ketahui anak-anak Geng Motor itu tanpa kompromi mungkin dia dipengaruhi oleh aspek lingkungan, aspek psikologi, aspek obat - obat terlarang hingga dia terjebak dalam situasi yang cendrung frontal dan anarkis..”

Hasil wawancara pada tanggal 8 juli 2013

Selain dari hasil wawancara dengan bapak Sukirman diatas, bapak Sukirman juga menyatakan bahwa, upaya yang dilakukan untuk mengandalikan dan mencegah para pelajar terjerumus pada kelompok yang menyimpang, seperti Geng Motor, juga dilakukan pembentukan karakter dan pembentukan rohani, seperti: misalanya membuka wadah aspirasi siswa, kepramukaan, paskibra, palang merah remaja, pengajian, mengkaji alkitab untuk anak yang beragama kristen. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Wakil Kepala Sekolah SMK 1 Percut Sei Tuan yaitu bapak Sukirman.

“...untuk membentuk kontrol batin siswa, diluar daripada ketetapan kurikulum, seperti pendidikan karakter, kemudian pendidikan religi dalam pelajaran sebagai pendidikan agama, juga di kita membuka wadah agar siswa bisa menyalurkan aspirasinya, seperti: (1) kepramukaan, (2) paskibra, (3) palang merah remaja..dan yang berbau religi ada pengajian, pengkajian alkitab bagi yang beragama kristen..jadi pengajian itu, kita ambil guru khusus..yang dilaksanakan pemblajaran itu... terkait dengan amanat kurikulim tempatnya khusus yaitu di mushola yang telah dibangun di sekolah kita ini...”

Hasil wawancara pada tanggal 8 Juli 2013

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh bapak Sukirman, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK 1 Percut Sei Tuan yaitu bapak Drs. Manik juga menyatakan bahwa peran yang dilakukan oleh sekolah untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan anak remaja, seperti Geng motor yaitu dengan melakukan pembinaan agama, yang berbentuk seperti, misalnya: belajar agama dan membuat kegitan retreet bagi agama Kristen. Selain itu bapak Drs. Manik juga menyatakan bahwa untuk mengatasi dan mengandalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, khusunya siswa SMK I Percut Sei Tuan yaitu dilakukan dengan cara, seperti: membuat kegiatan - kegitan ekstrakurikuler seperti bola basket, volly, futsal, tennis meja, pramuka, dan lain - lain yaitu dengan tujuan untuk merangsang anak akan masa depannya. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Wakil Kepala Sekolah SMK I Percut Sei Tuan ,yaitu bapak Drs. Manik.

“.. Pada saat MOS (Masa Orietasi Siswa) pada saat belum siswa sebelumnya...kita menekankan kepada seluruh siswa masalah kenakalan remaja seperti narkoba, dan juga Geng Motor.. menekankan pada siswa supaya mengerti mana perbedaan yang baik dan mana yang buruk,,makanya dituntut setiap hari jumat setiap siswa yang beragama islam supaya sholat disini dan dan retreet atau belajar agama bagi yang beragama kristen di ruangan yang sudah kita tentukan, dan dibina oleh guru agama baik kristen

maupun islam...memberikan bimbingan pada anakanak. Anak -anak yang bermasalah seperti beranntam, cabut, tawuran, termasuk juga mencemarkan nama sekolah..maka akan kita bina, kita tuntun berkerja sama dengan guru dan dilemparkan kepada guru konseling...istilahnya BP kalo sekarang...baru nanti dibuat surat peringatan dan surat perjanjian apabila melanggar daripada aturan yang dibuat oleh sekolah..maka anak tersebut kita kembalikan pada orang tua..pembinaan yang kita lalukan yaitu sampai 3 kali..”

Hasil wawancara dengan bapak Drs. Manik, pada tanggal 22 Juli 2013 Dari hasil wawancara dengan bapak Sukirman dan juga bapak Drs. Manik, dapat diketahui bahwa kontrol sosial yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, adalah dengan cara melakukan berbagai upaya, yaitu seperti: pengarahan/sosialisasi, pembinaan secara terpadu yaitu umum menyeluruh, pengamatan, bina mental.

Sejalan dengan hasil wawancara dengan bapak Drs. Manik diatas, Nasution (2010 : 18) menyatakan bahwa, kontrol langsung di sekolah bersumber pada kepala sekolah dan guru. Merekalah yang menentukan kelakukan yang bagaimana yang diharapkan dari murid - murid. Bila anak - anak melanggar peraturan, guru - guru dapat menggunakan otoritas untuk menindah murid itu sehingga tidak akan mengulanginya lagi. Namun, peneliti berpendapat bahwa, saat ini masih banyak sekolah yang pada awalnya bertujuan untuk mengontrol anak didiknya seringkali kelepasan kontrol dan melakukan tindakan kekerasan, seperti: memukul, memberikan hukuman yang terlalau berat terhadap siswa dalam mengendalikan dan mencegah perilaku menyimpang dikalangan remaja. Akibatnya dari dilakukannya kontrol sosial yang bersifat kekerasan tersebut, maka tidak jarang banyak siswa - siswa juga sering melakukan tindakan yang menyimpang dari nilai - nilai dan norma sosial. Salah satu contoh tindakan perilaku menyimpang yang

banyak dilakukan oleh pelajar yang masih tergolong remaja adalah tindakan meresahkan dan menggangu masyarakat yang dilakukan oleh kelompok sosial seperti, Geng Motor.

Dilain sisi, dari hasil wawancara dengan bapak Drs. Manik juga dapat diketahui bahwa, upaya yang dilakukan oleh praktisi pendidikan dalam mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja adalah dengan cara membuat kegiatan - kegitan ekstrakurikuler, seperti: bola basket, volly, futsal, tennis meja, pramuka, dan lain – lain, yaitu dengan tujuan untuk merangsang siswa akan masa depannya dan juga untuk mengisi waktu luang remaja, sehingga tidak terpengaruh untuk ikut - ikutan bergabung terhadap hal - hal yang menyimpang seperti kelompok sosial yang menyimpang, seperti Geng Motor. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang mengatakan bahwa, semakin tinggi involvement (keterlibatan) seseorang apada kegiatan - kegitan atau aktifitas - aktifitas konvensional maka dengan sendirinya akan mengurangi kecendurungan atau peluang seseorang untuk melakukan tindakan - tindakan yang melanggar hukum. Artinya bahwa dengan tersedianya sarana dan prasarana kegiatan - kegitan olah raga, maka secara tidak langsung juga telah mengurangi kesempatan individu untuk bergabung dengan hal - hal yang menyimpang.

Lebih lanjut, dari hasil wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMK 1 Percut Sei Tuan yaitu bapak Drs. Manik juga dapat diketahui bahwa, salah satu upaya yang dilakukan oleh SMK I Percut Sei Tuan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja seperti

perilaku Geng Motor adalah dengan cara pembinaan pada saat MOS (Masa Orientasi Sisiwa).

Berbicara mengenai pengendalian sosial yang dilakukan oleh sekolah dengan cara pembinaan melalui MOS (Masa Orientasi Sisiwa) terhadap sisiwa, yaitu dengan tujuan agar remaja tidak ikut terilbat ke kegiatan yang menyimpang seperti halnya Geng Motor, maka peneliti berpendapat bahwa perlu adanya pengkajian ulang tentang pengadaan MOS (Masa Orientasi Sisiwa) di berbagai sekolah - sekolah. Sering sekali, MOS dijadikan ajang oleh para senior untuk menamkan kebencian dan permusuhan pada juniornya, sehingga hal secara tidak langsung akan menjadi landasan karakter dari remaja yang kedepannya akan lebih bandel dan terlibat dalam kegiatan yang menyimpang.

Menurut peneliti, MOS (Masa Orientasi Sisiwa) seharusnya bukan dilakukan oleh senior disekolah tertentu, melainkan yang melakukannya adalah guru - guru, dan kalaupun yang melakukannya adalah senior, maka senior yang melakukannya haruslah yang memiliki prestasi yang baik. Jika hal itu dilakukan, maka peneliti berasumsi bahwa, tindakan perilaku menyimpang yang banyak dilakukan oleh remaja secara tidak langsung akan berkurang secara drastis.

Masih dalam pembicaraan mengenai MOS (Masa Orientasi Sisiwa), peneliti melihat bahwa pemberlakuan MOS (Masa Orientasi Sisiwa) di salah satu SMK yang menjadi lokasi penelitian skripsi yaitu SMK I Percut Sei Tuan ini sudah baik. Sedikitnya jumlah data siswa SMK I Percut Sei Tuan yang sering melanggar nilai - nilai atau peraturan SMK I Percut Sei Tuan membuktikan bahwa pelaksanaan MOS (Masa Orientasi Sisiwa) di SMK I Percut Sei Tuan sudah baik.

Dari hasil wawancara dengan bapak Drs, Manik juga diketahui bahwa upaya SMK I Percut Sei Tuan dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, yaitu dengan cara menuntut siswa sekaligus membimbing sisiwa untuk mendalami nilai – nilai agama yang menjadi keyakinan mereka. Menurut peneliti memang benar bahwa salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan dalam mengendalikan atau mengawasi seorang anak remaja terhindar dari perilaku menyimpang atau anarkis, seperti akhir - akhir ini yang banyak diperbincangkan oleh masyarakat, yaitu perilaku Geng Motor, adalah dengna cara membentuk kontrol batin siswa agar tidak mudah terpengaruh dengan teman – temannya. Jika dianalisis secara mendalam membuktikan bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh SMK I Percut Sei Tuan dalam mengandalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja adalah dengan cara membentuk moralitas sisiwanya. Memang benar bahwa salah satu upaya yang paling dasar dalam mengendalikan perilaku seorang remaja adalah membentuk moralitas remaja sejak dini.

Namun yang menjadi permasalahannya, peneliti melihat bahwa masih banyak sekolah - sekolah yang belum secara penuh memerapkan pendidikan karakter siswanya. Hal ini kita buktikan dengan masih banyaknya anak remaja yang terlibat dalam perilaku - perilaku yang menyimpang, seperti perilaku yang ahir - ahir ini sangat meresahkan masyarakat, yaitu perilaku Geng Motor, narkoba dikalangan remaja, tawuran dan berbagai perilaku menyimpang lainnya. Lebih bahayanya lagi, banyak sekali anak - anak remaja yang ketika tertangkap tangan

melakukan tindakan yang menyimpang, bahkan tidak menunjukkan tanda - tanda peneyesalan.

4.5.2. Kontrol Sosial Pemerintah Secara Persuasif

Basrowi (2005 : 98) mengatakan pengendalian dengan cara persuasif adalah pengendalian yang dilaksanakan yaitu dengan cara melakukan membujuk dan mengajak secara halus (membujuk, merayu) seseorang atau sekelompok orang agar mematuhi nilai - nilai dan norma - norma sosial yang berlaku di masyarakat. Sejalan dengan yang diungkapkan oleh Basrowi, maka kotrol sosial pemerintah secara persuasif dalam hal ini adalah kontrol atau pengendalian yang dilakukan oleh lembaga agen sosialisasi yang berada dalam lingkungan pemerintah, seperti misalnya kontrol sosial yang dilakukan, Lembaga kepolisian, dan Lembaga sekolah dan juga yang dilakukan oleh oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah. Adapun kontrol sosial secara persuasif yang dilakukan oleh ketiga lembaga pemerintah tersebut adalah sebagai berikut: