• Tidak ada hasil yang ditemukan

12. Putra Jaya

4.4. Deskripsi Tentang Geng Motor

4.4.2. Struktur Kepemimpinan Dalam Geng Motor

Dalam sebuah Geng Motor juga tidak jauh berbeda dengan Club Motor ataupun organisasi - organisasi kepemudaan yang memiliki struktur organisasi, ADRT (Anggaran Dasar Rumah Tangga) dan bebagai struktu keorganisasian dalam sebuah organisasi. Tidak jauh berbeda dengan struktur dalam organisasi, dalam Geng Motor, anggota juga ditandai dengan jabatan - jabatan tertentu, seperti, misalnya: ada ketua muda, wakil ketua muda, panglima, dan yang terahir adalah anggota biasa. Hal ini diketahui dari hasil melakukan wawancara dengan

seorang anggota Geng Motor yang bernama KPK (Kami Punya Kuasa) yaitu Robin Manalu. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan salah satu anggota Geng Motor yaitu Robin Manalu dan kerabatnya yang bernama Nelson, Aldo.

“...sebenarnya Geng Motor ini sama juga dengan dengan organisasi kepemudaan gitu bang, kalo di organisasi ada kepengurusannya, maka kami juga ada bang..yang pertama itu ada ketua muda, yang kedua wakil ketua muda, yang ke tiga ada panglima, yang keempat ada anggota biasa. Kalau yang namanya ketua muda itu bang...itu lah sebenarnya pimpinan dari Geng Motor itu, tapi kebanyakan orang cuma taunya panglima, karna panglima ini adalah orang yang paling didepan kalau kami melakukan aksi - aksi tertentu...panglima inilah yang menentukan kami gerak atau tidak...makanya di televisi juga yang terkenal panglimanya bang... artinya bang panglima ini adalah penggeraknya bang, dia di depan anggota di belakang..ketua paling belakang..Tapi bukan berarti ketua gak ikut mukul-mukul bang..kalau dia gak ikut mukul - mukul nanti malah anggota yang lain malas juga bang. Yang biasanya ngomong “seraaaaang” itu panglimanya bang.. Jadi intinya ketua, panglima, anggota biasa itu gak ada perbedaan kali bang..ketua itu biasaya terpilih karna banyak uangnya, nyalinya juga tinggi...oh iya ketua itu biasanya juga dipilih dari orang-orang yang paling lama dalam geng tersebut bang. Kalau penghinat itu biasanya orang yang dulunya anggota kami, tapi ahirnya dia keluar dan membentuk komunitas baru..dia itulah yang kami sebut penghianat bang..ada juga yang pengen jadi ketua, tapi gak terpilih ahirnya keluar bang..itu juga penghianat..kalau kami jumpa kami ratakan itu bang..”

Hasil wawancara dengan Robin Manalu, Nelson, Aldo, pada tanggal 17 Juni 2013

Sesuai dengan hasil wawancara diatas, Sherif dalam Soedjono (198 : 47) yang menyatakan bahwa kelompok sosial adalah suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih individu yang telah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif dan teratur sehingga diantara individu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma - norma tertentu yang khas bagi kesatuan sosial tersebut. Sementara itu, pengertian Geng dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Digital

(KBBI) dikatakan bahwa Geng adalah kelompok remaja tau gerombolan yang terkenal karena kesamaan latar belakang sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya.

Dari hasil wawancara dengan Robin Manalu, Nelson, dan Aldo, juga berdasarkan dari pernyataan Sherif dalam Soedjono (198 : 47) tentang pengertian kelompok sosial, juga pengertian Geng menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka peneliti berasumsi bahwa Geng Motor adalah sebuah kelompok sosial atau gerombolan sepeda motor yang anggotanya mayoritas anak remaja bergabung karena persamaan latar belakang sosial, daerah, tujuan yang sama, memilki keanggotaan yang tersusun secara sistematis, seperti: (1) Ketua Muda, Biasanya yang diangkat menjadi ketua Geng Motor adalah orang yang memiliki banyak uang, paling nekat, dan paling penting adalah dia adalah orang yang memiliki mental pemberani. (2) Wakil Ketua Muda, adalah orang yang dianggap memiliki yang dimiliki oleh ketua muda hanya saja ketua muda dalam hal ini dipandang lebih unggul daripada wakil ketua muda. (3) Panglima, merupakan salah satu orang yang memiliki peran yang sangat penting sebagai penggerak terhadap anggota Geng Motor, yaitu untuk melakukan perlawanan terhadap korbanya atau musuh mereka. Biasanya panglima ini terkenal di masyarakat karena dia adalah orang yang berada pada barisan paling depan saat melakukan aksi - aksi mereka. (4) Anggota Biasa, yaitu mereka atau orang - orang yang baru saja bergabung dengan komunitas atau hanya ikut - ikutan saja. Dalam hal ini, orang yang hanya ikut - ikutan saja juga sudah dianggap sebagai anggota biasa. (5) Penghianat, sebutan penghianat diberikan pada orang - orang yang sebelumnya adalah anggota dari Geng Motor mereka, tapi akhirnya orang tersebut keluar dari geng

dan membentuk geng baru. Dalam hal, ini mereka juga menganggap bahwa penghianat adalah musuh terberat bagi mereka, karena itu mereka rela melakukan apa aja untuk balas dendam terhadap orang yang mereka anggap penghianat.

Sejalan dengan yang diungkapkan oleh anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kuasa) yaitu Robin Manalu, Nelson, dan Aldo, hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang ketua Geng Motor CKR (Cocok Kalian Rasa) yang bernama yaitu Adrian. Adrian sebagai Ketua Geng Motor mengatakan bahwa dalam Geng Motornya yang bernama CKR (Cocok Kalian Rasa) juga memiliki struktur keanggotaan yang jelas. Adapun bentuk struktur keanggotaan dalam Geng Motor CKR (Cocok Kalian Rasa) diantaranya, seperti; ketua, wakil ketua, penasehat, panglima, anggota biasa. Untuk lebih jelasnya mengenai tugas masing - masing anggota Geng Motor tersebut, berikut hasil wawancara peneliti dengan ketua Geng Motor CKR ( Cocok Kalian Rasa) yaitu Adrian.

“...petama ketua kan bang, baru wakil ketua, penasehat, baru panglima...jadi semuanya ada empat bang...caranya dia bisa jadi ketua bang itu anggota yang menentukan...biasanya ketua itu dipililh dari keberaniannya bang..sama seperti saya...tugas dari struktur jabatan tadi ya beda – beda bang..ketua itu tugasnya Cuma ngatur ajalah bang..misnya hari ini kita buat acara,,dialah yang menentukan kita mau ngapain aja bang..wakil ketua juga sama bang ...kalau misalnya ketuantah kemana..ya wakil ketua itulah yang menggantukan posisi ketua...seterusnya kalau penasehat kan bang,,,tugasnya kalau ada masalah sama orang lain...nah gimana cara jalan kelurnya ya dialah yang ngatur bang....ntah kami kalau kalau kami buat masalah lagi ya dialah bang..dan kalau panglima bang tugasnya kalau ada masalah dialah yang mengatakan beraksi...kalau dia bilang serang maka anggota menyerang ngikuti perkataan dia bang,,,”

Dari hasil wawancara dengan ketua Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa ) yaitu Adrian membuktikan bahwa, dalam sebuah kelompok Geng Motor juga memiliki susunan struktur keanggotaan yang jelas, dan juga dilengkapi dengan pemberian tugas masing – masing pada nggota.

4.5. Kontrol Sosial Pemerintah Terhadap Geng Motor 4.5.1. Kontrol Sosial Pemerintah Secara Preventif

Kontrol sosial secara preventif adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah setempat, baik yang itu yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah, lembaga kepolisian, lembaga pendidikan, yaitu dengan cara - cara seperti melakukan sosialisasi atau penyuluhan, penyuluhan, dan berbagai tindakan preventif lainnya.

1. Kontrol Sosial Pemeritah Desa Bandar Khalipah

Himbauan secara langsung yang dilakukan oleh Kepala Desa Bandar Khalipah kepada masyarakat, khususnya himbauan terhadap anak remaja, pembinaan melalui kegitan – kegitan, seperti: remaja mesjid, BKPM (Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat), menyediakan fasilitas olahraga untuk anak remaja, seperti: bela diri karate, sepak bola, volly, latihan teater dan berbagai kegiatan olahraga lainnya. Itu semua merupakan bagian dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemeritah Desa Bandar Khalipah untuk mengatasi, mengendalikan atau mengurangi banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah satu contohnya adalah perilaku yang ahir - ahir ini sangat meresahkan masyarakat, seperti Geng Motor. Untuk lebih jelasnya berikut hasil pemaparan Kepala Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Misno saat peneliti melakukan wawancara.

“...Geng Motor itu sangat meresahkan masyarakat yang berada di Desa Bandar Khalipah..untuk itu kami memberikan bimbingan untuk senantiasa bertanggung jawab pada pada anak - anaknya khususnya remaja agar tidak membiarkan mereka setiap malam minggu dan malam senin untuk membebaskan anaknya mengendarai sepeda motor yang tak tau jelas kemana arahnya...kami selalu mengupayakan dan saya selalu terjun ke masyarakat malalui himbauan - himbauan yang kami bina dalam setiap remaja mesjid dan berkumpulan remaja yang ada di dusun..sehingga anak - anak tidak mempunyai waktu luang khususnya malam hari setelah belajar mereka dapat mengikuti kegitan ke mesjid..dan juga kami membuat suatu gelanggang kegiatan remaja mesjid..sehingga inilah upaya kami menekan kecilnya kemungkinan anak - anak mengikuti kegitan - kegitan Geng Motor...remaja mesjid yang ada di Desa Bandar Khalipah ini ada 24 remaja mesjid dan itu hampir setiap malam melakukan latihan - latihan derama, gontong royong..dan kemudian mereka mengikuti kegitan - kegitan olah raga..yang disedikan yang difasilitasi oleh masyarakat...yang kami lakukan biasanya mengangkap remaja tersebut,..kami melakukan pembinaan dan bimbingan di kantor desa ini..kemudian kami memanggil orang tuanya untuk senantiasi lebih mengawasi anak tersebut..Kalo menghukum remaja tidak punya hak untuk menghukum...hanya membina..tapi kalau memang itu benar - benar fatal kami akan serahkan pada penegak hukum..namun kami tidak pernah melanjutkannya ke polsektabe..,atau poleskta..kami bina dulu melalui kamtibnas yang ada di Desa Bandar Khalipah,... yang juga juga anggotanya mempunyai satuan-satuan polisi masyarakat..yang terdiri dari 105 anggota..kami membebankan kepada mereka untuk membina masyarakat..khususnya remaja..karna polmas yang ada disini mencangkup ke dusun-dusun..dengan pakaian dinas yang telah ada...”

Hasil wawancara tgl 25 juli 2013

Dari hasil wawancara dengan bapak Misno, dapat ketahui bahwa kontrol sosial yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor tidak hanya dilakukan dalam bentuk himbauan saja. Memberikan pembinaan melalui kegiatan, seperti remaja: mesjid, BKPM (Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat), menyediakan fasilitas olah raga untuk anak remaja seperti

bela diri karate, sepak bola, volly, latihan teater serta tindakan - tindakan preventif lainnya, itu semua merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh Kepala Desa Bandar Khalipah untuk mengurangi dan mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja khususnya tindakan Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah anak remaja.

Hasil wawancara dengan bapak Misno sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Horton dan Hunt (1996 : 178) yang mengatakan bahwa, pengendalian sosial melalui proses sosialisas, maka seseorang akan menginternalisasikan (menghayati) norma - norma, nilai, dan hal - hal yang tabu dalam masyarakatnya. Menginternalisasikan hal tersebut berarti menjadikannya bagian dari perilaku otomatis seseorang yang dilakukannya tanpa pikir, orang yang menginternalisasikan suatu nilai secara penuh akan menerapkan nilai tersebut meskipun tidak ada seorangpun yang melihatnya. Dari teori yang dikemukan oleh Horton dan Hunt (1996 : 178) diatas, maka peneliti berasumsi bahwa, untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja khususnya mereka yang tinggal di daerah perkotaan atau daerah pinggirang kota yang umumnya menjadi daerah yang sangat rawan terhadap kegiatan - kegitan yang menyimpang dari nilai - nilai dan norma masyarakat, maka salah satu hal yang sangat penting untuk mencegah perilaku mereka ke hal - hal yang tidak diinginkan adalah dilakukannya sosialisasi formal tentang dampak perilaku tersebut terhadap masa depan remaja formal. Peneliti beranggapan bahwa, seseorang yang masih berada dalam usia remaja, maka dapat dikatakan bahwa selain perilaku mereka yang masih labil, pemikiran dan tingkah laku mereka juga rentan masih gampang

terpengaruh lingkungan disekitar mereka. Untuk itu, perlu adanya sosialisasi formal baik yang berbentuk himbauan, nasehat, atau berbagai upaya lainnya yang dilakukan secara rutin oleh pemeritah setempat.

Bila sosialiasi terus - menerus dilakukan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah dan dilaksanakan dengan benar - benar dan teratur, maka masyarakat Desa Bandar Khalipah, khususnya remaja Desa Bandar Khalipah secara berangsur - angsur akan menginternalisasikan nilai - nilai yang disosialisasikan oleh Pemerintah Desa Bandar Khalipah, sehingga dengan demikian tingkat perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat atau remaja Desa Bandar Khalipah juga akan ikut berkurang.

Namun, kini banyak kota - kota besar seperti Kota Medan pada umumnya ditandai dengan banyaknya tindakan - tindakan yang menyimpang, bahkan ada yang sampai tindakan anarkis, seperti misalnya Geng Motor. Bahayanya lagi semua tindakan menyimpang yang dilakukan oleh kelompok sosial seperti Geng Motor, banyak dilakukan oleh anak remaja. Bila dianalisis dengan teori - teori tentang kontrol sosial yang dikemukan oleh Horton dan Hunt (1996 : 178), maka dapat diambil diketahui bahwa banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja disebabkan oleh kurangnya kontrol sosial atau sasialisasi yang dilakukan oleh agen - agen kontrol sosial, seperti: pemerintah setempat.

Selain hasil wawancara dengan bapak Misno sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Horton dan Hunt, hasil wawancara dengan bapak Misno juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang dalam teorinya yang menyatakan tentang unusur yang social bonds dalam

mengendalikan perilaku menyimpang, yaitu involvement (keterlibatan). Hirschi mengatakan bahwa, dengan adanya kesadaran, keterlibatan, partisipasi individu terhadap aktivitas - aktivitas normatif konvensional, maka dengan sendirinya akan peluang seseorang untuk melakukan tindakan - tindakan yang melanggar hukum. Dari teori ini menunjukkan bahwa kegitan - kegitan, seperti olah raga atau kegiatan - kegitan yang dapat mengisi waktu luang remaja merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam mengendalikan perilaku yang tidak diinginkan atau perilaku menyimpang pada remaja.

Sejalan dengan hasil wawancara dengan bapak Misno dan juga teori Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang mengatakan bahwa involvement (keterlibatan) merupakan salah satu bagian dari social bonds dalam mengendalikan perilaku menyimpang, maka peneliti berasumsi bahwa sarana - dan prasana seperti tanah lapang yang selama ini telah ada di setiap daerah tertentu, termasuk juga yang ada di daerah Desa Bandar Khalipah, perlu dilakukannya pemanfaatan secara lebih maksimal. Pemanfaatan tanah lapang tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah Desa Bandar Khalipah, misalnya dengan menyisihkan sebagian anggarannya untuk perbaikan atau meningkatkan fungsi tanah lapan tersebut. Perbaikan dan miningkatkan fungsi tanah lapang dalam hal ini bisa dilakukan misalnya dengan menambah berbagai sarana aktifitas olah raga didalamnya, seperti sarana bola volly, basket, karate, dan berbagai kegiatan lainnya. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan yaitu untuk menyalurkan bakat remaja khusunya mereka yang secara ekonomi kurang mapan atau kurang sejahtera, sehingga remaja tidak

terlibat dalam kegiatan atau aktifitas - aktifitas yang menyimpang seperti Geng Motor.