• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan atau sosialisasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke sekolah - sekolah dan rumah ibadah dengan tujuan memberikan informasi bahwa, Geng Motor adalah kelompok anarkis yang tidak perlu ditiru. Bagi mereka yang ikut terlibat dalam sebuah kelompok Geng Motor, maka kepolisian menyatakan bahwa mereka akan diproses secara hukum sampai ke pengadilan. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Kabit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan yaitu bapak AKP Faidir.

“..Tindakan preventif yang kita lakukan adalah dengan melakukan penyuluhan atau sosialisasi ke sekolah - sekolah dan juga rumah ibadah, dan salah satu strategi yang kami lakukan untuk mencegah timbulnya Geng Motor adalah dengan membritahukan sanksi -sanksi hukum bagi mereka yang terlibat dalam Geng Motor. Artinya bahwa kami membritahukan kepada masyarakat terlebih-lebih anak - anak remaja dimana anggota Geng Motor kebayakan adalah anak - anak remaja yang mayoritas adalah pelajar SMA atau STM, bahwa bagi mereka yang terlibat dalam aksi Geng Motor maka akan kami proses secara hukum sampai pengendilan dan kami tidak akan berikan toleransi sedikit pun, sehingga dengan demikian anak - anak remaja akan berpikir dua kali untuk membentuk Geng Motor yang sering meresahkan masyarakat...” Hasil wawancara di Polsek Percut Sei Tuan, 10 Juni 2013

Dari hasil wawancara dengan bapak AKP Faidir menunjukkan bahwa, sosialisasi atau penyuluhan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke sekolah - sekolah dan rumah ibadah, yaitu dengan tujuan memberikan informasi bahwa, Geng Motor adalah kelompok anarkis yang tidak perlu ditiru adalah salah satu upaya yang sangat penting dilakukan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, hal ini dikarenakan dengan adanya proses

sosialisasi yang dilakukan oleh berbagai pihak kepada remaja, yang bertujuan untuk memberikan pedoman tentang bagaimana seharusnya berprilaku dalam kehidupan masyarakat dan juga bagaimana seharusnya sikap yang seharusnya diambil oleh masyarakat, agar tidak terpengaruh oleh sekolompok orang tertentu yang akan membawa remaja untuk melakukan tindakan yang menyimpang, seperti Geng Motor.

Hasil wawancara diatas sesuai dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Bagong (2010) yang menyatakan bahwa, kontrol sosial yang dilakukan melalui proses sosialisasi juga dapat mengingatkan kapada masyarakat tentang tindakan - tindakan yang selama ini mereka lakukan secara tidak sadar merupakan tindakan yang termasuk dalam kategori yang menyimpang. Namun. karena kurang adanya sosialisasi yang baik kepada masyarakat dan juga pemahaman yang baik, serta adanya kebudayaan lokal yang membenarkan tindakan tersebut, maka bisa saja seseorang secara tidak sadar telah melakukan tindakan penyimpangan. Artinya bahwa. dengan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak yang menangani kasus perilaku seperti Geng Motor, maka anak remaja bisa saja menganggap bahwa Geng Motor itu bukan suatu kelompok yang menyimpang dan berbahaya, ditambah dengan anak remaja yang masih rentan labil, maka akan sangat mudah terpengaruh oleh teman - teman dan lingkungannya. Namun bila sosialisisasi terus - menerus dilakukan secara rutin, maka remaja pada ahirnya memiliki kesadaran dan pemahaman tersendiri yang pada ahirnya akan membuat mereka menghindari bergabung atau berbuat menyimpang seperti kelompok sosial Geng Motor.

Sejalan dengan pernyaataan yang diungkapkan oleh bapak AKP Faidir, Kanit Provos Polsek Percut Sei Tuan yaitu bapak Zulfikar, juga menjelaskan bahwa untuk mengatasi banyaknya Geng Motor di sekitar Kecamatan Percut Sei Tuan maka peran yang dilakukan oleh Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan adalah dengan cara, seperti: melakukan apel (upacara bersama) setiap hari senin ke sekolah - sekolah terutama sekolah yang siswanya dianggap banyak terlibat atau bergabung dengan Geng Motor atau sekolah yang dianggap rawan masalah tingkah laku siswanya. Tujuan dari pada apel ini adalah untuk memberikan arahan dan nasehat kepada siswa - siswa tentang apa untung dan ruginya menjadi anggota Geng Motor, sehingga dengan demikian kecendrungan siswa atau pelajar untuk bergabung dengan Geng Motor akan semakin berkurang.

“ ...Geng Motor di wilayah Kecamatan Percut Sei Tuan ini sudah jauh berkurang daripada sebelumnya, disebabkan apa bisa berkurang? Karena setiap hari senin seluruh perwira yang ada di Polsek Percut ini selalu memimpin upacara (IRUP) pada hari senin di sekolah - sekolah, terutama yang kami anggap rumah - rumah sekolah yang kami anggap siswanya rawan masalah tingkah laku muritnya. Jadi setiap hari senin, baik Kapolsek, Waka Polsek, Kanit Isabara Serse, maupun Kanit Provos selalu mengadakan upacara setiap Hari senin di rumah - rumah sekolah yang ada di wilayah percut, terutama yang menjadi atensi bagi kami SMK teladan, SMK Prayatna, maupun SMA 1 Percut. Kami selalu memberikan pengarahan tentang apa untungnya dan apa ruginya untuk menjadi anak Geng Motor selama dia masih berstatus sebagai pelajar. Hal ini kami lakukan sejak banyak muncul Geng Motor di sekitar Percut, waktu itu Kapolsek masih dijabat oleh Kapolsek lama yaitu Kompol Maringan Simanjuntak, SH, MA, dan kami di perintahkan seluruh personel polisi baik itu BAGIN yaitu BINMAS, selalu memberi pengarahan kepada siswa-siswa SMU maupun SMK sewaktu upacara apel setiap hari senin di sekolah - sekolah dan sampai sekarang masih dilaksanakan...”

Hasil wawancara dengan bapak Zulfikar membuktikan bahwa sosialisasi merupakan bagian dari kontrol sosial yang sangat penting dalam mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, yang salah satu contohnya adalah perilaku Geng Motor. Untuk itu perlu adanya sosialisasi yang dilakukan oleh semua pihak agen sosialisasi kepada remaja yang masih rentan labil dan gampang dipengaruhi, khususnya dalam hal ini adalah sosialisasi secara rutin dan berkelanjutan yang dilakukan oleh kepolisian.