• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bujukan dan nasehat yang tidak henti - hentinya orangtua terhadap anak - anaknya agar tidak mengulangi suatu tindakan yang menyimpang dan tidak diharapkan adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh orangtua dalam mengendalikan perilaku anak remaja dari tindakan yang tidak diinginkan atau menyimpang. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan

seorang kepala keluarga yang tinggal di Desa Bandar Khalipah yaitu bapak Tarmiji.

“...kalo anak saya salah, ya kita nasehati agar tidak di ulang -ulangi, kalo masih tetap aja di ulangi ya saya tetap nasehatin dia..tapi mugkin saya kasih hukuman mengurangi kebebasan dia keluar rumah.,,kalau memukul saya hampir ga pernah melakukannya pada anak saya..karena dengan memukul berarti sama saja kita membentuk karakter anak kita jadi lebih bandel kedepannya..”

Hasil wawancara pada tanggal 15 Juni 2013

Hasil wawancara dengan bapak Tarmiji dapat diketahui bahwa, untuk mengendalikan perilaku menyimpang pada anak remaja yang telah berulang kali melakukan tindakan yang tidak diinginkan atau menyimpang adalah dengan cara melakukan bujukan dan nasehat yang tidak henti - hentinya yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak – anaknya, yaitu dengan tujuan agar tidak mengulangi suatu tindakan yang tertentu yang menyimpang dan tidak diharapkan.

Sesuai dengan pernyataan Basrowi (2005 : 98) yang menyatakan bahwa, untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara persuasive yaitu dilaksanakan dengan membujuk dan mengajak secara halus (membujuk, merayu) seseorang atau sekelompok orang agar mematuhi nilai - nilai dan norma - norma sosial yang berlaku di masyarakat. Artinya bahwa, apabila remaja telah malakukan perbuatan atau perilaku menyimpang secara berulang -ulang, maka sebagai orangtua harus bersabar dan melakukan pembujukan secara terus menerus pada anaknya, sehingga dengan demikian pada ahirnya anak remaja secara tidak langsung akan mematuhi keinginan dari orangtuanya (tidak mengulangi suatu perbuatan tertentu yang dilarang).

Namun peneliti melihat bahwa, banyak dari orangtua anak remaja saat ini tidak memiliki kesabaran untuk membujuk dan mendidik anaknya, banyak orangtua dari anak remaja sering sekali langsung emosi dan melakukan tindakan kekerasan untuk mengendalikan perilaku anak-anaknya yang menyimpang. Bila tindakan kekerasan terus - menerus dilakukan oleh orangtua terhadap anak - anaknya, maka perilaku dan karakter anak juga akan terbentuk untuk terus melakukan tindakan/ perilaku yang lebih menyimpang dari yang sebelumnya. 2. Kontrol Tokoh Agama

Nilai – nilai agama sering sekali diyaikini oleh masyarakat sebagai salah satu kontrol sosial dalam mengendalikan perilaku seseorang dari tindakan yang tidak diinginkan atau menyimpang. Adanya keyakian bahwa nilai agama merupakan salah satu dari landasan kontrol sosial terhadap perilaku masyarakat, maka tidak heran kalau banyak peraturan - peraturan hukum dalam mengendalikan perilaku menyimpang dibuat dengan landasan nilai – nilai agama. Namun didalam kondisi suatu daerah yang semakin maju, nilai – nilai agama juga mulai diabaikan oleh masyarakat. Sebagaian masyarakat menilai bahwa ditengah kondisi masyarakat yang semakin maju dan modern, maka nilai agama itu dianggap sudah tidak efektif dalam mengendalikan perilaku menyimpang dalam masyarakat yang juga ikut berkembang semakin modern. Menurut mereka norma - norma hukum adalah salah satu cara yang paling efektif dalam mengendalikan perilaku seseorang. Namun ditengah kondisi masyarakat yang semakin modern dan lembaga hukum yang terus ditegakkan dalam mengendalikan perilaku seseorang dari hal - hal yang menyimpang sepertinya belum menemukan titik

terang. Dengan ditegakkannya hukum - hukum formal dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan masyarakat seharusnya perilaku menyimpang dimasyarakat berkurang secara derastis. Namun peneliti melihat bahwa, fenomena yang terjadi dimasyarakat sekarang ini perilaku menyimpang terus bertambah atau semakin meningkat jumlahnya, dan bahkan yang lebih bahanyanya sekarang ini perilaku menyimpang tidak hanya dilakukan oleh kalangan orang dewasa saja, malainkan perilaku menyimpang juga banyak dilakukan oleh anak - anak remaja. Salah satu contoh perilaku yang menyimpng dengan tindakannya yang sangat meresahkan masyarakat, perilaku Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah remaja.

Melihat keadaan itu maka peneliti merasa penting bahwa nilai - nilai agama adalah salah satu solusi dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja. Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang tokoh agama, yang diantantaranya adalah 1 tokoh agama umat islam yaitu bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto, dan 1 orang tokoh agama umat kristen yaitu ibu Boru hutagaul.

Menurut bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto sebagai tokoh agama umat islam mengatakan bahwa, peran tokoh agama dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti misalnya perilaku Geng Motor adalah sesuatu yang sangat penting. Namun, bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto mengatakan bahwa peran tokoh agama dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja tidak lebih dari peran orangtua remaja itu sendiri. Menurut Hj. Kisno Eddi Siswanto orangtua adalah lembaga yang paling dominan dalam

mengendalikan perilaku menyimpang, khususnya pengendalian yang dilakukan dengan cara persuasif seperti membujuk, merayu. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto.

“intinya semua orang tua..lingkungan itu hanya membantu...sama seperti kami, kami juga membantu..kalau orang tuanya saja tidak mengarahkan anaknya untuk kemesjid atau ikut kegiatan – kegiatan pengajian dimesjid bagaimana kami bisa mengarahkan anak tersebut..tapi kalau anaknya datang kesini..rajin datang kesini ya baru kami berikan pengarahan – pengarahan atau nilai – nilai agama...jadi yang paling penting itu orang tuanya dulu yang mengarahkan anaknya untuk datang kemesjid ini,,,”

Hasil wawancara pada tanggal 7 juni 2013

Dari hasil wawancara dengan bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto menunjukkan bahwa, kontrol sosial secara persuasif yang dilakukan oleh tokoh agama, khususnya yang diungkapkan oleh bapak Hj. Kisno Eddi Siswanto dalam mengendalikan perilaku remaja dari hal – hal yang tidak diinginkan, lebih ditekankan pada pengarahan yang dilakukan oleh orang tua dari anak remaja itu sendiri.

4.6.3. Kontrol Sosial Masyarakat Secara Represif

Adalah salah satu cara yang dilakukan oleh agen kontrol sosial, seperti keluarga yaitu dengan tujuan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan remaja, khususnya perilaku seperti Geng Motor, yaitu dengan cara memberikan hukaman yang berupa sanksi sosial, sanksi administrasi, dan sanksi hukum. Adapun bentuk kontrol sosial yang dilakukan oleh lembaga keluarga sebagai upaya dalam mengendalikan perilaku menyimpang dikalangan remaja, seperti Geng Motor adalah sebagai berikut: