• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kontrol Lembaga Keluarga

4.7. Makna Dibalik Tindakan Geng Motor

4.7.1. Makna Geng Motor Dimata Anggota Geng Motor

4.7. Makna Dibalik Tindakan Geng Motor

4.7.1. Makna Geng Motor Dimata Anggota Geng Motor

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap salah satu anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kusa) yang telah diwawancarai yaitu Robin Manalu mengatakan bahwa, Geng Motor itu adalah sebuah perkumpulan persahabatan yang identik dengan mencari kesenangan dan adu nyali di jalanan, tapi meski Geng Motor itu identik dengan kelompok sosial yang sering dicaap masyarakat sebagai kelompok yang negatif, anggota Geng Motor yang telah diwawancarai juga mengatakan bahwa, sesungguhnya Geng Motor itu tidaklah sekedar Geng Motor yang selalu identik dengan tindakan atau perilaku yang anarkis dan meresahkan masyarakat saja.

Menurut mereka Geng Motor itu akan melakukan tindakan yang menyimpang, mengganggu ketertiban masyarakat atau bahkan perilaku yang bersifat anarkis, yaitu ketika keadaan yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan anarkis (tergantung daripada keaadaan yang ada). Dalam bentuk kongrit salah satu anggota Geng Motor yang telah diwawancarai mengatakan bahwa mereka (Geng Motor) akan melakukan tindakan yang menyimpang atau bahkan anarkis dan meresahkan masyarakat, yaitu ketika suatu kelompok lain yang bertentengan dengan kelompok mereka dan melakukan suatu tindakan yang bersifat menentang kelompok mereka. Kita hal itu terjadi, maka susuatu yang bersifat pertengkaran antar Geng Motor juga bisa terjadi. Dalam kejadian yang seperti ini, maka anggota Geng Motor yang telah diawawancarai mengatkan bahwa mereka tidak akan peduli akan yang terjadi dengan lingkungan atau masyarakat, segala sesuatunya akan mereka korbankan untuk mendapatkan pengakuan yang terbaik, termasuk mengganggu ketertiban masyarakat setempat.

Salah satu anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kuasa) yang telah diwawancarai yaitu Robin Manalu mengatakan bahwa, bagi mereka Geng Motor itu bukanlah seburuk yang dinilai oleh masyarakat selama ini. Menurut Robin Manalu Geng Motor adalah perkumpulan para pelajar SMA, preman, mahasiswa dalam sebuah wadah kelompok yang dilandasi dengan tujuan yang sama yaitu mencari kesenangan dan teman. Robin Manalu mengatakan bahwa, dalam mencari yang namanya kesenangan inilah mereka (Geng Motor) sering sering sekali melakukan tindakan yang menyimpang dari nilai - nilai moral, mengganggu masyarakat. Salah satu contoh kegitan Anggota Geng Motor yang meresesahkan

masyarakat tersebut adalah konvoi di jalan umum, merampok (dalam bahasa orang itu sering disebut dengan memetik), kebut - kebutan dan berbagai perilaku lainnya yang sering sekali menggagu masyarakat. Untuk lebih lengkapanya berikut hasil wawancara peneliti dengan seorang anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kusa) yaitu Robin Manalu.

“...kami memang Geng Motor bang, bukan Club Motor, nama Geng Motor kami adalah KPK (Kami Punya Kuasa), tujuan kami masuk dan bergabung dengan Geng Motor itu bang cuma mencari yang namanya teman yang setia dan kesenangan aja...dan kalau ada yang mengatakan kami sering merampok itu memang betul, kami bahkan ga takut memukuli, menusuk yang menantang kami. Peralatan kami juga banyak, mulai dari samurai, linggis, rantai, gir motor, kalau balok udah gak jamannya lah bang. Terahir saya masuk Sel juga karena kedapatan memetik di daerah Pinang Baris Bang, ditambah lagi saya juga dituduh melakukan kekerasan karena mengancam pake samurai, sampai sekarang kawan saya masih ditahan di sel Tanjung Gusta, sedangkan saya kemarin cuma ditahan di Polsek Medan Baru selama 3 minggu dan setelah itu saya damai dengan korban saya. [ucap Robin Manalu yang merupakan salah satu anggota Geng Motor KPK (Kami Puaya Kuasa) saat saya melakukan wawancara di salah satu kost kawannya]...”

Hasil wawancara di Medan, 17 juni 2013

Dari hasil wawancara dengan Robin Manalu menunjukkan bahwa, dengan adanya pelebelan negatif yang diberikan masyarakat terhadap keberadaan Geng Motor yang sangat meresahkan masyarakat, ternyata tidak membuat anggota Geng Motor sirna, tetapi dengan pelebelan negatif yang diberikan oleh masyarakat terhadap anggota Geng Motor justru membuat anggota Geng Motor merasa berhasil, bangga karena terkenal dimasyarakat, dan kemungkinan akan cendrung mengulangi tindakan yang sama.

Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Henslin (2006 : 155 - 156) tentang teori lebeling yang mengatakan bahwa, dengan adanya lebel cendrung menjadi bagian dari konsep diri kita dan membantu kita kejalur yang mendorong ke penyimpangan ataupun mengalihkan kita darinya. Sebagian besar diantara kita melawan upaya pemberian lebel pada kita sebagai penyimpang, namun ada orang - orang yang menggemari suatu identitas menyimpang (merangkul penyimpangan).

Dari hasil wawancara diatas dan teori yang diungkapakan oleh Henslin (2006 : 155 - 156) maka peneliti berasumsi, bahwa seharusnya masyarakat itu tidak memberikan pelebelan negatif atau mencaap negatif, atau bahkan menjauhi anak - anak remaja yang terbilang nakal atau atau bahkan anarkis seperti halnya anggota Geng Motor yang kebanyakan anggotanya adalah anak remaja. Dalam hal ini seharusnya, mayarakat merangkul dan melakukan pembujukan, pembinaan terhadap anak - anak remaja yang berprilaku menyimpang, sehingga dengan demikian anak remaja pada ahirnya memiliki kesadaran sendiri bahwa tindakan yang dia lakukan adalah sesuatu yang tidak baik.

Dilain pihak, Ketua dari Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) yaitu Adrian mengatakan bahwa Geng Motor CKR itu bukanlah seperti yang dinilai oleh kebanyakan masyarakat sekarang ini. Adrian mengatakan bahwa, selama dia menjadi ketua dari Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) bahwasannya Geng Motornya tidak pernah melakukan tindakan kejahatan - kejatan seperti halnya kejahatan yang dilakukan oleh Geng Motor lainnya. Dia mengatakan bahwa Geng Motor itu hanyalah sebuah perkumpulan teman – teman yang memiliki

kendaraan bermotor, yang haus akan persahabatan sejati, kesengan, menghilangkan suntuk, dan berbagai kegiatan – kegiatan lainya seperti minum – minuman, konvoi bareng, yaitu dengan tujuan untuk menghilangkan kejenuhan. Namun meski begitu, Adrian mengatakan bahwa Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) tidak akan mengganggu atau membuat masalah dengan masyarakat sekitar jika masyarakat atau kelompok lain tidak mengganggu kegiatan mereka, sebaliknya jika ada yang mengganggu mereka, maka bukan tidak mungkin mereka akan melakukan serangan untuk membalas perilaku atau tindakan masyarakat atau seseorang yang mengganggu kegiatan mereka. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Ketua Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) yaitu Adrian.

“... Geng Motor kami ini bukanlah seperti Geng Motor yang ada di televisi – televisi itu bang...kalau Geng Motor yang sering diberitakan sekarang ini sering buat masalah, merampok sepeda motor orang, memperkosa anak orang atau berbagi kegiatan lainya yang diberitakan itu bang..kami bentuk Geng Motor CKR ini bang Cuma supaya nambah – nambah teman aja nya bang...gabung – gabung biar senang..kalau geng Motor Kelewang yang ada di Pekan Baru Itu bang ada separing – separang atau apa segala..kami ga ada bang..Cuma kalau mau masuk ya masuk aja..nambah teman..misalnya kalau yang lain kan masuk diperkosa..kalau kami ga ada seperti itu bang...Menurut kami Geng Motor ini ga anarkis bang,,Cuma itu tadi bang..kalau ada yang menantang atau mengganggu salah satu anggota kami yang mau – ga mau harus kami hajar jugalah bang...kami dsini juga Cuma gabung – gabung saja bang..kami ga pernah ganggu – ganggu orang duluan...makanya dulu kami buat namanya Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) bang...artinya itu bang cocok kam rasa itu gini bang...kalau kau ngerasa kami pantas jadi lawanmu ya kita mainkan juga bang...”

Dari hasil wawancara dengan Adrian membuktikan bahwa, makna Geng Motor bagi anggota Geng Motor tentang Geng Motor adalah sebuah kelompok persahabatan sepeda motor anak muda yang identik dengan mencari kesenangan, konvoi, minum – minuman, dan berbagai kegitan lainnya, yaitu dengan tujuan yang sama untuk menghilangkan suntuk atau mencari kesenangan. Namun, harus diketahui juga bahwa, dibalik tindakan mereka yang sering melakukan konvoi, minum – minuman, gabung – gabung pada tengah malam membuktikan bahwa tidak semua Geng Motor mengganggu ketertiban masyarakat atau membuat masyarakat resah, seperti merampok, memukuli pengguna jalan raya, dan berbagai tindakan Geng Motor yang dilakukan oleh kelompok sepeda motor seperti KPK (Kami Punya Kuasa). Dari hasil wawancara dengan Adrin menunjukkan bahwa Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) akan melakukan tindakan yang anarkis bila ada yang menantang, mengganggu salah satu anggotanya.

Melihat keadaan seperti itu, maka peneliti berasumsi bahwa seharusnya masyarakat ataupun kepolisian tidak secara keseluruhan memandang atau menilai bahwa Geng Motor adalah suatu kelompok yang sering melakukan tindakan anarkis. Tindakan – tindakan yang bersifat kekerasan sebelum adanya kepastian bahwa Geng Motor tertentu adalah Geng Motor yang sering meresahkan masyarakat dengan tindakan anarkisnya adalah salah satu upaya pengendalian yang tidak perlu dilakukan. Langkah yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat dan kepolisian yang sering sekali menuduh bahwa, semua kelompok Geng Motor adalah kelompok yang pantas dipukuli atau dikendalikan dengan tindakan –

tindakan kekerasan karena tindakan atau perilaku Geng Motor yang meresahkan masyarakat adalah dengan mengendalikannya dengan cara – cara yang lebih halus atau bersifat preventif, persuasif, seperti mengarahkan, menghimbau, membujuk agar tidak melakukan tindakan – tindakan yang tidak diinginkan. Berikut hasil wawancata peneliti dengan Satria yang merupakan anggota Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) tentang pandangan mereka terhadap kepolisian.

“saya pailing tidak suka sama polisi ini bang..kami Cuma konvoi – konvoi aja dijalanan...tapi polisi langsung nyebeng kami terus sengaja nengdang kereta kami bang...iya memang bang kami ga pakai helm..dan keluar tengah malam...tapi bukan begitu seharunya caranya dia bang..polisi itu udah lebih dari anrkisnya Geng Motor bang...kan bisanya dia berhentikan kami tanpa harus nendang langusng gitu bang...kan bisa dia berbicara baik - baik...kalau jatuh kawan kami kayak gitu gimana bang...apa ga mati juga kami pukuli itu polisi..”

Hasil wawancara dengan Satria anggota Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) pada tanggal14 Oktober 2013

Hasil wawancara dengan Satria yang merupakan anggota dari Geng Motor CKR diatas membuktikan bahwa, pengendalian yang dilakukan oleh kepolisian dalam mengatasi banyaknya Geng Motor dikalangan remaja adalah salah satu upaya yang salah. Walaupun memang ketika peneliti melakukan wawancara dengan 2 orang Kepolisian Sektor Percut Sei Tuan mengatakan bahwa tidak pernah melakukan tindakan kekerasan dalam mengendalikan banyaknya Geng Motor, namun dari hasil wawancara dengan salah satu anggota Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) menunjukkan bahwa kepolisian sering sekali melakukan tindakan kekerasan dalam dalam mengendalikan perilaku Geng Motor tanpa memastikan bahwa Geng Motor tersebut membuat suatu masalah yang mengganggu ketertiban masyarakat atau tidak.

4.7.2. Respon dari Anggota Geng Motor Terhadap Pelebelan Negatif yang