Setelah peneliti melakukan wawancara dengan salah satu anggota Geng Motor dari Geng Motor Kami Punya Kuasa (KPK) yaitu Robin Manalu, peneliti menemukan bahwa penyebab seorang remaja bergabung dengan Geng Motor dan ikut terlibat dalam melakukan tindakan yang menyimpang adalah karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Selain itu, informan yang telah wawancarai juga menyatakan bahwa, adanya permasalahan dalam keluarga yang berujung pada berkurangnya keharmonisan dalam sebuah keluarga menjadi penyebab seorang anak remaja melampiaskan perilakunya ke hal - hal yang menyimpang dan mengundang perhatian orang banyak, yang salah satu contohnya adalah perilaku Geng Motor. Untuk lebih jelasnya berikut hasil
wawacara peneliti dengan salah satu anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kuasa), yaitu Robin Manalu saat saya melakukan wawancara.
“...yang aku gak suka sama orang tua ku..ya aku kurang diperhatian lah bang...kalo uang mana pernah aku kurang bang, lebih malahan..dirumah mesin cuci dibeli, kereta dibeli, laptop dibeli, handphone semua dibeli kami satu-satu bang..pikiran orang tua pun gak ada peduli...dapat uang kirim udah..orang tua taunya uang aja..minta sama bos cewe dikirim..aku pengen orang tua ku itu makan malam sama, gereja sama..itu baru namnya keluarga...kebersamaan ya kan..orang tua aku juga jarang pulang bang..karna kan bos cowok aku pelaut bang, tiga bulan di laut pualangnya cuma tiga hari..itu pun udah keras kali itu..kalau bos cewe dirumah aja..pokoknya kami jarang ngumpul dirumahlah bang..kalo aku minta apa sama orang tua dikasih..semuanya dikasih..cuma mau gimana lagi aku benci kali sama mamak ku itu..gara” mamak ku itu kan kawin lagi..orang tua aku udah cerai bang..tapi mamak ku kawin lagi..jadi kan aku anaknya gak di perhatikan lagi, jadi gara - gara itu adalah sedikit rasa benci kan bang...yang membiayai aku ya orang tua ku yang cowok lah sekarang bang...pokoknya aku benci kali lah sama mamak ku itu bang...Bapak tiriku juga aku gak pernah jumpa bang...kalau jumpa habis lah dia bang...dulu aku SD nya di Banjarmasin bang, SMP aku di pindahkan ke Medan..aku tinggal sama ito ku bang..itu pun kena marah - marah terus..”
Hasil wawancara dengan Robin Manalu, pada tanggal 17 Juni 2013
Hasil wawancara Robin Manalu membuktikan bahwa, perhatian dan kasih sayang dari orangtua adalah sesuatu yang sangat penting dalam mengendalikan, mengawasi, dan membentuk karakter seorang anak remaja yang jauh dari perilaku yang tidak dinginkan atau perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma - norma sosial.
Hasil wawancara Robin Manalu sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Formm dan Schidler dalam Horton dan Hunt (1996 : 277) yang menyatakan bahwa salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan akan kasih sayang atau rasa dicintai. Kurangnya kasih sayang dari orangtua terhadap anaknya dan
juga kurangnya keharmonisan dalam sebuah keluarga dapat berakitbat pada gangguan emosional seorang anak, yang pada ahirnya akan mebawa seoarang anak tersebut terlibat dalam hal - hal yang menyimpang dan mengundang perhatian orang banyak. hasil wawancara Robin Manalu dan juga teori yang diungkapkan oleh oleh Formm dan Schidler dalam Horton dan Hunt (1996 : 277) tentang kebutuhan akan kasih sayang oleh remaja, maka peneliti berasumsi bahwa barangkali penyebab banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh anak - anak remaja di seluruh pelosok nusantara, seperti Geng Motor adalah salah satu akibat dari kurangnya kontrol orang tua yang berwujud kasih sayang, dan keharmonisan dalam sebuah keluraga.
Sejalan dengan pernyataan Robin Manalu, anggota Geng Motor CKR (cocok Kam Rasa) yaitu Satria Manurung, dimana sebagaian besar anggotanya dalah pelajar SMA (Sekolah Menengah Ahir) dan juga pelajar SMP (Sekolah Menengah Pertama) mengatakan bahwa awal yang membawa Satria Manurung sampai memutuskan untuk bergabung dengan Geng Motor adalah karena kurangnya perhatian dari orangtuanya. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan anggota Geng Motor CKR (Cocok Kam Rasa) yaitu Satria Manurung.
“...awal saya masuk geng motor itu mungkin karna suntuk ya bang..ga tau mungkin karena bos cowok saya sering marah marah sama saya atau gimana bang..cuma kalau dirumah itu saya ngerasa udah kayak neraka lah bang,,,ginilah rasanya kalau punya bapak tiri itu...saya terus disalahkan...padahala saya ga salah bang,,,daripada kayak gitu kan ujung- ujungnya kan saya nyari pelampiasan sekedar ngumpul-ngumpul gitu bang...ya lumayan lah kalau punya teman banyak saya bisa ga pulang kerumah...”
Dari hasil wawancara dengan Satria Manurung membuktikan bahwa, seorang anak remaja terlibat dalam hal - hal yang menyimpang atau tidak diinginkan seperti perilaku Geng Motor yang sangat meresahkan masyarakat ahir - ahir ini adalah karena latar belakang keluarga yang kurang harmonis, perhatin yang kurang pada anak - anaknya, dan berbagai permasalahan keluarga lainnya. 2. Pengaruh Lingkungan
Salah satu anggota Geng Motor KPK (Kami Punya Kuasa) yang telah diwawancai yaitu Robin Manalu mengatakan bahwa penyebab dirinya bergabung dengan kelompok sosial yang menyimpang, seperti Geng Motor adalah karena rendahnya kontrol batin, pengawasan orang tua, dan juga pengaruh dari teman - teman atau lingkungan sering terlibat dalam perilaku yang bersifat menyimpang atau bahkan anarkis. Untuk lebih jelasnya berikut pemaparan peneliti dengan Robin Manalu saat melakukan wawancara.
“...saya merokok aja sudah dari kelas enam SD bang, ya itu semua karena terpengaruh sama teman - teman..awalnya cuma coba - coba sedikit, terahir jadi kecanduan...sama kayak geng motor bang, aku juga masuk geng motor karna kawan - kawan lah bang, awalnya karna suntuk dirumah ga ada kawan bang, terus diajakin kawan - kawan gabung - gabung, terahir aku jadi anggota, sekarang gini lah tiap malam minggu kerjaan mabuk-mabukan, balap - balapan ntah kemana, sampai terahir aku masuk sel juga karna aku gabung dengan Geng Motor bang..ada penyesalan juga sekarang bang..”
Hasil wawancara dengan Robin Manalu, pada tanggal 17 Juni 2013
Dari hasil wawancara dengan Robin Manalu dapat dianalisis bahwa kontrol sosial masyarakat yang bertujauan untuk mengendalikan banyaknya perilaku menyimpang dikalangan masyarakat khususnya remaja, baik yang dilakukan secara preventif seperti membuat fasilitas kegitan - kegitan tertentu
untuk mengisi waktu luang remaja, agar tidak ikut bergabung dengan kelompok - kelompok sosial yang menyimpang seperti Geng Motor, belum sepenuhnya dijalankan oleh agen - agen kotrol sosial, seperti pemerintah setempat, keluarga, dan berbagai agen kontrol sosial lainnya. Kurangnya kontrol sosial yang dilakukan oleh pemerintah setempat yang berwujud dalam bentuk membuat kegiatan - kegitan tertentu seperti kegiatan olah raga, kegiatan - kegitan rohani yang juga secara tidak langsung dapat membentuk kontrol batin remaja, dan kegitan organisasi lainnya yang secara tidak langsung juga dapat mengurangi mendorong pertumbuhan kenakalan dikalangan remaja seperti Geng Motor, ahirnya menjadi bagian daripada pemicu seseorang untuk melampiaskan kekosangan waktunya ke hal - hal yang bersifat negatif atau menyimpang seperti perilaku Geng Motor. Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hirschi dalam Atmasasmita (1992) yang menyatakan bahwa keterlibatan seseorang terhadap aktifitas - aktifitas normatif konvensional dengan sendirinya akan mengurangi peluang seseorang untuk melakukan tindakan - tindakan yang melanggar hukum.
Disisi lain, dari hasil wawancara dengan Robin Manalu juga dapat diketahui bahwa penyebab seorang anak remaja sering melakukan perilaku yang tidak dinginkan, seperti; merokok, mabuk - mabukan atau bahkan tindakan anarkis seperti Geng Motor adalah karena kurangnya kasih sayang dan perhatian orangtua terhadap anak - anaknya, sehingga dengan perasaan kurangnya mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya ahirnya mendorong seseorang untuk mengambil tindakan bergabung dengan hal - hal atau tindakan tanpa melakukan penyelidikan (persepsi) atau tanpa memikirkan terlebih dahulu tentang tindakan
atau perilaku yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Mead dalam Ritzer dan Goodman (2008: 274 - 276) yang menyatakan bahwa ada empat basis dan tahap tindakan yang saling berhubungan, yaitu diantaranya adalah : implus (dorongan hati), persepsi (aktor menyelidiki rangsangan yang berhubungan dengan implus, manipulasi (mengambil tindakan bernama dengan objek yang dipahaminya, konsumasi (tahap pelaksanaan atau mengambil tindaka).
Sejalan dengan Robin Manalu, hal yang sama juga diungkapkan oleh seorang anggota Geng Motor CKR (cocok Kam Rasa) yaitu Satri Manurung mengatakan bahwa alasan yang membuat dia bergabung dengan Geng Motor adalah karena pengaruh teman – temannya. Untuk lebih jelasnya berikut hasil wawancara peneliti dengan Satri Manurung.
“ awalnya saya masuk geng motor ini cuma gabung – gabung aja sama teman bang, mungkin karena awalnya ada masalah keluarga.diamarah – marahin mamak atau bapak dirumah..terus kaburlah dari rumah ..suntuk dirumah..jadi gabung – gabung lah aku sama teman – teman bang.... intinya karena teman - teman juga bang,,,tapi selain itu karna kami merasa betah juga gabung – gabung bang..kalaupun misanya kami ga ada uang..teman – teman bisa bantu aku bang..terahir karena udah merasa kompak kan bang...kami bentuk lah Geng Motor kami,,ini bentar lagi kami mau buat bendera sama baju juga bang..”
Hasil wawancara pada tanggal 14 Oktober 2013
Hasil wawancara dengan Satria Manurung membuktikan bahwa, salah satu yang menjadi penyebab seorang anak remaja terlibat dalam hal – hal yang menyimpang seperti Geng Motor adalah karena pengaruh lingkungan pergaulannya (teman – temannya). Namun tidak bisa dipungkiri bahwa hasil wawancara diatas menunjukkan bahwa alasan anggota Geng Motor bergabung dengan Geng Motor adalah karena adanya masalah dalam keluarga.