• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO RISK MANAGEMENT

Dalam dokumen AR PTPN IX 2015 2 (Halaman 193-200)

Pada tahun 2015 kasus yang dihadapi Perusahaan

antara lain: In 2015, cases faced by Company include:

Pada tahun 2015, idak ada perkara perdata, pidana maupun perkara lain yang dihadapi oleh anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris PTPN IX. Hal ini menunjukkan ketaatan dan kepatuhan Direksi dan Dewan Komisaris terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

In 2015, no civil, criminal and other cases faced by members of the Board of Directors or the Board of Commissioners of PTPN IX. It shows obedience and submission of Directors and the Board of

Commissioners with the regulaions and legislaion in force.

Situasi lingkungan eksternal dan internal

perusahaan mengalami perkembangan pesat yang diikui dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha yang dijalani oleh Perusahaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-01/MBU/2011 yang menyatakan bahwa Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG. Hal tersebut mendorong PTPN IX untuk meningkatkan praktek GCG dan penerapan manajemen risiko yang memadai.

External and internal situaion of the company is experience rapid changes followed by increasingly complex risk business aciviies undertaken by Company. In accordance with the Regulaion of Minister of SOE No PER-01 / MBU / 2011, which states that the Board of Directors shall establish and implement a risk management program in an integrated corporaion which is part of the GCG program. It encourages PTPN IX to improve corporate governance pracices and the applicaion of adequate risk management.

Gugatan dari Law Office Hikmat Sugia & Partners Advocat and Solicitor atas Perkara Perdata No. : 34/Pdt.G/2015/PN.Pml sebagai Kuasa Hukum dari OO Abdul Wahab dkk. Yang mengklaim aset tanah PTPN IX Kebun Semugih seluas ± 672 Ha merupakan tanah warisan dimana PTPN IX menjadi Tergugat I.

Lawsuit from Law Office of Hikmat Sugia &

Partners Advocat and Solicitor on Civil Case No. : 34 / Pdt.G / 2015 / PN.Pml as Legal Counsel of OO Abdul Wahab et al. who claim land assets of PTPN IX that is Semugih Plantaion of ± 672 Ha is the estate where PTPN IX becomes Defendant I.

Penerapan Manajemen Risiko pada pelaksanaan bisnis organisasi adalah keharusan untuk mencapai tujuan PTPN IX.

Implementaion of Risk Management in the

implementaion of organizaion's business is imperaive to achieve the goal of PTPN IX.

Manajemen risiko diterapkan secara terintegrasi di seluruh organisasi dan idak diterapkan secara terkotak-kotak, untuk mendapatkan efek portofolio, sehingga akan menghasilkan efisiensi dan efekivitas biaya.

Integrated Risk Management is applied

throughout the organizaion and not applied fragmented, to get the effect of porfolio, which will produce the efficiency and cost effeciveness.

Manajemen risiko diterapkan secara sinergi dengan sistem manajemen lainnya sebagai system peringatan dini terhadap terjadinya kegagalan pencapaian tujuan perusahaan.

Risk management is implemented in synergy

with other management systems as an early warning system against the failure to achieve corporate goals.

Kebijakan Manajemen Risiko

1. 1. Risk Management Policy

Direksi PTPN IX telah menetapkan Kebijakan

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM

REPORT TO SHARE HOLDERS

PEMBAHASAN & ANALISIS MANAJEMEN

DISCUSSION & MANAGERIAL ANALYSIS TINJAUAN KINERJA KEUANGAN SUMMARY OF FINANCIAL RESULTS

PROFIL PERUSAHAAN

COMPANY PROFILE

Risiko merupakan perimbangan pening pada seiap perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dengan

memperimbangkan ingkat toleransi risiko sesuai risk appeite dari Pemegang Saham.

Risk is an important consideraion in any

planning and business decision-making by considering risk tolerance level appropriate risk appeite of shareholders.

Seluruh elemen organisasi harus memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap risiko dalam seiap akivitas bisnis yang dilaksanakan sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

All elements of the organizaion should have

an awareness and concern for the risk in any business aciviies conducted in accordance with the authority and responsibiliies of each.

Seluruh risiko yang mungkin imbul pada pelaksanaan bisnis, baik pada level korporat maupun level unit bisnis, harus diidenifikasi, diukur, direspon,

dikomunikasikan dan dimonitor secara berkesinambungan.

All the risks that may arise in the conduct of

business, both at the corporate and business unit level, should be idenified, measured, responded, communicated and monitored on an ongoing basis.

Untuk mencapai tujuan manajemen risiko, manajemen harus menyediakan dan mengalokasikan sumber daya yang cukup, termasuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dalam bidang manajemen risiko.

For the purpose of risk management,

management must provide and allocate sufficient resources, including improving the competence of human resources in the field of risk management.

Membentuk unit organisasi manajemen risiko terintegrasi

Establish an integrated risk management

organizaional unit

Dewan Komisaris

Board of Commissioners

Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam proses bisnis organisasi

Integrate risk management into organizaion's

business processes

Mengintegrasikan manajemen risiko ke dalam budaya dan nilai-nilai organisasi

Integrate risk management into the culture

and values of the organizaion

Mengintegrasikan strategi transfer risiko

Integrate risk transfer strategy

Strategi Pengelolaan Risiko

2. 2. Risk Management Strategy

Sistem Manajemen Risiko

3. 3. Risk Management System

Sesuai dengan Pedoman Umum Manajemen Risiko, PTPN IX telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung penerapan sistem manajemen risiko. Berdasarkan struktur organisasi berikut uraian mengenai

kewenangan dan tanggung jawab masing-masing organ yang terkait dalam pelaksanaan manajemen risiko di PTPN IX:

In accordance with the General Guidelines for Risk Management, PTPN IX has had adequate infrastructure to support the implementaion of risk management system. Based on the following descripion of the organizaional structure of the authority and responsibiliies of each organ involved in the implementaion of risk management at PTPN IX:

Mengevaluasi pertanggungjawaban dan memberikan saran perbaikan

manajemen Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko.

a. Evaluate the accountability and suggest

ways to improve the management of Board of Directors on the implementaion of risk management policies.

a.

Melakukan kegiatan pengawasan terhadap penerapan kebijakan manajemen risiko berdasarkan hasil evaluasi oleh Bagian SPI.

b. Conducing oversight of the

implementaion of risk management policies based on the evaluaion by SPI. b.

Mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan

c. Evaluate and decide on the requests of

Directors relaing to transacions that require approval of the Board of c.

Direktur Utama

President Director

Menetapkan kebijakan, pedoman, prosedur, instruksi kerja serta formulir yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen risiko secara komprehensif.

a. Establish policies, guidelines, procedures,

work instrucions and forms relaing to the implementaion of comprehensive risk management.

a.

Komite Eksekuif Manajemen Risiko

Risk Management Execuive Commitee

Merumuskan kebijakan, pedoman, prosedur, instruksi kerja serta formulir manajemen risiko secara tertulis, sistemais dan terstruktur yang akan diusulkan kepada Direktur Utama untuk disahkan.

a. Formulate policies, guidelines, procedures,

work instrucions and forms of risk management in wriing, systemaic and structured to be proposed to the President Director for approval. a.

Mengusulkan risk appeite dan risk tolerance level corporate.

b. Propose corporate risk appeite and risk

tolerance level. b.

Melakukan penjabaran risk appeite dan risk tolerance ke level Unit Kerja Pengambil Risiko sebagai acuan bagi pemilik risiko dalam memutuskan tentang seberapa besar risiko yang dapat diambil.

c. Doing risk appeite and risk tolerance

translaion to Risk Takers Work Unit level as a reference for risk owners in deciding on how much risk you can take.

c.

Menyampaikan laporan

pertanggungjawaban pelaksanaan manajemen risiko kepada Direktur Utama.

d. Submit accountability reports of risk

management to President Director. d.

Mengintegrasikan semua upaya pengelolaan risiko di seluruh organisasi sebagai bentuk penerapan prinsip dan tujuan manajemen risiko perusahaan.

e. Integraing all risk management efforts

throughout the organizaion as a form of implementaion of the principles and objecives of the company's risk management.

e.

Mengevaluasi akifitas atau transaksi usaha yang memerlukan persetujuan Direksi sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang berlaku.

f. Evaluaing aciviies or business

transacions that require the approval of the Board of Directors in accordance with the applicable policies and procedures. f.

Mengevaluasi efekivitas penerapan manajemen risiko perusahaan secara berkala berdasarkan Laporan Hasil Review Manajemen antara lain berupa metodologi pengukuran risiko, implementasi system informasi manajemen, ketepatan kebijakan, prosedur dan penetapan batasan (limit) risiko, kaji ulang secara berkala yang dimaksudkan untuk menganisipasi adanya perubahan situasi, kondisi, perkembangan eksternal dan internal Perusahaan.

g. Evaluaing the effeciveness of the

implementaion of enterprise risk management on a regular basis based on Management Review reports which include methodologies for measuring risk, implementaion of management informaion system, the accuracy of the policies, procedures and determinaion of risk limit, regular basis review that are intended to anicipate any change in circumstances, condiions , external and internal development of the Company. g.

Menetapkan risk appeite dan risk tolerance level korporat dalam bentuk pernyataan umum mengenai seberapa besar organisasi hendak mengambil risiko dan seberapa besar ingkat varian yang dapat ditoleransi dari sasaran yang ditetapkan.

b. Establish risk appeite and risk tolerance

corporate level in the form of general statements about how much the organizaion would like to take risks and how big the variance that can be tolerated from the target set.

b.

Melakukan perubahan terhadap isi kebijakan, pedoman, prosedur, instruksi kerja serta formulir manajemen risiko setelah mendapat usulan dari Komite Eksekuif Manajemen Risiko.

c. Make changes to content of policies,

guidelines, procedures, work instrucions and forms of risk management ater receiving a proposal from the Execuive Commitee of Risk Management. c.

Menetapkan hal-hal yang terkait dengan keputusan bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.

h. Establish maters related to business

decisions that deviate from normal procedures.

h. Memantau independensi operasi Unit

Kerja Manajemen Risiko.

i. Monitor the operaing independence of

Risk Management Unit. i.

Mengembangkan budaya sadar risiko pada seluruh jenjang organisasi antara lain melipui komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang peningnya pengendalian internal yang efekif.

j. Developing a culture of risk awareness at

all levels of the organizaion, among others, include communicaion adequate to all levels of the organizaion about the importance of effecive internal control. j.

Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia yang terkait dengan manajemen risiko.

k. Developing competence of human

resources related to risk management. k.

Unit Manajemen Risiko

Risk Management Unit

Menyusun dan mengusulkan drat kebijakan manajemen risiko kepada Komite Eksekuif Manajemen Risiko untuk mendapatkan persetujuan dari Direktur.

a. Develop and propose risk management

policies drat to the Risk Management Execuive Commitee for Director approval.

a.

Melaksanakan kegiatan sosialiasi kebijakan manajemen risiko kepada seluruh pegawai perusahaan.

b. Conducing socializaion of risk

management policies to all employees of the company.

b. Berindak sebagai fasilitator dalam

kegiatan risk self-assessment baik di ingkat korporat maupun di ingkat unit kerja pengambil risiko.

c Acing as a facilitator in risk

self-assessment both at the corporate and at unit level.

c.

Mengkompilasi hasil risk assessment dari seluruh Unit Kerja Pengambil Risiko untuk diikhisarkan dan diklasifikasikan sesuai pedoman klasifikasi risiko dan kemudian dilaporkan kepada Komite Manajemen Risiko.

d. Compile the results of risk assessment of

enire Risk Takers Work Unit for summarized and classified according to risk classificaion guidelines and then reported to Risk Management Commitee. d.

Memberikan masukan kepada Komite Eksekuif Manajemen Risiko tentang besaran toleran risiko untuk

dimasukkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan.

e. Provide input to Risk Management

Execuive Commitee about the

magnitude of risk tolerance to be included in the Company budget plan.

e.

Melakukan analisis risiko investasi terhadap usulan akifitas/transaksi usaha yang memerlukan persetujuan Direktur Utama, Komisaris dan/atau Pemegang Saham.

f. Conduct analysis of investment risks of

the proposed aciviies / business transacions that require the President Director, Commissioner and / or shareholders approval.

f.

Melakukan dokumentasi yang memadai untuk keperluan pengendalian internal.

g. Doing adequate documentaion for

internal control purposes. g.

Mengkaji secara berkala kecukupan dan kelayakan dari kebijakan, pedoman dan penerapan manajemen risiko serta menyampaikan rekomendasi perubahan kepada Komite Eksekuif Manajemen Risiko.

h. Periodically review the adequacy and

appropriateness of policies, guidelines and implementaion of risk management and submit recommendaions ofchanges to Risk Management Execuive Commitee. h.

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM

REPORT TO SHARE HOLDERS

PEMBAHASAN & ANALISIS MANAJEMEN

DISCUSSION & MANAGERIAL ANALYSIS TINJAUAN KINERJA KEUANGAN SUMMARY OF FINANCIAL RESULTS

PROFIL PERUSAHAAN

COMPANY PROFILE

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX • 2015 ANNUAL REPORT

194

Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Internal Audit Unit (IAU)

Menggunakan profil risiko organisasi dan hasil risk assessment semua unit kerja pengambil risiko sebagai input dalam penyusunan rencana akivitas audit berbasis risiko (risk-based audit planning), rencana jangka panjang audit dan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT).

a. Using organizaion's risk profile and the

results of risk assessment of all risk takers work units as input in the preparaion of a risk-based audit plan acivity (risk-based audit planning), long-term plan audit and Annual Supervision Work Program (PKPT). a.

Unit Kerja Pengambil Risiko

Work Unit Risk Takers

Melaksanakan kegiatan risk assessment secara mandiri atas risiko level proses dan pengendalian yang ada di unit kerja masing-masing, dan diupload pada Sisim Aplikasi Manajemen Risiko (SIMAKO).

a. Conducing independent risk assessment

on risk level of processes and controls that exist in each working unit, and uploaded on Risk Management Applicaion System (SIMAKO).

a.

Melaporkan perisiwa risiko yang terjadi dalam pelaksanaan bisnis normal baik yang telah teridenifikasi sebelumnya pada saat risk self-assesment maupun yang belum teridenifikasi kepada Unit Manajemen Risiko dan diupload pada Sisim Aplikasi Manajemen Risiko (SIMAKO).

b. Reporing risk events that occur in both

normal business operaions that have been previously idenified during the risk self-assessment as well as unidenified to Risk Management Unit and uploaded on Risk Management Applicaion System (SIMAKO).

b.

Memelihara catatan historis atas ingkat capaian kinerja dan perisiwa risiko yang terjadi di masa lalu dalam unit kerja masing-masing, sebagai indicator peringatan dini dan sebagai data base untuk memprediksi keterjadian risiko di masa yang akan datang.

c. Maintaining the historical record on

performance achievement level and risk events that occurred in the past in each working unit, as an early warning indicator and a data base to predict the occurrence of risk in the future. c.

Menyusun rencana kegiatan evaluasi manajemen risiko sebagai bagian dari rencana kerja audit tahunan.

b. Develop risk management evaluaion

aciviies plans as part of the annual audit work plan.

b. Melakukan kegiatan evaluasi

manajemen risiko berdasarkan standar profesi audit internal untuk memberikan pendapat mengenai ingkat kecukupan rancangan dan efekivitas penerapan kebijakan kebijakan manajemen risiko.

c. Evaluaion of risk management aciviies

based on professional standards for internal audit opinions regarding the adequacy of the design and effeciveness of policy implementaion of risk

management policies. c.

Melakukan audit internal berbasis risiko (risk based audit) sesuai rencana kerja audit tahunan untuk akivitas audit ruin dan audit khusus berdasarkan instruksi Direktur Utama dan/atau kondisi spesifik yang ditemukan dari hasil evaluasi manajemen risiko.

d. Conduct risk-based internal audit

according to the annual audit work plan for audit acivity rouine and special audits based President Director instrucion and / or specific condiion found from risk management evaluaion. d.

Melaporkan hasil kegiatan evaluasi manajemen risiko kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan Komisaris (Komite Audit)

e. Report the results of risk management

evaluaion to President Director with a copy to the Board of Commissioners (Audit Commitee)

e.

Melakukan klarifikasi dengan Unit Kerja Pengambil Risiko dalam hal SPI

berpendapat bahwa manajemen unit kerja telah mengambil risiko melebihi risk tolerance yang ditetapkan Direktur Utama.

f. Clarify with Risk Taker Work Unit, in this

case SPI believes that management units have taken the risk of exceeding risk tolerance set by Director.

LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM

REPORT TO SHARE HOLDERS

PEMBAHASAN & ANALISIS MANAJEMEN

DISCUSSION & MANAGERIAL ANALYSIS TINJAUAN KINERJA KEUANGAN SUMMARY OF FINANCIAL RESULTS

PROFIL PERUSAHAAN

COMPANY PROFILE

Profil Risiko Perusahaan dan Miigasinya Tahun 2016

4. Corporate Risk Profile and Related Miigaion Year

2016 4.

Nama Risiko

Risk Name

No. MiigaionMiigasi

Risiko Okupasi / gangguan

lahan

1. Melanjutkan kerjasama dengan aparat keamanan Brimob, koordinasi antar bagian terkait kandir, melaksanakan program CSR dan akan melakukan penanaman pohon kayu-kayuan.

Occupaional risk / land

disturbance Coninue to cooperate with the security forces Brimob, coordinaion between the relevant secions in Head Office, implemening CSR programs and will undertake tree planing.

Risiko Harga Jual karet turun

2. Melakukan monitoring harga jual komoditas, koordinasi dengan PT KPBN, selekif

dalam pemilihan pembeli, penjualan LTC.

Selling Price Risk of Rubber

Prices Down Commodity price monitoring, coordinaion with PT KPBN, selecive in choice of buyer, the sale of LTC.

Risiko Lowong Sadap

3. Mencari penyadap dan menambah penyadap borong, melakukan sadap borong dan Recovery, menambah jumlah penyadap dari luar daerah, dan Tapping School.

Vacant Tapper Risk Looking for tapper and add contract tapper, perform contract tapping and Recovery, increasing the number of tappers from outside the area, and Tapping School.

Risiko Keidaksesuaian

kapasitas pabrik lump

4. Menekan produksi lump, mengopimalkan pemeliharaan dan peralatan pabrik BrCr.

Mismatch Cpacity Risk of

Lump Factory Pressing lump producion, opimize maintenance and BRCR plant equipment.

Risiko kerusakan mesin BrCr

7. Melakukan pengganian rol mangel sebanyak 3 buah

BRCR Engine Damage Risk Replace 3 units of mangel roller

Risiko kekeringan tanaman kopi

8. Membuat embung untuk penyiraman sebanyak 2 unit, manajemen pelindung, mulching.

Coffee Plant Drought Risk Make 2 units reservoir for watering, patron management, mulching.

Risiko kekurangan /

kelebihan karyawan

9. Melakukan monitoring data base karyawan secara ruin dan penyusunan standart

formasi karyawan yang akurat.

Risk of Shortage / Excess

Employees Monitor employee data base regularly and accurate standard formaions of employees.

Risiko produksi sadap baku

idak tercapai

10. Melakukan sadap baku dengan sisim borong, melanjutkan pelaksanaan sadap minggu

4 kali dan tap recovery

Risk of raw tapping

producion is not reached Doing raw tapping with contract system, coninue the implementaion tapping 4 imes a week and tap recovery

Risiko produksi kopi idak

tercapai

11. Melakukan monitoring keberhasilan pembungaan, pembuatan embung, melakukan

penanaman kayu pada areal TM kopi dengan populasi 200 ph/ha sekaligus

difungsikan sebagai pelindung.

Risk of coffee producion is

not reached Monitore the success of flowering, manufacture of reservoirs, imber planing on producive coffee areas with a populaion of 200 ph / ha once funcioned as a protector.

Risiko penyakit daun

12. Melakukan Dusing/penyemprotan dengan Belerang dan Dithane.

Leaf disease risk Doing sulfur and Dithane dusing / spraying.

Risiko kerusakan bangunan perusahaan

13. Melakukan pemeliharaan/perbaikan secara ruin dan menggani atap sortasi BrCr dengan galvalum dengan 32 x 13 m, melakukan Rehab gudang pupuk induk blimbing, serta melakukan renovasi rumah asap.

Risk of Company building

damage erform maintenance / repair and replace BRCR soring roofs on a regular basis with 32 X 13 m galvalum, Rehab Blimbing main ferilizer warehouse, as well as doing smokehouse renovaions.

Risiko volume penjualan

RSS I idak tercapai

5. Melakukan koordinasi antar bagian/unit kerja terkait dan membuat data informasi stok barang sesuai realisasi barang yang ada di gudang.

RSS I Sales Volume Not

Reached Risk Coordinaion among parts / work units and makes inventory data informaion in accordance realizaion of the goods in the warehouse.

Risiko pertumbuhan tanaman karet terhambat

6. Menginstruksikan pemupukan ekstra, memperbaiki sisim saluran air dan surjan,

memberikan pupuk kandang ekstra , pacul growal dan pengolahan tanah

Rubber Plant Growth Stunted Risk

Instructs extra ferilizer, improving water systems and surjan, giving extra manure, growal hoes and illage

PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX • 2015 ANNUAL REPORT

196

Nama Risiko

Risk Name

No. MiigaionMiigasi

Risiko cacat giling sheet

16. Melakukan pengganian roll mangel sheeter, pengganian sekat almunium pada bak

Dalam dokumen AR PTPN IX 2015 2 (Halaman 193-200)