Pemegang Saham yang Terhormat,
Pertumbuhan ekonomi global yang lebih rendah dibanding tahun 2014 memberikan dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian domesik. Pada tahun ini pemulihan negara-negara yang advanced economies cenderung terbatas, sementara pertumbuhan ekonomi negara-negara emerging markets yang merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi global cenderung
melambat. Salah satu motor ekonomi dunia yaitu Tiongkok terus menunjukkan perlambatan ekonomi. Masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global tersebut mendorong berlanjutnya
penurunan harga komoditas. Situasi global yang kurang kondusif ini berimbas negaif pada kinerja ekonomi domesik yang tercermin pada kontraksi ekspor. Dengan perekonomian yang masih banyak mengandalkan komoditas Sumber Daya Alam, penurunan harga komoditas memicu penurunan penjualan dan kegiatan ekonomi domesik secara keseluruhan. Risiko perekonomian yang sempat mengemuka adalah risiko nilai tukar. Perlambatan ekonomi dan pelemahan nilai tukar telah
mendorong munculnya risiko korporasi berupa penurunan kinerja keuangan korporasi yang pada gilirannya mendorong penurunan investasi. Penurunan kinerja korporasi juga berdampak pada kemampuan korporasi dalam membayar hutang.
Dear Honorable Shareholders,
Global economic growth that lower than in 2014 provides less favorable impact for domesic economy. This year, recovery of advanced economies countries tend to be limited, while the economic growth in emerging markets which are the main source of global economic growth tends to slow down. One of the motors of world economy, that is China, coninues to show economic slowdown. The weak global economic growth has prompted a coninued decline in commodity prices. This unfavorable global situaion is negaive impact on domesic economic performance, reflected in export contracion. Economy, which sill rely on natural resources commodiies, the decline in commodity prices, triggered a decline in sales and overall domesic economic acivity. Economic risks that could arise is the exchange rate risk. Economic slowdown and exchange rate depreciaion has encouraged the emergence of corporate risks in the form of a decrease in corporate financial performance, which led to a decrease in investment. The decline in corporate performance also have an impact on the corporaion's ability to pay debts.
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX • 2015 ANNUAL REPORT
XX
PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX • 2015 ANNUAL REPORT
40
Kondisi ini berdampak juga pada kinerjaoperasional PT Perkebunan Nusantara IX pada tahun 2015 kurang menggembirakan dengan membukukan rugi operasional Rp 115,13 M namun membukukan laba komprehensif sebesar Rp 1.302,52 M akibat adanya revaluasi aset dengan kenaikan signifikan pada nilai aset tanah. Capaian ini lebih rendah dari RKAP tahun 2015 yang menganggarkan laba sebesar Rp 5,17 M. Tingkat Kesehatan Perusahaan dalam kategori Kurang Sehat (BBB) dengan nilai sebesar 56,94 lebih rendah dari RKAPnya Sehat (A) dengan target nilai 76,25.
These condiions impact also on the operaional performance of PT Perkebunan Nusantara IX on 2015, that is less encouraging with an operaing loss of Rp 115.13 M but posted comprehensive profit of Rp 1302.52 M due to the revaluaion of assets with significant increases in the value of land assets. This achievement is lower than RKAP 2015 which budgeted profit of Rp 5.17 M. Soundness of the company in the category of Less Healthy (BBB) with a value of 56.94 that is lower than RKAP that targets Healthy (A) with a target value of 76.25.
Pada tahun 2015 ini, dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang idak menentu Direksi berusaha mencari alternaif pelampung baru yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah. Aset utama perusahaan berupa lahan HGU yang cukup luas diopimalkan selain untuk penanaman komoditas utama yaitu karet, teh, kopi dan kayu juga dilakukan penanaman horikultura. Tanaman horikultura yang diusahakan antara lain kentang seluas 25 ha, kubis dan wortel di kebun Kaligua, jeruk keprok dengan bermacam-macam varietas seluas 10,25 ha di kebun Semugih dan Kebun Jollong, sereh wangi di kebun Krumput dan Ngobo, serta tanaman pisang Cavendish dan kirana di Kebun Warnasari, Sukamangli dan Siluwok. Beberapa komoditas sudah menghasilkan di tahun 2015 dan cukup memberikan nilai tambah dan diharapkan selanjutnya akan memberikan hasil yang melimpah bagi PTPN IX.
In 2015, to face uncertain global economic condiions, Directors sought alternaives, which is expected to provide benefit. The main assets of the company in the form of HGU which wide enough and can be opimized for primary commodiies such as rubber, tea, coffee and imber and also
horicultural crops. Horicultural crops include potatoes covering to 25 Ha, cabbage and carrots in the Kaligua plantaion, tangerines with an
assortment of varieies in Semugih and Jolong plantaion that covering to 10.25 Ha, lemongrass in Krumput and Ngobo plantaion, as well as the Cavendish and Kirana banana in Warnasari, Sukamangli, and Siluwok plantaion. Some commodiies have produced in 2015, provide enough addiional value, and hopefully will provide abundance producion for PTPN IX.
Di tahun ini banyak perisiwa pening yang dihadapi oleh perusahaan antara lain adalah terpilihnya pengurus Serikat Pekerja PTPN IX melalui Mubes FSPBUN IX DTT PTPN IX. Diharapkan pengurus baru akan menjadi mitra strategis Direksi yang dapat mendorong
produkivitas anggotanya selaku karyawan PTPN IX. Perisiwa paling pening yang terjadi adalah perganian Direksi baru yaitu Direktur Utama dan Direktur Keuangan, semula Direktur Utama Bapak Adi Prasongko dan Direktur Keuangan Bapak Natsir Tarigan diganikan oleh Bapak Wisnu Budi Prasodjo dan Bapak Herry Triyatno masing-masing selaku Direktur Utama dan Direktur Keuangan berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara III Nomor
SK-201/MBU/10/2015 dan Nomor KPJAK/Hold/SKPTS/R/16/2016 tanggal 22 Oktober 2015 tentang Pemberhenian dan Pengangkatan Anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara IX. Perubahan ini tentunya diharapkan dapat membawa PTPN IX ke arah yang lebih baik di tahun-tahun berikutnya.
This year, many important events faced by the company include the elecion of the board of PTPN IX Labor Unions via FSPBUN IX DTT PTPN IX congress. It is expected the new board will be strategic partners who can boost producivity of Directors members as employees of PTPN IX. The most important event that occurs is the turn of new Board of President Director and Director of Finance, formerly President Director Mr. Adi Prasongko and Director of Finance Mr. Natsir Tarin was replaced by Mr. Wisnu Budi Prasodjo and Mr. Herry Triyatno each as President Director and Director of Finance by SOE Minister and President Director of the Company (Persero) PT Perkebunan Nusantara III Decree No. SK-201 / MBU / 10/2015 and Number KPJAK / Hold / SKPTS / R / 16/2016 dated October 22, 2015 on the Dismissal and
Appointment of Members of the Board of Directors of PT Perkebunan Nusantara IX. These changes certainly expected to bring PTPN IX towards beter in the following years.
LAPORAN KEPADA PEMEGANG SAHAM REPORT TO SHARE HOLDERS
PEMBAHASAN & ANALISIS MANAJEMEN
DISCUSSION & MANAGERIAL ANALYSIS TINJAUAN KINERJA KEUANGAN SUMMARY OF FINANCIAL RESULTS PROFIL PERUSAHAAN COMPANY PROFILE
Tahun 2015 ini PTPN IX banyak melakukan kegiatan CSR yang bertujuan meningkatkan kontribusi perusahaan terhadap pengembangan masyarakat sekitar perkebunan. Bersamaan dengan Acara BUMN Hadir Untuk Negeri dalam rangka Peringatan HUT RI ke 70 tahun, PTPN IX
berparisipasi dengan menyerahkan truk tangki air bersih kapasitas 8.000 liter untuk membantu masyarakat yang mengalami kekeringan di Jawa Tengah dan menyumbangkan empat mesin pemerah susu untuk peternak sapi Boyolali. Selain itu PTPN IX juga mengikui semua rangkaian acara BUMN Hadir Untuk Negeri bersama-sama dengan seluruh BUMN yang ada di Jawa Tengah dan DIY.
In 2015, PTPN IX conducted many CSR aciviies aimed at improving the company's contribuion to the development of communiies around the plantaions. Along with SOE Event Present to the Country in order to Indonesia’s 70th Independence Anniversary in commemoraion, PTPN IX
paricipate by submiing a water tank capacity of 8000 liters to help people who suffer from drought in Central Java and contributed four milking machine for Boyolali catle ranchers. In addiion, PTPN IX also follow all SOE Present To Country Events together with all SOEs in Central Java and Yogyakarta.
Tahun 2015 PTPN IX membukukan rugi setelah pajak sebesar Rp 115,13 milyar, sedang sebelum pajak Rp 112,74 milyar terinci Tanaman Semusim rugi Rp 197,49 milyar dari RKAP rugi Rp 28,94 milyar dan Tanaman Tahunan laba Rp 84,75 milyar dari RKAP laba Rp 35,84 milyar. Realisasi produksi karet hanya mencapai 98,09%, teh mencapai 65,41%, kopi mencapai 53,14%, SHS milik PG 63,22% dan tetes 107,63% dari RKAP. Pabrik Gula yang dimiliki PTPN IX pada umumnya sudah tua, perawatan yang dilakukan hanya sebatas mempertahankan agar pabrik bisa beroperasi karena terbatasnya dana. Namun Kondisi likuiditas tahun ini cukup baik karena adanya kucuran dana PMN sebesar Rp 1 triliun serta adanya gani rugi lahan akibat terkena proyek jalan tol, double track kereta api dan pembangunan waduk Gondang Karanganyar sebesar kurang lebih Rp 201 milyar dimana Current Raio dapat mencapai 96,88%.
In 2015, PTPN IX posted a loss ater tax of Rp 115.13 billion, while before tax amounted to Rp 112.74 billion with details Seasonal Crops loss amounted to Rp 197.49 billion from Rp 28.94 billion loss of RKAP and Perennial Crops profit amounted to Rp 84.75 billion from RKAP profit of Rp 35.84 billion. Realizaion of rubber producion only reached 98.09%, tea 65.41%, coffee 53.14%, SHS belongs to sugar factory 63.22%, and molasses 107.63% of RKAP. Sugar Factory owned by PTPN IX in general is old, the treatment that implemented merely maintain the plant could be in operaion due to limited funds. But this year's liquidity is good enough because of PMN funds that amounted to Rp 1 trillion as well as the resituion of land affected by the project due to toll roads, double track railway and Gondang Karanganyar dam construcion in the amount of roughly $ 201 billion, which current raio could reach 96,88%.
Penilaian ingkat kesehatan perusahaan dihitung berdasarkan SK Menteri BUMN–KEP
100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 mencapai nilai 56,94 dengan kategori ingkat kesehatan KURANG SEHAT (BBB), menurun dibandingkan pencapaian tahun 2014 dengan nilai 51,26 dengan kategori ingkat kesehatan KURANG SEHAT (BBB).
Raing of the company are calculated based on the Minister of SOEs Decree KEP-100 / MBU / 2002 dated June 4, 2002 which reached a value of 56.94 by category soundness LESS HEALTHY (BBB), decreased compared to the achievement in 2014 with a value of 51.26 by category soundness LESS HEALTHY (BBB).