• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memperkirakan Kebutuhan Pembiayaan PAUD HI Menggunakan Metode Normatif

Pengelolaan dan Pelaksanaan PAUD di Indonesia saat ini

Tema 5: Pertumbuhan Kesadaran Masyarakat akan Manfaat PAUD HI

3.6 Memperkirakan Kebutuhan Pembiayaan PAUD HI Menggunakan Metode Normatif

Metodologi biaya normatif bisa diterapkan untuk mengatasi beberapa keterbatasan dari penggunaan pengeluaran saat ini sebagai ukuran dari “biaya” PAUD HI. Metode-metode normatif secara eksplisit memasukkan semua biaya (termasuk biaya tersembunyi dan subsidi). Metode normatif dimulai dengan deskripsi lengkap dari suatu layanan atau kegiatan dan termasuk biaya untuk semua elemen yang diperlukan dari aktivitas tanpa melihat sumber mereka - bahkan jika kegiatan yang dilaksanakan, yang tidak dibiayai dari sumber manapun.

Misalnya, Posyandu adalah layanan yang banyak tersedia saat ini menyediakan dukungan untuk wanita hamil dan anak-anak. Sementara ada keterangan dukungan yang akan diberikan melalui Posyandu serta peraturan menteri dalam negeri yang mengamanatkan pemberian layanan sosial terpadu melalui

Posyandu38 hubungan antara permintaan dan sumber daya keuangan yang tersedia untuk dapat

dieksekusi sudah sangat jelas.

Karakteristik lain dari metode normatif adalah bahwa metode tersebut memperkirakan biaya penyediaan pelayanan tertentu atau melakukan aktivitas yang diberikan secara terus-menerus. Sebagai contoh, strategi pengembangan PAUD saat ini dari anggaran pemerintah cenderung memberikan hibah once-off untuk item modal besar dan kecil dan bahkan untuk dukungan operasional. Walaupun strategi ini mengasumsikan bahwa sumber-sumber lain akan memberikan biaya penggantian bagi barang yang kritis seperti mainan, material, bahkan perbaikan dan penggantian fasilitas sebagai biaya yang berkelanjutan. Pengeluaran tersebut harus juga disertakan atau estimasi hanya berdasarkan biaya gedung, material, pelatihan hanya terjadi sekali.

Akhirnya, aspek yang paling penting dan berguna dari metode normatif adalah bahwa mereka secara langsung mengaitkan kebijakan/strategi pilihan dan kebutuhan sumber daya. Dalam beberapa kasus perkiraan normatif dapat dibandingkan dengan pengeluaran saat ini untuk menguraikan perkiraan kasar dari trobosan antara kebutuhan pelayanan dan sumber daya yang tersedia. Perkiraan normatif juga dapat digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan pembiayaan atas dasar asumsi dan skenario.

36 Menggunakan Tenaga Kerja Indonesia Survei Angkatan (Sakernas) yang memperkirakan pendapatan bulanan rata-rata untuk wanita antara 20 dan 40 tahun dengan SMA/Klengkap dan tinggal di daerah pedesaan adalah sekitar 29.000 rupiah per hari atau sekitar 580.000 rupiah per bulan.

37 Ensor et al: Penganggaran berdasarkan kebutuhan: sebuah model untuk menentukan alokasi sumber daya daerah untuk pelayanan kesehatan di Indonesia. Biaya Efektivitas dan Sumber Daya Alokasi 2010: 10:11

54 Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan

Bab 3 Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan PAUD di Indonesia Saat Ini

Menggunakan normatif biaya metodologi Ensor et al telah memperkirakan biaya Standar Pelayanan Minimal untuk Sektor Kesehatan (SPM). Termasuk dalam estimasi ini komponen pelayanan untuk:

Kesehatan Ibu: Pelayanan Antenatal Dasar, Aborsi, pendarahan antepartum, PET Hipertensi, Anemia parah, kelahiran prematur, janin abnormal, bersalin berkepanjangan, operasi caesar, Pecahnya Kandungan & Histerektomi, intrapartum & infeksi post partum, pendarahan post partum, Melahirkan Normal, Pos Perawatan Rutin Partum

Kesehatan Anak: Komplikasi setelah melahirkan, Kesehatan Bayi Rutin, Kesehatan Anak Rutin, Imunisasi Anak, Gizi untuk rakyat miskin, Kekurangan Gizi parah, Kesehatan Sekolah.

Perkiraan ini diuraikan menggunakan informasi yang dikumpulkan di 5 kabupaten mengenai implementasi klinis terbaik di Indonesia, biaya langsung dan biaya untuk SPM masing-masing. Perkiraan juga menggabungkan perkiraan epidemiologi untuk persyaratan layanan39 berdasarkan pada analisis Riskesdas dan data IDHS. Hasilnya disajikan sebagai perkiraan biaya per kapita untuk setiap SPM. Perkiraan per kapita ini telah dikonversi menjadi perkiraan per kelahiran anak sampai 6 tahun sehingga dapat memberikan perbandingan dengan perkiraan sebelumnya dan untuk memfasilitasi proyeksi atas dasar strategi PAUD HI

Perkiraan normatif ini menunjukkan sumber daya apa yang akan diperlukan jika - mengingat tingkat penggunaan yang diharapkan untuk penduduk di Indonesia - setiap anak dan wanita hamil diberikan perawatan yang memenuhi SPM untuk setiap kebutuhan kesehatan kesehatan ibu atau anak (lihat daftar standar di atas). Biaya untuk memenuhi standar minimum pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah hampir Rp 550 ribu per anak usia 0 sampai 6 tahun per tahun.

Tabel 18. Estimasi Biaya untuk Memenuhi Standar Pelayanan Minimum Kesehatan Ibu dan Anak Rupiah per anak

Kesehatan Ibu 192.000

Kesehatan Anak 357.600

Total 549.600

Metode yang sama dapat diterapkan pada komponen PAUD dari PAUD HI. Hal ini sangat relevan karena partisipasi dalam PAUD untuk anak-anak usia 2 sampai 6 tahun usia memiliki cakupan yang relatif rendah dan perlu tumbuh dalam rangka untuk memenuhi visi sistem yang komprehensif PAUD HI.

Sebuah “bahan metode”40 yang digunakan untuk memperkirakan biaya tahunan ber-ulang tahunan per anak untuk PAUD. Didasarkan pada program berbasis sentra untuk anak-anak 2 sampai 6 tahun. Deskripsi program yang di atasnya perkiraan biaya didasarkan elemen menjangkau biaya yang mungkin akan menjadi penting di sejumlah jenis program (Pos PAUD, KB, TK, dll.). Adalah penting untuk menekankan bahwa perkiraan ini merupakan biaya tahunan ber-ulang per anak dalam jangka menengah daripada biaya program tertentu pada tahun tertentu. Mengalikan biaya tahunan ini diperkirakan dengan jumlah anak yang akan dilayani maka didapatkan patokan sumber daya tahunan

Tabel 19. Estimasi Satuan Biaya PAUD Jangka Menengah Bulanan Estimasi satuan biaya program PAUD di pusat PAUD

(untuk 50 anak)

Fasilitas Rupiah Rupiah per anak

Nilai (biaya penggantian) 70.000.000

Biaya tahunan yang ekuivalen (3%, 18 tahun) 5.089.609 101.792

39 Sebagai contoh - mengingat struktur penduduk Indonesia apa kemungkinan bahwa seorang wanita dari usia tertentu akan membutuhkan dukungan antenatal.

55 Studi Strategi Pengembangan Anak Usia Dini

Bab 3 Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan PAUD di Indonesia Saat Ini

Estimasi satuan biaya program PAUD di pusat PAUD (untuk 50 anak)

Layanan (listrik, air dan kebersihan)

Total tahunan sebesar Rp 525.00 per bulan 6.300.000 126.000

Material dan peralatan (untuk 50 anak)

Nilai peralatan 3.500.000

Nilai tahunan peralatan 689.561

Habis pakai (Rp 15.000 per anak per bulan) 7.500.000

Total tahunan untuk peralatan dan material 8.189.561 163.791

Pengasuh

Total tahunan (3 pengasuh Rp 500.000 per bulan) 18.000.000 360.000

Peningkatan kapasitas pengasuh

Biaya pelatihan per hari 475.000

Total tahunan (5 hari setiap 3 tahun per pengasuh) 2.375.000 47.500

Mobilisasi masyarakat

Total tahunan (biaya pertemuan dan transportasi per tahun) 1.000.000 20.000

Satuan Biaya Tahunan 819.083

Sebagai persyaratan untuk menyediakan pelayanan ini. Peringatan terakhir, bahwa kebutuhan sumber daya tahunan ini harus dianggap sebagai apa yang diperlukan untuk dibelanjakan secara rata-rata dalam periode waktu tertentu - misalnya 8 sampai 10 tahun. Jika prioritas kebijakan adalah untuk memperluas akses lebih cepat, menghabiskan pengeluaran tahun-tahun awal akan lebih tinggi dari patokan kebutuhan tahunan. yang mendekati patokan sebagai pengeluaran tahunan rata-rata yang dibutuhkan.

Perhitungan biaya satuan jangka menengah tahunan untuk PAUD disajikan pada Tabel 19. Fasilitas diasumsikan dinilai menggunakan biaya dari Rp 70 juta. Nilai ini dikonversi ke setara tahunan menggunakan asumsi jangka hidup fungsional dari 18 tahun dan tingkat diskon sosial 3%. Sekali lagi, perhatikan bahwa konversi ini ekuivalen tahunan untuk fasilitas bukanlah biaya bangunan tertentu. Setara tahunan digunakan untuk menentukan apa pengeluaran tahunan akan diperlukan untuk memastikan bahwa jumlah fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi permintaan penduduk anak-anak 0 sampai 6 yang tersedia. Dalam kasus ini perkiraan menunjukkan bahwa memiliki fasilitas yang memadai (seperti yang dijelaskan) secara berkelanjutan akan membutuhkan menghabiskan sekitar Rp 100.000 per tahun per anak usia 2 sampai 6 tahun.

Barang-barang yang dikonsumsi dalam satu tahun hanya dijumlahkan dan dibagi dengan 50 anak-anak dan barang-barang seperti fasilitas yang memiliki rentang hidup lebih lama dari satu tahun seperti peralatan-yang pertama dikonversi ke setara tahunan dan kemudian dibagi dengan 50 anak. Penting untuk dicatat bahwa model layanan PAUD yang digunakan untuk memperkirakan biaya satuan ini mencakup sumberdaya untuk mobilisasi masyarakat rutin berkelanjutan dan PAUD serta biaya pelatihan berkelanjutan bagi perawat. Menggunakan deskripsi layanan PAUD generik total biaya per anak adalah sekitar Rp 819.000 per tahun.

Tabel 20 menyajikan perbandingan estimasi pengeluaran saat ini per anak untuk pengiriman HI ECD di tingkat masyarakat dan perkiraan normatif dari sumberdaya yang diperlukan untuk pengiriman HI ECD di tingkat masyarakat.

Tabel 20. Pengeluaran Program PAUD HI per Anak (per Tahun) PAUD (2 - 6 tahun)

Pengeluaran saat ini Rupiah

Per anak 2 - 6 tahun 78.000

Per anak dengan sumbangan pribadi sebanyak 50% 156.000

56 Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan

Bab 3 Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan PAUD di Indonesia Saat Ini

PAUD (2 - 6 tahun) Estimasi normatif

Per anak 2 - 6 tahun 819.000

Per anak dengan sumbangan pribadi sebanyak 50% 410.000

Per anak tanpa biaya pelatihan dan mobilisasi 752.000

Per anak dengan pengasuh yang tidak digaji 459.000

Kesehatan Ibu dan Anak (0 - 6 tahun)

Pengeluaran saat ini untuk kelahiran sampai usia 6 tahun 416.000 Estimasi per anak untuk memenuhi SPM Kesehatan Ibu dan Anak 550.000

• Dengan menggunakan model untuk memperkirakan biaya yang berkelanjutan dari ketentuan PAUD cukup sederhana, biaya tahunan diperkirakan - Rp 819.000 - hampir 10 kali estimasi pengeluaran saat ini per anak berdasarkan DEKON dan pengeluaran tingkat sentra pada pelaksanaan langsung pada tahun 2011.

• Rp 819.000 adalah estimasi total biaya pelaksanaan PAUD per anak.di tingkat masyarakat. Jika asumsinya adalah bahwa rumah tangga bisa - atau harus berkontribusi 50% dari biaya PAUD, maka kebutuhan sumber daya pemerintah akan dipotong setengah menjadi Rp 410.000 per anak per tahun - namun tetap lebih dari 5 kali estimasi perbelanjaan per anak saat ini.

• Jika kita menggabungkan asumsi bahwa pengeluaran PAUD saat ini efektif berorientasi terhadap anak-anak 3 sampai 6 tahun daripada 2 sampai 6 tahun usia dan termasuk asumsi bahwa pengeluaran pribadi adalah sama dengan estimasi belanja pemerintah. Pengeluaran saat ini meningkat menjadi sekitar Rp200, 000 Rp per anak, sekitar satu setengah kebutuhan yang diperkirakan sebelumnya Rp 410, 000.

• Walaupun hasil harus diartikan dengan hati-hati kesenjangan antara sebuah estimasi dari

pengeluaran saat ini untuk PAUD HI dari sektor kesehatan dan estimasi kebutuhan pengeluaran berbasis Standar Pelayanan Minimum lebih kecil daripada untuk PAUD.

Pengeluaran per anak di PAUD (lihat tabel 17) didasarkan pada Dekon dan sentra belanja kementerian untuk 2011. Pengeluaran ini adalah untuk kegiatan yang terkait dengan pengiriman PAUD di tingkat masyarakat - di berbagai jenis (TK, Pos PAUD, TPA, dll.). Salah satu item anggaran terbesar dalam anggaran kegiatan untuk tahun 2011 adalah dukungan untuk inisiasi ulang sentra-sentra PAUD yang sebelumnya dimulai melalui Inpres (Instruksi Presiden). Kebutuhan untuk meninjau kembali dan merevitalisasi sentra-sentrasentra yang prioritas pemerintah pusat menunjukkan sekali tantangan untuk memperluas ini komponen HI PAUD. Jelas bahwa “Inpres” seperti solusi tidak mungkin atau diinginkan dalam konteks saat ini di Indonesia. PAUD di kabupaten sedang didukung oleh orang-orang yang berpengetahuan dan berdedikasi baik dalam dan keluar dari pemerintah, namun tidak ada kerangka untuk bergerak maju. Situasi pengasuh menggambarkan tantangan ini. Sebuah elemen kunci dalam setiap perluasan layanan atau meningkatkan kualitas layanan ini tentunya tergantung pada dukungan - baik materi dan teknis - diberikan kepada pengasuh. Memiliki kontinuitas pengasuh yang terus membangun keterampilan mereka jelas penting untuk pengiriman PAUD HI. Namun, dukungan kepada pengasuh yang adhoc, once-off dan sporadis. Salah satu kendala adalah keprihatinan yang dipahami staff pemerintah tidak melanggar norma-norma keuangan pemerintah dan juga tidak menciptakan harapan untuk bahan dan dukungan keuangan yang mungkin tidak berkelanjutan. Walaupun dengan inovasi dalam Peraturan Menteri No. 58, kerangka peraturan yang diterapkan masih fokus pada standar dan prosedur yang lebih tepat untuk sistem yang dijalankan oleh negara secara formal. HI PAUD akan memerlukan penetapan kerangka yang memfasilitasi penyediaan dukungan keuangan publik dengan cara yang tepat dan berkelanjutan bagi PAUD HI yang dipimpin oleh masyarakat .

Situasi untuk komponen kesehatan ibu dan anak PAUD HI berbeda jauh dari PAUD. Sebagai suatu sistem formal yang telah dibangun jaringan yang luas penyedia layanan, tantangan untuk mencapai lebih banyak anak lebih dari sebuah tantangan administratif dan kolaborasi dari kurangnya sumber daya. Sekali lagi, tumpang tindih masalah keuangan dan tata kelola cukup besar ketika mempertimbangkan

57 Studi Strategi Pengembangan Anak Usia Dini

Bab 3 Perencanaan, Pengelolaan dan Pelaksanaan PAUD di Indonesia Saat Ini

penyediaan komponen kesehatan PAUD HI di tingkat lokal. Tantangannya adalah untuk memiliki kerangka kerja yang meresmikan dan fi nansial dan material mendukung proses yang memfasilitasi kolaborasi sehingga sumber daya kesehatan saat ini dapat dimaksimalkan sehubungan dengan memenuhi kebutuhan anak-anak 0 sampai 6 tahun.

58 Kemitraan untuk Pengembangan Kapasitas dan Analisis Pendidikan

59 Studi Strategi Pengembangan Anak Usia Dini

Bab 4

Studi Model Pengembangan PAUD HI;

Garis besar

Dokumen terkait