• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pada area lantai yang cukup, fasilitator tiga area berbeda yang dibatasi dengan 3 garis pemisah. Masing-masing area diberi keterangan “tidak pernah”, “kadang”, “sering”.;

2. Fasilitator meminta peserta berkumpul di satu tempat.

15 Menit

Bagian B

Berbagi Pengalaman

1. Fasilitator membacakan pertanyaan :

a. Seberapa sering Anda terlibat dalam penyelidikan anak yang berhadapan dengan hukum?

b. Seberapa sering Anda terlibat dalam penyidikan anak yang berhadapan dengan hukum?

c. Seberapa sering Anda terlibat dalam pemeriksaan anak yang berhadapan dengan hukum?

2. Peserta berkumpul pada area yang ditentukan sesuai dengan jawaban masing-

masing.;

3. Pada tiap pertanyaan fasilitator meminta menggali lebih dalam pengalaman salah

Prinsip-Prinsip Perlindugan Anak dalam Konvensi Hak-Hak Anak

Nondiskriminasi Pasal 2

1. Negara-negara Pihak harus menghormati dan menjamin hak-hak yang ditetapkan dalam Konvensi ini

bagi setiap anak yang berada di dalam wilayah hukum mereka tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun, tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, pendapat politik atau pendapat lainnya, kewarganegaraan, asal usul kebangsaan atau sosial, kekayaan, kecacatan, kelahiran atau status lain.

2. Negara-negara Pihak harus mengambil langkah-langkah yang layak untuk memastikan bahwa anak

dilindungi dari segala bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada status, kegiatan, pendapat yang disampaikan, atau kepercayaan orang tua anak, walinya yang sah, atau anggota keluarganya.

Kepentingan Terbaik bagi Anak Pasal 3

1. Dalam semua tindakan yang menyangkut anak, baik yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta, lembaga pengadilan, lembaga pemerintah atau badan legislatif, kepentingan

terbaik bagi anak harus djadikan pertimbangan utama.

2. Negara-negara Pihak berupaya untuk menjamin adanya perlindungan dan pemeliharaan sedemikian rupa

yang diperlukan untuk kesejahteraan anak, dengan memperhatikan hak dan kewajiban orang tua anak, walinya yang sah, atau orang lain yang secara hukum bertanggungjawab atas anak yang bersangkutan, dan untuk tujuan ini harus mengambil semua tindakan legislatif dan administratif yang diperlukan.

3. Negara-negara Pihak harus memastikan bahwa lembaga-lembaga, instansi-instansi dan fasilitas-fasilitas

yang bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perlindungan anak menyesuaikan diri dengan standar- standar yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, terutama dalam bidang keselamatan, kesehatan, dalam jumlah maupun kesesuaian petugas, dan pula dalam adanya pengawasan yang baik.

Hak untuk Hidup, Kelangsungan Hidup, dan Perkembangan Pasal 6

1. Negara-negara Pihak mengakui bahwa semua anak mempunyai hak untuk hidup.

2. Negara-negara Pihak harus menjamin semaksimal mungkin kelangsungan dan perkembangan anak.

Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak Pasal 12

1. Negara-negara Pihak harus menjamin bahwa anak-anak yang mampu membentuk pandangannya sendiri,

mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya secara bebas dalam semua hal yang mempengaruhi anak-anak tersebut, dan pendapat anak-anak dipertimbangkan sesuai dengan usia dan kematangan mereka.

2. Untuk tujuan ini anak tersebut secara khusus diberi kesempatan untuk didengar dalam setiap proses peradilan dan administratif yang mempengaruhi dirinya, baik secara langsung maupun melalui suatu perwakilan atau badan yang tepat, dengan cara yang sesuai dengan hukum acara nasional.

Penjelasan Ringkas

Perlindungan Hak-hak Anak

Perlindungan hak-hak anak terjamin dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak. Undang-Undang ini lahir 12 tahun setelah Indonesia mengesahkan Konvensi Hak-Hak Anak54.Undang-Undang tentang Perlindungan Anak adalah salah satu upaya pemerintah memenuhi kewajiban negara dalam perlindungan anak. Undang-undang perlindungan anak adalah bentuk komitmen negara dalam perlindungan anak.

A. Batasan Usia Anak

UU Perlindungan Anak mengatur ketentuan siapa yang disebut sebagai anak. Terdapat perbedaan batasan usia anak. UU Perlindungan Anak mengatakan anak adalah seseorang

yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. Batasan 18 tahun sama dengan rumusan Konvensi Hak Anak55. Perbedaannya, UU Perlindungan Anak mengakui anak yang masih dalam kandungan56, sama dengan pengakuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata57.

Usia 18 (delapan belas) tahun juga dipakai sebagai batasan dalam Undang-Undang Nomor

3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak dengan tambahan klausul “belum pernah kawin”. Pasal 1 UU No 3/1997 tentang Pengadilan Anak menyebutkan anak adalah orang yang

dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umum 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin.

Batasan dengan usia lebih tua pernah dipakai oleh UU 4/1997 tentang Kesejahteraan Anak.

Pasal 1 menyebutkan anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh

satu) tahun dan belum pernah kawin.

UU Perlindungan tidak mencantumkan syarat belum pernah kawin. UU ini ingin lebih melindungi anak apapun statusnya, baik sudah kawin atau belum kawin. Perkawinan

hanya status legal semata. Meski sudah kawin, bila dia belum berusia 18 tahun tetap disebut anak.

UUPA bertujuan agar anak-anak terpenuhi hak-haknya sehingga dapat hidup, tumbuh,

berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

54 Pemerintah Mengesahkan Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990.

55 Untuk tujuan Konvensi ini, seorang anak berarti setiap manusia di bawah usia 18 tahun, kecuali apabila menurut hukum yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal (Pasal 1 Konvensi Hak-Hak Anak).

56 Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1 UU 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak).

57 Anak yang masih dalam kandungan dianggap telah lahir apabila kepentingan anak memerlukan untuk itu, sebaliknya dianggap tidak pernah ada apabila meninggal pada waktu dilahirkan (Pasal 2 Kitab UU Hukum Perdata)

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia, dan sejahtera.

B. Prinsip-Prinsip Perlindungan Hak Anak

Prinsip-prinsip perlindungan anak menurut Konvensi Hak-Hak Anak adalah i)

nondiskriminasi; ii) kepentingan terbaik bagi anak; iii) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; iv) penghargaan terhadap pendapat anak.58

Prinsip nondiskriminasi berarti bahwa perlindungan anak dilakukan tanpa membedakan latar belakang anak berdasarkan asal-usul, suku, ras, agama, dan latar belakang sosial ekonomi.

Prinsip kepentingan terbaik bagi anak artinya bahwa setiap tindakan yang melibatkan dan diperuntukkan untuk anak yang dilakukan oleh pemangku kewajiban harus mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak.

Prinsip hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan berarti bahwa prinsip ini adalah hak dasar. Hak hidup adalah hak yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan

apapun. Pencabutan atas hak hidup berarti pencabutan atas hak-hak yang lain. Tanpa hak

hidup tidak dapat menikmati hak-hak lainnya.

Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak artinya bahwa penghormatan terhadap pendapat dari anak utamanya dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan- keputusan yang mempengaruhi diri anak. Anak juga memiliki hak menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatutan.

58 Pasal 2; Pasal 3 (1), (2), (3); Pasal 6 (1), (2); Pasal 12 (1), (2) Konvensi Hak-Hak Anak. Lihat pula UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 2.

Kegiatan 3 : Kuis “ABH” dan “Pengadilan Anak dalam Hukum Nasional”

Tujuan

1. Peserta memahami prinsip-prinsip perlindungan anak dan isu-isu anak yang

berhadapan dengan hukum;

2. Peserta memahami peradilan anak di dalam hukum nasional dan permasalahannya.

Waktu

90 menit

Deskripsi

10 Menit

Bagian A

Pengantar Fasilitator

1. Fasilitator membagi peserta ke dalam tiga kelompok;

2. Bila perlu, fasilitator menyiapkan hadiah bagi kelompok yang paling cepat menyelesaian kuis.

35 Menit Bagian B

Presentasi Kelompok

1. Fasilitator memberikan tiga buah amplop yang berisi ringkasan pengertian prinsip- prinsip anak yang berhadapan dengan hukum yaitu :

a. Prinsip-prinsip Perlindungan

b. Hak-hak Anak Diversi c. Restorative Justice.

2. Fasilitator memberikan instruksi kepada masing-masing peserta untuk mengurutkan kata-kata yang berserak sehingga terbentuk satu pengertian utuh.;

3. Masing-masing kelompok membacakan hasil pekerjaannya.;

4. Kepada masing-masing kelompok peserta mengajukan pertanyaan apakah Anda setuju dengan isi materi.