• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARAN BAHASA INGGRIS POKOK BAHASAN PERCAKAPAN TEKS DESKRIPTIF

Andi Irawan

Program Studi Teknologi Pembelajaran Pascasarjana Universitas Negeri Malang E-mail: andi.yawa.tep.um@gmail.com

ABSTRAK

Keberadaan media video pembelajaran sangat tidak diasingkan lagi di dalam kelas. Dengan video siswa dapat mengingat pesan dengan cepat. Video pembelajaran dapat memutar kembali video tersebut sesuai kebutuhan. Pembelajaran dengan media video menumbuhkan minat serta memotivasi siswa untuk selalu memperhatikan pelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang dilaksanakan di SMP Negeri 25 Malang kelas VIII Mata Pelajaran bahasa Inggris. Pada materi percakapan teks deskriptif kurang mendapat perhatian dari siswa. Maka dari itu diperlukan media pembelajaran berbasis visualisasi yaitu video pembelajaran, di mana pembelajaran ini dapat memberikan stimulus siswa. Berkaitan dengan itu, diperlukan pengembangan video pembelajaran yang dapat mempermudah siswa memahami pokok bahasan percakapan teks deskriptif di SMP Negeri 25 Malang.

Tujuan dari pengembangan yaitu untuk menghasilkan suatu produk video pembelajaran yang valid sebagai sumber belajar yang efektif dalam mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII pokok bahasan percakapan teks deskriptif. Penelitian ini menggunakan model pengembangan Sadiman, langkah-langkah pengembangan ini yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan tujuan, perumusan butir-butir materi, perumusan alat pengukur keberhasilan, penulisan naskah media, mengadakan tes/uji coba, revisi, dan produksi. Hasil menunjukan bahwa video pembelajaran ini dinyatakan layak dan efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran. Video pembelajaran ini dinyatakan efektif

Kata Kunci: Pengembangan, Video Pembelajaran, Mata Pelajaran Bahasa Inggris

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti (Sadiman, 2010:2). Dalam hal ini, proses belajar akan terjadi terus menerus selama diri masih hidup. Maka dari itu proses belajar terjadi berkat seseorang memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Seiring dengan perkembangan zaman yang makin canggih. Manusia saat ini banyak dituntut untuk selalu ikut serta dalam perjalanan waktu yang semakin mutakhir. Dalam dunia pendidikan, pembelajaran harus sudah mengadopsi kerangka keilmuan modern dalam rangka mengejar kesetaraan dengan manusia di belahan dunia lainnya. Guru yang biasanya dianggap sebagai satu-satunya sumber pengetahuan sudah seharusnya dirubah yaitu dengan banyak menggunakan berbagai sumber dan media yang dapat menambah pengetahuan siswa.

61

Berdasarkan observasi dan wawancara awal, ditarik kesimpulan dalam, materi percakapan teks deskriptif kurang mendapat perhatian dari siswa. Oleh karena itu, perlu melakukan pengembangan media pembelajaran untuk mampu mengatasi masalah pemanfaatan media pembelajaran di sekolah. Dalam proses pembelajaran sudah terbiasa menggunakan media pembelajaran seperti media audio, dan media presentasi yang dibuat sendiri oleh guru untuk membantu dalam menjelaskan materi pelajaran. Sekolah telah didukung oleh fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang baik khususnya komputer. Di setiap kelas terdapat sebuah unit LCD dan laptop. Guru dan siswa sudah terbiasa menggunakan fasilitas tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka mencoba mengembangkan media visualisasi yang dirancang menjadi media video pembelajaran. Media video pembelajaran diharapkan membantu guru dalam menyampaikan pemahaman tentang materi percakapan teks deskriptif. Media video pembelajaran ini sebagai stimulus siswa dalam kaitannya pembelajaran di kelas.

METODE

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini diadaptasi dari model pengembangan video pembelajaran menurut Sadiman (2010). Langkah- langkah ditunjukan dalam bentuk flowchart oleh Sadiman (2010:101), maka akan diperoleh model pengembangan sebagai berikut:

Gambar Model Pengembangan Flowchart oleh Sadiman

Video pembelajaran divalidasikan pada ahli media dan ahli materi sebelum diuji cobakan pada subyek penelitian. Subyek peneltian dalam pengembangan video pembelajaran adalah siswa kelas VIII SMPN 25 Malang yang berjumlah 30

62

siswa. Video pembelajaran divalidasikan pada ahli media untuk melihat kevalidan video pembelajaran jika digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan pada ahli materi, untuk melihat kevalidan materi yang terdapat pada video pembelajaran. Desain uji coba yang digunakan yaitu uji perseorangan berjumlah 2 siswa, uji coba kelompok kecil berjumlah 6 siswa, uji coba kelompok besar berjumlah 22 siswa.

Penelitian pengembangan ini menggunakan beberapa instrumen untuk mengumpulkan data, antara lain: observasi, wawancara, angket, tes dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini, data yang perlu dianalisis adalah data kuantitatif yang merupakan skor dari angket dan tes hasil belajar.

Analisis Data Angket

Rumus perhitungan data angket (ahli media, ahli materi dan siswa) (Arikunto, 2010):

Rumus untuk mengolah data per item:

Keterangan:

P = Persentase 100 = Konstanta

= Jawaban responden dalam satu item = Jumlah nilai ideal dalam satu item Rumus untuk mengolah data secara keseluruhan item:

Keterangan :

P = Prosentase

∑X = Jumlah keseluruhan jawaban responden dalam seluruh item

∑Xi = Jumlah keseluruhan nilai ideal dalam satu item 100 = Konstanta

Interpretasi Data

Setelah didapat hasil dari data dikelola dengan menggunakan rumus diatas maka hasil tersebut dicocokkan dengan kriteria tingkat kevalidan sebagai berikut :

63

Nilai Hasil belajar = 100

Tabel Adaptasi Kriteria Kevalidan (Arikunto, 2010)

Kategori Persentase Keterangan Skor

A B C D 76 - 100 51 - 75 26 - 50 0 - 25 Valid Cukup Valid Kurang Valid Tidak Valid 4 3 2 1 Keterangan tabel kriteria :

a. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria A (76 - 100) maka media tersebut termasuk kualifikasi valid

b. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria B (51 - 75) maka media tersebut termasuk kualifikasi cukup valid

c. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria C (26 - 50) maka media tersebut termasuk kualifikasi kurang valid dan multimedia pembelajaran harus direvisi besar.

d. Apabila hasil analisis memperoleh kriteria D (< 25) maka media tersebut termasuk kualifikasi tidak valid dan harus diganti.

Analisis Hasil Belajar Siswa

Pengolahan data tes ini dilakukan dengan cara menghitung hasil belajar sesudah menggunakan video pembelajaran ini. Semua uji coba dilakukan dengan siswa yang sedang menempuh pembelajaran bahasa Inggris pokok bahasan percakapan teks deskriptif.

Cara menghitung tes hasil belajar siswa dengan membandingkannya dengan acuan standar ketuntasan minimal dalam pembelajaran percakapan teks deskriptif.

Adapun cara pengolahan datanya dengan menentukan standar ketuntasan minimal, yaitu > 75 (di peroleh dari standar ketuntasan minimal pembelajaran bahasa Inggris materi pokok percakapan teks deskriptif.

Pengolahan datanya sebagai berikut (Arikunto, 2001:236):

Presentase Keberhasilan Hasil Belajar

64

Pengembangan video pembelajaran pembelajaran bahasa Inggris Materi pokok percakapan teks deskriptif ini dikatakan efektif apabila persentase jumlah siswa di kelas yang memenuhi standar ketuntasan minimal lebih dari 75%. Interpretasi Data Hasil Belajar

Pembelajaran menggunakan video pembelajaran dikatakan berhasil jika skor tes hasil belajar yang diperoleh siswa melebihi standar ketuntasan minimal. standar ketuntasan minimal dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah lebih dari 75. Maka video pembelajaran ini sudah dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Inggris.

Tabel Kriteria Tingkat Keberhasilan Tes Hasil Belajar (Adaptasi Arikunto, 1998,246) Kategori Rentangan Persentase Kualifikasi A 80,01 – 100 Efektif B 60,01 – 80 Cukup Efektif C 40,01 – 60 Kurang Efektif D < 40 Tidak Efektif

Menurut Arikunto (2010) data tes hasil belajar dari jumlah siswa yang memenuhi standar ketuntasan minimal harus lebih dari 80,01% agar video pembelajaran bisa digunakan untuk guru maupun untuk siswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data uji coba ahli media diperoleh dari satu orang yaitu dosen Jurusan Teknologi Pendidikan. Data uji coba ahli materi diperoleh dari satu orang yaitu guru mata pelajaran bahasa Inggris kelas VIII di SMPN 25 Malang. Data uji coba audiens (siswa) terdiri dari hasil uji coba perseorangan, hasil uji coba kelompok kecil, dan hasil uji coba lapangan serta tes hasil belajar.

Analisis dan intepretasi data validasi meliputi: ahli media, ahli materi, dan data uji coba audiens (siswa) yang meliputi: uji coba perseorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan serta tes hasil belajar.

Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada tiga responden, yakni 1 orang ahli media dan 1 orang ahli materi serta pada uji coba perorangan sebanyak 2 orang, uji coba kelompok kecil sebanyak 6 orang dan uji coba lapangan sebanyak 22 orang, maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut :

65 Tabel Data Validasi

No Responden Rata-Rata Kriteria

1 Ahli Media 95 % Valid

2 Ahli Materi 97,5 % Valid

3 Perseorangan 86,25 % Valid

4 Kelompok Kecil 87,9 % Valid

5 Lapangan 85,86 % Valid

Berdasarkan data di atas, dari hasil validasi ahli media yang memperoleh persentase rata-rata 95 %, validasi ahli media yang memperoleh persentase rata- rata 97,5 % , hasil uji coba perorangan yang memperoleh persentase rata-rata 86,25 %, hasil uji coba kelompok kecil yang memperoleh persentase rata-rata 87,9 %, dan hasil uji coba lapangan yang memperoleh persentase rata-rata 85,86 % , maka dapat diinterpretasikan bahwa video pembelajaran ini termasuk dalam kriteria valid atau layak digunakan dalam proses pembelajaran di kelas.

Setelah dilakukan validasi, kemudian dilanjutkan dengan tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat kelayakan atau keefektifan penggunaan video pembelajaran, video pembelajaran ini dinyatakan efektif. Hal ini terbukti dari hasil pengolahan nilai hasil belajar bahwa hampir seluruh audiens (siswa) dapat memenuhi standar ketuntasan minimal (>75), dari hasil belajar tersebut menunjukan sejumlah 30 siswa atau 93,34% dapat memenuhi standar ketuntasan minimal (>75), dan hanya 1 siswa atau 6,67% yang belum memenuhi standar ketuntasan minimal.

Revisi Produk

Revisi produk pengembangan merupakan kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data baik dari ahli media, ahli materi dan audiens tentang produk yang divalidasikan sebagai dasar dalam perevisian. Untuk lebih menyempurnakan dan menambah keefektifan dan penggunaan media video pembelajaran ini perlu adanya revisi agar lebih baik.

66

1. Revisi Ahli Media

Berdasarkan hasil angket dan tanggapan dari ahli media, maka pada produk video pembelajaran pengembangan ini dilakukan revisi pada bagian berikut :

a. Pada video akan ditambahkan tentang ilustrasi berupa gambar untuk memperjelas bagian-bagian penting.

b. Pengoptimalan suara pada video secara keseluruhan. 2. Revisi Ahli Materi

Berdasarkan hasil angket dan tanggapan dari ahli materi, maka pada produk multimedia pengembangan ini dilakukan revisi pada bagian berikut :

a. Suara video telah diedit dan diperjelas.

b. Video telah ditambahkan gambar / ilustrasi tempat wisata (beach). 3. Revisi Audiens

Berdasarkan hasil angket dan tanggapan dari uji coba perseorangan, uji coba kelompok kecil, uji coba lapangan, maka pada produk video pembelajaran pengembangan ini dilakukan revisi pada bagian kualitas suara pada video yang kurang baik

Hasil Produk

Produk video pembelajaran yang dihasilkan dikemas dalam bentuk DVD dan buku petunjuk pemanfaatan, dalam DVD berisi materi percakapan teks deskriptif mata pelajaran bahasa Inggris untuk kelas VIII sekolah menengah pertama, dalam DVD pembelajaran ini diberisi tiga sub pokok bahasan yaitu deskripsi tempat, benda dan orang. Buku petunjuk pemanfaatan berisi tujuan pembelajaran, petunjuk penggunaan video pembelajaran, prosedur pemanfaatan , dan evaluasi. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pada hasil pengembangan video pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Inggris pokok bahasan percakapan teks deskriptif, dapat disimpulkan bahwa video pembelajaran ini valid dan efektif untuk digunakan dalam pembelajaran.

Agar mengembangkan produk yang dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran, maka ada beberapa saran yang terkait dengan video pembelajaran , bagi Guru mata pelajaran, video pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu guru dalam proses belajar

67

mengajar serta dapat digunakan sebagai pembelajaran di kelas. Untuk kelancaran proses kegiatan pembelajaran sebaiknya guru sudah mempersiapkan video pembelajaran dengan menyiapkan komputer/laptop yang memiliki fasilitas DVD- ROM dan menyiapkan LCD proyektor, serta membaca buku petunjuk pemanfaatan dengan cermat agar tidak menemui kendala dalam mengoperasikan video pembelajaran. Bagi siswa,dalam penggunaan video pembelajaran ini siswa terlebih dahulu mempunyai keterampilan dasar dalam pengoperasian komputer agar bisa mengoperasikan video pembelajaran dengan benar. Saran untuk desiminasi produk kesasaran yang lebih luas dengan cara menyebarluaskan produk melalui promosi ke sekolah–sekolah, lokakarya, seminar, serta pameran media pembelajaran. Kepada pengembang lain yang akan memuat topik pengembangan yang sama dengan video pembelajaran ini disarankan untuk mengkaji tentang pemilihan materi lebih dalam, dan pemilihan jenis format yang akan digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik materi. Diharapkan juga akan ada penelitian pengembangan lebih lanjut pada materi percakapan teks deskriptif, seperti penelitian eksperimen untuk mengetahui keefektifan penggunaan video pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas.