• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemodelan Sistem untuk Analisis Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut

DAFTAR LAMPIRAN

REKOMENDASI PEMANFAATAN LAHAN MODEL LAHAN & INVESTASI

2.2 Pemodelan Sistem untuk Analisis Kebijakan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut

2.2.1 Sistem Dinamik untuk Analisis Kebijakan

Metode sistem dinamik merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam pemodelan kebijakan. Metodologi ini telah dan sedang berkembang sejak diperkenalkannya oleh Jay W. Forrester pada dekade 50-an di MIT Amerika Serikat. Metode ini sangat erat berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang tendensi dinamik sistem-sistem kompleks, yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan sistem itu dengan bertambahnya waktu. Penggunaan metodologi ini lebih ditekankan kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang bagaimana tingkah laku muncul dari struktur kebijakan dalam sistem itu. Pemahaman ini sangat penting dalam perancangan kebijakan yang efektif.

Asumsi utama dalam paradigma sistem dinamik adalah bahwa struktur fenomena proses pembuatan keputusan merupakan suatu kumpulan dari struktur-struktur kausal yang melingkar dan tertutup. Keberadaan struktur ini sebagai konsekuensi logis dari adanya kendala-kendala fisik dan tujuan-tujuan social, penghargaan dan tekanan yang menyebabkan manusia bertingkah laku dan membangkitkan secara kumulatif tendensi-tendensi dinamik yang dominant dan sistem secara keseluruhan. Oleh karena itu model-model sistem dinamik diklasifikasikan ke dalam model matematik kausal. Penggunaan hubungan kausal model sistem dinamik dalam ekspresi matematik didasari oleh detail-detail hubungan kausal yang terdapat dalam fenomena yang dikaji.

Ide-ide yang menjadi dasar dalam metodologi sistem dinamik diperoleh dari teknik pengendalian, sibernetika dan teori organisasi. Dengan peran

konsep-konsep tersebut dalam pemodelan kebijakan sistem dinamik adalah sebagaimana tampak pada Gambar 5. berikut.

Gambar 5. Peran Beberapa Ide dalam Metodologi Sistem Dinamik (Forester, 1973)

Manajemen tradisional beserta pengalamannya tentang dunia nyata merupakan sumber informasi yang mendasar untuk membuat struktur model dari suatu fenomena. Karena tidak semua informasi dalam model dapat dimasukkan dalam model eksplitsit maka informasi perlu dipilih berdasarkan tingkat kepentingannya dalam fenomena yang dianalisa. Teori umpan balik dan sibernetika memberikan prinsip-prinsip informasi-informasi yang relevan dan menyingkirkan informasi yang tidak relevan dengan dinamika persoalan. Informasi yang dipilih kemudian diintegrasikan secara bersama-sama mengikuti suatu kumpulan aturan yang spesifik. Sekali suatu model dapat diformulasikan perilaku dinamiknya dapat dipelajari dengan menggunakan simulasi komputer. Simulasi ini perlu untuk membandingkan perilaku dan struktur model dengan perilaku dan struktur sistem, yang pada gilirannya akan meningkatkan keyakinan terhadap kesahihan model. Bila kesahihan dapat dicapai, simulasi berikutnya dapat digunakan untuk merancang kebijakan yang efektif.

Teori Umpan Balik dan Sibemetika Prinsip Struktur Prinsip Seleksi Informasi Model

Manajemen Tradisional dan Kepemimpinan Poloitik

Kelakuan Dinamik dan Perbaikan kebijakan

Komputasi Biaya Rendah

Simulasi Komputer

2.2.2 Konsep Sistem Dinamik untuk Pemahaman Model

Pengertian sistem secara umum menurut Hilel (1977) dalam BAPEDAL dan LAPI (2003) adalah suatu bagian dari alam semesta yang dibedakan dengan jelas dari lingkungan luarnya, baik oleh batas fisik maupun batas-batas konseptual. Sistem juga dapat diartikan sebagai sekumpulan elemen yang saling berhubungan melalui berbagai interaksi yang selanjutnya bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian sistem yang banyak dirujuk adalah yang dikemukakan oleh Hall and Day (1977) dalam BAPEDAL dan LAPI (2003) yang menyatakan sistem merupakan suatu fenomena baik secara struktur maupun fungsional yang memiliki paling tidak dua hal yang dapat dipisahkan yaitu komponen-komponen dan interaksi antara komponen-komponennya.

Semua yang dipandang sebagai sistem pada hakekatnya dapat digolongkan menjadi dua, yaitu sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system). Sebuah sistem terbuka adalah sebuah sistem yang mempunyai hubungan (relasi) dengan lingkungan sedangkan sistem tertutup tidak mempunyai relasi dengan lingkungan. Sistem-sistem alam seperti sistem biologi dan sistem hidrologi pada umumnya termasuk sistem terbuka, sedangkan sistem tertutup agak jarang dijumpai.

Secara umum, ada lima karakteristik dari sistem yang perlu diketahui, yaitu: (i) sistem terdiri dari komponen-komponen; (ii) adanya interaksi antar komponen; (iii) mempunyai mekanisme atau transformasi; (iv) adanya tujuan dan saling ketergantungan; serta (v) adanya lingkungan yang mengakibatkan dinamika sistem.

Sedangkan analisis sistem adalah suatu studi tentang sistem dan atau organisasi dengan menggunakan azas-azas ilmiah yang dapat menghasilkan suatu konsepsi atau model. Konsepsi dan model tersebut dapat digunakan sebagai dasar kebijakan, perubahan struktur, strategi dan taktik pengelolaan sistem tersebut. Dengan demikian, analisis sistem dapat diartikan sebagai suatu metode ilmiah yang merupakan dasar dalam pemecahan masalah dalam pengelolaan sistem tersebut. Analisis sistem bertujuan mengidentifikasi unsur-unsur penyusun sistem, memahami proses yang terjadi di dalam sistem dan memprediksi kemungkinan keluaran sistem yang terjadi akibat adanya perubahan di dalam sistem.

Jeffer (1978) dalam BAPEDAL dan LAPI (2003) mengemukakan bahwa analisis sistem bukan merupakan teknik matematika atau kelompok teknik matematika, tapi suatu strategi penelitian secara luas yang menggunakan beberapa konsep dan teknik matematika secara sistematis dan ilmiah untuk memecahkan masalah. Dengan demikian, analisis sistem merupakan suatu organisasi data dan informasi dengan model-model yang teratur dan logik yang diikuti dengan pengujian dan eksplorasi model untuk mendapatkan validasi dan perbaikan. Dalam analisis sistem terjadi penggunaan analogi fisik dari proses-proses yang diamati. Selanjutnya dikatakan dalam penerapan analisis sistem, terdapat 7 tahap yang saling berkaitan antar satu dengan lainnya, seperti yang terlihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Tahap Analisis Sistem menurut Jeffer (1978) dalam BAPEDAL dan LAPI (2003).

1) Pemodelan

Dalam analisis sistem dan simulasi yang paling banyak berperan adalah model. Model adalah konsepsi mental, dimana hubungan empirik atau kumpulan pernyataan-pernyataan matematik atau dapat juga dinyatakan sebagai representasi sederhana dari suatu sistem dimana hubungan peubah-peubah

PENGENALAN

DEFINISI DAN PERUMUSAN MASALAH IDENTIFIKASI SASARAN DAN TUJUAN PENENTUAN PEMECAHAN MASALAH PEMODELAN EVALUASI KEGIATAN IMPLEMENTASI HASIL PENGENALAN

DEFINISI DAN PERUMUSAN MASALAH IDENTIFIKASI SASARAN DAN TUJUAN PENENTUAN PEMECAHAN MASALAH PEMODELAN EVALUASI KEGIATAN IMPLEMENTASI HASIL

digambarkan sebagai hubungan sebab akibat. Suatu model dapat juga diartikan sebagai penyederhanaan suatu sistem maupun sub-sistem. Sedangkan sistem adalah gambaran suatu proses atau beberapa proses yang teratur. Suatu sistem mungkin kelihatan sangat rumit karena banyak proses yang terlibat atau banyak komponen didalamnya, namun sistem tersebut merupakan suatu keteraturan.

Berdasarkan tujuannya, model simulasi dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu untuk pemahaman proses, untuk prediksi dan untuk keperluan manajemen. Model simulasi sebagai salah satu metode ilmiah memiliki kelebihan-kelebihan antara lain membantu dalam mendefinisikan dan mengelompokkan pengetahuan yang ada, membantu melokalisir kesenjangan dalam suatu bidang ilmu dan dapat membuat hipotesis secara eksplisit sehingga membantu dalam penentuan prioritas pengkajian, sebagai alat untuk membuat informasi operasional yang terpadu, sebagai media kerjasama yang efektif di antara ilmuwan dalam berbagai disiplin ilmu dan tingkatan ilmu serta pengembangan model sebagai indikasi kemajuan ilmu pengetahuan dan peningkatan ketepatan prediksi.

Suatu model yang baik harus menggambarkan fungsi yang sesungguhnya dari sistem. Model merupakan alat yang dapat digunakan untuk membantu menggambarkan sistem yang kompleks secara konseptual dan terukur, dan bahkan untuk memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari suatu kegiatan yang apabila diaplikasikan ke dalam sistem yang sebenarnya akan sangat mahal dan memerlukan waktu yang lama atau bahkan sangat merusak bagi sistem dimaksud.

Model yang baik dan benar adalah model yang mendukung atribut (komponen) funsgional yang penting dari sistem yang sebenarnya. Pemodelan dirasakan sangat penting artinya bagi pemahaman terhadap alam yang kompleks dan sulit untuk dipahami secara komprehensif.

Dengan demikian maka pemodelan dapat diartikan sebagai suatu teknik untuk membantu konseptualisasi dan pengukuran dari suatu sistem yang kompleks, atau memprediksi konsekuensi (response) dari sistem tindakan (intervensi) manusia. Jika tindakan manusia (management intervension) ini dicobakan secara langsung terhadap sistem (ekosistem) yang sebenarnya (alam), maka konsekuensinya terlalu mahal bahkan mungkin merusak atau sukar untuk dipelajari.

Selanjutnya dikatakan dalam literatur yang sama bahwa model dapat dikatagorikan menjadi dua model, yaitu model analitik dan model simulasi. Model analitik adalah model yang rumus eksplisitnya diperoleh dari nilai penduga atau distribusi, termasuk diantaranya adalah model regresi dan multivariate, eksperimen (percobaan), standar mutu, dan teori distribusi statistik. Model ini menggunakan persamaan matematik yang kompleks. Hasil pemecahannya bersifat eksak dan hanya dapat digunakan untuk sistem yang sederhana, sebatas kemampuan matematik untuk memformulasikan hubungan fungsional antar komponen sistem dalam bentuk persamaan matematik.

Sedangkan model simulasi adalah model yang dapat dijelaskan oleh operasi aritmatika secara rutin, termasuk diantaranya adalah penyelesaian persamaan diferensial, pengulangan aplikasi dari matriks transisi atau penggunaan bilangan acak. Model simulasi sedikit menggunakan persamaan matematik dan lebih intensif menggunakan bantuan komputer, sehingga hasilnya bersifat kisaran, tidak eksak, namun dapat digunakan untuk sistem yang lebih kompleks.

Simulasi merupakan salah satu pendekatan pemodelan yang paling sering digunakan, terutama untuk proses ekperimentasi pada model-model pengganti eksperimen pada sistem yang nyata. Salah satu keuntungan menggunakan simulasi adalah dapat memecahkan banyak persamaan secara simultan dan dapat mengakomodasikan sistem non-linier dari suatu proses/persamaan. Jadi model sangat sesuai untuk sistem yang kompleks. Melalui simulasi dapat diperoleh keputusan-keputusan yang berguna terhadap jenis-jenis problema tertentu. Dengan simulasi juga dapat dilakukan eksperimentasi atau suatu sistem atau ekosistem tanpa harus mengganggu atau mengadakan perlakukan terhadap sistem yang diteliti.