• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendukung dalam Tugas Pengedaran

Dalam dokumen Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang (Halaman 116-119)

Uang

Kegiatan Museum Artha Suaka

Bank Indonesia memiliki Museum Artha Suaka (MAS) yang mengkoleksi benda-benda bersejarah terkait dengan pengedaran uang berupa mata uang, sarana pembuatan uang, dan alat-alat pembayaran lain yang pernah beredar di Indonesia. Dalam rangka memperkenalkan dan memasyarakatkan koleksi benda-benda bersejarah tersebut, pada tahun 2009 MAS mengadakan pameran uang di Kendari pada tanggal 20 sampai dengan 24 Februari 2009 yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Sulawesi Tenggara. Selain itu juga berperan serta dalam penyelenggaraan Festival Sriwijaya Expo di Palembang pada tanggal 16 sampai dengan 23 Juni 2009, serta Festival Banten Expo di Kota Serang pada tanggal 15 sampai dengan 20 Oktober 2009.

Selain kegiatan pameran, MAS juga menerima kunjungan secara rutin dari berbagai kalangan. Selama 2009, Museum Artha Suaka menerima 26 kali kunjungan dari kalangan pelajar dan mahasiswa, guru, wartawan, karyawan swasta, perbankan, serta dari bank sentral negara lain. Kunjungan tersebut lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 41 kunjungan, sehubungan dengan adanya stock opname benda-benda koleksi yang berlangsung pada triwulan I-2009.

Kegiatan Perhimpunan Kasir Wilayah Jakarta (Perkaja)

PERKAJA merupakan organisasi yang menjadi wadah silaturahmi dan sarana peningkatan profesionalisme kasir, teller dan insan perkasan. Organisasi tersebut menjadi alat perekat dalam menjalin hubungan silaturahmi antara kasir Bank Indonesia dengan kasir Perbankan. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 16 Juli 2008 dan diresmikan langsung oleh Gubernur Bank Indonesia Bapak Prof. DR. Boediono pada tanggal 23 Agustus 2008, yang beranggotakan Bank Indonesia dan 65 bank yang berada di Jabodetabek. Kegiatan yang dilakukan Perkaja dalam rangka meningkatkan profesionalisme di bidang perkasan antara lain mengadakan pertemuan bulanan untuk bertukar pikiran antar sesama kasir di bank-bank yang tergabung dalam focus group, serta melakukan Pelatihan Opersional Kas dengan materi mengenai Risiko Profesi Kasir, Ketentuan yang terkait dengan Kas, Ciri-ciri keaslian uang rupiah dan valas, Strategi pencegahan kejahatan Perbankan serta kunjungan ke Perum Peruri di Karawang untuk melihat proses pencetakan uang rupiah. Sebagai pengajar pada pelatihan ini adalah dari Bank Indonesia, Perbankan dan pihak Kepolisian RI.

Pelatihan Operasional Kas tersebut pada tahun 2009 telah dilaksanakan sebanyak tujuh angkatan dengan jumlah peserta sebanyak 395 peserta dari kalangan perbankan dan BI di wilayah Jadebotabek dan kasir BPD yang tergabung dalam Asosiasi Bank

 Halaman 111 

Pembangunan Daerah (ASBANDA) dengan jumlah peserta 46 orang.

Untuk meningkatkan kekompakkan antar kasir se-Jabodetabek, PERKAJA juga telah mengadakan Rapat Kerja dan Outbond bagi pengurus PERKAJA di wilayah Sukabumi, serta melaksanakan kegiatan olah raga dan seni dalam rangka Ulang Tahun Perkaja dengan acara penutupan dihadiri oleh Deputi Gubernur Bapak S. Budi Rochadi dan sekitar 1600 orang anggota PERKAJA.

Pada akhir tahun 2009, PERKAJA bekerjasama dengan Asosiasi Pengangkutan Jasa Uang Tunai Indonesia (APJATIN) mengadakan seminar di Bank Indonesia mengenai peran dan tantangan jasa pengangkutan uang tunai dalam memperlancar pengambilan, penyetoran dan pengelolaan uang tunai. Acara ini diikuti oleh sekitar 150 orang baik dari anggota PERKAJA maupun dari APJATIN dengan narasumber Direktur Pengedaran Uang, Direktur Operasional & Layanan PT Bank Negara Indonesia, CEO Perusahaan CIT (PT Alpha EMS), Pakar Hukum UGM, Departemen Keuangan bidang Asuransi serta dari pihak Kepolisian RI.

Penyelenggaraan Seminar Nasional dan Internasional

Berkaitan dengan bidang tugas pengedaran uang, pada tahun 2009 BI menyelenggarakan 2 (dua) seminar yang berskala nasional yaitu Diskusi Panel penanggulangan uang palsu dan workshop mengenai eksistensi Rupiah di wilayah perbatasan. Selain itu terdapat satu kegiatan seminar internasional, yaitu SEACEN Seminar on Currency Operations and Management.

 Diskusi Panel mengenai Arah dan Strategi Kebijakan Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah

Kegiatan dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 16 April 2009. Peserta seminar selain Bank Indonesia, juga dihadiri oleh anggota Kepolisian RI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, kalangan akademisi, dan perbankan. Materi yang disampaikan dalam seminar

tersebut meliputi Perkembangan Teknik Pemalsuan Uang dan Teknologi Security Features pada Uang Kertas dan Uang Logam; Dampak Peredaran Uang Palsu terhadap Keamanan Negara; Modus Operandi Tindak Pidana Pemalsuan Uang Rupiah; Hambatan dan Kendala dalam Penuntutan Tindak Pidana Pemalsuan Uang Rupiah; Pemeriksaan dan Pemidanaan dalam Tindak Pidana Pemalsuan Uang Rupiah; dan Issue-issue Terkini terkait Kejahatan terhadap Uang Rupiah. Adapun narasumber berasal dari Bank Indonesia, Badan Koordinasi Pemberantasan Uang Palsu (Botasupal), Mabes POLRI, Kejaksaan, Pengadilan Negeri, serta pemerhati dari kalangan wartawan. Tujuan dari diskusi panel tersebut adalah untuk memperoleh masukan dan pendapat dari institusi terkait di luar BI mengenai Arah dan Strategi Kebijakan Penanggulangan Pemalsuan Uang Rupiah ke depan. Rekomendasi dari lokakarya tersebut menjadi masukan dalam merumuskan strategi kebijakan penanggulangan pemalsuan uang dan penyusunan

Grand Design uang Rupiah.

 Workshop “Meningkatkan Eksistensi Rupiah Melalui Pembangunan Ekonomi Wilayah Perbatasan”

Workshop dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 25

November 2009, bertujuan untuk menginisiasi dan mendorong komitmen bersama antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat dan Daerah, serta Perbankan (Bank Pembangaunan Daerah dan Bank Umum) dalam rangka menunjang pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan atau wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Peserta workshop terdiri dari Bank Indonesia baik dari KP dan KBI; Pemerintahan yaitu Dirjen Imigrasi Depkumham RI, Departemen Pertahanan RI, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) RI, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), dan Badan Intelejen Negara (BIN); serta Perbankan yang meliputi Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Pusat, Bank Pembangunan Daerah

 Halaman 112 

Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi daerah perbatasan, dan Bank Umum.

Melalui workshop tersebut diharapkan diperoleh rekomendasi yang dapat dikaji lebih dalam sehubungan dengan upaya meningkatkan eksistensi Rupiah melalui pembangunan ekonomi di wilayah perbatasan melalui perubahan paradigma dengan menjadikan wilayah perbatasan sebagai serambi depan bangsa atau wilayah terdepan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), serta membangun wilayah perbatasan sebagai sentra pertumbuhan ekonomi baru.

 SEACEN Seminar on Currency Operations and Management

The South East Asian Central Banks (SEACEN) Research and Training Centre bekerjasama dengan BI menyelenggarakan seminar berskala internasional terkait dengan Pengedaran Uang yaitu “SEACEN – BI Seminar on Currency Operations and Management” yang dilaksanakan di Bali pada tanggal 12 sampai dengan 15 Agustus 2009. Peserta seminar adalah bank sentral negara-negara di Asia Pasifik yang berasal dari 14 (empat belas) negara dengan jumlah peserta 36 (tiga puluh enam). Pembicara pada Seminar tersebut berasal dari praktisi bank sentral negara maju, bank sentral negara anggota SEACEN, akademisi serta tenaga ahli dari industri yang terkait dengan bidang Pengedaran Uang.

Seminar ditujukan bagi pegawai bank sentral yang berkecimpung di bidang pengedaran uang yang dari tingkat pengetahuannya pada materi yang dibicarakan berada pada level menengah sampai dengan senior. Tujuan yang ingin diperoleh dari kegiatan seminar tersebut adalah agar peserta seminar:

1. Memahami cakupan, kelaziman dan teknik terkini dalam rangka mencapai manajemen pengedaran uang yang efektif.

2. Dapat berdiskusi dan berbagi pengalaman dari keberagaman manajemen pengedaran uang yang efektif.

3. Mengerti tolok ukur untuk melihat tingkat efektivitas kebijakan manajemen pengedaran uang yang dilaksanakan oleh bank sentral. Beberapa materi yang dijadikan topik dalam kegiatan Seminar dimaksud antara lain sebagai berikut:

1. Peran dan tanggung jawab Bank Sentral dalam rangka mencapai efisiensi dan efektifitas sistem manajemen pengedaran uang.

2. Diskusi Panel mengenai Manajemen Risiko dalam Proses Desain Uang Kertas.

3. Efektifitas perhitungan perencanaan kebutuhan uang secara nilai, pecahan dan pendistribusiannya ke masing-masing daerah.

4. Diskusi Panel mengenai Manajemen Risiko dalam menetapkan tingkat penyediaan persediaan uang kertas yang optimal.

5. Kebijakan penetapan tingkat kualitas uang kertas. 6. Tantangan yang dihadapi dalam penerapan kebijakan yang terkait dengan menyerahkan sebagian fungsi bank sentral di bidang pengedaran uang kepada pihak ketiga.

 Halaman 113 

Dalam dokumen Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang (Halaman 116-119)