• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMOHONAN e-FIN MELALUI PEMBERI KERJA TERTENTU Dasar Hukum:

Dalam dokumen Kumpulan Materi Perpajakan (Halaman 193-197)

Pasal II angka 2 UU No. 28 Thn 2007

LEMBAR INFORMASI AMPLOP SPT TAHUNAN YANG DISAMPAIKAN MELALUI POS ATAU PERUSAHAAN JASA EKSPEDISI ATAU JASA KURIR

C. PERMOHONAN e-FIN MELALUI PEMBERI KERJA TERTENTU Dasar Hukum:

C. PERMOHONAN e-FIN MELALUI PEMBERI KERJA TERTENTU Dasar Hukum:

• PER-06/PJ/2014 (berlaku sejak 1 Jan 2014) ttg Tata Cara Penyampaian SPT Tahunan Bagi WP OP yg Menggunakan Form 1770 S/1770 SS scr e-Filing dan Mrp Pegawai Tetap pd Pemberi Kerja Tertentu

Cara Penetapan Pemberi Kerja Tertentu:

1. Pemberi Kerja atau Instansi Pemerintah dpt mengajukan permohonan scr tertulis kpd Dirjen Pajak dgn form Lamp I PER-06/PJ/2014 utk ditetapkan sbg Pemberi Kerja Tertentu.

2. Pemberi Kerja Tertentu ditetapkan melalui Keputusan Dirjen Pajak, dlm jangka waktu paling lama 7 hari kerja sejak permohonan diterima scr lengkap dan benar.

3. Dlm hal permohonan tdk memenuhi syarat, Dirjen Pajak menyampaikan Surat Penolakan Permohonan Menjadi Pemberi Kerja Tertentu, kpd Pemberi Kerja atau Instansi Pemerintah. Cara Memperoleh e-FIN Melalui Pemberi Kerja Tertentu:

1. WP OP yg mrp Pegawai Tetap pd Pemberi Kerja Tertentu dpt mengajukan permohonan e-FIN melalui Pemberi Kerja Tertentu.

2. Permohonan e-FIN dilakukan dgn mengisi form permohonan sesuai Lamp IV PER-06/PJ/2014, dan menyampaikannya kpd Pemberi Kerja Tertentu.

3. Berdasarkan formulir permohonan e-FIN dari Pegawai Tetap, Pemberi Kerja Tertentu membuat Daftar Nominatif yg sekurang-kurangnya memuat:

• Nama Pegawai Tetap; • NPWP Pegawai Tetap; • Alamat Pegawai Pegawai Tetap; • NIK/No.KTP/Passport;

• Alamat e-mail; • Nomor HP; dan

• Nomor induk atau identitas kepegawaian.

4. Pemberi Kerja Tertentu menjamin kebenaran data dgn melampirkan Surat Pernyataan Kebenaran Data sesuai Lamp V PER-06/PJ/2014.

5. Pemberi Kerja Tertentu menyampaikan form permohonan e-FIN para Pegawai Tetapnya, Daftar Nominatif dan dan Surat Pernyataan Kebenaran Data kpd Dirjen Pajak.

6. Penyampaian form permohonan e-FIN dan Daftar Nominatif dituangkan oleh DJP dlm Berita Acara sesuai Lamp VI PER-06/PJ/2014.

7. Dirjen Pajak menerbitkan e-FIN dan mengirimkannya ke e-mail @ Pegawai Tetap Pemberi Kerja Tertentu berdasarkan Daftar Nominatif dan surat permohonan e-FIN paling lama 5 hari kerja sejak permohonan diterima scr lengkap dan benar.

8. Permohonan e-FIN dianggap lengkap dan benar dlm hal nama & NPWP yg tercantum dlm Daftar Nominatif dan surat permohonan e-FIN sesuai dgn nama & NPWP dlm Master File Nasional DJP. 9. Dirjen Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan Pengiriman dan Penerbitan e-FIN kpd Pemberi

Kerja Tertentu.

Yg Dilakukan Pegawai Stl Memperoleh e-FIN:

Tata cara mengikuti Tata Cara Pengaktifan Akun e-Filing pd Website DJP Yg Dilakukan Pegawai Stl Mendaftarkan Diri sbg WP e-Filing:

• Tata cara mengikuti Tata Cara Penyampaian SPT Tahunan Scr e-Filing Melalui Website DJP • Termasuk penyampaian SPT Tahunan scr e-Filing melalui website DJP adalah penyampaian SPT

Tahunan melalui Sistem Informasi (SI) Pemberi Kerja Tertentu yg terhubung ke SI DJP.

→ Penyampaian SPT Tahunan scr e-Filing melalui SI Pemberi Kerja Tertentu ini dpt dilakukan apabila Pemberi Kerja Tertentu memenuhi kriteria:

− Memiliki SI yg terhubung dgn SI DJP; dan − SI tsb tlh lulus uji kelayakan yg dilakukan oleh DJP.

B‐13‐ 6

 

 

D. FAQ TTG e-FILING MELALUI WEBSITE DJP

• Browser apakah yg dpt digunakan scr optimal utk e-Filing?

Browser yg direkomendasikan adalah Mozilla Firefox, Google Chrome dan Apple Safari

• Bagaimanakah cara meminta informasi ttg tatacara penggunaan aplikasi e-Filing? Hubungi nomor telepon Kring Pajak (021) 500200

• Apakah tg hrs dilakukan apabila WP pengguna mrp WP pindah dan tdk dpt login? Hubungi admin e-Filing di e-mail: admin.efiling@pajak.go.id

• Bagaimanakah apabila tdk memperoleh e-mail link Aktivasi?

Silahkan masuk ke menu ‘Registrasi’ kemudian klik tombol “Kirim Ulang Link Aktivasi” • Bagaimanakah apabila gagal melakukan aktivasi?

Hubungi admin e-Filing di e-mail: admin.efiling@pajak.go.id • Bagaimanakah apabila tdk bisa login/gagal login?

Jika lupa password user e-Filing, WP dpt menggunakan fasilitas reset password dgn klik tombol ‘Lupa password’ di halaman login

• Bagaimanakah apabila tanda terima SPT tdk diterima melalui e-mail WP?

WP dpt melakukan perubahan e-mail, kemudian klik kirim Ulang BPE pd bagian ‘Dashboard’ Executive Summary Persandingan Media e-Filing

No. Uraian ASP Website DJP

1. Formulir Slr formulir SPT 1770 S & 1770 SS 2. Permohonan e-FIN Ke KPP WP terdaftar Ke KPP terdekat

3. Media Penyimpanan ASP Website DJP

4. Tanda Tangan Digital Digital Certificate Kode verifikasi (token) yg dikirim melalui e-mail/SMS

5. Biaya Membayar sesuai tarif ASP Gratis

6. Dokumen Pelengkap Dikirim scr elektronik Tdk perlu dikirim lagi kecuali diminta oleh KPP

Perubahan Aplikasi e-Filing Website DJP

No. Uraian Aplikasi Lama Aplikasi Baru

1. Perubahan Form 1770 SS Blm mengakomodir Sdh mengakomodir

2. Username e-mail NPWP

3. Metode Pengisian 1770 S & 1770 SS menggunakan Wizard

1770 S: Wizard & template 1770 SS: Template 4. Sistem Monitoring Blm detil Lbh detil dgn menambahkan

Nomor Tanda Terima Elektronik (NTTE), BPE, tanggal lapor, thn pajak, status SPT serta status penurunan data ke database 5. Informasi tambahan berupa to

do list yg perlu dipersiapkan dlm mengisi e-Filing bagi user

Blm ada Sdh dicantumkan shg

memudahkan user dlm melakukan pengisian e-Filing

6. Fitur ‘Save Draft’ Di akhir pengisian Di setiap halaman 7. Mekanisme ‘Retrieve data’

terkait dgn data harta & kewajiban dari thn sebelumnya

B‐14‐1

 

PEMBUKUAN & PENCATATAN A. PEMBUKUAN & PENCATATAN

Dasar Hukum: • Pasal 28 UU KUP • Pasal 10 PP 74 Thn 2011

• KMK-543/KMK.04/2000 ttg Penggunaan bahasa asing dlm pembukuan atau pencatatan WP • PMK-197/PMK.03/2007 ttg Bentuk & tata cara pencatatan bagi WP OP

• PER-4/PJ/2009 ttg Petunjuk pelaksanaan pencatatan bagi WP OP

Yg Wajib & Tdk Wajib Menyelenggarakan Pembukuan/Pencatatan: • Yg wajib menyelenggarakan pembukuan: (Pasal 28 ayat (1) UU KUP)

1. WP OP yg melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas 2. WP badan di Indonesia

• Yg tdk wajib menyelenggarakan pembukuan tetapi wajib melakukan pencatatan: (Pasal 28 ayat (2) UU KUP)

1. WP OP yg melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg yg peredaran brutonya dlm 1 thn < Rp. 4,8 M diperbolehkan menghitung penghasilan neto dgn menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto → dgn syarat memberitahukan kpd Dirjen Pajak dlm jangka waktu 3 bulan pertama dari thn pajak yg bersangkutan (Pasal 14 ayat (2) UU PPh).

2. WP OP yg tdk melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Ketentuan Penyelenggaraan Pembukuan/Pencatatan:

1. Pembukuan atau pencatatan tsb hrs diselenggarakan dgn memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yg sebenarnya. (Pasal 28 ayat (3) UU KUP) 2. Pembukuan atau pencatatan hrs diselenggarakan di Indonesia dgn menggunakan huruf Latin,

angka Arab, satuan mata uang Rp, dan disusun dlm bahasa Indonesia atau dlm bahasa asing yg diizinkan oleh Menkeu. (Pasal 28 ayat (4) UU KUP)

3. Buku, catatan, dan dokumen yg menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari pembukuan yg dikelola scr elektronik atau scr program aplikasi on-line wajib disimpan selama 10 thn di Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal WP OP, atau di tempat kedudukan WP badan. (Pasal 28 ayat (11) UU KUP)

Ketentuan Penyelenggaraan Pembukuan:

1. Pembukuan diselenggarakan dgn prinsip taat asas dan dgn stelsel akrual atau stelsel kas. (Pasal 28 ayat (5) UU KUP)

Penjelasan Pasal 28 ayat (5) UU KUP:

a. Prinsip taat asas: prinsip yg sama digunakan dlm metode pembukuan dgn thn-thn sebelumnya utk mencegah penggeseran laba atau rugi.

Misalnya dlm penerapan:

• Stelsel pengakuan penghasilan • Thn buku

• Metode penilaian persediaan • Metode penyusutan dan amortisasi

b. Stelsel akrual: suatu metode penghitungan penghasilan & biaya dlm arti penghasilan diakui pd waktu diperoleh dan biaya diakui pd waktu terutang. Tdk tergantung kapan penghasilan itu diterima dan kapan biaya itu dibayar scr tunai.

Termasuk dlm pengertian stetsel akrual → pengakuan penghasilan berdasarkan metode persentase tingkat penyelesaian pekerjaan yg umumnya dipakai dim bidang konstruksi dan metode lain yg dipakai dlm bidang usaha tertentu seperti BOT dan real estat.

c. Stelsel kas: suatu metode yg penghitungannya didasarkan atas penghasilan yg diterima dan biaya yg dibayar scr tunai.

• Menurut stelsei kas, penghasilan baru dianggap sbg penghasilan apabila benar-benar tlh diterima scr tunai dlm suatu periode tertentu serta biaya baru dianggap sbg biaya apabila benar-benar tlh dibayar scr tunai dlm suatu periode tertentu.

• Stelsel kas biasanya digunakan oleh perusahaan kecil OP atau perusahaan jasa, misalnya transportasi, hiburan, dan restoran yg tenggang waktu antara penyerahan jasa

B‐14‐2

 

dan penerimaan pembayarannya tdk berlangsung lama. Dlm stetsel kas murni, penghasilan dari penyerahan barang atau jasa ditetapkan pd saat pembayaran dari pelanggan diterima dan biaya-biaya ditetapkan pd saat barang, jasa, dan biaya operasi lain dibayar.

• Dgn cara ini, pemakaian stelsel kas dpt mengakibatkan penghitungan yg mengaburkan thd penghasilan, yaitu besarnya penghasilan dari thn ke thn dpt disesuaikan dgn mengatur penerimaan kas dan pengeluaran kas. Utk penghitungan PPh dlm memakai stelsel kas hrs memperhatikan hal-hal antara lain sbg berikut:

− Penghitungan jml penjualan dlm suatu periode hrs meliputi slr penjualan, baik yg tunai maupun yg bukan. Dlm menghitung HPP hrs diperhitungkan slr pembeiian & persediaan.

− Dlm memperoleh harta yg dpt disusutkan dan hak- hak yg dpt diamortisasi, biaya-biaya yg dikurangkan dari penghasilan hanya dpt dilakukan melalui penyusutan & amortisasi.

− Pemakaian stelsel kas hrs dilakukan scr taat asas (konsisten).

Dgn demikian penggunaan stelsel kas utk tujuan perpajakan dpt juga dinamakan stelsel campuran.

2. Perubahan thd metode pembukuan dan/atau thn buku hrs mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak. (Pasal 28 ayat (6) UU KUP)

Apabila WP menggunakan thn buku yg tdk sama dgn thn kalender, penyebutan Thn Pajak yg bersangkutan menggunakan thn yg di dlm-nya termasuk 6 bulan pertama atau lbh. Contoh:

a. Thn buku 1 Juli 2008 s.d. 30 Juni 2009 adalah Thn Pajak 2008. b. Thn buku 1 Okt 2008 s.d. 30 Sept 2009 adalah Thn Pajak 2009.

3. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian shg dpt dihitung besarnya pajak yg terutang. (Pasal 28 ayat (7) UU KUP)

4. Pembukuan dgn menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rp dpt diselenggarakan oleh WP stl mendapat izin Menkeu.

Ketentuan Penyelenggaraan Pencatatan:

1. Pencatatan terdiri atas data yg dikumpulkan scr teratur ttg peredaran atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sbg dasar utk menghitung jml pajak yg terutang, termasuk penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau yg dikenai pajak yg bersifat final. (Pasal 28 ayat (9) UU KUP)

• Pencatatan hrs dpt menggambarkan antara lain: (Pasal 2 ayat (1) PER-4/PJ/2009)

− Peredaran atau penerimaan bruto dan/atau jml penghasilan bruto yg diterima dan/atau diperoleh;

− Penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau penghasilan yg pengenaan pajaknya bersifat final.

• Bagi WP yg mempunyai > 1 jenis usaha dan/atau tempat usaha, pencatatan hrs dpt menggambarkan scr jelas utk @ jenis usaha dan/atau tempat usaha yg bersangkutan. (Pasal 2 ayat (2) PER-4/PJ/2009)

• WP OP juga hrs menyelenggarakan pencatatan atas harta & kewajiban. (Pasal 2 ayat (3) PER-4/PJ/2009)

2. Pencatatan hrs dibuat dlm suatu Thn Pajak, yaitu jangka waktu 1 thn kalender mulai tanggal 1 Jan s.d. 31 Des. (Pasal 4 ayat (2) PER-4/PJ/2009)

3. Pencatatan hrs dibuat scr kronologis dan sistematis berdasarkan urutan tanggal diterimanya peredaran dan/atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto. (Pasal 4 ayat (3) PER-4/PJ/2009)

4. Pencatatan diselenggarakan dgn bentuk sesuai lamp PER-4/PJ/2009

a. Bagi WP OP yg melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yg peredaran brutonya dlm 1 thn < Rp 4,8 M

• Pencatatan penghasilan yg diterima dari kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yg mrp objek pajak yg tdk dikenai pajak bersifat final diselenggarakan dgn bentuk sesuai Lamp I PER-4/PJ/2009.

B‐14‐3

 

• Pencatatan penghasilan bruto yg diterima dari luar kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas yg penghasilannya mrp objek pajak yg tdk dikenai pajak bersifat final diselenggarakan dgn bentuk sesuai Lamp II PER-4/PJ/2009.

• Pencatatan penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau penghasilan yg pengenaan pajaknya bersifat final diselenggarakan dgn bentuk sesuai Lamp

 

IV PER-4/PJ/2009. b. Bagi WP OP yg tdk melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

• Pencatatan penghasilan bruto diselenggarakan dgn bentuk sesuai Lamp III PER-4/PJ/2009.

• Pencatatan penghasilan yg bukan objek pajak dan/atau penghasilan yg pengenaan pajaknya bersifat final diselenggarakan dgan bentuk Lamp IV PER-4/PJ/2009.

B. PERUBAHAN METODE PEMBUKUAN DAN ATAU THN BUKU

Dalam dokumen Kumpulan Materi Perpajakan (Halaman 193-197)