• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertemuan II : Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja + Ulangan Harian (3 JP)

Dalam dokumen Buku Guru Kimia Kelas Kelas X (Halaman 31-36)

Pembelajaran pada Materi Kimia dalam Kehidupan

3. Pertemuan II : Metode Ilmiah dan Keselamatan Kerja + Ulangan Harian (3 JP)

a. Materi untuk Guru Metode Ilmiah

Metode ilmiah diperlukan pada saat melakukan percobaan, baik itu di laboratorium ataupun di luar labora torium. Percobaan adalah termasuk suatu kerja ilmiah. Dalam melakukan kerja ilmiah seorang harus

menerapkan metode ilmiah dan mempu-nyai sikap ilmiah. Metode ilmiah adalah suatu cara yang sistematis yang diguna-kan oleh ilmuwan untuk meme cahdiguna-kan masalah-masalah yang dihadapi. Metode ilmiah berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan; memecahkan masa-lah dalam kehidupan sehari-hari; serta menguji ulang hasil penelitian sehingga didapatkan kebenaran yang objektif.

Metode ilmiah mempunyai beberapa tahap untuk mendapatkan hasil akhir. Tahapan tersebut dapat dilihat pada skema Gambar 1.1.

Untuk melakukan metode ilmiah, juga harus didukung oleh sikap ilmiah, yaitu sebagai berikut.

1. Jujur, yaitu mengajukan data sebe-narnya dari hasil penelitian tanpa mengubahnya walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan teori.

Skema Metode Ilmiah

Mengumpulkan keterangan Merumuskan masalah

Membuat hipotesis Melakukan percobaan

Menarik kesimpulan Menguji kembali kesimpulan

dengan percobaan dan seterusnya Pelaporan Mencatat data Mengolah data Menganali-• sis data Gambar 1.1

2. Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang didapat dengan peneliti lain atau ilmuwan lain dan teori baru dari percobaan terbaru.

3. Mampu membedakan antara fakta dengan opini.

4. Tekun dan ulet dalam melakukan penelitian serta tidak mudah putus asa.

5. Teliti, cermat dan akurat, tidak ceroboh, dan tidak melakukan kesalahan dalam pe-nelitian, sehingga didapatkan hasil yang benar-benar akurat.

6. Tidak mudah percaya jika tidak ada bukti yang mendukung.

7. Percaya pada prinsip bahwa kebenaran itu bersifat relatif, sehingga tidak memaksakan diri.

Tata Tertib Laboratorium dan Keselamatan Kerja

Beberapa tata tertib di laboratorium sebagai berikut. 1. Menjaga kebersihan meja dan ruangan percobaan.

2. Barang-barang laboratorium (alat dan bahan kimia) tidak boleh di bawa ke luar laboratorium.

3. Hanya zat berbentuk cairan yang boleh dibuang dalam bak atau ember yang sudah disediakan. Pecahan kaca harus dibuang dalam tempat khusus.

4. Tidak diperkenankan mencicipi bahan kimia. Cara membau bahan kimia ialah dengan mengibaskan tangan di atas botol/tempat yang mengeluarkan uap kearah hidung. 5. Jika terjadi kecelakaan, barang pecah, atau alat rusak segera dilaporkan kepada

pengawas.

6. Jangan mencampurkan bahan kimia sembarangan. Alat dan bahan kimia harus digunakan menurut petunjuk yang digunakan.

7. Setelah digunakan alat-alat harus dibersihkan dan dikembalikan ke tempat semula. Sebelum ditinggalkan, meja percobaan harus dalam keadaan bersih.

8. Tidak diperkenankan makan dan minum dalam laboratorium.

Keselamatan kerja merupakan prosedur yang harus dipatuhi oleh para pekerja laboratorium agar tidak membahayakan dirinya maupun orang lain. Jenis-jenis kecelakaan yang dapat terjadi di laboratorium kimia sebagai berikut.

1. Luka akibat benda tajam

2. Luka bakar akibat zat kimia dan panas (uap dan api) 3. Luka pada mata akibat kemasukan zat berbahaya 4. Keracunan

5. Shock 6. Percikan zat 7. Tumpahan zat

Untuk menghindari atau meminimalkan kecelakaan yang terjadi di laboratorium, terutama yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia, kita harus benar-benar memahami bahan-bahan kimia tersebut. Setiap bahan kimia mempunyai kemasan yang sudah tertentu dengan simbol-simbol tertentu pula. Untuk penanganannya dapat dilihat dari simbol-simbol tersebut seperti Tabel 1.3 Buku Siswa halaman 25.

b. Pembelajaran

1) Tujuan Esensial

c) Perserta didik dapat merancang dan melakukan percobaan sederhana berdasarkan metode ilmiah serta menyimpulkan dan mempresentasikan hasilnya.

d) Peserta didik dapat mengidentifikasi tata tertib laboratorium dan melaksanakan-nya.

e) Peserta didik mengetahui kecelakaan kerja yang dapat terjadi di laboratorium. f) Peserta didik dapat mengenal bahan-bahan kimia berbahaya melalui simbol-simbol

bahan kimia. 2) Metode Pembelajaran a) Pengamatan b) Diskusi c) Tanya jawab d) Eksperimen 3) Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran project base

learning. Guru juga dapat memilih model pembelajaran lain yang sesuai dengan

kondisi peserta didik. a) Pendahuluan

• Guru mengingatkan peserta didik tentang pelajaran sebelumnya.

• Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok dengan peserta didik yang heterogen.

Guru menekankan pentingnya bekerja dalam tim, saling berdiskusi, meng-hargai pendapat, dan saling respect dalam proses pembelajaran.

• Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran metode ilmiah dan keselamatan kerja.

b) Inti

(1) Guru meminta peserta didik mengobservasi (mengamati) dengan: • Membaca artikel terkait dengan metode ilmiah dan kelamatan kerja. • Melihat demostrasi alat-alat kimia dan kegunaannya dengan media

pembelajaran.

(2) Guru memotivasi peserta didik untuk menanyakan hal-hal yang tidak atau kurang dipahami dari artikel yang telah dibaca. Misalnya, ”Bagaimanakah tahapan metode ilmiah?”

(3) Guru meminta peserta didik untuk menggali informasi dengan melakukan percobaan. Sebelum melakukan percobaan peserta didik diminta untuk merancang percobaan seperti pada Kegiatan 1.1 halaman 19 Buku Siswa. Rancangan percobaan tersebut terlebih dahulu dikomunikasikan dengan guru. Percobaan dilakukan dengan mengikuti tahapan-tahapan metode ilmiah. Guru dapat memberikan rancangan percobaan lain untuk dilakukan peserta didik. Hal tersebut guna melihat dan membandingkan keakuratan percobaan yang dilakukan dengan tujuan hasil yang sama.

Dalam merancang percobaan, guru harus memerhatikan hal-hal berikut. (a) Percobaan mendukung diketemukannya konsep kimia.

(b) Proses kimia secara praktis memang dapat dilaksanakan atau diambil dari sumber buku percobaan kimia yang valid.

(c) Guru sudah mencoba percobaan dan memang layak dilakukan peserta didik.

(d) Di laboratorium/sekolah tersedia alat dan bahan yang diperlukan. (e) Tidak bebahaya bagi peserta didik.

Salah satu rangcangan percobaan yang dapat dilakukan sebagai berikut.

Udara dalam Kehidupan Alat dan bahan:

Lilin Air yang diberi warna (air sirop) Lilin mainan (plastisin) Korek api

Mangkuk/piring Stoples/gelas yang tinggi

Cara kerja:

Letakkan lilin pada mangkuk/piring yang dilekatkan dengan lilin mainan agar dapat berdiri tegak.

Isi mangkuk/piring dengan air berwarna kurang lebih setengah bagian. Nyalakan lilin.

Tutup lilin yang menyala dengan stoples/gelas yang tinggi.

Amati perubahan yang terjadi, meliputi nyala api pada lilin dan air dalam mangkuk/piring. Buat kesimpulan dari pengamatan yang dilakukan.

(c)

(a) (b)

Gambar 1.2

Lilin menyala karena adanya udara (a). Ketika udara habis lilin akan mati (c)

Dalam melakukan percobaan harus dengan mengikuti tahapan metode ilmiah. Tahapan metode ilmiah adalah (a) merumuskan masalah, (b) mengumpulkan keterangan, (c) membuat hipotesis, (d) melakukan percobaan, (e) menarik kesimpulan, (f) menguji kembali kesimpulan, dan (g) pelaporan.

(4) Guru bersama dengan peserta didik melakukan diskusi untuk mengolah

informasi yang didapat dari percobahan yang dilakukan.

Saat lilin menyala ditutup dengan gelas maka nyala lilin akan padam dan air akan naik dalam gelas. Lilin menyala ditutup dengan gelas maka tidak ada lagi udara dari luar yang masuk ke dalam gelas. Untuk beberapa saat lilin masih tetap menyala dengan memanfaatkan udara yang ada di dalam air. Ketika udara di dalam air habis dan air naik maka nyala lilin akan padam. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkaan bahwa pembakaran itu membutuhkan udara. Jika tidak ada udara maka pembakaran tidak dapat terjadi.

(5) Salah satu kelompok peserta didik mengomunikasikan/menyampaikan kesimpulan dari pengamatan percobaan yang telah dilakukan serta berbagai

alat-alat laboratorium dan kegunaanya. Guru memberikan penilaian terhadap kesimpulan yang disampaikan oleh salah satu kelompok peserta didik. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dinyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari udara sangat diperlukan. Contohnya pada pembakaran. Pembakaran tidak terjadi apabila tidak ada udara (oksigen). Oksigen juga diperlukan untuk bernafas.

c) Penutup

• Guru melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran dengan bertanya bagian yang belum dipahami oleh peserta didik.

• Guru menugaskan peserta didik untuk mengerjakan Tugas 1.5 halaman 20, Tugas 1.6 halaman 26, dan Tantangan halaman 27 Buku Siswa.

• Guru memberikan tugas membaca tentang struktur atom sebagai pembelajaran untuk minggu selanjutnya.

• Guru mengingatkan peserta untuk mengerjakan Soal Latihan halaman 29 – 31 sebagai persiapan menghadapi ulangan.

• Guru menugaskan peserta didik mengerjakan Proyek halaman 32 Buku Siswa.

4) Alat, Bahan, dan Media

• Peralatan percobaan: gelas piring, air, pewarna, dan lilin.

• Gambar peralatan laboratorium dan simbol-simbol bahan kimia. • Komputer, LCD, dan program yang relevan.

5) Sumber belajar

• Buku Kimia SMA/MA kelas X.

• Sumber lain yang relevan, misalnya internet (www.youtube.com/wacth?v =zBcZGl7ldpc). 6) Penilaian • Penilaian kompetensi pengetahuan melalui tugas dan ulangan harian dalam bentuk urai an. • Penilaian keterampilan pada waktu melakukan Kegiatan 1.1 (halaman 30 – 31). • Penilaian sikap waktu presentasi dan mengerjakan tugas. Ulangan Harian

Guru mengadakan ulangan untuk melihat pemahaman peserta didik terhadap materi yang sudah diajarkan. Untuk soal-soal tes tertulis dapat dibuat soal baru atau diambil dari Soal Latihan halaman 29 – 31 Buku Siswa.

Guru dapat mengembangkan soal-soal yang ada menjadi soal yang lebih bervariasi, supaya peserta didik mempunyai pemahaman yang kompleks terhadap materi pokok yang sudah dibahas.

Contoh: Seandainya kalian menemukan suatu permasalahan, tulislah tahap-tahap

Penilaian

C.

Dalam dokumen Buku Guru Kimia Kelas Kelas X (Halaman 31-36)