• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBUDAYAAN MASYARAKAT IRARUTU

3.9. Religi dan Kepercayaan

Kabupaten Kaimana adalah daerah yang multi Etnik, budaya dan agama. Agama Kristen, Islam, Katolik dan Hindu merupakan agama yang dianut oleh penduduk Kaimana. Dari keempat agama yang ada, agama Kristen dan Islam yang dianut oleh kebanyakan masyarakat. Data statistik menunjukkan ada 47,58% penduduk beragama Protestan dan 42,24% menganut agama Islam.

Dilihat dari sejarahnya, agama Kristen penyebarannya sudah dilakukan sejak tahun 1855 oleh bangsa Belanda. Penyebaran agama Kristen di Papua, mulai berjalan dengan baik pada awal abad 20. Awalnya penyebaran dilakukan di daerah pantai Utara Papua tepatnya di daerah pulau Yapen oleh

Utrechtsche Zendingsvereniging dan kemudian dilanjutkan oleh Zending der Nederlands Hervormde Kerk. Kegiatan ini terus

merambah pada daerah lain seperti di daerah kepala burung, raja ampat dan pulau Wakde. Sesudah perang dunia kedua jumlah pendeta pribumi mulai bertambah dan pada tahun 1956 Gereja Kristen Irian menjadi organisasi yaang mandiri.

Berbeda dengan wilayah Utara Papua yang didominasi oleh Kristen, penyebaran agama di bagian Selatan Papua lebih banyak dilakukan oleh pendeta Katolik. Pada tahun 1905, organisasi penyebaran Katolik Missionarissen van het Heilige Hart membuka pusat penyebaran agama di Merauke. Baru pada tahun 1930an para pendeta Katolik meningkatkan kegiatannya, karena mereka disaingi oleh Gereja Kristen Maluku yang juga membuka pusat penyebaran agama Kristen di Merauke. Setelah pperang dunia berakhir, berbagaai organisasi penyiaran agama Kristen dari Australia dan Amerika mulai aktif menyebarkan agama di papua. diantaranya terdapat Christian and Missionary Alliance (CAMA) dan

Summer Insitute of Linguistics (SIL) yang menyebarkan agama

dengan keahlian bahasa. Para penyiar agama dalam SIL ditugaskan meneliti dan mempelajari bahasa daerah dengan tujuan tidak hanya mengumpulkan data lingistik saja tetapi juga menterjemahkan kitab Injil ke dalam bahasa daerah.

Di wilayah teluk Arguni, agama Kristen mulai menyentuh masyarakat sekitar tahun 1947-an. Ajaran Kristen ini dibawa masuk oleh Pendeta dari Belanda yang dikenal masyarakat bernama Lokolo dan Pendeta berdarah Ambon, Nurselan. Kedatangan para penyebar agama untuk menunjukkan hadirnya agama dan kehidupan “beradab” pada masyarakat Papua yang banyak melakukan Honge perang Etnik dan pelenyapan satu manusia dengan manusia yang lain.

Tidak banyak informasi tentang masuknya agama Islam di tanah Papua. Informasi dari imam masjid di kampung Nagura mengatakan bahwa agama Islam yang pertama kali masuk di Papua. Kepulawan Raja Ampat dan Fakfak merupakan tempat agama Islam pertama kali dibawa oleh pedagang yang berasal dari Maluku sebelum belanda masuk ke Papua.

Masuknya agama Kristen, Katolik, dan juga Islampada masyarakat Papuayang telah menganut “agama lokal” yang

dipercayai masyarakat dalam bentuk penyembahan terhadap para leluhur, terhadap roh-roh dan benda-benda keramat. Namun demikian, masuknya agama tersebut tidak serta merta menghilangkan “agama lokal”. Kepercayaan terhadap leluhur, roh dan benda keramat sebagai bentuk penyembahan dan faham animisme masih melekat kuat di masyarakat.

Kepercayaan terhadap mahluk halus. Seperti juga masyarakat tradisional pada umumnya, orang Irarutu di kampung Jawera ini juga percaya terhadap keberadaan mahluk halus yang mempunyai kekuatan supranatural. Mahluk yang dikeramatkan oleh mereka yang tinggal di wilayah kampung Jawera adalah mahluk yang menghuni beberapa tempat keramat di laut, tanjung dan tanah berair lainnya. Sosok ini biasanya disimbulkan dengan ular, ikan besar yang memiliki nilai keramat, batu besar yang memiliki kekuatan gaib dan sebagainya.

Jenis-jenis mahluk gaib ini dipercaya bisa membunuh warga. Membunuhnya dilakukan dengan cara merasuki tubuh manusia tanpa disadari dan diketahui penyebabnya. Satu-satunya ora ng yang bisa mengetahui bahwa kematian tersebut akibat perbuatan mahluk halus adalah seorang dukun Mgrig.

Mahluk halus penghuni tempat keramat ini akan bersahabat dengan masyarakat setempat, apabila tempat tersebut tidak didekati atau diganggu. Kalau ada orang meninggal karena mahluk halus ini, keberadaan rohwo akan kembali ke keluarga bila dilakukan ritual yang dipimpin oleh Mgrig. Dalam waktu 3 hari roh orang yang meninggal tersebut akan kembali ke rumah melalui perantara “merasuki” si dukun. Roh tersebut kemudian akan memberitahu penyebab kematiannya.

Selain tempat diatas, tempat lain yang dianggap memiliki kekuatan gaib adalah gunung yang berlokasi dibelakang kampung. Didaerah sekitar gunung ini terdapat tempat pengolahan minyak lawang dengan segenap peralatannya. Ketika seseorang berusaha

memindahkan tempat pengolahan minyak ini, wenitat jin pemilik tempat ini marah. Akibatnya, orang tersebut menderita jamt sakit luka terputus-putus kulit tubuhnya, tidak dapat disembuhkan dan kemudian meninggal dunia.

Karena itu, ketika berada ditempat keramat, setiap orang dilarang membuat keributan, memasak atau makan babi digunung tersebut. Sebab Jin atau penghuni tempat tersebut dipercaya beragama Islam. Jika ada yang melanggar pantangan tersebut maka mahluk ini akan menunjukan wujudnya secara nyata dan akan mengakibatkan orang tersebut sakit.

Cara mahluk halus saat mencelakai manusia, bermacam-macam. Penanganannya adalah dengan bantuan dukun secepatnya. Kalau sang Mgrig ilmunya tinggi, maka si korban bisa diselamatkan, tetapi jika tidak, korban akan meninggal dunia. Menurut mereka kejadian ini sering terjadi dalam kehidupan nyata sehari-harinya.

Mengenai penyebab kematian, menurut kebudayaan orang Irarutu ada beberapa proses. Pertama, ada meninggal secara alamiah. Kedua, meninggal karena ilmu hitam nfi gamrum atau

nftut. Meninggal cara ini dianggap tidak wajar. Ciri-ciri meninggal

tidak wajar seperti sakit mendadak, perut membesar Fta nabad, sakit dada ritr nfit, kaki bengkak fa mbrbar dan darah keluar dari mulut nfittu wams srut nanfi gan. Orang yang sakit seperti ini sulit ditolong. Ketiga, kematian yang disebabkan oleh mahluk yang mendiami tempat tertentu. Kematian ini terjadi karena orang tersebut dinilai mengganggu keberadaannya. Sebetulnya ini bisa dihindari jika keluarga si sakit segera minta bantuan Mgrig untuk mengobati si penderita.

Disamping penyebab kematian di atas, ada juga kematian yang dibuat swanggi27. Jenis swanggi yang dikenal masyarakat adalah Egman, sosok manusia yang menggunakan ranting kayu tertentu bisa berubah menjadi mahluk halus pembunuh. Dengan terbang seperti burung, egman memburu mangsanya dan memakan jantungnya. Jenis kedua, Ujeg atau setan bermata merah, adalah manusia yang menggunakan “ujeg ro” daun setan, dan “ujeg ran fut” kayu setan untuk membunuh orang. Orang yang dapat menjelma sebagai “swanggi” biasanya tidak dapat tenang ketika berpapasan dengan orang baik-baik, matanya merah, melotot dan tidak menentu arah pandangnya.

Dunia Roh. Menurut pandangan orang Irarutu dikampung Jawera, roh orang yang sudah meninggal “mtmat” tidak pergi jauh dari kehidupan manusia yang masih hidup. Keberadaan “mtmat” ini hanya dipisahkan oleh kaca besar sebagai pembatas. Orang percaya roh tersebut bisa melihat manusia yang masih hidup, tetapi manusia yang hidup tidak bisa melihat roh.

Jika waktunya tiba yang ditandai dengan adanya bunyi nafiri terompet, orang mati akan dikumpulkan bersama orang yang hidup di suatu tempat. Tiupan terompet pertama maka akan “timembe mgrigwen” semua orang pingsan. Tiupan kedua, “su nuf nafiri ad fiembe roge matu fo mgrigwen ensu nmrir” semua yang pingsan tadi berdiri. Ketika berdiri, maka yang tinggal hanya orang baik, yang tidak baik akan musnah.

Pada saat ada orang meninggal dan akan dikubur, jenasah akan dikenakan pakaian terbaik dan diletakkan di peti jenasah yang dibuat oleh warga kampung. Pendeta akan memimpin upacara pemakanan dengan melakukan nyanyian pujian dan membaca

27 Sebutan untuk manusia yang mempunyai kemampuan untuk menjelma sebagai mahluk halus yang penggunaannya untuk membunuh seseorang yang diinginkan.

alkitab. Setelah acara kebaktian pemakaman, peti jenasah dimasukkan ke liang kuburnya. Bunga-bunga ditaburkan di atas kuburan dan kemudian dibangunkan rumah kecil diatas kuburan tersebut dengan maksud memberi perlindungan dan sebagai tempat tinggalnya yang baru.

Sebagai bentuk kedukaan, segera setelah pemakaman, sehelai kain diikatkan pada lengan janda atau duda. Selama masa kedukaan, biasanya selama 100 hari, ikatan tersebut tidak boleh dilepas. Pada masa itu pula seorang suami bila yang meninggal istrinya, tidak boleh mencukur rambutnya. Demikian juga bagi istri bila suaminya meninggal, dia dilarang memotong rambutnya.

Selain itu, ada prosesi tertentu yang harus dilakukan oleh keluarga. Contoh, pada suami yang ditinggal mati istrinya. Setelah pulang dari pemakaman, si suami langsung duduk berdiam diri disisi atau sudut ruang tamu, sambil menjaga tempat tidur sang istri yang dikenal dengan Nmtur Sfri28. Dia tidak boleh melakukan aktifitas apa-apa, kecuali hanya untuk membuang hajat besar atau kecil. Untuk kebutuhan makan harus diantar anak, kerabat dekat suami atau kerabat istrinya. Prosesi ini akan dijalani selama 3 hari, karena roh yang meninggal diyakini masih berada di rumah duka selama 3 hari. Ritual ini dimaksudkan sebagai penghormatan dan rasa kasih sayang kepada isrti. Jika ritual tidak dijalankan, ini menandakan suami tidak sayang kepada istrinya. Dengan demikian roh istri akan marah kepada sang suami yang bisa mengakibatkan suami sakit. Setelah ritual ini dilakukan maka roh istri tadi akan merasa tenang dan tidak akan datang kerumah lagi. Setelah prosesi 3 hari selesai, maka suami akan dibolehkan keluar rumah dan beraktivitas seperti biasa.

28 Prosesi bagi Janda atau Duda duduk disudut dinding selama 3 hari sebagai bentuk penghormatan dan rasa cinta kepada yang meninggal.

BAB 4

PROGRAM PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN