• Tidak ada hasil yang ditemukan

WILAYAH DAN PENDUDUK TELUK ARGUNI

2.1. Sekilas Kabupaten Kaimana

Kabupaten Kaimana terletak di bagian Selatan wilayah kepala burung dan merupakan pesisir Selatan dari Provinsi Papua Barat. Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Mimika, Kabupaten Fakfak di sebelah Barat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama dan Kabupaten Nabire di sebelah Utara dan dengan Kabupaten Maluku Tenggara di sebelah Selatan. Secara administratif Kabupaten Kaimana pada Tahun 2013 terdiri dari 7 (tujuh) Distrik/Kecamatan dengan jumlah kampung 84 Kampung dan 2 Kelurahan (BPS, 2013).

Tabel 2.1. Distrik di Kaimana Berdasarkan Luas Daerah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan

Distrik Luas Daerah/ Km² Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk/ Km² Kaimana 2.096 31.668 15,12

Teluk Arguni Atas 2.990 3.312 0,79

Buruway 2.650 4.598 1,54

Etna 4.195 3.916 1,48

Arguni Bawah 1.990 2.560 3,30

Kambraw 775 3.224 1,62

Yamor 3.805 2.182 0,57

Sumber : BPS, Kaimana Dalam Angka 2013

Tercatat pada data Badan Pusat Statistik Kabupaten Kaimana, hingga tahhun 2012 jumlah penduduk Kaimana mencapai 49.953 jiwa. Jumlah penduduk tersebut merupakan hasil proyeksi penduduk dengan besar pertumbuhan penduduk rata-rata 3,5% per tahun dalam kurun waktu 2008 – 2012.

Dilihat dari jumlahnya, sebagaimana tertera pada tabel 2.2. dibawah, keberadaan penduduk di kabupaten Kaimana terkonsentrasi pada wilayah Distrik Kaimana. Kondisi ini merupakan fenomena yang wajar mengingat Distrik Kaimana adalah pusat layanan pemerintahan dan pertumbuhan ekonomi. Tabel tersebut juga menunjukkan bahwa Distrik Kaimana mengalami pertumbuhan penduduk paling cepat. Dalam kurun waktu 2008 sampai 2012 pertumbuhan penduduknya adalah 11,13% per tahun. Selain faktor alamiah, tingginya migrasi penduduk dari Distrik dan dari luar Kabupaten juga berkontribusi terhadap laju pertumbuhan penduduk Distrik Kaimana. Adanya migrasi dari Distrik lain ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah penduduk di Distrik yang lain.

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Distrik di Kabupaten Kaimana pada Tahun 2008 – 2012.

Distrik 2008 2009 2010 2011 2012 Kaimana 20.817 27.622 29.593 31.537 32.404 Teluk Arguni Atas 4.712 3.279 3.530 3.539 3.752 Buruway 5.481 3.279 3.500 3.503 3.720 Etna 5.009 2.920 3.107 3.145 3.251 Arguni Bawah 2.462 2.226 2.384 2.403 2.534 Kambraw 2.122 2.081 2.216 2.192 2.283 Yamor 1.825 1.803 1.919 1.932 2.009

Sumber : BPS, Kaimana Dalam Angka 2013

Gambar 2.2. Peta Kabupaten Kaimana

Kabupaten Kaimana memiliki luas wilayah 36.000 Km2. Wilayah berupa daratan, kurang lebih seluas 18.500 Km2 dan wilayah perairan seluas 17.500 Km2. Dari ketujuh Distrik di Kaimana, Distrik Etna merupakan daerah dengan wilayah terluas. Luas wilayahnya adalah 22,68% dari total luas daratan kaimana. Distrik yang terluas berikutnya adalah Yamor, dengan luas 20,57% dari luas daratan. Adapun Distrik dengan ;luas wilayah terkecil adalah Kambrauw. Luasnya hanya 4,08% dari luas daratan. Dilihat dari jarak antara Kaimana sebagai pusat kota dengan Distrik yang lain, bila diukur, Distrik Etna adalah Distrik terjauh. Jaraknya 84 mil laut. Sedangkan Distrik terdekat adalah Distrik Buruway. Distrik ini dapat ditempuh dalam jarak 26 mil laut.

Berada pada ketinggian rata-rata 600 m diatas permukaan laut, sebagian besar wilayah Kaimana adalah pegunungan dengan kemiringan antara <20–600. Struktur tanah umumnya terdiri dari batu-batuan, pasir, lumpur dan liat, dengan kandungan pH tanah antara 4,0%–7,8%. Dalam Peta Wilayah Negara Republik Indonesia, Kabupaten Kaimana terletak pada 1320,75’BT–1350,15’BT dan 020,90’LS–040,20’LS.

Iklim Kaimana hampir sama dengan wilayah lain di Tanah Papua pada umumnya, yaitu tropis. Suhu udara berkisar antara 150C–340C, tekanan udara 1006,2mbs hingga 1009,3mbs, dengan kelembaban rata-rata 83,92%. Kecepatan dan arah angin berkisar antara 03 knot dan 1800 hingga 05 knot dan 3400. Curah hujan pertahun tidak menentu dan bervariasi antara 1500 mm – 4000 mm. Kondisi alam Kaimana dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim kemarau pada bulan Oktober hingga April yang ditandai dengan angin Barat, dan musim hujan pada bulan April hingga Oktober yang ditandai dengan angin Timur.

Mata pencaharian penduduk di Kabupaten Kaimana umumnya adalah nelayan, petani subsistem dan perkebunan

tradisional, ini sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Usaha perdagangan umumnya dilakukan oleh penduduk pendatang yang berasal dari daerah Bugis, Buton, Jawa dan China

Di Kabupaten Kaimana, terdapat beberapa Etnik bangsa yang merupakan penduduk asli. Etnik bangsa ini merupakan bagian dari beratus-ratus Etnik-bangsa yang sebagai penduduk asli pulau Papua. Diperkirakan saat ini jumlah Etnik-Etnik di pulau Papua adalah sebanyak 319 Etnik (http://proto-malayans.blogspot.com /2012). Menurut wikipedia, terdapat 115 Etnik bangsa. Koentjaraningrat (2009) memperkirakan Etnik bangsa di tanah Papua berjumlah sekitar 37 buah. Sedangkan menurut Tim Peneliti Uncen (1991) telah diidentifikasi adanya 44 Etnik bangsa yang masing-masing merupakan sebuah satuan masyarakat, kebudayaan dan bahasa yang berdiri sendiri. Sebagian besar dari 44 Etnik bangsa itu terpecah lagi menjadi 177 Etnik. Sedangkan kalau kategori Etnik bangsa berdasarkan bahasa maka ada 271 lebih Etnik bangsa berarti, ada 271 lebih kebudayaan (Indek of Linguage, SIL, 1988)

Dalam kepustakaan Antropologi, Papua dikenal sebagai masyarakat yang terdiri atas Etnik-Etnik bangsa dan Etnik-Etnik yang beraneka ragam kebudayaannya. Menurut Held dan Van Baal (Djoht, 2002), ciri-ciri yang menonjol dari Papua adalah kesamaan ciri-ciri kebudayaan mereka diantara keanekaragaman kebudayaannya. Perbedaan-perbedaan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat Papua dapat dilihat perwujudannya dalam bahasa, sistem-sistem komunikasi, kehidupan ekonomi, keagamaan, ungkapan-ungkapan kesenian, struktur pollitik dan struktur sosial, serta sistem kekerabatan yang dipunyai oleh masing-masing masyarkat tersebut sebagaimana terwujud dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Keunikan Etnik-Etnik di Papua ini adalah karena memiliki ras yang berbeda dengan Etnik-Etnik yang ada di Indonesia bagian lain.

Mereka bukanlah bagian dari ras Proto Malayan maupun Deutro Malayan. Etnik-Etnik di Papua memiliki ras yang berbeda dengan Etnik-Etnik lain di Asia Tenggara, karena mereka memiliki ras Melanesia atau Negroid, sama dengan Etnik-Etnik di Afrika. Mereka memiliki struktur fisik yang kekar, berkulit gelap dan rambut keriting. Pada masa dahulu bangsa-bangsa di Afrika menyebar ke seluruh Asia hingga ke wilayah Asia Pasifik. Diperkirakan Etnik Papua ini adalah manusia pertama yang hadir di wilayah Asia Tenggara ini, puluhan ribu tahun sebelum masuknya bangsa-bangsa Melayu. Mereka berasal dari daratan Afrika, ketika daratan Asia masih menyatu dengan kepulauan-kepulauan di Asia Tenggara ini.(http://proto-malayans.blogspot. com/ 2012).

Selain penggunaan bahasa, yang membedakan sub Etnik satu dengan lainnya adalah ukuran dan bentuk ragawinya. Para ahli antropologi ragawi yang mempelajari keberagaman manusia, mencoba untuk membedakan berdasarkan ciri-ciri fisik yang nampak secara kasat mata dan yang tidak nampak. Pada ciri-ciri lahiriah, menurut Glinka (1989) dapat diketahui berdasarkan warna kulit, warna dan bentuk rambut, warna mata, ukuran tinggi badan, tengkorak dan bagian muka seperti ukuran dahi, pelipis, pipi, hidung dan rahang. Sedangkan untuk ciri yang secara lahiriah tidak nampak adalah dengan melihat struktur gen yang terkandung dalam tubuh atau dikenal dengan sebutan ciri genotipik.

Di masyarakat Papua, penelitian khusus tentang ciri-ciri manusia secara fenotipik dan genotipik belum pernah dilakukan. Ada beberapa orang yang melakukan pengukuran tinggi badan dan indeks ukuran tengkorak individu penduduk asli Papua di beberapa tempat terpisah. Terbatasnya jumlah individu yang diukur, membuat belum cukup untuk memberikan gambaran tentang ciri-ciri fisik biologik orang Papua. Bahkan antropolog Belanda sempat mengatakan bahwa ras papua tidak ada. (Sutaarga dan Koentjaraningrat, 1994).

Berdasar ciri fisiknya, harus diakui bahwa orang Papua disetiap wilayah mempunyai perbedaan ciri khusus. Uraian Bijlmer yang rinci dan teknis menemukan kecenderungan bahwa makin jauh dari pantai tubuh orang Papua makin pendek. Demikiaan halnya dengan bentuk tengkoraknya, orang Papua yang tinggal di daerah pantai umumnya lonjong. Keanekaragaman ciri-ciri manusia pada berbagai penduduk asli papua lebih jelas terlihat melalui ciri-ciri fenotipiknya. Warna dan bentuk rambut mereka tidak ada keseragaman. Warna rambut orang papua asli hampir semuanya hitam, tetapi tidak semua keriting. Orang yang menetap di sepanjang sungai Mamberamo, rambutnya banyak yang berombak dan bahkan ada yang lurus (Sutaarga dan Koentjaraningrat, 1994).

Beragamnya dan terpencarnya Etnik bangsa di Papua, memunculkan kesadaran masyarakat untuk menghimpun diri dalam wadah Dewan Adat. Werfete (2011) mengemukakan bahwa keberadaan Dewan Adat ini merepresentasikan budaya masyarakat di Papua. Keputusan kultural Majelis Rakyat Papua menegaskan bahwa di Papua terdapat wilayah adat yang meliputi wilayah adat Doreri, Bomberai, Saireri, Mee Pago, Lani Pago, Tabi dan Animha. Berdasarkan persebaran wilayah adat, Etnik bangsa di Kaimana masuk dalam wilayaah persebaraan kebudayaan Bomberai.

Kabupaten Kaimana sebagai sebuah kabupaten baru mempunyai banyak sekali sub Etnik yang mempunyai ciri khas yang berbeda satu sama lainnyaBerikut ini beberapa sub Etnik yang ada di Kabupaten Kaimana (http://dppkad.kaimanakab.go.id; Werfete, 2011).

 Orang Buruwai atau Karufa. Nama lainnya Asienara, Madidwana. Mereka berada di bagian Selatan semenanjung Bomberai, bagian Barat Teluk Kamrau. Daerah mereka antara

lain Guriasa, Tairi, Hia, Gaka, Yarona, Kuna, Esania dan Marobia. Populasi mereka sekitar 700 jiwa.

 Etnik bangsa Iresim, banyak mendiami daerah pesisir Selatan teluk Cendrawasih. Tepatnya di sebelah Barat kota Nabire, dan di dekat danau Yamur. Daerah tersebut berada dalam wilayah distrik teluk Etna, Kabupaten Kaimana. Populasi orang Iresimtidak banyak, sekitar 100 jiwa. Bahasa mereka termasuk kelompok bahasa Wurm-Hatori (sub-kelompok bahasa teluk Cendrawasih) dari rumpun bahasa Papua.

 Orang Kambrau atau Kamberau atau Lambrau berdiam di semenanjung Bomberai sebelah tenggara, di sekitar teluk Kamberau. Desa-desa mereka adalah Ubia Seramuku, Bahomia, Inari, Tanggaromi, Koi, Wamesa dan Coa di wilayah distrik Kaimana dan Distrik Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana. Jumlah Populasinya 9000 jiwa. Bahasa mereka masih satu kelompok dengan bahasa Kamoro dan Asmat.

 Orang Komoro, ada banyak pendapat berkenaan dengan Etnik bangsa Kamoro ini. Anggapan pertama adalah Kamoro sama dengan Mimika. Kedua, orang Kamoro adalah sub-kelompok Etnik Mimika. Ketiga, Kamoro adalah kesatuan bahasa daerah. Mereka mendiami daerah pantai Selatan Irian Jaya yang berawa, kira-kira disebelah Barat laut wilayah orang Asmat, tepatnya di wilayah Mimika Timur dan Mimika Barat. Nama lain mereka adalah Lakahia, Nagramadu, Kaokonau, Umari, Neferipi, Maswena. Sebagai bagian dari kelompok Etnik bangsa Mimika, orang Kamoro mendiami wilayah bagian Barat dekat Teluk Etna, jumlah populasi mereka sekitar 8.000 jiwa. Desa mereka antara lain Tarja, Kamora, Wania, Mukumuga  Orang Koiwai atau Namatote mendiami daerah pesisir Selatan

Irian Jaya, yaitu di bagian Selatan Leher Burung Irian, tepatnya di sebelah Barat laut di Kaimana terus ke tenggara ke Maimai. Sebagian lagi mendiami pulau Namatote dan pulau-pulau kecil

lain di teluk Kamrau. Desa-desa mereka adalah, Keroi, Namatota, Waikala, Namatote, Kayumerah dan Maimai. Daerah ini termasuk dalam distrik Kaimana dan Teluk Etna. Jumlah populasi mereka sekitar 700 jiwa. Nama lain mereka adalah Kaiwai, Kuiwai Koiwai, Namatota Aiduma, Kayumerah.  Etnik bangsa Mairasi dengan nama lain Kaniran dan Faranyao

mendiami daerah sekitar teluk Arguni, teluk Triton dan teluk Wandamen Timur Laut, di daerah Leher Burung Irian. Daerah mereka masuk ke dalam kabupaten Kaimana terutama di distrik Kaimana dan Teluk Etna serta sebagian masuk di daerah Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka 3.000 jiwa. Desa mereka adalah Morano, Faranyao, Sisir, Lobo, Susunu, Warika, Kokoroba, Barari, Urisa, dan Maimai.

 Orang Mer atau Muri atau Miere, tinggal di daerah bagian tengah Kepala Burung. Daerah di sekitar mata air Wosimi dan hulu sungai Urema. Daerah tersebut termasuk dalam wilayah Distrik Teluk Etna dan Kabupaten Manokwari. Jumlah populasi mereka sekitar 200 jiwa. Desa-desa mereka antara lain Ure atau Muri dan Javor.

 Mor, Etnik bangsa ini bermukim disekitar Timur laut semenanjung Bomberai, yaitu di pantai Selatan Teluk Bintuni. Daerah in termasuk ke dalam wilayah Distrik Kaimana. Populasinya sekitar 100 jiwa.

 Orang Semimi mendiami daerah bagian Selatan Leher Burung, yaitu sekitar Teluk Etna, sampai ke Teluk Triton. Daerah mereka termasuk wilayah Distrik Teluk Etna. Jumlah populasi mereka sekitar 300 jiwa.

 Kuri, orang Kuri mendiami bagian Selatan dan bagian Barat Distrik teluk Arguni. Mereka tersebar di beberapa kampung seperti Tugarni dan Tiwara. Populasinya berjumlah sekitar 2000 jiwa. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Kuri, termasuk rumpun bahasa Austronesia. Namun mereka juga

berbahasa Irarutu. Orang Kuri berasal dari daerah dataran tinggi yang kemudian hidup di pesisir.

 Salah satu Etnik bangsa yang populasinya cukup besar adalah mereka yang disebut dengan Orang Irahutu atau Irarutu. Di kaimana, mereka banyak mendiami teluk Arguni sampai ke Utara ke teluk Bintuni. Pemukiman mereka tersebar di 40 buah desa dengan jumlah populasi sekitar 4.000 jiwa. Bahasa mereka termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia.

Laporan penyusunan RPJPD Kabupaten Kaimana, kerja-sama Pemerintah Kabupaten Kaimana dengan Universitas Gajah Mada (Werfete, 2011) membuat perkiraan sebaran dan jumlah populasi Etnik bangsa di Kaimana, sebagaimana tabel dibawah. Tabel 2.3. Sebaran dan Jumlah Populasi Etnik Bangsa di Kaimana

No Etnik bangsa Populasi Distrik daerah sebaran 1. Mairasi 3000 Kaimana, teluk Arguni

2. Irarutu 4000 Teluk Arguni

3. Kuri 2000 Teluk Arguni

4. Madewana 700 Buruwai

5. Oborouw 9000 Kaimana, Kambrau, Teluk Arguni

6. Koiwai 700 Kaimana, Buruwai

7. Semimi 300 Teluk Etna

8. Mer 200 Yamor

Sumber: Werfete, 2011