• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sosialisasi pendidikan seksual dan prilaku seksual

Dalam dokumen PENDIDIKAN PRANIKAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 106-126)

DISKURSUS/KAJIAN TEORITIS PENDIDIKAN PRANIKAH

G. Kaidah ushul fiqih dalam pembatasan usia nikah

I. Sosialisasi pendidikan seksual dan prilaku seksual

Berdasarkan data dari survei demografi kesehatan reproduksi remaja tahun 2012,174 perokok remaja, minum alkohol, obat-obatan digunakan dan seks sebelum menikah bagi perempuan pada usia 15-19 tahun, sebanyak 6.018 orang dan 6.835 orang.Untuk untuk pria berusia 20-24 tahun untuk perempuan dan hingga 2.401 orang untuk 4.145 orang,pendidikan seks adalah hal yang penting dalam remaja. Telah kehidupan banyak penelitian tentang pendidikan seks. dampak pendidikan seks pada pembangunan sosial-ekonomi dan kualitas hidup suatu bangsa dan dianggap efektif untuk meningkatkan pengetahuan tentang pendidikan seks.175

Seks pendidikan untuk remaja terjadi dalam konteks kemajuan emosional, kognitif dan sosial biologis dan masalah remaja.176 Penelitian di sekolah-sekolah Malaysia untuk 90% dari responden, setuju bahwa pendidikan seks harus diajarkan di kelas terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan sehubungan dengan perspektif Islam.177

Penelitian tentang sekolah di negara-negara berkembang lain, mengatakan bahwa perilaku seksual mengurangi risiko karena pendidikan seks mereka.178

Sekolah ini dikatakan sebagai rumah kedua pada anak-anak menghabiskan waktu. Di sekolah, anak-anak menerima berbagai jenis pengetahuan. Untuk tujuan ini, selain orang tua di rumah, sekolah juga bertanggung jawab untuk penyediaan pendidikan seks untuk remaja.

Pemerintah, melalui kependudukan dan keluarga berencana nasional (BKKBN), pelatihan pendidik sebaya atau tutor sebaya yang berfungsi sebagai sumber daya untuk kelompok remaja/mahasiswa untuk memberikan

174 Kementerian pemberdayaan perempuan, Badan Perlindungan anak, and Badan pusat statistik. Profil Anak Indonesia. 2012.

175 Puri, C, Look, PFA. Van, Sachdeva, G, Penhale, C.Sexual and Reproductive Health. New Age International (P) Limited Publishers; 2001.

176 Marques, M. The Sexuality Education Initiative : a programme involving teenagers, schools, parents and sexual health services in Los Angeles, CA,USA. RHM, 2011;21(41), hal. 124–135.

177 Talib J, Mamat M, Ibrahim M, Mohamad Z.Analysis on sex education in schools across Malaysian Procedia-Social and Behavioral Sciences.2012 Oct 17;59: hal. 340-348.

178 Woo GW, Soon R, Thomas JM, Kaneshiro B. Factors affecting sex education in the school system.Journal of pediatric and adolescent gynecology.2011 Jun 1;24(3): hal.142-146.

informasi dan konseling kesehatan remaja 8 sebagai fungsi keluarga, usia pernikahan pematangan, KRR, keterampilan hidup, jenis kelamin, advokasi dan KIE.

Sebagai salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendidik sebaya dalam pendidikan sekolah seks harus lebih mempelajari model pendidikan seks bagi pendidik sebaya di sekolah-sekolah dalam pendekatan metode belajar bersama.179

Dalam pelaksanaannya, metode pembelajaran kolaboratif perlu dievaluasi. Para peneliti akan menggunakan metode evaluasi Kirkpatrick karena memiliki kelebihan yang lengkap, sederhana, dan dapat diterapkan dalam berbagai situasi pelatihan. Dalam model Kirkpatrick, evaluasi dilakukan melalui 4 langkah atau kategori evaluasi: reaksi, pembelajaran, perilaku, dan hasilnya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hasil penerapan metode pembelajaran kolaboratif dinilai menggunakan metode pendidik sebaya Kirkpatrick pada pendidikan seks di sekolah.Dalam penelitian ini, subyek mengambil adalah dilakukan dengan total sampling, yang mengambil semua anggota populasi sebagai sponsor atau sampel. Untuk gambaran umum dari data yang digunakan teknik statistik deskriptif.

Analisis perbedaan antara pengetahuan dan keterampilan masing-masing kelompok sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan dengan membandingkan hasil dengan penggunaan post-test dan pre-test test. Uji dipadankan uji jika data itu terdistribusi secara normal. Menguji pengetahuan dan keterampilan dari perbedaan antara kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan dengan sampel uji independent statistik t-test jika data terdistribusi secara normal.

Penelitian ini menguji studi kelayakan oleh Komite Etika Penelitian, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada model evaluasi Kirkpatrick empat aspek evaluasi, hal ini membantu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari peserta.

Semua aspek evaluasi pelatihan melibatkan model evaluasi berbeda.

Dalam jika peserta adalah peserta begitu tertarik berlatih.Salah tujuan pembelajaran dan pelatihan semakin bertemu untuk membahas kasus-kasus

179 Wulansari, Arumi. Pengaruh pelatihan dengan metode collaborative learning terhadap pengetahuan dan keterampilan kader posyandu mengenai kesehatan gigi dan mulut pada balita. Program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada 2013. Herman. Perbandingan tingkat motivasi mahasiswa ilmu kesehatan masyarakat universitas tadulako yang menempuh kuliah konvensional dengan collaborative learning. Program studi Ilmu Pendidikan Kedokteran.Fakultas Kedokteran. Universitas Gadjah Mada;2014.

tertentu. Pelatihan muncul untuk mengkatalisasi refleksi yang lebih luas dan praktek, termasuk berbagai kegiatan terkait.180

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hasil penerapan metode pembelajaran kolaboratif dinilai menggunakan metode Kirkpatrick untuk pendidik sebaya pada pendidikan seks di sekolah.

Dalam penelitian ini, subyek mengambil dilakukan dengan total sampling, yang mengambil semua anggota populasi sebagai sponsor atau sampel. Untuk gambaran umum dari data yang digunakan teknik statistik deskriptif.

Analisis perbedaan antara pengetahuan dan keterampilan masing-masing kelompok sebelum dan sesudah pelatihan dilakukan dengan membandingkan hasil dengan menggunakan post-test dan pre-test paired t tes test.Uji ini jika data terdistribusi secara normal. Uji pengetahuan dan keterampilan Anda perbedaan antara kontrol dan kelompok perlakuan dilakukan dengan uji statistik sample t-test independen jika data terdistribusi secara normal.

Penelitian ini menguji studi kelayakan oleh Komite Etika Penelitian, Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada Evaluasi Kirkpatrick model memiliki empat aspek evaluasi, hal ini membantu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dari peserta.

Semua aspek evaluasi melibatkan pelatihan model evaluasi berbeda.

Dalam jika peserta adalah peserta begitu tertarik semakin belajar dan berlatih.Salah pelatihan tujuan terpenuhi, membahas kasus-kasus tertentu.

Pelatihan muncul untuk mengkatalisis berpikir lebih global dan praktek, termasuk berbagai kegiatan terkait.181

Melihat hasil evaluasi peserta menyatakan kepuasan mereka, kita dapat menyimpulkan proses pelatihan pembelajaran kolaboratif dapat bekerja data kuantitatif baik.Analisis menunjukkan bahwa persepsi siswa pembelajaran kooperatif memiliki hubungan secara statistik positif dengan kehadiran sosial yang signifikan dan kepuasan yang dirasakan.

Dalam studi tersebut menjelaskan siswa yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran kolaboratif cenderung lebih puas daripada mereka yang dianggap tingkat rendah pembelajaran kolaboratif Melihat hasil evaluasi peserta menyatakan kepuasan mereka, kita dapat menyimpulkan proses pelatihan pembelajaran kolaboratif dapat bekerja data kuantitatif baik.

Analisis menunjukkan bahwa persepsi siswa pembelajaran kooperatif

180 Schuchter J, Rutt C, Satariano WA, Seto E. Building capacity for health impact assessment: training outcomes from thle United States. Environmental Impact Assessment Review. 2015 Jan 1;50: hal. 190-195.

181 Schwind CJ, Boeher ML, Rogers DA, Williams RG, Dunnington G, Folse R, Markwell SJ. Variables influencing medical student learning in the 169 Berita Kedokteran Masyarakat, Volume 32 No. 5 Tahun 2016 operating room. The American journal of surgery.2004 Feb 1;187(2): hal. 198-200.

memiliki hubungan secara statistik positif dengan kehadiran sosial yang signifikan dan kepuasan yang dirasakan.

Dalam studi tersebut menjelaskan siswa yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran kolaboratif cenderung lebih puas daripada mereka yang dianggap tingkat rendah pembelajaran kolaboratif. Melihat hasil evaluasi peserta menyatakan kepuasan mereka, kita dapat menyimpulkan proses pelatihan pembelajaran kolaboratif dapat bekerja data kuantitatif baik.Analisis menunjukkan bahwa persepsi siswa pembelajaran kooperatif memiliki hubungan secara statistik positif dengan kehadiran sosial yang signifikan dan kepuasan yang dirasakan.

Dalam studi tersebut menjelaskan siswa yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran kolaboratif cenderung lebih puas daripada mereka yang dianggap tingkat rendah pembelajaran kolaboratif Melihat hasil evaluasi peserta menyatakan kepuasan mereka, kita dapat menyimpulkan proses pelatihan pembelajaran kolaboratif dapat bekerja data kuantitatif baik.Analisis menunjukkan bahwa persepsi siswa pembelajaran kooperatif memiliki hubungan secara statistik positif dengan kehadiran sosial yang signifikan dan kepuasan yang dirasakan.

Dalam studi tersebut menjelaskan siswa yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran kolaboratif cenderung lebih puas daripada mereka yang dianggap tingkat rendah pembelajaran kolaboratifMelihat hasil evaluasi peserta menyatakan kepuasan mereka, kita dapat menyimpulkan proses pelatihan pembelajaran kolaboratif dapat bekerja data kuantitatif baik.

Analisis menunjukkan bahwa persepsi siswa pembelajaran kooperatif memiliki hubungan secara statistik positif dengan kehadiran sosial yang signifikan dan kepuasan yang dirasakan.

Dalam studi tersebut menjelaskan siswa yang mencapai tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran kolaboratif cenderung lebih puas daripada mereka yang dianggap tingkat rendah pembelajaran kolaboratif.182

Metode pembelajaran kolaboratif telah dicoba diterapkan di Indonesia, dan dianggap baik dalam pelatihan siswa dan guru serta pelatihan kesehatan pemain. Dalam harus meningkatkan pengetahuan peserta dalam pelatihan yang diterima. Belajar bekerja sama dengan pelatihan dan penyediaan brosur pada kedua kelompok pendidik sebaya meningkatkan pengetahuan mereka.

Magang kolaboratif yang terbaik untuk mendistribusikan dokumen kepada peserta. Memang, dalam pembentukan pembelajaran kolaboratif, peserta belajar untuk berbuat lebih banyak untuk mendapatkan materi.

Meskipun peserta pasif yang menerima buku untuk mendapatkan

182 So HJ, Brush TA. Student perceptions of collaborative learning, social presence and satisfaction in a blended learning environment:Relationships and critical factors.

Computers & eduction, 2008 Aug 1;51(1): hal. 318-336.

pembelajaran pelatihan materi. Pada kolaboratif sebagai pendidik sebaya diterima dengan baik sehingga meningkatkan pengetahuan mereka.

Kursus ini menuntut siswa untuk mendiskusikan dan memulai aktif.

Peserta kolaboratif diundang untuk datang bersama-sama untuk membahas, berkolaborasi Masalah, menemukan sumber referensi, dan praktek mengajar materi pendidikan yang berkaitan dengan seksual.Selain mempersentasikan diperoleh dari penampilan untuk diri mereka sendiri, peserta menerima informasi milik penampilan lain.

Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan dan hasil belajar yang diperoleh peserta lebih beratprioritas pelatihan pembelajaran kolaboratif untuk kerjasama dalam tim sehingga setiap anggota peningkatan pengetahuan. Teamwork dapat meningkatkan kemampuan semua anggota, koran menjelaskan bahwa faktor-faktor kerja sama tim yang efektif adalah pandangan dari anggota tim yang didukung oleh instruktur untuk mendorong siswa untuk membangun hubungan dalam tim. Dinamika tim sangat penting dalam konteks efektivitas pembelajaran kolaboratif.183

Pelatihan dalam metode pembelajaran kolaboratif bahwa banyak peserta memiliki kesempatan untuk berlatih keterampilan seperti diri.Sebagai, peserta dalam pembelajaran kolaboratif tidak hanya teori pendidikan seks, tetapi juga belajar untuk berkomunikasi dan memiliki kepercayaan diri untuk berbicara dan tampil di depan publik dengan keterampilan membutuhkan tutor/pendidik sebaya. Dalam pandangan perbandingan sosial, pendidik sebaya bekerja sebagai referensi sosial, menyediakan tingkat pengetahuan dan perilaku untuk teman-teman di lingkungan untuk memahami seksualitas dan kehamilan pencegahan.184

J. Proferti

Proferti berarti kepemilikan seseorang terhadap suatu barang atau non barang. Al-Qur'an bercakap seperti panduan (Hudan) yang boleh memimpin umat manusia ke landasan yang betul. Di samping itu, ia juga berfungsi lebih jelas (Tibyân) dari semua perkara dan dari Timban (Furqân) antara kebenaran dan kebohongan. Al-Qur'an mengatakan bahawa Tuhan telah menciptakan sifat dengan kandungannya sebagai satu cara untuk bertahan hidup manusia sebagaimana dijelaskan dalam QS. al-Baqarah/2: 29:

183 Ku HY, Tseng HW, Akarasriworn C. Collaboration factors, teamwork satisfaction, and student attitudes toward online collaborative learning. Computers in Human Behavior.2013 May 1;29(3): hal. 922-929.

184 De Pietro R. Educating peers about hluman sexuality and birth control in natural settings: A social comparison perspective. Patient Education and Counseling. 1984 Jan 1;6(1): hal. 39-46.

َعْتَس ٍََُّٰٓىٍّٔ َسَف ِءٓاٍَ ٍّسلٱ َ

لَِإ ِّىََٔخْسٱ ًٍُّث اًػيِ َجَ ِضْر َ ْ

لۡٱ ِفِ اٌٍّ ًُس َى َقَيَخ ىِ ٍّلٱ َُْٔ

ًيِيَغ ٍءْ َشَ ِ ّوُسِة ََُْٔو ٍتََٰوََٰمَس

Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Dalam rangka melaksanakan tanggungjawab manusia sebagai pihak yang berpartisipasi aktif dalam meningkatkan taraf hidup manusia secara individu, kolektif atau universal. Harta dianggap sebagai sesuatu yang lazim (tabi‟î) dan urgen (darûry) dalam bentuk material karena dapat digunakan untuk mendukung kehidupan. Tidak ada salahnya bagi seorang Muslim untuk mengumpulkan kekayaan sesuai dengan keinginannya, sambil mengambil halal dan sesuai dengan aturan syari‟ah.185

Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam surat ali-Imrân (3): 14 sebagai berikut:

ِبٍَّْلا ٌََِ ِةَر َطَِْلٍُ ْ

لا ِ ْيِطاََِلى ْ اَو َ ْيِْنَ ْ

لْاَو ِءا َسِّنىا ٌََِ ِتأََٓ ٍّشلا َّبُخ ِساٍِّيِل ََِّيُز َُْسُخ ُهَدِِْغ ُللّاَو َايَُّْلدا ُعاَخٌَ َمِلاَذ ِثْرَ ْ

لْاَو ِماَػْجَلَّْاَو ِثٌٍَّٔ َسٍُل ْا ِوْيَْلۡاَو ِثٍّظِفْىاَو ِب َٰاٍَلْا

َ“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanitawanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.

Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”

Penyebutan Al-Qur‟an terhadap kekayaan seolah-olah kurang merestui, bukan ditujukan pada materinya, melain ditujukan pada sikap manusia terhadap kekayaan yang menjadikan harta menjadi negatif. Nasihat Al-Qur‟an terhadap harta kekayaan bukan hanya masalah teknis, melainkan masalah etika sebagai nilai-nilai moral yang dibangun dalam Islam. Al-Qur‟an mengecam tindakan seseorang yang merugikan orang lain dalam masalah harta. Penciptaan adalah dasar hak pemilikan. Pengakuan terhadap pemilikan alam ini, tidak juga pemilikan manusia. melainkan pemilikan disandarkan pada Tuhan, hanya sifatnya mengingatkan kepada manusia agar tidak bersikap angkuh, rakus, kikir terhadap harta kekayaan yang dimiliki.

185 Yusuf al-Qardhawi, Halal dan Haram, Penj. Abu Sa‟id al-Falahi dkk, Jakarta:

Robbani Press, 2000, hal. 381.

Al-Qur‟an tidak mengecam kepemilikan manusia, melainkan mengecam sikap negatif manusia terhadap harta kekayaan. Dalam pemilikan harta kekayaan, manusia dianjurkan juga memperhatikan hak-hak orang lain, yaitu dengan menyalurkan fungsi harta kekayaan yang dimilikinya kepada kaum yang lemah (yang membutuhkan), agar harta tersebut tidak berputar di antara orang kaya saja, tetapi juga kepada kaum yang membutuhkan. Dengan demikian, Pandangan Qur‟an terhadap kepemilikan adalah positif. Al-Qur‟an memandang negatif jika kepemilikan yang ada pada kekuasaan manusia tersebut disalahgunakan. Kajian ini dalam beberapa literatur sering dikaji, tetapi kurang begitu kritis dalam melihat fenomena yang sedang berkembang. Bahwa kajian ini bertujuan untuk memahami wawasan Al-Qur‟an tentang etika manusia terhadap harta melalui isyarat dari berbagai ayat yang lebih progressif dan kontekstual, diantaranya adalah untuk mendiskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan ayat-ayat Al-Qur‟an mengenai etika terhadap harta. Kajian ini sangat menarik jika dikaji dengan model baru dan gaya bahasa yang lebih responsif terhadap realita yang ada.

Dalam ilmu tafsir kajian ini sering dikenal dengan metode tafsir maudhui yang sering dikaji hampir di seluruh Perguruan Tinggi Islam di Indonesia.

Karena salah satu kerja tafsir maudhû‟i adalah metode yang berupaya menetapkan satu topik tertentu dengan jalan menghimpun seluruh atau sebagian ayat-ayat dari berbagai surah yang berbicara tentang topik tersebut untuk kemudian dikaitkan satu dengan yang lainnya sehingga pada akhirnya diambil kesimpulan menyeluruh tentang masalah tersebut menurut pandangan Al-Qur‟an. Diharapkan tulisan singkat ini bisa membawa pemahaman baru bagi para pengkaji kajian tafsir, lebih-lebih dalam berinteraksi pada zaman sekarang. Oleh karena itu akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai hal itu.

Persoalan moralitas dalam hubungannya dengan interaksi antar manusia merupakan persoalan utama dan berperan penting pada zaman ini. Beberapa persoalan krusial yang muncul, antara lain adalah bagaimana manusia harus bersikap menghadapi perkembangan teknologi yang demikian pesat pada saat ini. Semua persoalan tersebut merupakan masalah moralitas dunia yang perlu dipikirkan dengan segera. Kenyataan yang ada pada saat ini bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya kemajuan teknologi informasi telah berkembang lebih cepat dari pada pemahaman terhadap nilai-nilai.

Pengabaian terhadap nilai-nilai, justru menyebabkan manusia kehilangan kendali bahkan mengalami depresi, karena krisis moral dan tidak ada upaya membangun etika spiritual untuk mengimbangi lajuanya perkembangan dan peranan teknologi serta ilmu pengetahuan. Perhatian terhadap persoalan nilai-nilai sekaligus tanggap terhadap persoalan-persoalan baru yang berkembang tersebut akan membantu memberikan jawaban yang sangat diperlukan untuk menjawab krisis di dunia modern saat ini. Sekarang tampaknya sepakat

bahwa sains harus dilandasi etika. Etika adalah persoalan tata tertib, cara hidup yang paling baik, apa yang harus dan jangan dilakukan. Sampai di sini kita memasuki filsafat moral, tanpa etika dan moral akhirnya sains terkatung-katung dalam relativisme. Lebih celaka lagi, karena sains dan penghayatan manusia tentang etika tidak berkembang serasi. Kita sudah merekayasa dalam sains dan teknologi, tetapi masih merayap dalam etika. Ini yang disebut Wiliiam F. Obburn sebagai kesenjangan budaya. Masyarakat kehilangan keseimbangan. Akibatnya manusia diantarkan ke situasi yang mencemaskan.

Bukan saja terjadi peluruhan sosial, tetapi juga peluruhan kepribadian.

Ironisnya, di negara yang ber sains tinggi, terjadi kemunduran ruhani dan kehancuran mental. Porak porandanya lembaga keluarga, kehilangan pegangan hidup, terjadi revolusi seksual, kejahatan adalah beberapa sisi nyata kehidupan modern.186 Peran etika mendapatkan tempatnya dengan munculnya persoalan-persoalan di atas. Sumbangan yang dapat diberikan etika pada saat ini adalah untuk menyediadan orientasi. Walaupun tidak setiap orang memerlukan orientasi, karena kebanyakan orang sudah beretika, namun sebagian orang tidak begitu saja mempercayakan diri pada pandangan lingkungan di sekelilingnya dan merasakan kebutuhan suatu orientasi kritis di bidang moral.187

Setidaknya terdapat empat alasan perlunya etika pada zaman sekarang ini. Pertama, individu hidup dalam masyarakat yang semakin pluralistik, termasuk di dalamnya di bidang moralitas. Dalam masyarakat yang berbeda seringkali terdapat nilai atau norma yang berbeda. Setiap hari individu berinteraksi dengan orang-orang yang berlatar belakang suku, daerah dan agama yang berbeda-beda. Individu berhadapan dengan pandangan moral yang beragam dan sering kali saling bertentangan satu dengan yang lain.

Individu sering kebingungan untuk mengikuti moral yang benar yang harus diikuti. Panduan moral yang berasal dari orang tua, moralitas yang ditawarkan melalui pergaulan di masyarakat yang plural tersebut. Pluralitas moral ini dirasakan lebih dasyat pada saat ini, ketika hidup di era komunikasi.

Melalui media komunikasi kejadian-kejadian di belahan dunia dengan seketika dapat sampai ke rumah. Secara historis, etika sebagai bagian dari pemikiran filsafat berkembang bersamaan dengan keambrukan tatanan moral di lingkungan kebudayaan Yunani + 2500 tahun yang lalu. Pandangan pandangan lama yang berkaitan dengan baik dan buruk tidak dipercayai masyarakat, maka para filosof mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi perilaku manusia. Situasi tersebut berulang pada era sekarang ini.

Perbedaannya dengan zaman Yunani adalah pada saat ini yang dipersoalkan bukan hanya pertanyaan yang berkaitan dengan kewajiban dan

186 Jaluluddin Rahmat, Islam Alternatif, Bandung: Mizan, 1999, hal. 159.

187 Franz Magnis Suseno, Etika Dasar: Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, Yogyakarta: Kanisius, 1987, hal. 15

tidak merupakan kewajiban. Melainkan manakah norma-norma untuk menentukan apa yang harus dianggap sebagai kewajiban. Sedangkan pada saat ini norma-norma moral itu sendiri yang dipersoalkan. Misalnya dalam bidang etika seksual, hubungan anak dan orang tuanya, kewajiban terhadap negara, etika sopan santun dan pergaulan. Untuk mencapai suatu pendirian dalam pergolakan pandangan-pandangan di bidang moral ini maka refleksi kritis tentang etika diperlukan. Kedua, pada saat ini individu berada dalam pusaran transformasi masyarakat yang berlangsung sangat cepat. Gelombang modernisasi telah meramah ke segala penjuru tanah air, hingga masuk ke pelosok-pelosok desa. Bahkan ke tempat yang sebelumnya tidak dapat dijamah. Melalui kemajuan teknologi semua tempat dapat dipantau. Tidak terdapat sisa celah pada dimensi kehidupan yang tidak terkena dampak modernisasi ini. Kehidupan dalam kota sekarang ini berbeda dari kota-kota seribu tahun sebelumnya. Perbedaannya bukan hanya belum terdapat kendaraan bermotor, plastik, alat-alat elektronika, media masa, melainkan cara berfikir manusia berubah secara radikal. Berubahnya cara berfikir manusia, menjadikan berkembangnya rasionalisme, individualisme, nasionalisme, pluralisme, materialism religious serta adanya sistem pendidikan modern telah mengubah lingkungan budaya dan rohani secara hakiki di dunia ini, termasuk di Indonesia. Dalam transformasi yang begitu cepat dibidang ekonomi, sosial, intelektual telah meluluhkan nilai-nilai budaya yang tradisional.

Dalam menghadapi situasi ini etika sangat dibutuhkan manusia guna untuk membantu agar manusia jangan sampai kehilangan orientasi, akhirnya manusia dapat membedakan antara moralitas yang hakiki yang tidak boleh berubah dan pemahaman-pemahaman yang boleh berubah. Dengan demikian manusia tetap sanggup untuk mengambil sikap-sikap dalam kehidupannya dan sanggup untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya. Ketiga, bahwa proses perubahan sosial budaya dan moral saat ini telah dipergunakan oleh pihakpihak yang tidak bertanggungjawab untuk memancing dalam air keruh. Orang-orang tersebut menawarkan edeologi-edeologinya sebagai obat penyelamat. Dengan adanya etika ini manusia sanggup untuk mengahadapi edeologi-edeologi yang telah menyimpang itu dengan kritis dan obyektif dalam membentuk penilaian sendiri, agar manusia tidak mudah terpancing dan terpengaruh terhadap edeologi dan ajaran yang dibawanya. Etika dapat membantu manusia agar jangan naïf atau ekstrim dalam ajaran yang kelihatan menyilaukan ini. Manusia jangan cepat-cepat mengikuti segala pandangan yang baru muncul, namun demikian manusia jangan juga menolak niali-nilai yang baru muncul tersebut hanya karena hal baru dan belum terbiasa melakukannya. Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agamawan, karena dapat membantu agamawan untuk memantapkan dasar keimanan dan

Dalam menghadapi situasi ini etika sangat dibutuhkan manusia guna untuk membantu agar manusia jangan sampai kehilangan orientasi, akhirnya manusia dapat membedakan antara moralitas yang hakiki yang tidak boleh berubah dan pemahaman-pemahaman yang boleh berubah. Dengan demikian manusia tetap sanggup untuk mengambil sikap-sikap dalam kehidupannya dan sanggup untuk mempertanggungjawabkan atas perbuatannya. Ketiga, bahwa proses perubahan sosial budaya dan moral saat ini telah dipergunakan oleh pihakpihak yang tidak bertanggungjawab untuk memancing dalam air keruh. Orang-orang tersebut menawarkan edeologi-edeologinya sebagai obat penyelamat. Dengan adanya etika ini manusia sanggup untuk mengahadapi edeologi-edeologi yang telah menyimpang itu dengan kritis dan obyektif dalam membentuk penilaian sendiri, agar manusia tidak mudah terpancing dan terpengaruh terhadap edeologi dan ajaran yang dibawanya. Etika dapat membantu manusia agar jangan naïf atau ekstrim dalam ajaran yang kelihatan menyilaukan ini. Manusia jangan cepat-cepat mengikuti segala pandangan yang baru muncul, namun demikian manusia jangan juga menolak niali-nilai yang baru muncul tersebut hanya karena hal baru dan belum terbiasa melakukannya. Keempat, etika juga diperlukan oleh kaum agamawan, karena dapat membantu agamawan untuk memantapkan dasar keimanan dan

Dalam dokumen PENDIDIKAN PRANIKAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 106-126)