• Tidak ada hasil yang ditemukan

Term Memilih Pasangan

Dalam dokumen PENDIDIKAN PRANIKAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 160-164)

TERM YANG BERKAITAN DENGAN PENDIDIKAN PRANIKAH DI DALAM AL-QURAN

2. Term Memilih Pasangan

a. Pasangan yang baik untuk yang baik QS. Annur/24;26

ُُجَٰ َثيِتَ ۡ ٱ لۡ

َُوُ َينِريِتَخ ۡيِل ُ

َُنُٔريِتَ ۡ ٱ لۡ

يِتَخ ۡيِل ُ

َُوُ ِِۖجَٰ َث

ُُجَٰ َبِّي َّطى ٱ

َُوُ َينِبِّي َّطيِل ُ

َُنُٔتِّي َّطى ٱ

ُ ًُٞيِرَنُٞقۡزِرَوُٞةَرِفۡؾًٌََُُّٓلََُۖنُٔلُٔلَحُاٍَِّمَُنوُءَّ َبٌََُُمِهَّّلْوُأُِِۚجََٰبِّيَّطيِل

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang

24Athian Ali Moh. Da‟i, Keluarga Sakinah, Cet. III, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hal. 269.

baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).

Asbâbunnuzûl ayat ini adalah: menurut mufassirin birriwayah setelah terjadi tudingan serong benar-benar menyebar di umat islam selanjutnya turun ayat yang membongkar masalah tudingan tersebut maka diantara umat islam ingin lebih jelas mana yang benar dan mana yang salah maka Allah menurunkan ayat pembebasan untuk „Aisyah dan shofwan yaitu ayat 26 surat Annur.25 Imam al-Shawi mentafsirkan ayat diatas ;

ُِ ْ َُا

„Aisyah wanita terbaik diantara wanita yang baik.26

Sejalan dengan Imam Shawi , syeikh „Ali al-Shabuni mengatakan dalam kitabnya shafwah al-Tafasir: Wahuwa annna al-nufûsu al-khabîtsah lâ tal tâmu illâ ma‟a al nufûs khabîtsah min mitslihâ wa nufûsu al-thayyibah lâ tamtazahu illâ bi al nufûs al al-thayyibah min mitslihâ. Artinya:

Dan sesungguhnya jiwa yang jelek tidak akan menyatu kecuali dengan jiwa yang jelek semisalnya, begitu pula jiwa yang baik tidak akan bisa menyatu kecuali dengan jiwa yang baik pula.

Sebelum membahas beberapa pertimbangan memilih calon istri atau calon suami, harus di pastikan terlebih dahulu bahwa orang akan dipilih bukanlah termasuk orang yang haram untuk di nikahi atau haram untuk menikahi, karena jika dia termasuk orang-orang yang haram di nikahi atau haram untuk menikahi, maka sejumlah pertimbangan itu menjadi tidak di perlukan, karena bagaimanapun keduanya haram untuk menikah, jadi kepastian tentang hal ini merupakan informasi pertama yang harus didapatkan sampai pada tingkat yang meyakinkan. Memilih sesuatu berarti membandingkan sesuatu itu dengan suatu pertimbangan atau standar penilaian. Sesuatu yang dipilih ialah yang paling sesuai dan paling memenuhi pertimbangan atau standar penilaian. Dan apabila semuanya memenuhi

25Al „allamah Jalaluddin „Abdurrahman ibn Abi Bakar Assuyuthy,ِLubaab al-Nuquul fii asbab al-Nuzul, Beirut Libanon,Daar- al kutub al-„ilmiyyah , 1971, hal. 141.

26Syeh Ahmad Shawi Maliky, Hasyiatu „allamah Shawi „ala tafsiri al-Jalalain, Semarang ,Toha Putra,Tt, Juz 3 , hal. 134.

standar dan pertimbangan itu maka yang terpilih adalah yang paling tinggi kualitas kecocokannya.

Oleh karena itu,ِ dalam memilih sesuatu,ِ hal utama adalah yang harus ada terlebih dahulu yaitu sejumlah pertimbangan dan standar penilaian.Tanpa pertimbangan dan standar ini,ِmaka pemilihan itu akan jadi sembarang pilih dan bukan berdasar pilihan terbaik.

Ketika memilih calon istri atau calon suami, pertimbangan yang harus di gunakan antara lain:pertimbangan faktor aku dan fakor dia. faktor aku adalah faktor orang yang akan memilih, sedangkan faktor dia adalah faktor-faktor pertimbangan yang ada pada orang yang akan dipilih.

Faktor aku dan faktor dia itu masing masing terdiri dari faktor diri dan faktor sekitar.

1) Faktor yang termasuk diri meliputi: tujuan dan orientasi hidup, pola pikir, karakter atau tabiat, status dan posisi.

2) Faktor yang termasuk sekitar meliputi: orang tua dan keluarga, kebiasaan keluarga, lingkungan tumbuh, jaringan dan sebagainya.27

Dalam hal diatas Nabi Muhammad SAW bersabda;

27 Yahya Abdurrahman,Pengantin Al-Quran..., hal. 60-61.

َلاغَجُأوًَيغأَلوًَيػحورركأَلوررلحَمَُافًَيظػىاَميظفٌَََوَمحررلةَكررلخضاوَمٍيػةَكيذخضأَنىاَللهما28

„Ya Allah,sungguh aku memohon pilihan yang tepat kepada-Mu dengn ilmu-Mu,aku memohon dengan kuasa-Mu,aku memohon kepada-Mu suatu anugerah-Mu Yang Maha Agung,sesungguhnya Engkau Maha Kuasa sedangkan aku tidak kuasa,Engkau mengetahui sedangkan aku tidak tahu,dan Engkau Maha mengetahui yang gaib.Ya Allah,apabila Engkau mengetahui bahwa urusan ini (menyebut keperluannya apa) baik dalam agama,penghidupan dan kesudahannya bagiku,maka takdirkan dan mudahkanlah untukku,kemudian berkahilah urusan ini,namun apabila Engkau tahu bahwa urusan ini buruk bagi agama,penghidupan dan kesudahannya bagiku,maka singkirkan persoalan ini dan jauhkan aku darinya,takdirkan kebaikan untukku di mana saja kebaikan itu berada, kemudian limpahkan keridhaan-Mu padaku,‟

َ

Jabir R.A berkata,”Nabi SAW mengajari kami istikharah dalam segala hal seperti beliau mengajar kami suatu surah dari Al-Qur‟an.Beliau bersabda,‟Apabila seseorang di antara kalian akan melakukan suatu hal,hendaklah ia shalat dua rakaat yang tidak wajib, kemudian setelah itu hendaklah ia membaca doa istikharah ( HR Bukhari )

Shalat istikhârah bisa dilaksanakan kapan saja, sebanyak dua rakaat, setelah salam membaca doa tersebut. Shalat istikhârah boleh dilakukan berulang-ulang, karena shalat istikhârah adalah doa, dan doa boleh diulang-ulang. Hanya saja setelah melakukan shalat istikhârah tidak harus memimpikan sesuatu. Tapi ia akan mengetahui ada atau tidaknya kemudahan yang diberikan Allah, atau ada tidaknya kelegaan jiwa dan tekad untuk melakukan sesuatu.

Gadis yang dipinang juga perlu mengerjakan shalat istikhârah, meminta pilihan terbaik kepada Rabb seluruh alam terkait lelaki yang datang meminangnya manakala ia melihat sesuatu pada diri lelaki tersebut yang mendorong untuk menerima.

b. Membingkai kriteria memilih pasangan

Bagaimanakah kriteria wanita (calon istri) yang baik? Barang siapa yang ingin menikah, hendaklah ia memilih wanita yang mempunyai kriteria-kriteria berikut:

1) Yang bagus

2) Agamanya atau sholehah.

3) Yang masih perawan, namun boleh mengutamakan janda bila dipandang lebih membawa maslahat. Hal ini berdasar kan hadits Jabir Bin Abdillah,ia berkisah,”pada zaman Rasulullah SAW, aku menikahi seorang perempuan, setelah itu,aku pun pergi menemui Nabi shllallahu‟alaihi wa sallam. ‟wahai Jabir, apakah engkau telah menikah? Tanya beliau, ‟benar‟, jawabku.‟dengan gadis atau janda? tanya beliau lagi.‟Dengan janda‟, kataku. „kenapa tidak gadis saja sehingga kau bisa bermanja-manja dengannya? Tanya beliau. Aku pun menjelaskan, wahai Rasulullah, sesungguhnya saya memiliki beberapa orang saudari. Aku tidak ingin dirinya membuatku merenggangkan hubunganku dengan mereka.

4) Yang subur. Bersadarkan hadits Anas, dari Nabi shallallahu‟alaihi wa sallam, Beliau bersabda;

25Abi „Abdillah Muhammad bin „Ismail al-Bukhari, Matanal-Bukhari juz 1, Beirut Syirkah Nur Asia, t.th, hal.202.

26Abdul-„Azhim bin Badawi Al-Khalafi, Bekal-bekal menuju pernikahan,untuk mewujudkan keluarga sakînahmawaddah, penuh rahmah, Bogor,ِMedia Tarbiyah,ِ2014, hal.

8-11.

ََحََش

“Nikahilah wanita yang penyayang lagi subur, Karena sesungguhnya aku berlomba-lomba memperbanyak umat ."

5) Tidak mengenal kata-kata yang tercela.30

Ditanyakan kepada ummul mukminin „aisyah RA: “siapakah wanita paling utama?” ia menjawab:”yaitu wanita yang tidak mengenalkata-kata yang tercela dan tidak berfikir untuk menipu suami, serta hatinya kosong kecuali berhias untuk suaminya dan untuk tetap memelihara keluarga.”31

Seorang arab mengabarkan kepada kita tentang wanita yang sebaiknya dijauhi, ketika berfikir untuk menikah. Ia mengatakan:”jangan menikahi enam jenis wanita, yaitu yang annanah, mannanah, hannanah, dan jangan menikahi haddaqah, barraqah, dan syaddaqah.”

Annannah adalah wanita yang banyak merintih, mengeluh serta memegang kepalanya setiap saat. Sebab, menikah dengan orang yang sakit atau pura-pura sakit tidak ada manfaatnya.

Mannanah ialah wanita yang suka mengungkit-ungkit (kebaikan) di hadapan suaminya, dengan mengatakan:”aku telah melakukan demikian dan demikian karenamu.

Hannanah ialah wanita yang senantiasa rindu kepada suaminya yang lain (yang terdahulu) atau anaknya dari suami yang lain. Ini pun termasuk jenis yang harus dijauhi.

Haddaqah ialah wanita yang memanah segala sesuatu dengan kedua matanya lalu menyukainya dan membebani suami untuk membelinya.

Barraqah mengandung dua makna: 1)Wanita yang sepanjang hari merias wajahnya agar wajahnya menjadi berkilau yang diperoleh dengan cara meriasnya. 2)Marah terhadap makanan. Ia tidak makan kacuali sendirian sendirian dan menguasai bagiannya dari segala sesuatu. Ini bahasa Yaman. Mereka mengatakan: “Bariqat al-Mar‟ah wa Bariqa ash- Shabiyy ath-Tha‟aam,” jika marah pada makanan itu. Dan syaddaqah ialah wanita yang banyak bicara.32

Dalam dokumen PENDIDIKAN PRANIKAH PERSPEKTIF AL-QUR AN (Halaman 160-164)