• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN BAHASA DAERAH MALUKU DI TENGAH ARUS GLOBALISASI

Insun Sangadji

Plt. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Maluku

Abstrak

Globalisasi berdampak ke seluruh sendi-sendi kehidupan. Bukan hanya menyentuh sendi-sendi kehidupan saja, melainkan berdampak ke dalam segala hal. Globalisasi juga menyebabkan permasalahan yang menjadi tantangan yang perlu dihadapi dan dicarikan solusi atau jalan keluarnya. Dampak globalisasi juga menyentuh dalam keberlangsungan bahasa daerah di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Bahasa daerah di Provinsi Maluku juga terkena dampak dari arus globalisasi itu. Kondisi itulah yang menyebabkan perlu adanya strategi pengembangan bahasa daerah Maluku di tengah arus globalisasi saat ini. Strategi itu berupa penyusunan regulasi dan pengembangannya dilakukan melalui kurikulum pendidikan bahasa, sastra, dan aksara daerah di sekolah dan kurikulum pendidikan di luar sekolah.

PENDAHULUAN

Era globalisasi telah memasuki sendi-sendi kehidupan. Globalisasi menyebabkan tantangan dan permasalahan baru yang perlu dihadapi dan dicarikan solusinya. Bahasa daerah di Provinsi Maluku juga tidak terlepas dari adanya dampak dari era globalisasi itu.

Hal itulah yang menyebabkan perlu adanya strategi dalam pengembangan bahasa daerah yang ada di Provinsi Maluku.

Peran Bahasa dalam Era Global

A. Perubahan Mendasar Pada Era Globalisasi Perubahan mendasar pada era globalisasi ialah:

1. Evolusi Pendidikan;

2. Evolusi Teknologi;

3. Evolusi Pengetahuan;

4. Evolusi Demografis;

5. Evolusi dan kebangkitan hal hal yang tak terduga.

Era globalisasi telah menyebabkan evolusi yang memiliki tantangan tersendiri dan perlu dicarikan solusi atau jalan keluarnya. Tanpa bahasa, berbagai gagasan atau konsep baru yang muncul di ranah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak mungkin dapat merambah dan menyebar luas ke dalam kehidupan masyarakat. Sejalan dengan itu

- 2 -

Keraf dalam Kunarto (2007) “bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial”, menjadi lemah fungsinya di tengah-tengah masyarakat Indonesia masa kini.

B. Bahasa Indonesia Dalam Struktur Budaya

Bahasa Indonesia di dalam struktur budaya ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berpikir karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran). Dengan begitu, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan bahasa menunjukan kesejajaran yang saling mendukung. Konsekuensinya, perkembangan bahasa Indonesia itu diharapkan selalu sejajar dengan perkembangan iptek. Bahasa Indonesia diharapkan mampu mengemban tugas sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sebagai sarana untuk mengembangkan produk budaya bangsa (Sunaryo dalam Kongres Bahasa Indonesia VIII, 2003).

Otonomi Daerah dan Bahasa Daerah A. Bahasa Daerah Sebagai Kekayaan Bangsa

Bahasa daerah adalah kekayaan budaya bangsa (UUD 1945 Perubahan Keempat, Pasal 32, ayat (2)), memantapkan bahasa daerah, termasuk memantapkan fungsinya merupakan kegiatan memantapkan budaya bangsa. Memantapkan fungsi bahasa daerah berarti memantapkan atau memperkukuh, (1) kebanggaan daerah sebagai bagian dari Indonesia; (2) lambang identitas Indonesia sebagai bangsa yang memiliki aneka budaya yang dirumuskan dalam semboyan bhineka tunggal ika berbeda-beda tetapi satu; (3) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia; dan (4) sarana pendukukung sastra daerah dan sastra Indonesia yang juga artinya memperkukuh budaya bangsa karena, baik sastra daerah maupun sastra Indonesia juga merupakan unsur budaya bangsa.

- 3 - B. Fungsi Bahasa Daerah

Adapun fungsi bahasa daerah antara lain:

1. Lambang kebanggan daerah.

2. Lambang identitas daerah.

3. Alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah.

4. Sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia.

5. Pendukung sastra daerah dan sastra Indonesia.

Selain itu, bahasa daerah juga berfungsi mendukung fungsi bahasa Indonesia. Fungsi itu antara lain:

1. Mendukung bahasa Indonesia.

2. Bahasa pengantar pada tingkat permulaan sekolah dasar di daerah tertentu untuk memperlancar pengajaram bahasa Indonesia dan/atau pelajaran lain, dan

3. Sumber kebahasaan untuk memperkaya bahasa Indonesia.

C. Otonomi Daerah dalam Pengembangan Bahasa

Otonomi daerah dalam pengembangan bahasa dapat digambarkan sebagai berikut.

1. Otonomi daerah secara konseptual menciptakan pola hubungan yang khas antara bahasa daerah dan bahasa Indonesia. Kebijakan otonomi daerah dalam pengembangan bahasa daerah diharapkan dapat mendukung usaha pengembangan bahasa Indonesia. Untuk itu, bahasa daerah perlu ditingkatkan pengembangannya agar pada gilirannya akan dapat dimanfaatkan dalam usaha pengembangannya bahasa nasional. Dengan demikian, bahasa daerah memiliki peran yang sangat dalam mewujudkan pengembangan bahasa Indonesia secara menyeluruh. Di dalam proses pelaksanaan pengembangan bahasa daerah dan bahasa Indonesia, pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu memberikan kebebasan ruang gerak kepada lembaga, baik lembaga pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat, dalam upaya pengembangan bahasa daerah dan bahasa Indonesia.

2. Menetapkan kebijakan pengembangan dan pembinaan bahasa daerah, pemerintah daerah hendaknya tidak hanya memperhatikan kepentingan bahasa daerah yang dimiliki, tetapi juga harus tetap memikirkan usaha pembinaan bahasa Indonesia di wilayahnya. Hampir selama otonomi daerah diberlakukan banyak pemerintah

- 4 -

daerah yang tidak memasukan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia itu di dalam program rutin tahunan

Pengembangan Bahasa Daerah

A. Memantapkan Mutu Pemakaian Bahasa

Memantapkan mutu pemakaian dan mutu bahasa berarti melakukan usaha pembinaan dan pengembangan bahasa. Pembinaan bahasa yang berarti usaha meningkatkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan berbahasa (lihat Hasan Alwi dan Dendy Sugono, Editor, 2000: 223). Penegasan ini penting karena kondisi nyata yang kita hadapi, seperti:

(a) tidak tumbuhnya sikap positip terhadap bahasa Indonesia;

(b) belum ditemukannya strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang baik;

(c) kurangnya usaha-usaha terutama yang bersifat individual untuk memahiri bahasa Indonesia;

(d) belum tumbuhnya kepercayaan diri dengan bahasa Indonesia;

(e) sikap merasa tidak perlu mempelajari bahasa Indonesia.

Peningkatan mutu pengajaran bahasa daerah agar mutu pemakaiannya meningkat, selain mealui pengembangan kurikulum, juga disertai dengan pengembangan bahan ajar, memanfaatkan metode yang tepat, pengembangan tenaga pengajar, dan mengembangkan sarana pendidikan bahasa. Bahan ajar bahasa daerah patut mengangkat yang ada di lingkungan anak didik. Dengan cara itu, di samping pengajaran bahasa kering dan kurang menarik, juga menyebabkan anak didik tersebut akan tercabut dari budaya lingkungannya.

Dengan demikian, bahasa daerah tersebut akan mampu memahami keseleruhan budaya yang ada di lingkungan anak didik sehingga mutu pemakaian bahasa daerah itu meningkat.

Pengembangan kurikulum bahasa daerah diarahkan agar anak didik tidak hanya tahu tentang bahasa daerah itu, tetapi terutama agar anak didik tersebut terampil menggunakannya dalam berbagai peran, baik dalam kaitan formal maupun tidak formal.

B. Pembinaan Bahasa Daerah Melalui Masyarakat

Pembinaan bahasa daerah juga dapat dilakukan melalui pemasyarakatan bahasa itu.

Melalui pemasyarakatan bahasa dimaksudkan agar setiap penutur bahasa ini memiliki sikap positif terhadap bahasanya serta menciptakan situasi yang kondusif. Kegiatan pemasyarakatan bahasa daerah dapat dilakukan antara lain melalui penerbitan,

- 5 -

penyelenggaraan lomba kegiatan berbahasa daerah (antara lain lomba baca puisi, lagu berbahasa daerah, dan lomba berpidato dalam bahasa daerah), dan mendorong agar semua kegiatan vokal yang sepatutnya diperankan oleh bahasa daerah menggunakan bahasa daerah.

PENUTUP

Adapun upaya yang dapat dilakukan sebagai strategi pengembangan bahasa daerah di Provinsi Maluku sebagai berikut.

A. Strategi pemeliharaan bahasa dan sastra daerah Maluku diawali dengan penyusunan regulasi berupa Pergub tentang Pelestarian Bahasa, Sastra dan Tradisi lisan diikuti dengan suatu rencana kerja yang terpadu untuk menyiapkan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan di daerah yang melibatkan para pakar terkait, seperti ahli perencaaan bahasa, linguistik, sastra, seni, pengajaran bahasa, penerbitan naskah, dan kebudayaan. Produk pengaturan serta penunjuk teknis yang dihasilkan hendaknya disosialisasikan secara bertahap kepada berbagai lembaga, seperti pergururan tinggi, DPRD, dinas-dinas, lembaga penerbitan sekolah-sekolah serta petugas kebudayaan di provinsi, kabupaten dan kota.

B. Pengembangnnya dilakukan melalui kurikulum pendidikan bahasa, sastra, dan aksara daerah di sekolah dan kurikulum pendidikan diluar sekolah, kegiatan-kegiatan yang bertemakan apresiasi masyarakat terhadap bahasa, sastra, dan aksara daerah serta peran serta masyarakat lainnya. Semua strategi dan kebijakan Pemerintah Daerah Maluku dalam mengelola bahasa daerah yang dimanfaatkan dalam rangka pengembangan bahasa Indonesia. Tujuannya, yakni memantapkan keberadaan dan kesinambungan penggunaan bahasa, sastra, dan aksara daerah hingga menjadi faktor pendukung bagi tumbuhnya jati diri dan kebanggaan daerah; memantapkan kedudukan dan fungsi bahasa, sastra, dan aksara daerah; melindungi, mengembangkan, memberdayakan, dan memanfaatkan bahasa, sastra, dan aksara daerah yang merupakan unsur utama kebudayaan daerah yang pada gilirannya menunjang kebudayaan nasional dan meningkatkan mutu penggunaan potensi bahasa, sastra, dan aksara daerah. Oleh sebab itu, kosakata bahasa daerah Maluku perlu dikaji dan diusulkan untuk memperkaya khazanah kosakata Bahasa Indonesia.

- 6 - DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dan Dendy Sugono (Editor). (2000). Politik Bahasa: Risalah Seminar Politik Bahasa. Jakarta: Pusat Bahasa.

Kongres Bahasa Indonesia VIII. (2003). Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Republik Indonesia.

Kunarto, Ninik M. (2007). Cermat dalam Berbahasa, Teliti dalam Berpikir.Jakarta: Mitra Wacana Media.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (Perubahan Keempat).

- 7 -

MENYEMAI BIBIT SEHAT BAHASA-BAHASA DAERAH DI INDONESIA DARI