• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN

A. Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

2. Tahapan Dalam Proses Pengurusan dan Pemberesan Harta

Berdasarkan asas-asas tersebut, bahwa pengurusan dan pemberasan harta pailit memiliki tujuan yakni:

1. untuk menghindari perebutan harta debitor apabila dalam waktu yang sama ada beberapa kreditor yang menagih piutangnya dari debitor secara bersama-sama;

2. untuk menghindari kreditor pemegang hak jaminan kebendaan yang menuntut haknya dengan cara menjual barang milik debitor atau para kreditor lainnya tanpa memperhatikan kepentingan kreditor lainnya;

3. untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang dilakukan oleh salah seorang atau beberapa kreditor.76

2. Tahapan dalam Proses Pengurusan dan Pemberesan Harta Pailit

Guna mencapai tujuan pengurusan dan pemberesan harta pailit maka sesuai UU Kepailitan telah mengatur proses ataupun tahapan yang harus dilakukan dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit. Tahap pemberesan merupakan salah satu tugas yang dilakukan oleh Kurator terhadap pengurusan harta Debitor pailit, dimana pemberesan baru dapat dilakukan setelah Debitor pailit benar-benar dalam keadaan tidak mampu membayar (insolvensi) setelah adanya putusan pernyataan pailit.

Adapun tahapan dalam pemberesan harta pailit yaitu:77

76 Ibid., hal.5

77 Danik Gatot dan Achmad Busro, “Akibat Hukum Putusan Pailit Terhadap Kreditor Preferen Dalam Perjanjian Kredit Yang Dijaminkan Dengan Hak Tanggungan”, Jurnal Law Reform, PMIH FH UNDIP, 2014., hal.68.

1. penagihan piutang debitor pailit (jika ada)

2. menjual harta pailit (Pasal 184-185 UU Kepailitan)

3. melakukan pembayaran kepada kreditor sesuai daftar pembagian yang disetujui oleh hakim pengawas (Pasal 201 jo Pasal 189 UU Kepailitan).

Selanjutnya tahap penyelesaian membuat laporan kurator dalam kepailitan laporan kurator/pengurus kepada hakim pengawas maupun yang disampaikan dalam rapat kreditor sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab kurator. Jenis laporan tersebut diantaranya:78

1. laporan awal: dalam rapat I kreditor;

2. laporan berkala: tentang keadaan budel dan pelaksanaan tugas kurator 3 (tiga) bulan;

3. laporan insidentil (laporan khusus): karena terjadinya suatu peristiwa tertentu, atau dilakukan tindakan tertentu;

4. laporan akhir: disampaikan pada akhir pelaksanaan tugas, kewajiban (laporan pertanggungjawaban).

Kemudian pada tahap pengurusan harta pailit memiliki jangka waktu yakni sejak debitor dinyatakan pailit sampai dengan debitor mengajukan rencana perdamaian, di mana rencana perdamaian diterima oleh kreditor dan dihomologasi oleh majelis hakim yang mengakibatkan kepailitan diangkat, kurator antara lain harus melakukan tindakan sebagai berikut:79

a. Mendata, melakukan verifikasi atas kewajiban debitor pailit. Verifikasi dari kewajiban debitor pailit memerlukan ketelitian dari kurator. Baik debitor pailit maupun kreditor harus sama-sama didengar untuk dapat menentukan

78 Bab V Bagian Kesatu Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2018 Tentang Syarat dan Tata Cara Pendaftaran Serta Penyampaian Laporan Kurator Dan Pengurus

79 Marjan Pane, Permasalahan Seputar Kurator, (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2002), hal 68

43

status, jumlah dan keabsahan utang piutang antara debitor pailit dengan para kreditornya (Pasal 110 UU Kepailitan).

b. Mendata, melakukan penelitian aset debitor pailit termasuk tagihan-tagihan yang dimiliki debitor pailit sehingga dapat ditentukan langkah-langkah yang harus diambil oleh kurator untuk menguangkan tagihan-tagihan tersebut.

Dalam tahap ini kurator harus melindungi keberadaan kekayaan debitor pailit dan berusaha mempertahankan nilai kekayaan tersebut. Setiap tindakan yang dilakukan di luar kewenangannya dalam tahap ini harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari hakim pengawas, sebagai contoh melakukan penjualan kekayaan debitor pailit (Pasal 98 UU Kepailitan) atau mengagunkan kekayaan debitor pailit (Pasal 67 ayat (3) UU Kepailitan).80

Selain tahap pengurusan yang telah dijelaskan tadi, terdapat tahap pengurusan lainnya yaitu:81

1. Mengumumkan ikhtisar putusan pailit dalam 2 (dua) surat kabar harian dan berita Negara Republik Indonesia paling lambat 5 hari sebagaimana telah diatur dalam Pasal 15 ayat (4) UU Kepailitan. Pengumuman atas putusan pailit harus dilakukan oleh kurator yang ditunjuk paling lambat 5 hari setelah kurator dan hakim pengawas menerima putusan pailit setidaknya

80 Nina Yolanda, “Upaya Paksa Badan Terhadap Debitor Yang Tidak Kooperatif”, Jurnal Universitas Palembang, Vol.16, No.1, 2018., hal.25.

81 Calvin Morris, “Analisis Pembagian Piutang Debitur Pailit Saat Kedudukan Boedel/Harta Pailit Tidak Cukup (Studi Kasus Putusan Pengadilan Niaga

NO.57/Pdt.Sus-Renvoi/Prosedur/2011/PN.Niaga.Jkt.Pst)”, Jurnal Magister Kenotariatas Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, 2018., hal. 35.

dalam 2 (dua) surat kabar harian (yang ditentukan oleh Hakim Pengawas).

Isi dari pengumuman dalam lembaran Negara Republik Indonesia adalah:82 a. ringkasan putusan pailit

b. keterangan jelas mengenai identitas dan domisili debitor pailit

c. keterangan jelas mengenai identitas Komite Kreditor, apabila ditunjuk d. tempat dan waktu diadakannya Rapat Kreditor Pertama

e. keterangan jelas mengenai identitas hakim pengawas

2. Membuat pencatatan harta pailit (inventarisasi) paling lambat 2 hari.

Pencatatan dan pencocokan harta pailit: berdasarkan pembukuan debitor, berdasarkan catatan (laporan kreditor), mencocokkan laporan pembukuan dengan dokumen pendukung, mencocokkan data pembukuan dengan keberadaan fisik harta pailit, menyusun suatu daftar harta pailit berdasarkan jenis dan lokasi serta keadaan actual harta pailit, melakukan pengamanan fisik harta pailit sebagaimana yang telah diatur dalam Pasal 100 UU Kepailitan.

3. Memanggil kreditor/debitor untuk mengikuti rapat pertama kreditor, batas waktu pendaftaran tagihan dan rapat verifikasi yang diatur dalam Pasal 86 jo Pasal 113 UU Kepailitan.

4. Rapat pencocokan piutang

Proses pencocokan piutang pada intinya proses pencocokan piutang pada intinya adalah mencocokkan perhitungan piutang adalah mencocokkan perhitungan piutang berdasarkan bukti yang diajukan oleh kreditor

82 M. Hadi Shubhan, Hukum Kepailitan: Prinsip, Norma dan Praktik Di Peradilan, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2014).,hal.112.

45

berdasarkan bukti yang diajukan oleh kreditor dengan bukti atau catatan debitor dengan bukti atau catatan debitor. Yang dimaksud dengan catatan debitor pailit catatan pembukuan yang diatur dalam Pasal 121 dan Pasal 124 UU Kepailitan.

Berdasarkan penjelasan diatas, tahapan dalam pengurusan dan pemberesan harta pailit sesuai dengan UU kepailitan dijadikan sebagai panduan yang jelas dalam proses pengurusan dan pemberesan harta pailit. Oleh karena itu, pengurusan dan pemberesan harta pailit haruslah dilakukan sesuai dengan UU Kepailitan guna mencapai tujuan dari pengurusan dan pemberesan harta pailit.

3. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Pengurusan dan Pemberesan Harta