UNIVERSITAS SUMATERA UTRA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN
KERJA PEGAWAI PADA FAKULTAS EKONOMI USU
MEDAN
Diajukan Oleh :
MELIA HERAWATY
072101099
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas
Ekonomi Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,
bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis
mengucapkan terimakasih:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2. Bapak Prof.Dr. Paham Ginting,Mp selaku Ketua Jurusan Program Studi Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang,SE,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program
Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea,SE,MM selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama
menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
6. Khususnya yang teristimewa Kepada orangtuaku tercinta Ayahanda Mahlil Syam
dan Ibunda Rosnidar yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, semangat
Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan
baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di
akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.
Medan, Juni 2010
Penulis
Melia Herawaty
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas ... ...6
B. Jenis Usaha/Kegiatan ... .. 8
C. Struktur Organisasi ... .. 9
D. Job Description ... ..12
E. Kinerja Usaha Terkini ... ..17
F. Rencana Kegiatan ... ..18
BAB III PEMBAHASAN A. Kepemimpinan ... 19
1. Defenisi Kepemimpinan ... 19
2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan ... 20
4. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan ... 27
5. Jenis Pemimpin ... 28
6. Peran serta Fungsi Pemimpin ... 29
7. Kepribadian Pimpinan ... 33
8. Syarat-Syarat Pimpinan yang Ideal ... 36
9. Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan ... 37
B. Kedisiplinan ... 43
1. Defenisi Kedisiplinan ... 43
2. Pentingnya Kedisiplinan ... 44
3. Indikator - indikator Kedisiplinan ... 44
4. Cara/Teknik Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai ... 46
C. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan ... 49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54
B. Saran ... 55
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Tingkat Absen Para Pegawai FE. USU ... ...51
DAFTAR GAMBAR
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi.
Keberadaan pimpinan sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangan
organisasi yang dipimpinnya. Pimpinan merupakan seseorang yang mengarahkan suatu
aktivitas yang ada di organisasi dan mempunyai tanggung jawab yang besar atas
bawahan dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Selain
itu, seorang pimpinan juga merupakan orang yang harus mampu dan memiliki
keberanian dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh
organisasi. Pimpinan suatu organisasi didalam menjalankan tugas dan fungsinya,
haruslah memahami arti dan sasaran yang hendak dicapai agar dapat memajukan
organisasi yang dipimpinnya dan juga seorang pimpinan dituntut agar selalu dapat
menjalankan tugas ataupun kewajibannya dengan baik.
Seorang pimpinan harus dapat memperhatikan dan mengawasi para pegawai
agar dapat bekerja dengan disiplin tanpa bersifat otoriter. Pimpinan yang bersifat
otoriter akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja para pegawai bahkan
dapat menyebabkan stress dan frustasi pegawai.
Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi perilaku pegawainya. Seorang
pimpinan harus mengenal sifat-sifat individual para pegawainya dan ia memiliki
kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional para
memiliki wawasan yang luas serta memiliki bakat kepemimpinan misalnya dalam
memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan, memperoleh saran, memudahkan
pegawai baru untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menanamkan rasa disiplin
kepada para pegawainya. Bakat ataupun kemampuan yang dimiliki pimpinan tersebut
tidak saja berguna dalam melaksanakan pekerjaan di bidangnya, tetapi juga akan
meningkatkan efisiensi tugas kepemimpinannya.
Seorang pimpinan juga harus dapat menjalankan fungsi manajemen. Fungsi
manajemen terdiri dari Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),
Actuating (Menggerakkan/Memimpin) dan Controlling (Pengawasan). Dalam fungsi
manajemen ini, jelas terlihat bahwa pimpinan berkewajiban mempengaruhi
orang-orang yang dibawahinya (pegawai) agar mereka senantiasa tetap melaksanakan tugas
dengan baik dan memiliki rasa dedikasi/pengabdian yang tinggi terhadap perusahaan.
Apabila fungsi manajemen ini dijalankan dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat
tercapai.
Didalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, pimpinan harus dapat memberi
semangat kerja dan moral yang tinggi agar pegawai dapat melaksanakan
tugas-tugasnya dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Disiplin kerja merupakan suatu
sikap dan perilaku untuk menaati segala peraturan organisasi yang didasarkan atas
kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Pentingnya disiplin
kerja bagi pegawai didalam suatu organisasi adalah menciptakan semangat kerja yang
tinggi. Pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi adalah mereka yang disiplin
dalam bekerja. Sebaliknya, apabila semangat kerja rendah, akan mengakibatkan
yang tidak baik, seperti datang terlambat, tidak hadir maupun bersikap tidak sopan
terhadap pimpinan atau pegawai lain. Apabila ini terjadi, tentu saja akan
mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan penurunan kinerja organisasi.
Dampak lain dari rendahnya kedisiplinan yaitu: visi dan misi perusahaan kurang
tercapai, mutu atau kualitas pegawai menjadi rendah, program kerja menjadi tidak
realistis, korupsi dan manipulasi waktu karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan tepat waktu dan pada akhirnya akan menyebabkan tujuan dari organisasi
tersebut tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.
Untuk meningkatkan semangat kerja, membina kerja sama yang baik,
mengarahkan dan mendorong bawahan, maka para pimpinan perlu memahami
faktor-faktor perilaku manusia. Cara pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya salah
satunya dengan mewujudkan serta menegakkan disiplin kerja. Dalam mewujudkan
disiplin kerja para pegawai, diperlukan adanya pengenaan sanksi atau hukuman.
Namun, tidak cukup dengan itu saja, melainkan juga pimpinan harus memperhatikan
tingkat kesejahteraan para pegawainya seperti yang berkaitan dengan hubungan kerja
ataupun fasilitas yang diberikan.
Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk
meningkatkan disiplin kerja para pegawainya, maka penulis tertarik untuk meneliti pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul :
“ Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan mengingat begitu luasnya cakupan
mengenai kepemimpinan, maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai
berikut :
“Bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah:
1. Untuk mengetahui peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
2. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Organisasi
Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk dapat lebih meningkatkan
pengawasan dalam disiplin kerja pegawai pada masa yang akan datang.
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang manajemen Sumber
Daya Manusia, khususnya tentang peranan pimpinan, disiplin kerja sehingga
penulis dapat membandingkan antara praktek dan teori-teori yang dipelajari.
3. Bagi Pihak Yang Lain
Sebagai bahan masukan untuk menambahpengetahuan dan wawasan serta
bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut sebagai
bahan referensi.
E. Manfaat Penelitian 1. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utar Jl. T.M.
Hanafiah Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Yang dilaksanakan pada
bulan Juli s/d Agustus 2010. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat
dilihat pada Tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan
No. KEGIATAN
MINGGU KE
1 2 3
1. Persiapan
3. Penulisan Laporan
BAB II
PROFIL ORGANISASI
A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan
atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan
didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda
Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar.
Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota
Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap
memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan
bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di Kutaraja,
sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden
Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).
Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang
berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari
Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan
memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan
Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang
diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam
lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi
No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program
Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma
III. Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu :
a. Departemen Ekonomi Pembangunan
b. Departemen Manajemen
c. Departemen Akuntansi
Sedangka n Program Diploma III terdiri dari :
a. Jurusan Kesekretariatan
b. Jurusan Keuangan
c. Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima
mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.
Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara
Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas
Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar
Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai
berikut :
a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam
bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar.
b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan
peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.
c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan
pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber
pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.
d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku
pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.
e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan
pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang
bertaraf nasional dan internasional.
Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :
a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta
menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional
b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian
dan pengabdian kepada masyarakat dan responsive terhadap
B. Jenis Usaha/Kegiatan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan
mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan
pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak
berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada
umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada
pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan
penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan
social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Perguruan Tinggi Tri
Dharma : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat.
Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik
dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang
dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah
ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya.
Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui
kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat
dicapai.
Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan
persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian
kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran
tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat
Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
D. Job Description
Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian tata usaha
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :
a. Bagian Tata Usaha
Tugas bagian tata usaha adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.
2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang
ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan
dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.
3. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik,
administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian
dan perlengkapan.
4. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan,
kepegawaian, keuangan dan kearsipan.
5. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas.
6. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/
pelayanan kepada masyarakat.
7. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas.
8. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas.
9. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.
10. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan
11. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
fakultas.
b. Sub Bagian Akademik
Tugas sub bagian akademik adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
2. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan
pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.
3. Melakukan administrasi akademik.
4. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.
5. Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum.
6. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.
7. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada
masyarakat di lingkungan fakultas.
8. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
laporan Bagian.
c. Sub Bagian Umum dan Keuangan
Tugas sub bagian umum dan keuangan adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
2. Mengumpulkan dan mengelolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
4. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan
ilmiah di lingkungan fakultas.
5. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.
6. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan
pertanggungjawaban keuangan.
7. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas,
pekerjaan borongan, dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah
diteliti kebenarannya.
8. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.
9. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.
10. Menyusun laporan kerja sebagian dan mempersiapkan laporan bagian.
d. Sub Bagian Kepegawaian
Tugas sub bagian kepegawaian adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian..
2. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai.
3. Melaksanakan urusan mutasi pegawai.
4. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.
5. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan
jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar
tetap/tidak tetap/emiritus, ijin dan cuti.
6. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai.
8. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.
9. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
bagian.
e. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni
Tugas sub bagian kemahasiswaan dan alumni adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
2. Mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni.
3. Melakukan administrasi kemahasiswaan.
4. Melakukan urusan pemberian izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.
5. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.
6. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.
7. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan
mahasiswa.
8. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.
9. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni.
10. Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni.
11. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
f. Sub Bagian Perlengkapan
Tugas sub bagian perlengkapan adalah :
1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan
mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.
2. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.
3. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.
4. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan
perlengkapan.
5. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan.
6. Melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan.
7. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan
bagian.
g. Jaringan Usaha/Kegiatan
Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan
mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan
pembinaan sivitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Medan merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit
(tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada
umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan lebih berorientasi
pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan
penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan
Dharma yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan adalah lulusan yang mempunyai
kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.
E. Kinerja Usaha Terkini
Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan
sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu
juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, fakultas terus
berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak
mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang
tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.
Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan
kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan
perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran
terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah
khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan
masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa
seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak
dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya.
Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat
menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas
Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti
perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Idul Fitri, Isr’aMi’raj,
Natal, dan lain-lain sebagainya) sehingga para civitas akademika selalu memiliki
nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
F. Rencana Kegiatan
Rencana Kegiatan Fakultas Universitas Sumatera Utara antara lain adalah
sebagai berikut :
a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil
b. Perkuliahan semester genap/ganjil
c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil
BAB III PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan
1. Defenisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan
kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai prilaku individu apabila dia
mengarahkan kegiatan–kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama
(Sutarto, 2001 : 14 ).
Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi
dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut dalam rangka
mencapai tujuan, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran
serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Pimpinan adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.
Dari defenisi tersebut dapat diambil implikasi sebagai berikut:
a. Kepemimpinan menyangkut orang lain dan memiliki hubungan yang erat
yang tidak dapat dipisahkan dengan orang lain yaitu bawahan atau pengikut,
artinya adalah tanpa adanya bawahan, semua kualitas kepemimpinan menjadi
tidak relevan.
b. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
seorang pimpinan memiliki posisi yang lebih tinggi serta mempunyai
wewenang dalam mengarahkan pekerjaan dan tercapainya tujuan.
c. Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya serta mampu
mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka dapat
sesuai dengan perilaku yang diinginkan pimpinan.
d. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mewujudkan tujuan tidak hanya
tergantung pada keterampilan teknis (Technical Skill), tetapi lebih banyak
ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain agar bekerja
dengan baik (Managerial Skill).
2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan
Teori kepemimpinan ada 8(delapan) macam yaitu sebagai berikut :
a. Teori Otokratis
Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,
pemaksaan dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Pimpinan
disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan.
Pimpinan melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis
menggunakan perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.
b. Teori Psikologis
Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang
pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin
merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran
Tipe kepemimpinan ini sangat memperhatikan hal-hal misalnya pengakuan,
kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan
kebutuhannya.
c. Teori Sosiologis
Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin menetapkan tujuan-tujuan
dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan
terakhir. Pemimpin juga diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan
korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan
harmoni serta usaha-usaha koperatif antara para pengikutnya apabila terjadi
konflik.
d. Teori Suportif
Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin
berusaha sebaik-baiknya dan bahwa pimpinan dapat memimpin dengan baik
melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Dapat diartikan, pada teori
ini pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu
mempertebal keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik
mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan
keinginannya sendiri.
e. Teori “Laissez Faire”
Berdasarkan teori ini, seorang pemmpin memberikan kebebasan
seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka.
Pimpinan tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka
langsung dari teori otokratis. Kelompok-kelompok “LAISSEZ-FAIRE”
cenderung membentuk pemimpin-pemimpin informal.
f. Teori Perilaku Pribadi
Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi
atau pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang
dilakukan oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu teori ini
menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun
melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi
olehnya.
g. Teori Sosial/Sifat
Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat
pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan
kesuksesan dalam bidang pemimpin. Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki
oleh seorang pemimpin adalah:
1. Intelegensi
Orang umumnya beranggapan bahwa tingkat intelegensi seorang individu
memberikan petunjuk tentang kemungkinan-kemungkinan baginya untuk
berhasil sebagai seorang pemimpin (hingga suatu tingkat intelegensi
tertentu).
2. Inisiatif
Hal ini terdiri dari dua bagian:
b. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak
lain.
3. Energi atau Rangsangan
Banyak orang berpendapat bahwa salah satu di antara ciri pemimpin yang
menonjol adalah bahwa pimpinan adalah lebih energik dalam usaha
mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Energi
mental dan fisik diperlukan.
4. Kedewasaan Emosional
Didalam sifat ini tercakup : dapat diandalkan (Dependability) persistensi
dan objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya
mengenai apa yang akan dilaksanakannya. Pimpinan bersedia bekerja
lama dan menyebarluaskan sikap “enthusiasme” diantara para
pengikutnya. Pimpinan mengetahui apa yang ingin dicapainya hari ini,
tahun depan atau 5 tahun yang akan datang.
5. Persuasif
Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan
dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin
biasanya harus menggunakan persuasi.
6. Kemampuan Berkomunikasi
Seorang pemimpin pandai berbicara dan dapat menulis dengan jelas serta
tegas. Pimpinan memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara
pernyataan pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan komunikasi
dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimulatif.
7. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill
kepemimpinannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang cukup matang
dan ia tidak banyak memiliki sifat anti-sosial. Pimpinan berkeyakinan
bahwa ia dapat menghadapi segala situasi yang dihadapinya.
8. Perseptif
Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan
kelakuan orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut juga
mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dan
emosional ke dalam posisi orang lain.
9. Kreativitas
Sifat ini sangat didambakan pada seorang pemimpin, guna memecahkan
suatu masalah dan untuk memikirkan cara ataupun ide baru.
10.Partisipasi Sosial
Seorang pemimpin “mengerti” manusia dan ia mengetahui pula kekuatan
serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok
dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari
kalangan manapun juga.
h. Teori Situasi
Teori ini untuk menerangkan bahwa dalam kepemimpinan harus terdapat
3. Keterbatasan Kepemimpinan
Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan
kepemimpinannya, harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya,
adalah manusia. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang
melekat dalam hakikat penciptaannya. Kelemahan - kelemahan itu mengakibatkan
keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan - keterbatasan
itu antara lain:
1. Keterbatasan Manusiawi
Manusia lahir ke muka bumi sebagai makhluk yang tidak sempurna.
Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat di dalam
hakekat penciptaannya. Tidak ada seorang pun manusia yang berkesempatan
menjadi pemimpin dapat melepaskan diri dari kelemahan yang bersifat universal
dan kodrati. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam
merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan-keterbatasan itu terdiri dari:
a. Keterbatasan Normatif/Spiritual
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud jika seorang pemimpin
mampu menyesuaikan diri dengan berbagai norma yang berlaku di lingkungan
masyarakat, khususnya yang tumbuh dan berkembang di dalam organisasinya
sendiri. Penyesuaian diri itu berarti juga setiap pemimpin memiliki keterbatasan
normatif/spiritual dalam mewujudkan kepemimpinannya. Setiap perilakunya
dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar tidak menyimpang atau
b. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)
Keterbatasan ini dikarenakan kondisi fisik setiap orang berbeda-beda.
Energi fisik itu mengalami kondisi stabil dalam jangka waktu tertentu. Fisik
seorang pemimpin yang masih muda dan yang sudah tua jelas berbeda. Selain itu,
fisik manusia dapat letih, sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.
Kondisi fisik yang seperti itu adalah gejala wajar dan bersifat manusiawi. Dengan
kata lain, secara manusiawi kondisi tubuh manusia sejak diciptakan telah dibekali
dengan berbagai kelemahan, yang membatasi kegiatan kepemimpinan. Kondisi
diri dan anggota kelompoknya sebagai manusia yang memiliki berbagai
kelemahan, harus mendapat perhatian dan diperhitungkan oleh setiap pemimpin
dan kesadaran bahwa keterbatasan fisik itu pasti datang, seharusnya memberikan
dorongan yang besar untuk berkarya semasa organ tubuh berada dalam kondisi
normal.
2. Keterbatasan Administratif
Keterbatasan ini bersumber dari dalam kelompok/organisasi sebagai
wadah kerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama yang disebut tujuan
organisasi. Keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk mewujudkan
kepemimpinan, karena berbagai kondisi organisasi yang demi kebersamaan tidak
boleh dan tidak dapat dilampaui. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan,
kehendak, gagasan, pendapat, rencana, kreativitas dari seorang pimpinan dapat
dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, kepemimpinan dibatasi oleh
mencapai tujuan bersama. Oleh karena kegiatan pengendalian itu disebut
administrasi, maka keterbatasan ini disebut juga keterbatasan administratif.
4. Hak-hak asasi manusia dalam kepemimpinan
Hak-hak asasi adalah kehendak untuk dilindungi dan dan diperlakukan
sesuai dengan harkat manusia, baik berdasarkan norma-norma yang dibuat oleh
manusia itu sendiri maupun sesuai dengan norma-norma dari Tuhan Yang Maha
Esa. Harkat manusia itu menyangkut tiga aspek antara lain:
a. Harkat individu sebagai suatu pribadi
Setiap individu sebagai pribadi memiliki hak asasi untuk hidup bebas,
merdeka, bukan sebagai individu yang terjajah, tertindas, diperbudak dan
sejenisnya. Dalam hal berorganisasi, setiap individu memiliki hak-hak yang
harus dihormati dan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya harus
senantiasa dapat memahami dan mengerti akan hak -hak bawahannya
sehingga kepemimpinan dapat berjalan efektif.
b. Harkat Individu Sebagai Makhluk Sosial
Dalam hal ini, kita harus senantiasa saling menghormati dan menyayangi,
seperti dalam urusan keagamaan serta kebebasan berpikir dan mengeluarkan
pendapat. Selain itu, sebagai makhluk sosial yang aktif, mempunyai hak asasi
untuk bekerja dan memperoleh hasil dari pekerjaannya. Seseorang yang
bekerja memiliki hak asasi untuk memperoleh hasil berupa upah yang wajar
c. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa
Dalam hubungan ini, yang penting bagi perwujudan hak asasi berupa harkat
hidup sebagai makhluk yang mulia.
5. Jenis Pemimpin
Menurut Kartono (2008;9) ada 2 jenis pemimpin yaitu Pemimpin Formal
dan Pemimpin Informal. Pemimpin formal adalah orang yang oleh
organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan
pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi,
dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai
sasaran organisasi. Sedangan pemimpin informal adalah orang yang tidak
mendapatkan pangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki
sejumlah kualitas yang unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang
mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok dan
masyarakat.
Pemimpin yang ada dalam Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
adalah pemimpin formal. Pemimpin tersebut antara lain Dekan, dan dibantu oleh
Pembantu Dekan I (Pimpinan Bagian Akademik), Pembantu Dekan II (Pimpinan
Bagian Keuangan dan Kepegawaian), Pembantu Dekan III (Pimpinan Bagian
Kemahasiswaan), Ketua dan Sekretaris Departemen
(Akuntansi,Manajemen,Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program
6. Peran serta Fungsi Pimpinan
Peran pimpinan terdiri dari :
a. Peran Antarpersonal
Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan
bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian
motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi, peran
antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial
seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan
pejabat-pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri.
Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan
latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk
mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja.
Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat
kerja pegawai.
b. Peran Informasional
Dalam peran ini, pimpinan bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan
informasi kepada pegawainya. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, pimpinan mempunyai kontak jaringan yang sangat luas, sehingga
memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber. Pimpinan
melaksanakan peran ini dengan cara memberikan informasi terkini kepada
pegawai mengenai pendidikan serta memberikan gambaran dan arahan
kepada pegawai mengenai hal–hal yang sebaiknya dilakukan. Dari
bertindak sebagai penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka
perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari
seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara
nasional maupun internasional.
c. Peran Pengambilan Keputusan
Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk
menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan
memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang
terjadi pada unit (Bagian) kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi
mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang
terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang
pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara
tepat.
Fungsi Pimpinan (Siagian,2003) terdiri dari:
a. Pimpinan sebagai penentu arah
Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta
dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai
perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi
Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang
tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan
bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta
memberikan kepercayaan kepada organisasi.
c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif
Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan
melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi
yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat
pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena
adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat
berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak
timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak
yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka
sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi
yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal.
d. Pimpinan sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi,
baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik terbagi
menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional
merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian tujuan dan
meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab
apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik disfungsional. Konflik
prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor
penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:
1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif
2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain
3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam
organisasi
4. Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para
bawahannya
Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam
organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan
pimpinan dalam mengatasi konflik adalah :
a. Kompetisi
Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang
terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik
fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya
persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat
mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan
inovasi.
b. Kompromi
Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan
mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara
mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang
c. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator
Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua
orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan
semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang.
Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan
juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri,
optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah
menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang
pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide
atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai,
pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.
7. Kepribadian pimpinan
Sebagai seorang pimpinan, harus senantiasa memiliki kepribadian yang
baik, karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para bawahannya.
Aspek–aspek dari kepribadian pimpinan adalah :
a. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin yang mencintai kebenaran berarti selalu berpihak pada
obyektivitas, sehingga dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada
kepentingan kelompok/organisasi dan terarah pada pencapaian tujuan.
Kebenaran yang obyektif itu tidak saja disandarkan pada fakta yang bersifat
empiris, tetapi juga berdasarkan petunjuk dan norma – norma dari ajaran
b. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain
Sifat adil dan jujur akan menumbuhkan kepercayaan orang – orang yang
dipimpin pada pimpinannya. Saling mempercayai sangat penting dalam
hubungan manusiawi yang efektif, sehingga penting pula dalam proses
kepemimpinan. Pemimpin yang dipercaya dan mampu memimpin yang
dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang
menjadi percaya diri. Setiap pemimpin harus memiliki perasaan percaya diri
yang besar. Pemimpin tersebut harus yakin bahwa dirinya memiliki
kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan
membimbing orang yang dipimpinnya.
c. Mampu bekerja sama dengan orang lain
Pemimpin yang dipercaya, mempercayai orang lain dan percaya diri selalu
bersedia dan mampu memelihara kebersamaan. Dalam kebersamaan itu selalu
mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok/organisasinya.
Pemimpin harus berusaha menjadi orang yang dekat dengan anggota lainnya.
Kemampuan bekerja sama dan membina kerja sama antar anggota organisasi
sangat penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif.
d. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan
(intelegensi) yang memadai
Seorang pemimpin harus mengetahui tentang seluk beluk bidang yang
dijelajahi. Perkataan mengetahui berarti pemimpin perlu memiliki
keterampilan dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola organisasinya.
pemimpin akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi
berbagai masalah.
e. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk
serta terbuka pada kritik orang lain
Pemimpin merupakan tokoh utama di dalam organisasinya. Pemimpin
menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua anggotanya, baik dalam
menghadapi masalah–masalah organisasi maupun masalah–masalah pribadi.
Untuk itu, setiap pemimpin harus menampilkan kepribadian senang bergaul,
ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat mewujudkan
hubungan manusiawi yang efektif.
f. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang
tinggi,kreatif, dan penuh inisiatif
Seorang pemimpin menempati posisi utama di lingkungan organisasi, yang
sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangannya sebagai satu
kesatuan. Pemimpin merupakan tumpuan harapan dalam menciptakan
kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi perseorangan
maupun dalam kebersamaan, sebagai pelaksanaan tugas–tugas pokok
kelompok/organisasinya. Harapan–harapan itu hanya mungkin dipenuhi
bilamana pemimpin merupakan orang yang kreatif dan penuh inisiatif, yang
selalu aktif untuk berkarya sebagai wujud dari semangat untuk maju. Hasrat
dan kemauan untuk maju yang akan menjadikan pemimpin sebagai orang
yang tidak takut menghadapi hambatan, risiko, masalah dan kesulitan.
selalu kreatif dan penuh inisiatif semata–mata untuk kemajuan dan
perkembangan kelompok/organisasi, atas dasar kepentingan bersama.
g. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan
bijaksana
Pemimpin harus bertanggung jawab pada keputusan yang ditetapkan dan
diperintahkan pelaksanaannya pada anggota kelompok/organisasi. Tanggung
jawab itu tidak saja terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan dalam
waktu yang relatif cukup lama, tetapi juga mengenai keputusan–keputusan
yang mendesak. Selain itu, seorang pemimpin harus disiplin dan disiplin yang
terbaik adalah yang didasari oleh kesadaran dari diri sendiri atau tidak
dipaksakan.
8. Syarat–syarat Pimpinan yang Ideal
Aspek–aspek kepribadian yang disebutkan di atas, apabila sudah terpenuhi
dengan baik maka layaklah pimpinan tersebut dikatakan pimpinan yang ideal.
Selain itu, menurut Siagian (2003;74), seorang pimpinan dapat dikatakan ideal
apabila telah memenuhi syarat – syarat berikut ini :
a. Memiliki pendidikan umum yang luas.
b. Kemampuan berkembang secara mental.
c. Memiliki sifat ingin tahu.
d. Memiliki kemampuan analistis.
e. Memiliki daya ingat yang kuat.
f. Percaya diri.
h. Mempunyai naluri untuk prioritas.
i. Memiliki stamina atau daya kerja dan antuasiasisme yang besar.
j. Berani mengambil keputusan.
k. Memiliki sikap tegas atau kemampuan dalam mengambil keputusan dan
memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.
Sebagai seorang pimpinan, sangatlah penting untuk menganalisa diri
sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui syarat–syarat kepemimpinan yang
dimilkinya dan syarat–syarat apa yang masih perlu dikembangkan melalui
pendidikan, baik formal maupun informal.
9. Tugas dan tanggung jawab pimpinan
Menurut Pancasila, seorang pimpinan haruslah bersikap sebagai pengasuh
yang mendorong, menuntun dan membimbing.
Beberapa asas utama dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:
a) Ingarso Sungtulodo yaitu dimuka harus memberi tauladan, bahwa seorang
pimpinan haruslah melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola
anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya.
b) Ingmadyo mangunkarso yaitu ditengan membanguin prakarsa, bahwa seorang
pimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi
pada orang–orang yang dibimbingnya.
c) Tutwuri Handayani yaitu mengikuti dari belakang dengan berwibawa, bahwa
seorang pimpinan harus mendorong orang–orang yang dipimpinnya agar
Tugas – Tugas Kepemimpinan (Malayu,2000) :
1. Memulai (Iniating)
Usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu. Misalnya,
mengajukan masalah kepada kelompok dan mengajak para anggota kelompok
mulai memikirkan dan mencari jalan pemecahannya.
2. Mengatur (Regulating)
Tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok agar tidak
menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.
3. Memberitahu (Informating)
Kegiatan memberikan informasi, data, fakta, pendapat karena para anggota
memberi informasi tersebit untuk kepentingan organisasi.
4. Mendukung (Supporting)
Usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dan menyempurnakannya
dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka
penyelesaian tugas bersama.
5. Menilai (Valuating)
Tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil
dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya.
6. Mengumpulkan (Summarizing)
Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul
7. Mendorong (Encouraging)
Bersikap hangat, bersahabat dapat memberikan dorongan kepada bawahan
sebagai motivasi kerja dan dapat menerima orang – orang.
8. Mengungkapkan perasaan (Expression Feeling)
Tindakan yang menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan
kelompok.
9. Mendamaikan (Harmonizing)
Tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat–pendapat yang
berbeda di dalam organisasi tersebut.
10. Mengalah (Comproming)
Kemampuan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dan perasaan
sendiri dengan pendapat dan perasaan orang yang dipimpinnya.
11. Memperlancar (Gate Keeping)
Kesediaan membantu, mempermudah, keikutsertaan para anggota dalam
kelompok.
Tanggung Jawab Pimpinan
1. Menunjukkan tujuan pelaksanaan kerja yang realitas, dalam arti kuantitas,
kualitas, keamanan.
2. Melengkapi para karyawan dengan sumber–sumber dana yang diperlukan
untuk menjalankan tugasnya.
3. Memberikan kompensasi yang sepadan untuk mendorong prestasi.
4. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi
5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.
6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.
7. Menunjukkan perhatian kepada karyawan.
Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya perhatian seorang pimpinan
kepada para pegawai.
Tugas dan Wewenang Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Mengkoordinir dan membawahi Pembantu Dekan dalam masalah kegiatan
dan kinerja pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Menjadi dewan pengukuhan wisuda mahasiswa program diploma,sarjana
dan pascasarjana.
4. Menjadi pimpinan rapat, baik itu rapat pegawai maupun rapat dosen pada
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
5. Mengatasnamakan fakultas dalam kegiatan seminar, baik itu seminar yang
berhubungan universitas maupun diluar universitas.
6. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, baik itu pemerintah,
perusahaan lain, maupun dengan instansi pendidikan lainnya.
7. Menandatangani transkrip nilai dan ijasah mahasiswa
8. Menandatangani surat masuk dan surat keluar.
9. Menandatangani surat yang berhubungan dengan fakultas ekonomi baik
Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan I pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Akademik.
2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang akademik dalam
pelaksanaan kinerja masing-masing.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian akademik pada Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Mengeluarkan SK mengajar dosen serta menandatanganinya.
5. Menandatangani surat pemberitahuan ujian mahasiswa (UTS/UAS)
6. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan.
7. Menandatangani legalisasi mahasiswa/alumni baik ijasah maupun
transkrip nilai.
8. Menandatangani laporan kerja sub bagian Akademik.
Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan II pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kepegawaian.
2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang kepegawaian dalam
pelaksanaan kinerja masing-masing.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepegawaian pada Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.
4. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan kepegawaian,
misalnya cuti pegawai, mutasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan
5. Menandatangani surat-surat yang berhubungan keuangan misalnya gaji,
lembur dan honor pegawai maupun dosen.
6. Memproses SK jabatan structural dan fungsional.
7. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.
Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan III pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:
1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kemahasiswaan.
2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang Kemahasiswaan dalam
pelaksanaan kinerja masing-masing.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian Kemahasiswaan pada Dekan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan
4. Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan kemahasiswaan.
5. Menandatangani surat keterangan mahasiswa.
6. Menandatangani surat keterangan beasiswa.
7. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan keagamaan seperti
Natal, Idul Adha, dan kegiatan lainnya.
8. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan kemahasiswaan
seperti OSPEK, HMJ, dan lain-lain.
Dalam menjalankan/melaksanakan tugas dan wewenangnya, pimpinan
pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan tugasnya
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran dan fungsi sebagai seorang pemimpin
yang telah dilaksanakan seperti pemberian motivasi pada pegawai, pelatihan,
organisasi, serta mengambil keputusan-keputusan baik keputusan jangka pendek
maupun jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan, pimpinan
memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk mendiskusikan segala
sesuatu yang menyangkut pekerjaan kepadanya. Dengan adanya keterlibatan
pegawai dalam pengambilan keputusan, diharapkan terwujud keharmonisan dan
komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawai dan tentunya akan
berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai.
Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah
menetapkan rencana, arah, strategi, dan menempatkan para pegawai sesuai dengan
kemampuannya masing-masing (The right man in the right place). Hal ini terlihat
dari struktur organisasi yang ada pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara. Pimpinan juga telah berhasil menjadi penggerak bagi pegawai agar
pegawai senantiasa tetap memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, pimpinan juga
berhasil menjadi mediator, Hal ini terbukti dari kemampuan pimpinan dalam
menyelesaikan konflik yang ada dalam organisasi sehingga tujuan organisasi
dapat tercapai.
B. Kedisiplinan
1. Defenisi Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. Kesadaran
merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan
laku dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan organisasi baik yang
tertulis maupun tidak.
2. Pentingnya kedisiplinan
Kedisiplinan adalah fungsi operatif di dalam suatu organisasi yang sangat
berperan penting, Hal ini disebabkan, karena semakin baik disiplin pegawai,
semakin tinggi pula prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang
baik, sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.
Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi, karena tanpa
dukungan disiplin pegawai yang baik, maka organisasi sulit untuk mencapai
tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam
mencapai tujuan.
3. Indikator – indikator Kedisiplinan
Pada dasarnya banyak indikator–indikator yang mempengaruhi tingkat
kedisiplinan pegawai suatu organisasi (Fathoni,2006), diantaranya adalah:
a. Tujuan dan kemampuan
Kedisiplinan harus dapat menunjang tujuan organisasi. Selain harus dapat
menunjang tujuan organisasi, maka kedisiplinan yang hendak ditegakkan
haruslah sesuai dengan kemampuan dari para pegawai. Sebagai seorang
pemimpin, tidak boleh memerintah para pegawai untuk melakukan hal yang
sulit dilakukan apalagi hal tersebut disertai dengan ancaman, karena ini akan
b. Teladan pimpinan
Teladan pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
menegakkan kedisiplinan, sebab pimpinan merupakan panutan bagi para
pegawai.
c. Balas jasa
Balas jasa merupakan wujud kesejahteraan yang diberikan dari suatu
organisasi. Balas jasa berupa upah dan gaji. Apabila organisasi ingin
meningkatkan kedisiplinan, maka kesejahteraan pegawai juga perlu
diperhatikan karena kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan
yang sangat erat. Apabila organisasi memaksakan kedisiplinan yang tinggi
tanpa peningkatan kesejahteraan, maka kemungkinan hal ini dapat
dilaksanakan hanya untuk jangka pendek.
d. Keadilan
Keadilan merupakan suatu sikap yang tidak membeda-bedakan ataupun tidak
memihak.
e. Waskat (Pengawasan melekat)
Adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan
pegawai, karena dengan waskat ini, pimpinan harus aktif dan langsung
mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja
bawahannya, hal ini berarti bahwa pimpinan harus selalu ada/hadir di tempat
pekerjannya, agar pimpinan dapat mengawasi dan memberukan petunjuk jika
ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, pegawai dan
masyarakat.
f. Sanksi Hukuman
Sanksi hukuman diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan
organisasi. Sanksi hukuman bertujuan untuk mendidik pegawai agar mereka
bertingkah laku sesuai dengan peraturan.
g. Ketegasan
Ketegasan perlu dijaga dalam pelaksanaan kedisiplinan. Seorang pimpinan
harus dapat bertindak tegas kepada pegawai yang melanggar peraturan,
sehingga pegawai tersebut tidak berani lagi untuk mengulangi apa yang telah
dilakukannya.
h. Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan ini merupakan kepedulian terhadap sesama,
misalnya, sifat tolong-menolong dalam organisasi seperti memberikan
sumbangan kepada keluarga yang sakit atau mengalami musibah, sehingga
dengan adanya hubungan kemanusiaan ini para pegawai merasa dihargai dan
tentunya akan meningkatkan semangat kerja. Semangat kerja yang tinggi
akan meningkatkan kedisiplinan pegawai.
4. Cara/Teknik Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai
Untuk memotivasi bawahan agar bekerja sesuai dengan harapan, pimpinan
harus mempunyai kemauan dalam memotivasi bawahannya yang disebut dengan
Usaha–usaha yang mungkin dilakukan pimpinan dalam memotivasi
bawahan agar kedisiplinannya meningkat, dapat dilakukan seperti di bawah ini:
a. Teknik Pengayaan Pekerjaan
Pimpinan dapat merangsang kepuasan pekerjaan bawahan dengan cara
mengubah karakteristik pekerjaan menjadi tugas–tugas yang lebih menarik
dengan cara menyediakan tugas–tugas dalam pekerjaan yang lebih bervariasi,
lebih menuntut tanggung jawab dan memungkinkan memberikan umpan balik
secara jelas dari prestasi yang telah diperoleh bawahan. Teknik ini digunakan
untuk mengatasi faktor penyebab lemahnya produktivitas kerja yang disebabkan
kebosanan pegawai karena selalu mengerjakan tugas tertentu secara rutin.
b. Spesialisasi Pekerjaan
Menciptakan produktivitas kerja juga dapat dilkukan dengan cara
menetapkan spesialis-spesialis pekerjaan, dengan ini spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas kerja serta menetapkan disiplin kerja.
c. Teknik Penambahan Pekerjaan
Penambahan pekerjaan merupakan teknik untuk meningkatkan disiplin
kerja, dimana dengan menambah tugas yang sama juga menyediakn kemungkinan
diperluasnya tanggung jawab bagi bawahan tertentu terhadap tugas yang sama.
d. Rotasi pekerjaan
Melalui rotasi pekerjaan memungkinkan pemberian kesempatan sejumlah
pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan
e. Keluwesan Waktu
Keluwesan waktu merupakan penjadwalan waktu personil yang mana
masing–masing pegawai diberi kebebasan dan tanggung jawab untuk menetapkan
waktu kerja mereka.
Cara yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara adalah spesialisasi pekerjaan dan rotasi pekerjaan. Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, spesialisasi pekerjaan dilakukan dengan cara
mengelompokkan pegawai ke dalam bagian atau sub bagiannya masing-masing
(Job Description) dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh
pegawai. Job description pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
terdiri dari:
1. Bagian Tata Usaha
2. Sub Bagian Akademik
3. Sub Bagian Umum dan Keuangan
4. Sub Bagian Kepegawaian
5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni
6. Sub Bagian Perlengkapan
Setiap pegawai pada bagian ataupun sub bagian tersebut mempunyai
tugasnya masing-masing, dan diharapkan dengan adanya spesialisasi pekerjaan,
pegawai dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat sehingga
kedisiplinan pegawai dapat meningkat dan tujuan organisasi tercapai.
Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, rotasi pekerjaan
berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan.
Misalnya, pegawai pada bagian parkir dirotasi ke bagian piket, pegawai pada
bagian pendidikan dirotasi ke bagian perlengkapan dan lain sebagainya. Rotasi
pekerjaan ini diharapkan dapat memotivasi para pegawai, sehingga dengan adanya
motivasi maka semangat kerja pegawai menjadi tinggi dan disiplin kerja pegawai
juga dapat meningkat.
C. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.
Pimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting.
Pimpinan merupakan seseorang yang menjadi panutan bagi para pegawainya.
Begitu juga, dengan pimpinan yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
adalah Dekan dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan III.
Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ini mempunyai
tugas dan tanggung jawabnya masing–masing. Pimpinan juga sangat berpengaruh
terhadap disiplin kerja para pegawainya. Pimpinan bersikap sebagai pengasuh
yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan
bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan
dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan
membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi.
Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para
berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus
dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan
mencoba memahami berbagai tingkah laku para pegawainya. Namun, bukan
berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang
lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan
kehilangan rasa hormat dari bawahannya.
Dalam hal meningkatkan disiplin kerja,sudah banyak usaha yang
dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, salah satunya
yaitu dengan cara mengeluarkan tata tertib dan peraturan-peraturan yang akan
menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi pegawai pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
Tata tertib dan peraturan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara, Medan antara lain:
1. Jam kerja pegawai
a Pada hari Senin sampai dengan Kamis, pegawai masuk kerja pada pukul
08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB.
Untuk jadwal Ekstensi , pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 21.00 WIB.
b Pada hari Jumat, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, dan
pulang pada pukul 11.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi, pegawai masuk
pukul 17.00 WIB- 20.00 WIB.
c Pada hari Sabtu, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB dan pulang