• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTRA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM DIPLOMA III MEDAN

PERANAN PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN

KERJA PEGAWAI PADA FAKULTAS EKONOMI USU

MEDAN

Diajukan Oleh :

MELIA HERAWATY

072101099

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Fakultas

Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini penulis banyak menerima bantuan,

bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah penulis

mengucapkan terimakasih:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara.

2. Bapak Prof.Dr. Paham Ginting,Mp selaku Ketua Jurusan Program Studi Keuangan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang,SE,M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program

Studi Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr.Beby Karina Fawzeea,SE,MM selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf pegawainya yang banyak membantu Penulis selama

menjalankan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Khususnya yang teristimewa Kepada orangtuaku tercinta Ayahanda Mahlil Syam

dan Ibunda Rosnidar yang telah memberikan kasih sayangnya, dorongan, semangat

(4)

Semoga Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan

baik pada waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di

akhirat kelak. Penulis menyadari bahwa dalam penyajian tugas akhir ini masih banyak

terdapat kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari pembaca demi perbaikan-perbaikan dimasa yang akan datang.

Medan, Juni 2010

Penulis

Melia Herawaty

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PROFIL ORGANISASI A. Sejarah Ringkas ... ...6

B. Jenis Usaha/Kegiatan ... .. 8

C. Struktur Organisasi ... .. 9

D. Job Description ... ..12

E. Kinerja Usaha Terkini ... ..17

F. Rencana Kegiatan ... ..18

BAB III PEMBAHASAN A. Kepemimpinan ... 19

1. Defenisi Kepemimpinan ... 19

2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan ... 20

(6)

4. Hak-Hak Asasi Manusia Dalam Kepemimpinan ... 27

5. Jenis Pemimpin ... 28

6. Peran serta Fungsi Pemimpin ... 29

7. Kepribadian Pimpinan ... 33

8. Syarat-Syarat Pimpinan yang Ideal ... 36

9. Tugas dan Tanggung Jawab Pimpinan ... 37

B. Kedisiplinan ... 43

1. Defenisi Kedisiplinan ... 43

2. Pentingnya Kedisiplinan ... 44

3. Indikator - indikator Kedisiplinan ... 44

4. Cara/Teknik Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai ... 46

C. Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi USU Medan ... 49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 55

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Tingkat Absen Para Pegawai FE. USU ... ...51

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pimpinan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu organisasi.

Keberadaan pimpinan sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangan

organisasi yang dipimpinnya. Pimpinan merupakan seseorang yang mengarahkan suatu

aktivitas yang ada di organisasi dan mempunyai tanggung jawab yang besar atas

bawahan dan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Selain

itu, seorang pimpinan juga merupakan orang yang harus mampu dan memiliki

keberanian dalam mengambil keputusan terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh

organisasi. Pimpinan suatu organisasi didalam menjalankan tugas dan fungsinya,

haruslah memahami arti dan sasaran yang hendak dicapai agar dapat memajukan

organisasi yang dipimpinnya dan juga seorang pimpinan dituntut agar selalu dapat

menjalankan tugas ataupun kewajibannya dengan baik.

Seorang pimpinan harus dapat memperhatikan dan mengawasi para pegawai

agar dapat bekerja dengan disiplin tanpa bersifat otoriter. Pimpinan yang bersifat

otoriter akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kinerja para pegawai bahkan

dapat menyebabkan stress dan frustasi pegawai.

Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi perilaku pegawainya. Seorang

pimpinan harus mengenal sifat-sifat individual para pegawainya dan ia memiliki

kemampuan untuk membangkitkan kekuatan-kekuatan emosional maupun rasional para

(10)

memiliki wawasan yang luas serta memiliki bakat kepemimpinan misalnya dalam

memberikan bimbingan, pengarahan dan pengawasan, memperoleh saran, memudahkan

pegawai baru untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri dan menanamkan rasa disiplin

kepada para pegawainya. Bakat ataupun kemampuan yang dimiliki pimpinan tersebut

tidak saja berguna dalam melaksanakan pekerjaan di bidangnya, tetapi juga akan

meningkatkan efisiensi tugas kepemimpinannya.

Seorang pimpinan juga harus dapat menjalankan fungsi manajemen. Fungsi

manajemen terdiri dari Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian),

Actuating (Menggerakkan/Memimpin) dan Controlling (Pengawasan). Dalam fungsi

manajemen ini, jelas terlihat bahwa pimpinan berkewajiban mempengaruhi

orang-orang yang dibawahinya (pegawai) agar mereka senantiasa tetap melaksanakan tugas

dengan baik dan memiliki rasa dedikasi/pengabdian yang tinggi terhadap perusahaan.

Apabila fungsi manajemen ini dijalankan dengan baik, maka tujuan perusahaan dapat

tercapai.

Didalam meningkatkan disiplin kerja pegawai, pimpinan harus dapat memberi

semangat kerja dan moral yang tinggi agar pegawai dapat melaksanakan

tugas-tugasnya dan bertanggung jawab dalam pekerjaannya. Disiplin kerja merupakan suatu

sikap dan perilaku untuk menaati segala peraturan organisasi yang didasarkan atas

kesadaran diri untuk menyesuaikan dengan peraturan organisasi. Pentingnya disiplin

kerja bagi pegawai didalam suatu organisasi adalah menciptakan semangat kerja yang

tinggi. Pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi adalah mereka yang disiplin

dalam bekerja. Sebaliknya, apabila semangat kerja rendah, akan mengakibatkan

(11)

yang tidak baik, seperti datang terlambat, tidak hadir maupun bersikap tidak sopan

terhadap pimpinan atau pegawai lain. Apabila ini terjadi, tentu saja akan

mengakibatkan pekerjaan menjadi terbengkalai dan penurunan kinerja organisasi.

Dampak lain dari rendahnya kedisiplinan yaitu: visi dan misi perusahaan kurang

tercapai, mutu atau kualitas pegawai menjadi rendah, program kerja menjadi tidak

realistis, korupsi dan manipulasi waktu karena tidak mampu menyelesaikan pekerjaan

dengan tepat waktu dan pada akhirnya akan menyebabkan tujuan dari organisasi

tersebut tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang direncanakan.

Untuk meningkatkan semangat kerja, membina kerja sama yang baik,

mengarahkan dan mendorong bawahan, maka para pimpinan perlu memahami

faktor-faktor perilaku manusia. Cara pimpinan dalam mempengaruhi bawahannya salah

satunya dengan mewujudkan serta menegakkan disiplin kerja. Dalam mewujudkan

disiplin kerja para pegawai, diperlukan adanya pengenaan sanksi atau hukuman.

Namun, tidak cukup dengan itu saja, melainkan juga pimpinan harus memperhatikan

tingkat kesejahteraan para pegawainya seperti yang berkaitan dengan hubungan kerja

ataupun fasilitas yang diberikan.

Melihat begitu pentingnya peran dan fungsi pimpinan dalam mengawasi untuk

meningkatkan disiplin kerja para pegawainya, maka penulis tertarik untuk meneliti pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dengan memilih judul :

“ Peranan Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas

(12)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dan mengingat begitu luasnya cakupan

mengenai kepemimpinan, maka penulis membatasi masalah yang diteliti sebagai

berikut :

“Bagaimana peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis

adalah:

1. Untuk mengetahui peranan pimpinan dalam meningkatkan disiplin kerja pegawai

pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Untuk mengetahui apakah disiplin kerja pegawai pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Organisasi

Sebagai bahan pertimbangan bagi pimpinan untuk dapat lebih meningkatkan

pengawasan dalam disiplin kerja pegawai pada masa yang akan datang.

(13)

Menambah wawasan dan pengetahuan penulis di bidang manajemen Sumber

Daya Manusia, khususnya tentang peranan pimpinan, disiplin kerja sehingga

penulis dapat membandingkan antara praktek dan teori-teori yang dipelajari.

3. Bagi Pihak Yang Lain

Sebagai bahan masukan untuk menambahpengetahuan dan wawasan serta

bermanfaat bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut sebagai

bahan referensi.

E. Manfaat Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utar Jl. T.M.

Hanafiah Kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Yang dilaksanakan pada

bulan Juli s/d Agustus 2010. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan ini dapat

dilihat pada Tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1. Jadwal Kegiatan

No. KEGIATAN

MINGGU KE

1 2 3

1. Persiapan

(14)

3. Penulisan Laporan

(15)

BAB II

PROFIL ORGANISASI

A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi USU

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lahir di luar kota Medan

atau di luar Provinsi Sumatera Utara. Jelasnya Fakultas Ekonomi lahir dan

didirikan tahun 1959 di Darussalam (Universitas Syiah Kuala) kota Kuraja (Banda

Aceh), dan sebagai Dekan pada waktu itu adalah Dr. Teuku Iskandar.

Yayasan Universitas Sumatera Utara sendiri pada waktu itu berada di kota

Medan. Namun Fakultas Ekonomi yang berada di Kutaraja (Banda Aceh) tetap

memakai nama dibawah panji Universitas Sumatera Utara. Ini menunjukkan

bahwa pada waktu itu tehnik operasional pendidikan berada di Kutaraja,

sedangkan penyelesaian administrasinya tetap berada dibawah Presiden

Universitas Sumatera Utara (istilah untuk nama pimpinan pada waktu itu).

Berhubungan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang

berkedudukan di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) memisahkan diri dari

Universitas Sumatera Utara dan bergabung dengan Universitas Syiahkuala, maka

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara didirikan di Medan dan

memperoleh status negeri dengan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan

Ilmu Pengetahuan RI No. 64/1961 tentang Penegerian Fakultas Ekonomi yang

diselenggarakan oleh Yayasan Sumatera Utara dan pemasukan ke dalam

lingkungan Universitas Sumatera Utara tanggal 24 November 1961 yang berlaku

(16)

Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.

0535/0/1983, tanggal 08 Desember 1983, Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi

No. 131/DIKTI/Kep/1987, No. 25/DIKTI/Kep/1987, dan No. 26/DIKTI/Kep/1987

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara mengasuh dua jenjang Program

Pendidikan, yaitu Program Pendidikan Strata -1 dan Program Pendidikan Diploma

III. Program Pendidikan Strata -1 meliputi 3 (tiga) departemen, yaitu :

a. Departemen Ekonomi Pembangunan

b. Departemen Manajemen

c. Departemen Akuntansi

Sedangka n Program Diploma III terdiri dari :

a. Jurusan Kesekretariatan

b. Jurusan Keuangan

c. Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara di Medan mulai menerima

mahasiswa/i pada bulan Agustus 1961.

Visi Fakultas Ekonomi Universitas Sumtera Utara

Visi Fakultas Ekonomi Sumatera Utara adalah menjadi salah satu Fakultas

Ekonomi terkemuka yang dikenal unggul dan mampu memenuhi kebutuhan pasar

(17)

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Misi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah sebagai

berikut :

a. Menghasilkan lulusan yang mempunyai karakter dan kompetensi dalam

bidang ilmu ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang berorientasi pasar.

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dengan pemberdayaaan

peningkatan kualifikasi dan kualitas dosen.

c. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan dharma penelitian dan

pengabdian sebagai upaya meningkatkan mutu keilmuan dan sumber

pendanaan fakultas dalam status PT. BHMN.

d. Senantiasa berusaha meningkatkan pelayanan kepada Mahasiswa selaku

pelanggan (customer) dan Stakeholders lainnya.

e. Meningkatkan jaringan dan kerjasama dengan institusi swasta dan

pemerintahan serta organisasi profesional dan lembaga lain terkait yang

bertaraf nasional dan internasional.

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara :

a. Menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing serta

menyesuaikan diri terhadap perkembangan nasional dan internasional

b. Menjadi lembaga yang berkemampuan melaksakan penelitian-penelitian

dan pengabdian kepada masyarakat dan responsive terhadap

(18)

B. Jenis Usaha/Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan

mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan

pembinaan civitas akademik. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit (tidak

berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada

umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada

pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan

penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan serta melakukan kegiatan

social berupa pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan Perguruan Tinggi Tri

Dharma : Penyelenggaraan Pendidikan, Pengabdian Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat.

Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang mempunyai kualitas yang baik

dan mampu bersaing di lapangan pekerjaan nantinya.

C. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang

dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/

keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah

(19)

ini dihubungkan dengan pencapaian instansi yang telah diteapkan sebelumnya.

Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam instansi.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan dapat

diterapkan, sehingga efisiensi dan efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat

dicapai.

Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan

persorangan, maupun kelompok kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian

kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran

tunggal. Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dapat

(20)

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

(21)

D. Job Description

Berikut ini adalah uraian tugas dari setiap unit pada bagian tata usaha

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang terdiri dari :

a. Bagian Tata Usaha

Tugas bagian tata usaha adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Fakultas.

2. Menghimpun dan menelaah peraturan perundang-undangan dibidang

ketatausahaan akademik, administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan

dan alumni, kepegawaian dan perlengkapan.

3. Mengumpulkan dan mengolah data ketatausahaan dibidang akademik,

administrasi umum dan keuangan, kemahasiswaan dan alumni, kepegawaian

dan perlengkapan.

4. Melaksanakan urusan persuratan, kerumahtanggaan, perlengkapan,

kepegawaian, keuangan dan kearsipan.

5. Melaksanakan urusan rapat dinas dan upacara resmi dilingkungan fakultas.

6. Melaksanakan administrasi pendidikan, penelitian, dan pengabdian/

pelayanan kepada masyarakat.

7. Melaksanakan urusan kemahasiswaan dan hubungan alumni fakultas.

8. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi kegiatan di lingkungan fakultas.

9. Melaksanakan administrasi perencanaan dan pelayanan informasi.

10. Melaksanakan penyimpanan dokumen dan surat yang berhubungan dengan

(22)

11. Menyusun laporan kerja bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan

fakultas.

b. Sub Bagian Akademik

Tugas sub bagian akademik adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data di bidang pendidikan, penelitian, dan

pengabdian/pelayanan kepada masyarakat.

3. Melakukan administrasi akademik.

4. Melakukan penyusunan rencana kebutuhan sarana akademik.

5. Menghimpun dan mengklasifikasi data pencapaian target kurikulum.

6. Melakukan urusan kegiatan pertemuan ilmiah di lingkungan fakultas.

7. Melakukan administrasi penelitian dan pengabdian/pelayanan pada

masyarakat di lingkungan fakultas.

8. Menyusun laporan kerja Sub Bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan

laporan Bagian.

c. Sub Bagian Umum dan Keuangan

Tugas sub bagian umum dan keuangan adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengelolah data ketatausahaan dan kerumahtanggaan.

(23)

4. Melakukan urusan penerimaan tamu pimpinan, rapat dinas, dan pertemuan

ilmiah di lingkungan fakultas.

5. Mengumpulkan dan mengolah data keuangan.

6. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pembukuan, pengeluaran dan

pertanggungjawaban keuangan.

7. Melakukan pembayaran gaji, honorarium, lembur, vakansi, perjalanan dinas,

pekerjaan borongan, dan pembelian serta pengeluaran lainnya yang telah

diteliti kebenarannya.

8. Mengoperasionalkan sistem informasi keuangan.

9. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat bidang keuangan.

10. Menyusun laporan kerja sebagian dan mempersiapkan laporan bagian.

d. Sub Bagian Kepegawaian

Tugas sub bagian kepegawaian adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian..

2. Melaksanakan proses pengadaan dan pengangkatan pegawai.

3. Melaksanakan urusan mutasi pegawai.

4. Memverifikasi usulan angka kredit jabatan fungsional.

5. Memproses penetapan angka kredit jabatan fungsional, usul kenaikan

jabatan/pangkat, surat keputusan mengajar, pengangkatan guru besar

tetap/tidak tetap/emiritus, ijin dan cuti.

6. Melaksanakan pemberian penghargaan pegawai.

(24)

8. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

9. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan

bagian.

e. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

Tugas sub bagian kemahasiswaan dan alumni adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data dibidang kemahasiswaan dan alumni.

3. Melakukan administrasi kemahasiswaan.

4. Melakukan urusan pemberian izin/rekomendasi kegiatan kemahasiswaan.

5. Mempersiapkan usul pemilihan mahasiswa berprestasi.

6. Mempersiapkan pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan tingkat universitas.

7. Melakukan pengurusan beasiswa, pembinaan karir, dan layanan kesejahteraan

mahasiswa.

8. Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan pembinaan kemahasiswaan.

9. Mengoperasionalkan sistem informasi kemahasiswaan dan alumni.

10. Melakukan penyajian informasi dibidang kemahasiswaan dan alumni.

11. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan

(25)

f. Sub Bagian Perlengkapan

Tugas sub bagian perlengkapan adalah :

1. Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) Sub Bagian dan

mempersiapkan penyusunan RKAT Bagian.

2. Mengumpulkan dan mengolah data perlengkapan.

3. Mengoperasionalkan sistem informasi kerumahtanggaan dan perlengkapan.

4. Melakukan penyimpanan dokumen dan surat dibidang kerumahtanggaan dan

perlengkapan.

5. Melakukan pemeliharaan kebersihan, keindahan, dan keamanan lingkungan.

6. Melakukan urusan pengelolahan barang perlengkapan.

7. Menyusun laporan kerja sub bagian dan mempersiapkan penyusunan laporan

bagian.

g. Jaringan Usaha/Kegiatan

Fakultas adalah unsur pelaksana akademik yang melaksanakan dan

mengembangkan pendidikan, penelitian, pengabdian/pelayanan masyarakat dan

pembinaan sivitas akademika. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Medan merupakan sebuah instansi yang menghasilkan jasa pendidikan non-profit

(tidak berorientasi pada perolehan laba), seperti perusahaan penghasil jasa pada

umumnya yang bertujuan menghasilkan laba bagi perusahaan.

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan lebih berorientasi

pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan

penelitian-penelitian yang bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, serta melakukan kegiatan

(26)

Dharma yaitu penyelenggaraan pendidikan, pengadaan penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat. Dengan demikian, diharapkan lulusan-lulusan dari Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan adalah lulusan yang mempunyai

kualitas yang baik dan mampu bersaing dilapangan kerja nantinya.

E. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan tentu mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan

sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua, begitu

juga pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan, fakultas terus

berupaya agar tujuan yang telah digariskan oleh fakultas dapat terwujud. Tidak

mudah dalam mewujudkan itu semua karena membutuhkan kerja keras yang

tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Pastinya untuk mendorong mencapai hasil yang maksimal diperlukan

kinerja yang bermutu dan tepat. Jadi kinerja usaha terkini yang dijalankan

perusahaan adalah menyelenggarakan program pendidikan dan pengajaran

terhadap mahasiswa, melakukan berbagai macam penelitian-penelitian ilmiah

khususnya bidang ilmiah yang bermanfaat bagi universitas, mahasiswa dan

masyarakat, serta melakukan pengabdian kepada masyarakat berupa

seminar-seminar kepada masyarakat, memotivasi masyarakat agar dapat hidup lebih layak

dan mandiri, kegiatan bakti sosial kepada masyarakat, dan lain sebagainya.

Fakultas juga terus melakukan pembinaan terhadap civitas akademika agar dapat

menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang benar-benar memiliki kualitas

(27)

Kegiatan-kegiatan kerohanian juga tetap dilaksanakan fakultas, seperti

perayaan hari-hari besar keagamaan (misalnya : Natal, Idul Fitri, Isr’aMi’raj,

Natal, dan lain-lain sebagainya) sehingga para civitas akademika selalu memiliki

nilai-nilai dan norma-norma keagamaan dalam menjalankan hidup, serta selalu

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

F. Rencana Kegiatan

Rencana Kegiatan Fakultas Universitas Sumatera Utara antara lain adalah

sebagai berikut :

a. Persiapan kuliah mahasiswa semester genap/ganjil

b. Perkuliahan semester genap/ganjil

c. Ujian mid semester/ujian semester genap/ganjil

(28)

BAB III PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan

1. Defenisi Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu dan

kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

Kepemimpinan juga dapat diartikan sebagai prilaku individu apabila dia

mengarahkan kegiatan–kegiatan kelompok untuk mencapai tujuan bersama

(Sutarto, 2001 : 14 ).

Defenisi kepemimpinan secara luas adalah meliputi proses mempengaruhi

dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi prilaku pengikut dalam rangka

mencapai tujuan, pengorganisasian dan aktivitas-aktivitas untuk mencapai sasaran

serta mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.

Pimpinan adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan

bawahannya untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan”.

Dari defenisi tersebut dapat diambil implikasi sebagai berikut:

a. Kepemimpinan menyangkut orang lain dan memiliki hubungan yang erat

yang tidak dapat dipisahkan dengan orang lain yaitu bawahan atau pengikut,

artinya adalah tanpa adanya bawahan, semua kualitas kepemimpinan menjadi

tidak relevan.

b. Kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang

(29)

seorang pimpinan memiliki posisi yang lebih tinggi serta mempunyai

wewenang dalam mengarahkan pekerjaan dan tercapainya tujuan.

c. Seorang pimpinan harus mampu mempengaruhi bawahannya serta mampu

mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku mereka dapat

sesuai dengan perilaku yang diinginkan pimpinan.

d. Keberhasilan seorang pimpinan dalam mewujudkan tujuan tidak hanya

tergantung pada keterampilan teknis (Technical Skill), tetapi lebih banyak

ditentukan oleh keahliannya dalam menggerakkan orang lain agar bekerja

dengan baik (Managerial Skill).

2. Teori dan Tipe-Tipe Kepemimpinan

Teori kepemimpinan ada 8(delapan) macam yaitu sebagai berikut :

a. Teori Otokratis

Kepemimpinan menurut teori ini didasarkan atas perintah-perintah,

pemaksaan dalam hubungan antara pemimpin dengan bawahan. Pimpinan

disini cenderung mencurahkan perhatian sepenuhnya pada pekerjaan.

Pimpinan melaksanakan pengawasan seketat mungkin dengan maksud agar

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin otokratis

menggunakan perintah yang biasanya diperkuat oleh adanya sanksi-sanksi.

b. Teori Psikologis

Pendekatan ini terhadap kepemimpinan menyatakan bahwa fungsi seorang

pemimpin adalah mengembangkan sistem motivasi terbaik. Pemimpin

merangsang bawahannya untuk bekerja ke arah pencapaian sasaran-sasaran

(30)

Tipe kepemimpinan ini sangat memperhatikan hal-hal misalnya pengakuan,

kepastian emosional dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan

kebutuhannya.

c. Teori Sosiologis

Teori ini menyatakan bahwa seorang pemimpin menetapkan tujuan-tujuan

dengan mengikutsertakan para pengikut dalam pengambilan keputusan

terakhir. Pemimpin juga diharapkan untuk mengambil tindakan-tindakan

korektif, menjalankan pengaruh kepemimpinannya dan mengembalikan

harmoni serta usaha-usaha koperatif antara para pengikutnya apabila terjadi

konflik.

d. Teori Suportif

Dalam teori ini, pihak pemimpin beranggapan bahwa para pengikutnya ingin

berusaha sebaik-baiknya dan bahwa pimpinan dapat memimpin dengan baik

melalui tindakan membantu usaha-usaha mereka. Dapat diartikan, pada teori

ini pemimpin menciptakan suatu lingkungan kerja yang membantu

mempertebal keinginan setiap pengikut untuk melaksanakan pekerjaan sebaik

mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan skillnya dan

keinginannya sendiri.

e. Teori “Laissez Faire”

Berdasarkan teori ini, seorang pemmpin memberikan kebebasan

seluas-luasnya kepada para pengikutnya dalam hal menentukan aktivitas mereka.

Pimpinan tidak berpartisipasi, atau apabila hal itu dilakukannya maka

(31)

langsung dari teori otokratis. Kelompok-kelompok “LAISSEZ-FAIRE”

cenderung membentuk pemimpin-pemimpin informal.

f. Teori Perilaku Pribadi

Kepemimpinan dapat pula dipelajari berdasarkan kualitas-kualitas pribadi

atau pola-pola kelakuan para pemimpin. Pendekatan ini melakukan apa yang

dilakukan oleh pemimpin dalam hal pemimpin. Salah satu teori ini

menyatakan bahwa seorang pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun

melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi

olehnya.

g. Teori Sosial/Sifat

Sudah banyak usaha dilakukan orang untuk mengidentifikasi sifat-sifat

pemimpin yang dipergunakan untuk menerangkan dan meramalkan

kesuksesan dalam bidang pemimpin. Sifat-sifat yang dianggap harus dimiliki

oleh seorang pemimpin adalah:

1. Intelegensi

Orang umumnya beranggapan bahwa tingkat intelegensi seorang individu

memberikan petunjuk tentang kemungkinan-kemungkinan baginya untuk

berhasil sebagai seorang pemimpin (hingga suatu tingkat intelegensi

tertentu).

2. Inisiatif

Hal ini terdiri dari dua bagian:

(32)

b. Kemampuan untuk melihat arah tindakan yang tidak terlihat oleh pihak

lain.

3. Energi atau Rangsangan

Banyak orang berpendapat bahwa salah satu di antara ciri pemimpin yang

menonjol adalah bahwa pimpinan adalah lebih energik dalam usaha

mencapai tujuan dibandingkan dengan seorang bukan pemimpin. Energi

mental dan fisik diperlukan.

4. Kedewasaan Emosional

Didalam sifat ini tercakup : dapat diandalkan (Dependability) persistensi

dan objektivitas. Seorang pemimpin dapat diandalkan janji-janjinya

mengenai apa yang akan dilaksanakannya. Pimpinan bersedia bekerja

lama dan menyebarluaskan sikap “enthusiasme” diantara para

pengikutnya. Pimpinan mengetahui apa yang ingin dicapainya hari ini,

tahun depan atau 5 tahun yang akan datang.

5. Persuasif

Tidak terdapat adanya kepemimpinan tanpa persetujuan pihak yang akan

dipimpin. Untuk memperoleh persetujuan tersebut, seorang pemimpin

biasanya harus menggunakan persuasi.

6. Kemampuan Berkomunikasi

Seorang pemimpin pandai berbicara dan dapat menulis dengan jelas serta

tegas. Pimpinan memiliki kemampuan untuk mengemukakan secara

(33)

pernyataan pihak lain. Seorang pemimpin menggunakan komunikasi

dengan tepat untuk tujuan-tujuan persuasif, informatif serta stimulatif.

7. Kepercayaan Pada Diri Sendiri

Hal tersebut dapat dinyatakan sebagai kepercayaan dalam skill

kepemimpinannya. Seorang pemimpin adalah seorang yang cukup matang

dan ia tidak banyak memiliki sifat anti-sosial. Pimpinan berkeyakinan

bahwa ia dapat menghadapi segala situasi yang dihadapinya.

8. Perseptif

Sifat ini berhubungan dengan kemampuan untuk mendalami ciri-ciri dan

kelakuan orang lain, dan terutama pihak bawahannya. Hal tersebut juga

mencakup kemampuan untuk memproyeksi diri sendiri secara mental dan

emosional ke dalam posisi orang lain.

9. Kreativitas

Sifat ini sangat didambakan pada seorang pemimpin, guna memecahkan

suatu masalah dan untuk memikirkan cara ataupun ide baru.

10.Partisipasi Sosial

Seorang pemimpin “mengerti” manusia dan ia mengetahui pula kekuatan

serta kelemahan mereka. Ia menyesuaikan diri dengan berbagai kelompok

dan ia memiliki kemampuan untuk berhadapan dengan orang-orang dari

kalangan manapun juga.

h. Teori Situasi

Teori ini untuk menerangkan bahwa dalam kepemimpinan harus terdapat

(34)

3. Keterbatasan Kepemimpinan

Pemimpin yang menginginkan keberhasilan dalam mewujudkan

kepemimpinannya, harus menyadari bahwa dirinya dan orang yang dipimpinnya,

adalah manusia. Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang

melekat dalam hakikat penciptaannya. Kelemahan - kelemahan itu mengakibatkan

keterbatasan dalam merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan - keterbatasan

itu antara lain:

1. Keterbatasan Manusiawi

Manusia lahir ke muka bumi sebagai makhluk yang tidak sempurna.

Setiap manusia memiliki kelemahan dan kekurangan yang melekat di dalam

hakekat penciptaannya. Tidak ada seorang pun manusia yang berkesempatan

menjadi pemimpin dapat melepaskan diri dari kelemahan yang bersifat universal

dan kodrati. Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan keterbatasan dalam

merealisasikan kepemimpinannya. Keterbatasan-keterbatasan itu terdiri dari:

a. Keterbatasan Normatif/Spiritual

Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud jika seorang pemimpin

mampu menyesuaikan diri dengan berbagai norma yang berlaku di lingkungan

masyarakat, khususnya yang tumbuh dan berkembang di dalam organisasinya

sendiri. Penyesuaian diri itu berarti juga setiap pemimpin memiliki keterbatasan

normatif/spiritual dalam mewujudkan kepemimpinannya. Setiap perilakunya

dalam menjalankan kepemimpinan dituntut agar tidak menyimpang atau

(35)

b. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)

Keterbatasan ini dikarenakan kondisi fisik setiap orang berbeda-beda.

Energi fisik itu mengalami kondisi stabil dalam jangka waktu tertentu. Fisik

seorang pemimpin yang masih muda dan yang sudah tua jelas berbeda. Selain itu,

fisik manusia dapat letih, sakit, memerlukan istirahat dan tidur yang cukup.

Kondisi fisik yang seperti itu adalah gejala wajar dan bersifat manusiawi. Dengan

kata lain, secara manusiawi kondisi tubuh manusia sejak diciptakan telah dibekali

dengan berbagai kelemahan, yang membatasi kegiatan kepemimpinan. Kondisi

diri dan anggota kelompoknya sebagai manusia yang memiliki berbagai

kelemahan, harus mendapat perhatian dan diperhitungkan oleh setiap pemimpin

dan kesadaran bahwa keterbatasan fisik itu pasti datang, seharusnya memberikan

dorongan yang besar untuk berkarya semasa organ tubuh berada dalam kondisi

normal.

2. Keterbatasan Administratif

Keterbatasan ini bersumber dari dalam kelompok/organisasi sebagai

wadah kerja sama untuk mewujudkan kepentingan bersama yang disebut tujuan

organisasi. Keterbatasan ini berbentuk berkurangnya peluang untuk mewujudkan

kepemimpinan, karena berbagai kondisi organisasi yang demi kebersamaan tidak

boleh dan tidak dapat dilampaui. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan,

kehendak, gagasan, pendapat, rencana, kreativitas dari seorang pimpinan dapat

dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, kepemimpinan dibatasi oleh

(36)

mencapai tujuan bersama. Oleh karena kegiatan pengendalian itu disebut

administrasi, maka keterbatasan ini disebut juga keterbatasan administratif.

4. Hak-hak asasi manusia dalam kepemimpinan

Hak-hak asasi adalah kehendak untuk dilindungi dan dan diperlakukan

sesuai dengan harkat manusia, baik berdasarkan norma-norma yang dibuat oleh

manusia itu sendiri maupun sesuai dengan norma-norma dari Tuhan Yang Maha

Esa. Harkat manusia itu menyangkut tiga aspek antara lain:

a. Harkat individu sebagai suatu pribadi

Setiap individu sebagai pribadi memiliki hak asasi untuk hidup bebas,

merdeka, bukan sebagai individu yang terjajah, tertindas, diperbudak dan

sejenisnya. Dalam hal berorganisasi, setiap individu memiliki hak-hak yang

harus dihormati dan dilindungi. Sebagai seorang pemimpin, hendaknya harus

senantiasa dapat memahami dan mengerti akan hak -hak bawahannya

sehingga kepemimpinan dapat berjalan efektif.

b. Harkat Individu Sebagai Makhluk Sosial

Dalam hal ini, kita harus senantiasa saling menghormati dan menyayangi,

seperti dalam urusan keagamaan serta kebebasan berpikir dan mengeluarkan

pendapat. Selain itu, sebagai makhluk sosial yang aktif, mempunyai hak asasi

untuk bekerja dan memperoleh hasil dari pekerjaannya. Seseorang yang

bekerja memiliki hak asasi untuk memperoleh hasil berupa upah yang wajar

(37)

c. Harkat Sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa

Dalam hubungan ini, yang penting bagi perwujudan hak asasi berupa harkat

hidup sebagai makhluk yang mulia.

5. Jenis Pemimpin

Menurut Kartono (2008;9) ada 2 jenis pemimpin yaitu Pemimpin Formal

dan Pemimpin Informal. Pemimpin formal adalah orang yang oleh

organisasi/lembaga tertentu ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan

pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi,

dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya, untuk mencapai

sasaran organisasi. Sedangan pemimpin informal adalah orang yang tidak

mendapatkan pangkatan formal sebagai pemimpin, namun karena iamemiliki

sejumlah kualitas yang unggul, dia mencapai kedudukan sebagai orang yang

mampu mempengaruhi kondisi psikis dan perilaku suatu kelompok dan

masyarakat.

Pemimpin yang ada dalam Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

adalah pemimpin formal. Pemimpin tersebut antara lain Dekan, dan dibantu oleh

Pembantu Dekan I (Pimpinan Bagian Akademik), Pembantu Dekan II (Pimpinan

Bagian Keuangan dan Kepegawaian), Pembantu Dekan III (Pimpinan Bagian

Kemahasiswaan), Ketua dan Sekretaris Departemen

(Akuntansi,Manajemen,Ekonomi Pembangunan), Ketua dan Sekretaris Program

(38)

6. Peran serta Fungsi Pimpinan

Peran pimpinan terdiri dari :

a. Peran Antarpersonal

Semua pimpinan diharuskan melakukan tugas-tugas terkait seremonial dan

bersifat simbolis. Peran ini mencakup perekrutan, pelatihan, pemberian

motivasi, dan pendisiplinan pegawai. Pada Fakultas Ekonomi, peran

antarpersonal terlihat dari pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial

seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh gubernur dan

pejabat-pejabat Negara ataupun dosen-dosen dari dalam maupun luar negeri.

Pimpinan juga mempunyai tanggung jawab atas penggajian pegawai dan

latihan kerja seperti memberikan kesempatan kepada pegawai untuk

mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan keterampilan kerja.

Selain itu, pimpinan juga harus memotivasi dan meningkatkan semangat

kerja pegawai.

b. Peran Informasional

Dalam peran ini, pimpinan bertindak sebagai penyalur untuk meneruskan

informasi kepada pegawainya. Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara, pimpinan mempunyai kontak jaringan yang sangat luas, sehingga

memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber. Pimpinan

melaksanakan peran ini dengan cara memberikan informasi terkini kepada

pegawai mengenai pendidikan serta memberikan gambaran dan arahan

kepada pegawai mengenai hal–hal yang sebaiknya dilakukan. Dari

(39)

bertindak sebagai penerus informasi kepada bawahannya dalam rangka

perbaikan kinerja fakultas. Informasi tersebut diperoleh pimpinan dari

seminar-seminar ataupun pertemuan-pertemuan yang diadakan baik secara

nasional maupun internasional.

c. Peran Pengambilan Keputusan

Dalam peran ini, pimpinan melakukan tindakan korektif untuk

menyelesaikan masalah yang ada. Pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, pimpinan melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan

memantau seluruh unit kerja fakultas dan menyelesaikan masalah yang

terjadi pada unit (Bagian) kerja pada Fakultas. Pimpinan Fakultas Ekonomi

mengambil berbagai keputusan yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang

terjadi di lingkungan fakultas. Dalam pengambilan keputusan, seorang

pimpinan harus mempertimbangkan keputusan yang akan diambil secara

tepat.

Fungsi Pimpinan (Siagian,2003) terdiri dari:

a. Pimpinan sebagai penentu arah

Arah yang dimaksud terdapat dalam strategi dan taktik yang disusun serta

dijalankan oleh organisasi. Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai

perumus dan penentu strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

organisasi.

b. Pimpinan sebagai Wakil dan Juru Bicara Organisasi

Pada fungsi ini, pimpinan berperan sebagai wakil dan juru bicara organisasi

(40)

pihak luar dengan maksud agar pihak tersebut mempunyai pengertian yang

tepat tentang kehidupan organisasional. Pengertian yang tepat diharapkan

bermuara pada pemahaman dan pemberian dukungan yang diperlukan serta

memberikan kepercayaan kepada organisasi.

c. Pimpinan sebagai Komunikator yang Efektif

Pemeliharaan hubungan baik ke luar maupun ke dalam organisasi dilakukan

melalui proses komunikasi, baik secara lisan maupun secara tulisan. Interaksi

yang terjadi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama pejabat

pimpinan, dan antara sesama pegawai dapat terjalin dengan baik karena

adanya komunikasi yang efektif. Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat

berperan sebagai komunikator yang efektif. Hal ini diperlukan agar tidak

timbul perselisihan, perbedaan paham bahkan konflik antara pihak-pihak

yang saling berhubungan. Untuk menciptakan komunikasi yang efektif, maka

sebagai seorang pimpinan harus dapat menggunakan saluran komunikasi

yang tepat apakah saluran yang bersifat formal atau yang bersifat informal.

d. Pimpinan sebagai mediator

Dalam kehidupan organisasional, selalu ada situasi konflik yang harus diatasi,

baik dalam hubungan ke luar maupun di dalam organisasi. Konflik terbagi

menjadi dua yaitu konflik fungsional dan disfungsional. Konflik fungsional

merupakan konflik yang mendukung tercapainya pencapaian tujuan dan

meningkatkan prestasi kerja. Tetapi konflik ini juga harus diatasi sebab

apabila tidak dapat berubah akan menjadi konflik disfungsional. Konflik

(41)

prestasi kerja dan tidak mendukung tercapainya tujuan. Empat faktor

penyebab timbulnya situasi konflik dalam kehidupan organisasi, yaitu:

1. Komunikasi yang berlangsung dalam organisasi tidak efektif

2. Ketidakterbukaan terhadap satu sama lain

3. Ketidaksalingpercayaan antara satu orang dengan orang lain dalam

organisasi

4. Kelompok pimpinan tidak responsif terhadap kebutuhan dan aspirasi para

bawahannya

Pada fungsi ini, pimpinan harus dapat mengatasi konflik yang ada dalam

organisasi baik konflik fungsional maupun disfungsional. Cara yang dilakukan

pimpinan dalam mengatasi konflik adalah :

a. Kompetisi

Kompetisi diartikan sebagai usaha berlomba-lomba untuk memberikan yang

terbaik bagi organisasi. Cara ini digunakan untuk mengatasi konflik

fungsional. Dengan adanya kompetisi ini, maka diharapkan timbulnya

persaingan yang sehat antara individu dalam satu kelompok kerja dan dapat

mendorong pegawai untuk meningkatkan prestasi kerja, produktivitas, dan

inovasi.

b. Kompromi

Pimpinan dapat mengatasi konflik dengan cara kompromi. Pimpinan

mendiskusikan hal- hal yang menjadi penyebab konflik serta cara

mengatasinya, dan dalam cara kompromi ini diperlukan komunikasi yang

(42)

c. Pimpinan sebagai penggerak dan motivator

Sebagai penggerak dan motivator, maka pemimpin harus menjadikan semua

orang yang dipimpinnya memiliki semangat yang tinggi. Jiwa, pikiran, dan

semangat dari semua orang yang dipimpin menjadi hidup dan berkembang.

Para pegawai yang sebelumnya berputus asa, tidak percaya diri, dan bahkan

juga apatis terhadap nasib dan masa depannya, berubah menjadi percaya diri,

optimis, memiliki harapan dan percaya bahwa nasib mereka dapat berubah

menjadi lebih baik. Dalam menggerakkan dan memotivasi pegawai, seorang

pemimpin membutuhkan kemampuan berkomunikasi untuk menyampaikan ide

atau gagasannya. Selain itu, untuk menggerakkan dan memotivasi pegawai,

pemimpin juga harus memiliki visi dan misi yang jelas.

7. Kepribadian pimpinan

Sebagai seorang pimpinan, harus senantiasa memiliki kepribadian yang

baik, karena seorang pimpinan akan menjadi panutan bagi para bawahannya.

Aspek–aspek dari kepribadian pimpinan adalah :

a. Mencintai kebenaran dan beriman pada Tuhan Yang Maha Esa

Pemimpin yang mencintai kebenaran berarti selalu berpihak pada

obyektivitas, sehingga dalam mengambil keputusan selalu didasarkan pada

kepentingan kelompok/organisasi dan terarah pada pencapaian tujuan.

Kebenaran yang obyektif itu tidak saja disandarkan pada fakta yang bersifat

empiris, tetapi juga berdasarkan petunjuk dan norma – norma dari ajaran

(43)

b. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain

Sifat adil dan jujur akan menumbuhkan kepercayaan orang – orang yang

dipimpin pada pimpinannya. Saling mempercayai sangat penting dalam

hubungan manusiawi yang efektif, sehingga penting pula dalam proses

kepemimpinan. Pemimpin yang dipercaya dan mampu memimpin yang

dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang

menjadi percaya diri. Setiap pemimpin harus memiliki perasaan percaya diri

yang besar. Pemimpin tersebut harus yakin bahwa dirinya memiliki

kemampuan dalam mempengaruhi, mengarahkan, mengendalikan dan

membimbing orang yang dipimpinnya.

c. Mampu bekerja sama dengan orang lain

Pemimpin yang dipercaya, mempercayai orang lain dan percaya diri selalu

bersedia dan mampu memelihara kebersamaan. Dalam kebersamaan itu selalu

mampu menjalin kerja sama dengan setiap anggota kelompok/organisasinya.

Pemimpin harus berusaha menjadi orang yang dekat dengan anggota lainnya.

Kemampuan bekerja sama dan membina kerja sama antar anggota organisasi

sangat penting dalam mewujudkan kepemimpinan yang efektif.

d. Ahli di bidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan

(intelegensi) yang memadai

Seorang pemimpin harus mengetahui tentang seluk beluk bidang yang

dijelajahi. Perkataan mengetahui berarti pemimpin perlu memiliki

keterampilan dan bahkan keahlian di bidang yang dikelola organisasinya.

(44)

pemimpin akan memiliki wawasan yang cukup luas dalam menghadapi

berbagai masalah.

e. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk

serta terbuka pada kritik orang lain

Pemimpin merupakan tokoh utama di dalam organisasinya. Pemimpin

menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua anggotanya, baik dalam

menghadapi masalah–masalah organisasi maupun masalah–masalah pribadi.

Untuk itu, setiap pemimpin harus menampilkan kepribadian senang bergaul,

ramah tamah dan suka menolong, sebagai prasyarat untuk dapat mewujudkan

hubungan manusiawi yang efektif.

f. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang

tinggi,kreatif, dan penuh inisiatif

Seorang pemimpin menempati posisi utama di lingkungan organisasi, yang

sangat besar pengaruhnya pada kemajuan dan perkembangannya sebagai satu

kesatuan. Pemimpin merupakan tumpuan harapan dalam menciptakan

kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi perseorangan

maupun dalam kebersamaan, sebagai pelaksanaan tugas–tugas pokok

kelompok/organisasinya. Harapan–harapan itu hanya mungkin dipenuhi

bilamana pemimpin merupakan orang yang kreatif dan penuh inisiatif, yang

selalu aktif untuk berkarya sebagai wujud dari semangat untuk maju. Hasrat

dan kemauan untuk maju yang akan menjadikan pemimpin sebagai orang

yang tidak takut menghadapi hambatan, risiko, masalah dan kesulitan.

(45)

selalu kreatif dan penuh inisiatif semata–mata untuk kemajuan dan

perkembangan kelompok/organisasi, atas dasar kepentingan bersama.

g. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan

bijaksana

Pemimpin harus bertanggung jawab pada keputusan yang ditetapkan dan

diperintahkan pelaksanaannya pada anggota kelompok/organisasi. Tanggung

jawab itu tidak saja terhadap pengambilan keputusan yang dilakukan dalam

waktu yang relatif cukup lama, tetapi juga mengenai keputusan–keputusan

yang mendesak. Selain itu, seorang pemimpin harus disiplin dan disiplin yang

terbaik adalah yang didasari oleh kesadaran dari diri sendiri atau tidak

dipaksakan.

8. Syarat–syarat Pimpinan yang Ideal

Aspek–aspek kepribadian yang disebutkan di atas, apabila sudah terpenuhi

dengan baik maka layaklah pimpinan tersebut dikatakan pimpinan yang ideal.

Selain itu, menurut Siagian (2003;74), seorang pimpinan dapat dikatakan ideal

apabila telah memenuhi syarat – syarat berikut ini :

a. Memiliki pendidikan umum yang luas.

b. Kemampuan berkembang secara mental.

c. Memiliki sifat ingin tahu.

d. Memiliki kemampuan analistis.

e. Memiliki daya ingat yang kuat.

f. Percaya diri.

(46)

h. Mempunyai naluri untuk prioritas.

i. Memiliki stamina atau daya kerja dan antuasiasisme yang besar.

j. Berani mengambil keputusan.

k. Memiliki sikap tegas atau kemampuan dalam mengambil keputusan dan

memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.

Sebagai seorang pimpinan, sangatlah penting untuk menganalisa diri

sendiri. Hal ini dilakukan untuk mengetahui syarat–syarat kepemimpinan yang

dimilkinya dan syarat–syarat apa yang masih perlu dikembangkan melalui

pendidikan, baik formal maupun informal.

9. Tugas dan tanggung jawab pimpinan

Menurut Pancasila, seorang pimpinan haruslah bersikap sebagai pengasuh

yang mendorong, menuntun dan membimbing.

Beberapa asas utama dari kepemimpinan adalah sebagai berikut:

a) Ingarso Sungtulodo yaitu dimuka harus memberi tauladan, bahwa seorang

pimpinan haruslah melalui sikap dan perbuatannya menjadikan dirinya pola

anutan dan ikutan bagi orang yang dipimpinnya.

b) Ingmadyo mangunkarso yaitu ditengan membanguin prakarsa, bahwa seorang

pimpinan harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi

pada orang–orang yang dibimbingnya.

c) Tutwuri Handayani yaitu mengikuti dari belakang dengan berwibawa, bahwa

seorang pimpinan harus mendorong orang–orang yang dipimpinnya agar

(47)

Tugas – Tugas Kepemimpinan (Malayu,2000) :

1. Memulai (Iniating)

Usaha agar kelompok memulai kegiatan atau gerakan tertentu. Misalnya,

mengajukan masalah kepada kelompok dan mengajak para anggota kelompok

mulai memikirkan dan mencari jalan pemecahannya.

2. Mengatur (Regulating)

Tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok agar tidak

menyimpang dari tujuan yang ditetapkan.

3. Memberitahu (Informating)

Kegiatan memberikan informasi, data, fakta, pendapat karena para anggota

memberi informasi tersebit untuk kepentingan organisasi.

4. Mendukung (Supporting)

Usaha untuk menerima gagasan, pendapat, usul, dan menyempurnakannya

dengan menambah atau menguranginya untuk digunakan dalam rangka

penyelesaian tugas bersama.

5. Menilai (Valuating)

Tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil

dengan menunjukkan konsekuensi dan untung ruginya.

6. Mengumpulkan (Summarizing)

Kegiatan untuk mengumpulkan dan merumuskan gagasan, pendapat dan usul

(48)

7. Mendorong (Encouraging)

Bersikap hangat, bersahabat dapat memberikan dorongan kepada bawahan

sebagai motivasi kerja dan dapat menerima orang – orang.

8. Mengungkapkan perasaan (Expression Feeling)

Tindakan yang menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan

kelompok.

9. Mendamaikan (Harmonizing)

Tindakan mempertemukan dan mendamaikan pendapat–pendapat yang

berbeda di dalam organisasi tersebut.

10. Mengalah (Comproming)

Kemampuan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dan perasaan

sendiri dengan pendapat dan perasaan orang yang dipimpinnya.

11. Memperlancar (Gate Keeping)

Kesediaan membantu, mempermudah, keikutsertaan para anggota dalam

kelompok.

Tanggung Jawab Pimpinan

1. Menunjukkan tujuan pelaksanaan kerja yang realitas, dalam arti kuantitas,

kualitas, keamanan.

2. Melengkapi para karyawan dengan sumber–sumber dana yang diperlukan

untuk menjalankan tugasnya.

3. Memberikan kompensasi yang sepadan untuk mendorong prestasi.

4. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan dan mengundang partisipasi

(49)

5. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif.

6. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya.

7. Menunjukkan perhatian kepada karyawan.

Uraian diatas menunjukkan betapa pentingnya perhatian seorang pimpinan

kepada para pegawai.

Tugas dan Wewenang Dekan pada Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Mengkoordinir dan membawahi Pembantu Dekan dalam masalah kegiatan

dan kinerja pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Menjadi dewan pengukuhan wisuda mahasiswa program diploma,sarjana

dan pascasarjana.

4. Menjadi pimpinan rapat, baik itu rapat pegawai maupun rapat dosen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Mengatasnamakan fakultas dalam kegiatan seminar, baik itu seminar yang

berhubungan universitas maupun diluar universitas.

6. Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, baik itu pemerintah,

perusahaan lain, maupun dengan instansi pendidikan lainnya.

7. Menandatangani transkrip nilai dan ijasah mahasiswa

8. Menandatangani surat masuk dan surat keluar.

9. Menandatangani surat yang berhubungan dengan fakultas ekonomi baik

(50)

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan I pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Akademik.

2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang akademik dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian akademik pada Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Mengeluarkan SK mengajar dosen serta menandatanganinya.

5. Menandatangani surat pemberitahuan ujian mahasiswa (UTS/UAS)

6. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan pendidikan.

7. Menandatangani legalisasi mahasiswa/alumni baik ijasah maupun

transkrip nilai.

8. Menandatangani laporan kerja sub bagian Akademik.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan II pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kepegawaian.

2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang kepegawaian dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian kepegawaian pada Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Menandatangani surat-surat yang berhubungan dengan kepegawaian,

misalnya cuti pegawai, mutasi pegawai, pengadaan dan pengangkatan

(51)

5. Menandatangani surat-surat yang berhubungan keuangan misalnya gaji,

lembur dan honor pegawai maupun dosen.

6. Memproses SK jabatan structural dan fungsional.

7. Memproses pelanggaran disiplin pegawai.

Tugas/tanggung jawab Pembantu Dekan III pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, Medan antara lain:

1. Memimpin/menjadi pimpinan Fakultas Ekonomi bagian Kemahasiswaan.

2. Mengkoordinir dan mengawasi pegawai bidang Kemahasiswaan dalam

pelaksanaan kinerja masing-masing.

3. Mempertanggungjawabkan kinerja bagian Kemahasiswaan pada Dekan

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan

4. Menandatangani surat-surat yang berkaitan dengan kemahasiswaan.

5. Menandatangani surat keterangan mahasiswa.

6. Menandatangani surat keterangan beasiswa.

7. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan keagamaan seperti

Natal, Idul Adha, dan kegiatan lainnya.

8. Menandatangani proposal atau persetujuan kegiatan kemahasiswaan

seperti OSPEK, HMJ, dan lain-lain.

Dalam menjalankan/melaksanakan tugas dan wewenangnya, pimpinan

pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah melaksanakan tugasnya

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari peran dan fungsi sebagai seorang pemimpin

yang telah dilaksanakan seperti pemberian motivasi pada pegawai, pelatihan,

(52)

organisasi, serta mengambil keputusan-keputusan baik keputusan jangka pendek

maupun jangka panjang dan dalam pengambilan keputusan, pimpinan

memberikan kebebasan kepada para bawahannya untuk mendiskusikan segala

sesuatu yang menyangkut pekerjaan kepadanya. Dengan adanya keterlibatan

pegawai dalam pengambilan keputusan, diharapkan terwujud keharmonisan dan

komunikasi yang baik antara pimpinan dengan pegawai dan tentunya akan

berpengaruh terhadap disiplin kerja pegawai.

Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah

menetapkan rencana, arah, strategi, dan menempatkan para pegawai sesuai dengan

kemampuannya masing-masing (The right man in the right place). Hal ini terlihat

dari struktur organisasi yang ada pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara. Pimpinan juga telah berhasil menjadi penggerak bagi pegawai agar

pegawai senantiasa tetap memiliki motivasi yang tinggi. Selain itu, pimpinan juga

berhasil menjadi mediator, Hal ini terbukti dari kemampuan pimpinan dalam

menyelesaikan konflik yang ada dalam organisasi sehingga tujuan organisasi

dapat tercapai.

B. Kedisiplinan

1. Defenisi Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seorang menaati semua

peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang yang berlaku. Kesadaran

merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan

(53)

laku dan perbuatan seseorang sesuai dengan peraturan organisasi baik yang

tertulis maupun tidak.

2. Pentingnya kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi operatif di dalam suatu organisasi yang sangat

berperan penting, Hal ini disebabkan, karena semakin baik disiplin pegawai,

semakin tinggi pula prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang

baik, sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai hasil yang optimal.

Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi, karena tanpa

dukungan disiplin pegawai yang baik, maka organisasi sulit untuk mencapai

tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai tujuan.

3. Indikator – indikator Kedisiplinan

Pada dasarnya banyak indikator–indikator yang mempengaruhi tingkat

kedisiplinan pegawai suatu organisasi (Fathoni,2006), diantaranya adalah:

a. Tujuan dan kemampuan

Kedisiplinan harus dapat menunjang tujuan organisasi. Selain harus dapat

menunjang tujuan organisasi, maka kedisiplinan yang hendak ditegakkan

haruslah sesuai dengan kemampuan dari para pegawai. Sebagai seorang

pemimpin, tidak boleh memerintah para pegawai untuk melakukan hal yang

sulit dilakukan apalagi hal tersebut disertai dengan ancaman, karena ini akan

(54)

b. Teladan pimpinan

Teladan pimpinan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam

menegakkan kedisiplinan, sebab pimpinan merupakan panutan bagi para

pegawai.

c. Balas jasa

Balas jasa merupakan wujud kesejahteraan yang diberikan dari suatu

organisasi. Balas jasa berupa upah dan gaji. Apabila organisasi ingin

meningkatkan kedisiplinan, maka kesejahteraan pegawai juga perlu

diperhatikan karena kedisiplinan dan kesejahteraan mempunyai hubungan

yang sangat erat. Apabila organisasi memaksakan kedisiplinan yang tinggi

tanpa peningkatan kesejahteraan, maka kemungkinan hal ini dapat

dilaksanakan hanya untuk jangka pendek.

d. Keadilan

Keadilan merupakan suatu sikap yang tidak membeda-bedakan ataupun tidak

memihak.

e. Waskat (Pengawasan melekat)

Adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan

pegawai, karena dengan waskat ini, pimpinan harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja dan prestasi kerja

bawahannya, hal ini berarti bahwa pimpinan harus selalu ada/hadir di tempat

pekerjannya, agar pimpinan dapat mengawasi dan memberukan petunjuk jika

ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan

(55)

atasan dengan bawahan dalam mencapai tujuan perusahaan, pegawai dan

masyarakat.

f. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman diberikan kepada pegawai yang melanggar peraturan

organisasi. Sanksi hukuman bertujuan untuk mendidik pegawai agar mereka

bertingkah laku sesuai dengan peraturan.

g. Ketegasan

Ketegasan perlu dijaga dalam pelaksanaan kedisiplinan. Seorang pimpinan

harus dapat bertindak tegas kepada pegawai yang melanggar peraturan,

sehingga pegawai tersebut tidak berani lagi untuk mengulangi apa yang telah

dilakukannya.

h. Hubungan kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan ini merupakan kepedulian terhadap sesama,

misalnya, sifat tolong-menolong dalam organisasi seperti memberikan

sumbangan kepada keluarga yang sakit atau mengalami musibah, sehingga

dengan adanya hubungan kemanusiaan ini para pegawai merasa dihargai dan

tentunya akan meningkatkan semangat kerja. Semangat kerja yang tinggi

akan meningkatkan kedisiplinan pegawai.

4. Cara/Teknik Pimpinan Dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai

Untuk memotivasi bawahan agar bekerja sesuai dengan harapan, pimpinan

harus mempunyai kemauan dalam memotivasi bawahannya yang disebut dengan

(56)

Usaha–usaha yang mungkin dilakukan pimpinan dalam memotivasi

bawahan agar kedisiplinannya meningkat, dapat dilakukan seperti di bawah ini:

a. Teknik Pengayaan Pekerjaan

Pimpinan dapat merangsang kepuasan pekerjaan bawahan dengan cara

mengubah karakteristik pekerjaan menjadi tugas–tugas yang lebih menarik

dengan cara menyediakan tugas–tugas dalam pekerjaan yang lebih bervariasi,

lebih menuntut tanggung jawab dan memungkinkan memberikan umpan balik

secara jelas dari prestasi yang telah diperoleh bawahan. Teknik ini digunakan

untuk mengatasi faktor penyebab lemahnya produktivitas kerja yang disebabkan

kebosanan pegawai karena selalu mengerjakan tugas tertentu secara rutin.

b. Spesialisasi Pekerjaan

Menciptakan produktivitas kerja juga dapat dilkukan dengan cara

menetapkan spesialis-spesialis pekerjaan, dengan ini spesialisasi akan

meningkatkan produktivitas kerja serta menetapkan disiplin kerja.

c. Teknik Penambahan Pekerjaan

Penambahan pekerjaan merupakan teknik untuk meningkatkan disiplin

kerja, dimana dengan menambah tugas yang sama juga menyediakn kemungkinan

diperluasnya tanggung jawab bagi bawahan tertentu terhadap tugas yang sama.

d. Rotasi pekerjaan

Melalui rotasi pekerjaan memungkinkan pemberian kesempatan sejumlah

pegawai untuk mengalami berbagai macam variasi tanggung jawab dan

(57)

e. Keluwesan Waktu

Keluwesan waktu merupakan penjadwalan waktu personil yang mana

masing–masing pegawai diberi kebebasan dan tanggung jawab untuk menetapkan

waktu kerja mereka.

Cara yang dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara adalah spesialisasi pekerjaan dan rotasi pekerjaan. Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, spesialisasi pekerjaan dilakukan dengan cara

mengelompokkan pegawai ke dalam bagian atau sub bagiannya masing-masing

(Job Description) dan disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh

pegawai. Job description pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

terdiri dari:

1. Bagian Tata Usaha

2. Sub Bagian Akademik

3. Sub Bagian Umum dan Keuangan

4. Sub Bagian Kepegawaian

5. Sub Bagian Kemahasiswaan dan Alumni

6. Sub Bagian Perlengkapan

Setiap pegawai pada bagian ataupun sub bagian tersebut mempunyai

tugasnya masing-masing, dan diharapkan dengan adanya spesialisasi pekerjaan,

pegawai dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat sehingga

kedisiplinan pegawai dapat meningkat dan tujuan organisasi tercapai.

Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, rotasi pekerjaan

(58)

berbagai macam variasi tanggung jawab dan menentukan kualifikasi pekerjaan.

Misalnya, pegawai pada bagian parkir dirotasi ke bagian piket, pegawai pada

bagian pendidikan dirotasi ke bagian perlengkapan dan lain sebagainya. Rotasi

pekerjaan ini diharapkan dapat memotivasi para pegawai, sehingga dengan adanya

motivasi maka semangat kerja pegawai menjadi tinggi dan disiplin kerja pegawai

juga dapat meningkat.

C. Peranan Pimpinan dalam Meningkatkan Disiplin Kerja Pegawai Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.

Pimpinan dalam suatu organisasi memegang peranan yang sangat penting.

Pimpinan merupakan seseorang yang menjadi panutan bagi para pegawainya.

Begitu juga, dengan pimpinan yang ada di Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

adalah Dekan dan dibantu oleh Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II dan III.

Pimpinan pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara ini mempunyai

tugas dan tanggung jawabnya masing–masing. Pimpinan juga sangat berpengaruh

terhadap disiplin kerja para pegawainya. Pimpinan bersikap sebagai pengasuh

yang mendorong, menuntun dan membimbing. Dengan adanya dorongan dan

bimbingan dari pemimpin, maka diharapkan pegawai menjadi termotivasi, dan

dengan motivasi tersebut maka semangat kerja pegawai meningkat dan akan

membuat disiplin kerja pegawai juga semakin tinggi.

Setiap pimpinan pasti ingin agar segala kehendaknya dipatuhi oleh para

(59)

berarti pimpinan tersebut bersikap otoriter terhadap pegawainya. Pimpinan harus

dapat mengarahkan dan membimbing pegawainya dengan cara yang lembut, dan

mencoba memahami berbagai tingkah laku para pegawainya. Namun, bukan

berarti pimpinan tersebut bersifat lemah terhadap bawahannya. Pimpinan yang

lemah bukan hanya akan melemahkan jalannya organisasi, tetapi juga akan

kehilangan rasa hormat dari bawahannya.

Dalam hal meningkatkan disiplin kerja,sudah banyak usaha yang

dilakukan pimpinan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, salah satunya

yaitu dengan cara mengeluarkan tata tertib dan peraturan-peraturan yang akan

menjadi rambu-rambu yang harus dipatuhi pegawai pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

Tata tertib dan peraturan pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara, Medan antara lain:

1. Jam kerja pegawai

a Pada hari Senin sampai dengan Kamis, pegawai masuk kerja pada pukul

08.00 WIB, istirahat 12.00-13.00 WIB dan pulang pukul 14.00 WIB.

Untuk jadwal Ekstensi , pegawai masuk pukul 17.00 WIB- 21.00 WIB.

b Pada hari Jumat, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB, dan

pulang pada pukul 11.00 WIB. Untuk jadwal Ekstensi, pegawai masuk

pukul 17.00 WIB- 20.00 WIB.

c Pada hari Sabtu, pegawai masuk kerja pada pukul 08.00 WIB dan pulang

Gambar

Tabel 1.1.
Gambar 1.1 Bagan  Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas
Tabel 1.1 Tingkat Absensi Para Pegawai di Fakultas Ekonomi

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Penghitung volume bahan bakar sepeda motor secara otomatis merupakan suatu otomatisasi yang diterapkan pada alat transportasi darat yaitu sepeda motor guna

Lampiran 5: Gambar Spektrum MS Senyawa Germakren-d dari Minyak Atsiri Daun Pinus yang diperoleh Menggunakan Alat Stahl. Keterangan

Iluminansi merupakan jumlah cahaya yang datang pada bidang kerja dan diperoleh dari pengukuran dengan menggunakan lux meter pada gudang bahan baku, bagian

Berdasarkan tujuan, penelitian kesehatan dapat dibagi menjadi penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian analitik (prospektif dan retrospektif) dan

Telah dilaporkan suatu kasus stenosis vestibulum nasi kanan pada seorang anak perempuan usia 7 tahun yang disebabkan karena trauma hidung, dan dilakukan tindakan pembebasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di Klinik bersalin Hj.. Penelitian dilakukan pada

Dari hasil yang telah dilakukan dengan memvariasikan jumlah air pengencer yang ditambahkan pada sampel, diperoleh bahwa jumlah air pengencer yang sesuai dengan standart

Pebedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pengaruh pendidikan kesehatan tentang kanker payudara terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada wanita